Banyak perusahaan kesulitan mencatat penyusutan aset tetap secara akurat, sehingga nilai aset dan saldo rekening bisa salah. Kesalahan ini berisiko menimbulkan laporan keuangan yang tidak tepat.
Ketidakakuratan perhitungan jurnal penyusutan membuat perusahaan kehilangan peluang memanfaatkan nilai sisa aset secara optimal. Selain itu, koreksi manual di akhir periode sering memakan waktu dan rentan human error.
Dengan menggunakan software akuntansi, perusahaan dapat mengotomatisasi perhitungan dan pencatatan jurnal penyusutan. Hasilnya, transaksi tercatat secara tepat, risiko kesalahan berkurang, dan sisa nilai aset dapat dimanfaatkan maksimal.
Baca juga: Akumulasi Penyusutan, Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Perusahaan
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Mengenal Jurnal Penyusutan Aset Tetap
Jurnal penyusutan (depreciation) adalah proses pencatatan yang perusahaan gunakan untuk menentukan umur atau nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan pada akhir tahun buku. Jurnal ini akuntan buat agar perusahaan dapat mengalokasikan pengeluaran dan memanfaatkan nilai sisa aset/peralatan yang perusahaan peroleh selama masa manfaatnya.
Aset berwujud yang mengalami penurunan nilai adalah unit fisik seperti bangunan, kendaraan, peralatan mesin. Selain itu, penurunan harga aset tetap hanya merupakan aset tetap yang terdiri dari bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain, tidak termasuk tanah.
Namun, ada satu aset tetap yang tidak berkurang nilainya, melainkan bertambah nilainya, yaitu tanah. Real estate berupa nilai tanah semakin lama semakin meningkat. Nilai aset tetap menurun seiring dengan penggunaan aset tetap tersebut, sehingga dalam akuntansi Anda dapat menyebutkan sebagai penyusutan aset tetap.
Ketika pengakuan pada awal periode, aset tetap harus perusahaan catat sebesar biaya perolehan, yang meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
- Harga pembelian termasuk pajak penjualan Anda kurangi dengan diskon pembelian dan rabat.
- Biaya tambahan, seperti biaya pengangkutan barang dari lokasi asal ke tempat tujuan.
- Perkirakan biaya awal pembongkaran dan perakitan peralatan hingga beroperasi.
- Saat Anda membeli tanah dan bangunan, setiap harga harus Anda masukkan secara terpisah.
5 Metode dalam Penyusutan Aset Tetap
Cara penggunaan aset mempengaruhi tingkat penyusutan aset, untuk menyesuaikan dengan situasi ini, biasanya harus menggunakan metode penyusutan yang paling tepat. Berikut ini adalah berbagai metode penyusutan aset tetap saat menghitung nilai penyusutan aset yang dimiliki:
Straight line method
Metode penyusutan garis lurus atau straight-line method of depreciation adalah metode penghitungan jurnal penyusutan yang akuntan lakukan setiap tahun dengan karakteristik nilai biaya penyusutan yang sama. Nilai yang dapat akuntan susutkan ini tidak dapat berubah hingga akhir masa manfaat aset.
Secara sederhana penyusutan adalah penyerapan biaya pengeluaran yang secara teratur perusahaan keluarkan selama penggunaan atau pengoperasiannya. Perseroan atau perusahaan menggunakan perhitungan penyusutan untuk aset yang memiliki karakteristik fisik. Penentuan nilai aset tidak berwujud dapat Anda lakukan dengan menghitung penyusutan.
Selain depresiasi, amortisasi dapat perusahaan gunakan, misalnya untuk menghitung nilai depresiasi hak paten atau perangkat lunak. Keduanya perusahaan gunakan untuk mendepresiasi aset dalam jangka waktu yang lama, tidak hanya selama proses pembelian.
Artinya, perusahaan dapat memperpanjang kekayaannya dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari aset tanpa harus mengurangi total biaya laba bersih perusahaan.
Penyusutan garis lurus dapat Anda hitung dengan membagi nilai sisa yang perusahaan peroleh dengan taksiran masa manfaat aset. Untuk menghitungnya memerlukan tiga komponen yaitu harga beli, nilai sisa dan masa manfaat barang. Berikut ini rumusnya:
Metode garis lurus = (Harga perolehan – Nilai Residu) : Usia Ekonomis Aset
Double declining balance method
Metode penyusutan double declining balance method atau saldo menurun ganda adalah suatu metode penyusutan aset atau aset tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun tersebut. Contoh penyusutan fiskal dapat perusahaan ketahui melalui persentase ganda dari jumlah atau metode langsung.
Sum of the year digit method
Sum of the year digit method atau metode jumlah angka tahun adalah salah satu cara untuk menghitung nilai penyusutan (depresiasi) aset tetap (fixed assets) perusahaan. Dalam metode ini nilai penyusutan akan perusahaan hitung dengan cara mengalikan bagian pengurang dengan harga perolehan dikurangi nilai sisa. Bagian pengurangan ini setiap tahunnya selalu menurun, dan cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
Pembilang: bobot untuk tahun yang bersangkutan
Penyebut: jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva tetap atau jumlah angka bobot
Services hour method
Services hour method berfungsi untuk menentukan kapan aset tetap perusahaan akan digunakan, dalam hal ini penyusutan ditentukan berdasarkan jam pemakaian. Cara ini sering perusahaan tujukan untuk aset yang bisa rusak jika digunakan penuh pada siang hari, dan aset ini juga lebih terfokus pada kendaraan yang perusahaan hitung bulanan atau tahunan. Rumus yang dapat Anda gunakan untuk menghitung services hour method adalah sebagai berikut:
Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu : Perkiraan Service Hour
Productive output method
Productive output method disebut juga sebagai metode satuan produksi. Hasil perhitungan penggunaan satuan produksi memberikan pengaruh penghitungan jurnal penyusutan variabel, sehingga nantinya perusahaan dapat menghitung penyusutan masing-masing unit produk. Anda dapat menghitungnya menggunakan rumus berikut:
Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu : Taksiran Hasil Unit Produksi
Faktor yang Mempengaruhi Adanya Biaya Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Dalam perhitungan akumulasi penyusutan ada banyak komponen akan perusahaan ketahui. Salah satunya beban penyusutan. Beban penyusutan ini akan muncul di dalam jurnal akumulasi penyusutan beban, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Acquisition cost
Acquisition cost atau harga perolehan adalah nilai yang perusahaan keluarkan ketika membeli aset. Nilai ini terjadi ketika Anda membeli konten, baik Anda membeli baru atau bekas. Oleh karena itu, pembelian akan selalu diperhitungkan sebagai harga pembelian. Pada dasarnya harga perolehan merupakan komponen atau faktor utama yang perusahaan butuhkan untuk menghitung nilai depresiasi.
Salvage value
Salvage value dikenal juga sebagai nilai residual. Nilai residual adalah nilai tunai aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Nilai ini memiliki nilai perkiraan di mana perusahaan dapat memutuskan untuk menjual aset tersebut. Dengan nilai ini perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena perusahaan dapat memperoleh nilai sisa akurat dari aset yang telah perusahaan depresiasi.
Economical lifetime
Economical life time atau umur ekonomis adalah faktor yang terakhir. Estimasi umur terjadi sebagai akibat penggunaan aset tersebut. Pada umumnya umur ini juga digunakan dalam satuan tahun, kilometer, dan lain-lain, tergantung keputusan manajemen perusahaan. Biasanya aset tetap dapat perusahaan gunakan walau umur ekonomisnya sudah habis.
Baca juga: 4 Tips Manajemen Aset Paling Efektif untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis
Contoh dari Jurnal Penyusutan Aset Tetap
Kita telah membahas mengenai pengertian jurnal penyusutan aset tetap. Pada bagian ini kita akan membahas mengenai contoh jurnal penyusutan aset tetap. Untuk dapat memaksimalkan pemahaman Anda, Anda dapat membuat jurnal tersebut dengan mengikuti contoh di bawah ini:
Metode garis lurus
PT Abadi Jaya memiliki kendaraan, mereka membeli kendaraan tersebut pada tanggal 10 Februari 2020 seharga 100 juta rupiah. Perkiraan umur dari aset kendaraan ini ternyata 4 tahun dengan nilai sisanya yang sebanyak 20 juta rupiah Berikut cara perhitungan untuk mengetahui nilai penyusutan dan jurnal penyusutannya:
Beban Penyusutan = (Rp 100.000.000 – Rp 20.000.000) : 4 Tahun
Beban Penyusutan = Rp 20.000.000
Jurnal Penyusutan Tahunan:
31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 20.000.000
31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 20.000.000
Jurnal Penyusutan Bulanan:
Bila kita menggunakan contoh kasus diatas, maka untuk setiap bulannya perhitungan biaya penyusutannya adalah 20 juta rupiah dibagi 12 bulan, jadi hasilnya adalah Rp 1.666.666, cara mencatat jurnal penyusutannya adalah sebagai berikut:
31/02/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 1.666.666
31/02/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 1.666.666
Metode jam jasa
PT Jaya Abadi membeli kendaraan pada tanggal 05 Januari 2020 senilai Rp100.000.000 dengan nilai sisa sebanyak Rp500.000.000, dan kendaraan tersebut memiliki waktu maksimal selama 50 ribu jam. Berikut cara menghitungnya dengan menggunakan metode jam jasa adalah sebagai berikut:
Biaya Depresiasi = (Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000) : 50.000 jam
Biaya Depresiasi = Rp 1.000 per jam
Jadi bila di tahun pertama kendaraan tersebut digunakan selama 15 ribu jam, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
15.000 jam × Rp 1.000 = Rp 15.000.000
Jurnal Penyusutan Tahunan:
31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp15.000.000
31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 15.000.000
Jurnal Penyusutan Bulanan:
Pada setiap bulannya, maka perhitungan biaya penyusutan bisa dihitung dengan Rp15.000.000 juta dibagi 12 bulan, jadi hasilnya adalah Rp1.200.000 dengan pencatatan jurnal penyusutan sebagai berikut:
31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 1.250.000
31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 1.250.000
Metode hasil unit
PT Selalu Maju membeli mesin produksi sebesar Rp 100.000.000, dengan nilai sisa sebesar Rp 50.000.000. Menurut keputusan manajemen, mesin ini mampu menghasilkan produk hingga 50.000 selama umur penggunaan.
Perhitungan:
Beban Penyusutan = (Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000) / 50.000 unit
Beban Penyusutan = Rp 1.000 per unit
Jika tahun pertama perusahaan telah memproduksi sebanyak 10.000 unit, maka perhitungan akumulasi penyusutannya:
Berdasar Perhitungan tersebut memiliki akumulasi beban penyusutan sebesar Rp1.200, dengan tahun produksi pertama sebesar 15.000 unit. Sehingga perhitungannya yaitu:
10.000 unit × Rp 1.000 = Rp 10.000.000
Jurnal penyusutan tahunan berdasarkan metode hasil unit adalah:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan peralatan Rp 10.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 10.000.000
Sedangkan cara membuat jurnal penyusutan peralatan atau aktiva tetap per bulan adalah (dibagi 12):
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan peralatan Rp 833.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 833.000
Mengapa Penyusutan Aset Tetap Wajib Diperhitungkan
Depresiasi merupakan isu penting bagi perekonomian Indonesia. Depresiasi sendiri merupakan pengurangan nilai suatu aset yang selalu bermanfaat. Menghitung penyusutan merupakan salah satu hal yang wajib dan tidak boleh diabaikan oleh para akuntan yang menyusun laporan keuangan. Penggunaan laporan keuangan penyusutan penting untuk menghitung laba perusahaan. Dengan cara ini bisa menjadi salah satu proses untuk mendapatkan informasi kemenangan.
Dalam akuntansi, membeli aset lebih dari sekedar melihat keuntungan. Namun, biaya historis aset dan kegunaannya juga harus dimasukkan dalam penyusutan. Perhitungan ini didasarkan pada hak kerja dan kepemilikan properti. Bisnis akan kehilangan uang jika aset yang mereka beli tidak dapat menghasilkan produktivitas. Dengan cara ini, pentingnya penyusutan adalah untuk meminimalkan kerugian.
Pada bagian terakhir, penting untuk mengetahui biaya penyusutan untuk setiap periode. Ketika biaya penyusutan membentuk modal cadangan untuk membeli aset baru karena aset lama tidak dapat digunakan lagi.
Anda bisa menemukan artikel lain yang membahas akumulasi penyusutan untuk memperdalam pemahaman mengenai konsep dan penerapannya dalam laporan keuangan.
Optimalkan Perhitungan Jurnal Penyusutan Aset dengan Siste, Akuntansi HashMicro
Sistem akuntansi HashMicro memungkinkan perusahaan melakukan perhitungan penyusutan aset tetap secara tepat dan konsisten. Sistem ini mencatat nilai sisa aset secara akurat, sehingga meminimalkan risiko kesalahan manual.
HashMicro menyusun pencatatan jurnal penyusutan secara terstruktur dan transparan, memudahkan audit serta penyusunan laporan keuangan yang valid. Dengan informasi yang lengkap dan dapat ditelusuri, akuntan dapat membuat keputusan finansial yang lebih cepat dan tepat.
Fitur unggulan:
- Invoices Overview: Menyediakan ringkasan faktur yang rapi, membantu memverifikasi transaksi terkait aset dan biaya penyusutan.
- Bank & Cash Balance: Memastikan rekonsiliasi kas dan bank konsisten dengan perhitungan penyusutan dan pengeluaran terkait aset.
- Bills Overview: Mengelola tagihan masuk dan keluar, mendukung pencatatan biaya penyusutan dan depresiasi secara tepat.
- Profit & Loss Analysis: Menyajikan laporan laba rugi berdasarkan data penyusutan, memungkinkan analisis dampak aset terhadap kinerja keuangan.
- Total Asset Calculation: Menghitung total aset perusahaan secara otomatis, sehingga akuntan dapat menilai nilai buku dan sisa nilai aset untuk perhitungan depresiasi.
Jadwalkan demo gratis sekarang untuk melihat secara langsung bagaimana sistem ini meningkatkan akurasi dan efisiensi perhitungan jurnal penyusutan. HashMicro membantu perusahaan menjaga kepatuhan standar akuntansi sekaligus meningkatkan produktivitas operasional.
Kesimpulan
Menghitung nilai penyusutan sangat penting karena berkaitan langsung dengan nilai aset dan akurasi laporan keuangan. Kesalahan perhitungan dapat berdampak signifikan pada bisnis, termasuk perpajakan.
Sistem akuntansi HashMicro membantu perusahaan besar menghitung estimasi nilai aset beserta biaya penyusutan atau amortisasi secara efektif. Selain itu, sistem ini juga terintegrasi dengan software manajemen aset, memudahkan pengelolaan aset perusahaan secara menyeluruh.
Segera dapatkan skema perhitungan harga dan jadwalkan demo gratis bagi usaha Anda, sekarang! Permudah laporan keuangan!