Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Lihat Artikel Lainnya

Daftar Isi:

    Chapter Berikutnya:

      Akumulasi Penyusutan, Hal Penting yang Harus Diperhatikan Dalam Perusahaan

      Sebagai pebisnis tentunya Anda pernah mendengar tentang akumulasi penyusutan dalam istilah akuntansi. Perhitungan akumulasi penyusutan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan aplikasi akuntansi online yang akan mengotomatiskan proses tersebut. Aplikasi ini muncul seiring dengan perkembangan zaman yang semakin terkonsentrasi dan terdigitalisasi. Sekarang ini banyak sekali aplikasi ataupun software akuntansi yang bermunculan.

      Depresiasi adalah sebuah penurunan nilai dari suatu aktiva tetap tersebut sebab adanya waktu pemakaian tertentu. Tiap tahunnya depresiasi peralatan ini mengalami penurunan nilai, sehingga dalam laporan keuangan juga memiliki dua istilah yaitu beban penyusutan dan akumulasi penyusutan. Perhitungan baik beban penyusutan dan akumulasi penyusutan akan lebih mudah dan efisien jika menggunakan software akuntansi. Menghitung depresiasi akan membantu Anda dalam mengetahui nilai aktiva tetap yang akan Anda laporkan ke dalam pajak maupun akuntansi.  Simak artikel ini untuk mengetahui arti akumulasi penyusutan, cara menghitungnya, serta perhitungan yang akan membantu Anda dalam menyederhanakan proses akumulasi penyusutan aset perusahaan Anda.

      Key Takeaways

      • Akumulasi penyusutan adalah kumpulan beban penyusutan secara periodik.
      • Akumulasi penyusutan bisa Anda hitung dengan menggunakan banyak cara. Namun, cara yang paling familiar adalah dengan garis lurus dan juga saldo menurun.
      • Jika Anda kesulitan mencatat akumulasi penyusutan dan biaya lain-lain dalam perusahaan, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari HashMicro yang memiliki 200 jenis laporan keuangan dan fitur lengkap, seperti fitur persediaan, perpajakan, rekonsiliasi bank, pembelian, penjualan, dan lainnya. Businessman 5.0 menjadi gelar Anda dengan optimasi teknologi. Klik di Sini untuk Demo Gratisnya!
      DemoGratis

      Daftar Isi:

        Arti Akumulasi Penyusutan

        Dalam laporan keuangan terdapat dua nilai penyusutan, yaitu biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan. Beban penyusutan adalah penggunaan atau manfaat dari aktiva tetap yang sudah memiliki pengakuan. Sedangkan akumulasi penyusutan adalah kumpulan beban penyusutan secara periodik. Keduanya pun berbeda di dalam pencatatan keuangan, yang mana beban penyusutan harus dicatat dalam laporan laba rugi, dan akumulasi penyusutan harus dicatat pada neraca.

        Besarnya akumulasi penyusutan di tahun pertama penggunaan aktiva tetap akan sama dengan besaran beban penyusutan selama satu tahun pertama pemakaian aktiva tetap tersebut.

        Lalu, pada tahun kedua penggunaan, besarnya akumulasi penyusutan adalah hasil dari penjumlahan beban penyusutan di tahun pertama dan kedua aktiva tetap. Pun sama halnya dengan tahun ketiga dan seterusnya lagi. Dalam laporan keuangan, sifat dari akumulasi penyusutan adalah mengurangi nilai pada aktiva tetap. Gunakan Aplikasi akuntansi otomatis untuk memudahkan Anda membuat laporan keuangan bisnis secara real-time dan efisien.

        akumulasi penyusutan

        Variabel dalam Perhitungan Akumulasi Penyusutan

        Akumulasi penyusutan bisa Anda hitung dengan menggunakan banyak cara. Tapi, cara yang paling familiar adalah dengan garis lurus dan juga saldo menurun. Dalam menghitung penyusutan ini ada beberapa variabel yang harus Anda ketahui, yakni:

        • Harga perolehan: biaya yang perusahaan keluarkan untuk pengadaan aktiva tetap, yang mencakup harga beli dengan menambah berbagai biaya lain, seperti biaya transportasi, pemasangan, perakitan, dll.
        • Nilai residu: Taksiran atau nilai sisa atas aktiva tetap setelah digunakan. Nilai residu ini nilainya tidak tetap, sehingga aktiva tetap tidak mempunyai nilai residu.

        Hal itu terjadi karena di saat masa penarikan sudah tiba, suatu aktiva tidak selalu bisa dijual dan dibiarkan begitu saja. Hal ini pun tentunya tidak dianjurkan. Akan lebih baik bila aktiva yang sudah tidak digunakan tersebut dijual atau didaur ulang, sehingga mampu memperpanjang fungsi nilainya.

        • Harga buku atau nilai historis: Harga saat mendapatkan aktiva, yang mana harga perolehan dengan mengurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap selama umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut.
        • Umur ekonomis: Taksiran usia pemakaian aktiva tetap ataupun batas waktu menggunakan aktiva tetap tersebut. Hal ini dibedakan menjadi dua, yakni umur fisik dan juga umur fungsional.

        Umur fisik menunjukkan kondisinya masih terlihat baik walau mengalami penurunan fungsi. Sedangkan umur fungsional berhubungan dengan manfaat suatu aktiva. Aktiva dengan umur fungsional bila masih berfungsi dan mampu memberikan kontribusi untuk operasional perusahaan.

        Jenis Penyusutan

        akumulasi penyusutan Depresiasi

        Depresiasi adalah metode yang sudah banyak sekali digunakan dan metodenya juga sama dengan metode garis lurus atau straight-line pada beban penyusutan. Caranya adalah dengan melakukan penjumlahan yang sistematik lalu dengan membagi periode pemanfaatan aktiva tersebut.

        Umumnya, depresiasi ini teraplikasikan pada berbagai aset yang memiliki wujud fisik, seperti komputer, laptop, mobil, motor, meja, kursi, printer, mesin produksi, mesin fotokopi, dan berbagai aset lainnya.

        Amortisasi

        Berbeda dengan depresiasi, metode amortisasi bisa teraplikasikan pada berbagai aset yang tidak memiliki wujud, seperti merek paten, trademark, franchise sampai dengan goodwill.

        Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), masa pemanfaatan pada berbagai aset yang terkena efek amortisasi ini tidak boleh lebih waktu 20 tahun.

        Alasannya sederhana, karena waktu selama 20 tahun adalah waktu yang sangat panjang sekali, sehingga kemungkinan aset yang bernilai di dalam periode waktu ini sudah tidak memiliki nilai ekonomi lagi setelah melewati umur 20 tahun tersebut.

        Deplesi

        Bila pada penjelasan sebelumnya kita sudah memahami penjelasan antara aset yang berwujud juga yang tidak berwujud. Maka pada jenis penyusutan deplesi, aset mengalami suatu penurunan berwujud yang habis secara manfaat dan juga fisiknya.

        Contoh sederhana dari aset yang mengalami deplesi adalah sumber daya alam milik suatu perusahaan. Di dalam perhitungan akuntansi, aset adalah sumber daya alam yang mengalami suatu penyusutan nilai dan pada periode waktu yang sama aset ini terus-menerus mengalami penurunan secara fisik.

        Tunggu dulu. Ambil jeda jika Anda mengalami kebingungan. Kini, Anda dapat mempermudah siklus kerja Anda berkaitan dengan akuntansi perusahaan hanya dengan satu klik. Bagaimana caranya? Klik banner ini saja!

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Mengenal Perbedaan antara Beban Penyusutan dengan Akumulasi Penyusutan

        Setelah kita mengetahui bersama tentang beban penyusutan, metodenya sampai berbagai jenisnya, lantas apakah Anda sudah mengetahui perbedaan dari beban penyusutan dan akumulasi penyusutan?

        Pada dasarnya, perbedaan keduanya adalah periode waktu. Akumulasi penyusutan adalah semua akumulasi total dari beban penyusutan dalam satu periode waktu atau satu tahun. Akun ini memiliki pengurangan yang mana pada tahun pertama, besar akumulasi penyusutan akan sama dengan beban penyusutan aset perusahaan dalam kurun waktu satu tahun.

        Namun, untuk periode waktu kedua atau dalam tahun kedua, akumulasi penyusutan dapat anda peroleh dari depresiasi di tahun pertama dengan menambah akumulasi penyusutan pada tahun kedua. Anda hanya harus mencatat dalam akun kontranya, baik itu alat kantor, transportasi ataupun aset lainnya yang mengalami kondisi penyusutan.

        Baca juga: Sistem Akuntansi: Pengertian, Manfaat, Unsur, dan Penerapannya 

        Cara Menghitung Akumulasi Penyusutan

        akumulasi penyusutan Terdapat beberapa cara menghitung akumulasi ini antara lain adalah dengan metode garis lurus dan metode saldo menurun. Berdasarkan jurnal akumulasi penyusutan dari Jurnal EMBA, berikut adalah rumus akumulasi penyusutan:

        Metode garis lurus

        Beban penyusutan aktiva yang cara perhitungannya dengan memanfaatkan garis lurus menggunakan asumsi bahwa setiap aktiva tetap mampu memberikan kontribusi atau manfaat yang merata, tanpa adanya fluktuasi selama umur penggunaannya.

        Tingkat penurunan aktiva tetap ini akan sama pada setiap tahunnya, sehingga nilai aktiva tetap ini akan ditarik dari penggunaannya. Untuk itu, cara ini akan tepat jika digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap yang tingkatan keausannya tidak akan terpengaruh dengan produk yang dihasilkan.

        Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

        D = (AC – SV)/LT

        Keterangan:

        D = penyusutan

        AC = harga perolehan

        SV = nilai residu

        LT = umur ekonomis

        Metode saldo menurun

        Metode saldo menurun ini menggunakan asumsi bahwasanya setiap aktiva tetap mampu memberikan kontribusi yang besar pada masa awal pemanfaatannya. Seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis, maka tingkat penurunan fungsi aktiva pun akan semakin meningkat.

        Metode ini sesuai untuk jenis aktiva yang penggunaannya akan terpengaruhi oleh volume produk yang akan terproduksi. Rumus untuk menghitung saldo menurun ini adalah sebagai berikut:

        D = d% x BV

        d% = 1 – n√SV/AC

        Keterangan:

        D = penyusutan

        d% = tingkat penyusutan

        BV = harga buku sebelumnya

        SV = nilai residu

        AC = harga perolehan

        Penggunaan yang terdapat di dalam penghitungan beban dan juga akumulasi penyusutan akan lebih baik bila mampu sesuai dengan jenis aktiva yang perhitungan tersebut gunakan.

        Selain itu, konsistensi dalam hal penggunaan metode juga akan menjadikan beban penyusutan lebih terukur dan pencatatan yang ada di dalam laporan keuangan, baik itu laporan laba rugi maupun laporan neraca akan menjadi lebih akurat lagi.

        Baca juga: Pentingnya Mengenal Biaya Langsung dan Tidak Langsung dalam Akuntansi Bisnis

        Kesimpulan

        Demikianlah penjelasan dari kami tentang depresiasi di dalam dunia akuntansi. Jadi, bisa kita tarik kesimpulan bahwasanya depresiasi atau akumulasi penyusutan adalah kumpulan beban penyusutan secara periodik. Setiap perusahaan harus bisa memahami depresiasi yang terdapat dalam perusahaannya, karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi kondisi aset yang perusahaan miliki dan secara garis besar akan mempengaruhi kesehatan kondisi finansial perusahaan.

        Dalam pencatatan keuangan, depresiasi harus tercatat pada laporan neraca perusahaan secara tepat dan teliti berdasarkan perhitungan rumus yang sudah sebelumnya kami bagikan. Namun, bila Anda kesulitan mencatatnya di dalam laporan neraca dan terlalu rumit untuk melakukan perhitungannya, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari HashMicro. Aplikasi akuntansi ini akan membantu Anda dalam mencatat laporan neraca perusahaan dan 200 jenis laporan keuangan lainnya secara mudah. HashMicro juga sudah memiliki fitur yang lengkap, seperti fitur persediaan, perpajakan, rekonsiliasi bank, pembelian, penjualan, dan lainnya.

        HashMicro mengerti bahwa memilih software accounting yang tepat bagi bisnis Anda bukanlah perkara yang mudah. Untuk itu, kami memberikan skema harga software accounting secara cuma-cuma untuk Anda. Dengan adanya skema harga software ini, Anda akan lebih mudah untuk mengambil keputusan yang tepat dalam memilih software accounting terbaik bagi bisnis Anda. Dapatkan demo gratis software ERP HashMicro untuk ketahui lebih lanjut bagaimana solusi kami bisa membantu bisnis Anda, atau Anda dapat mengunduh skema harga software accounting secara gratis sekarang!

        Accounting

        Apakah artikel Ini bermanfaat?
        YaTidak
        Smart Asset Solution
        Fun Fact