Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio keuangan penting untuk menilai keseimbangan antara utang dan modal perusahaan. Rasio ini sering digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan mengandalkan pendanaan dari utang dalam menjalankan operasional.
Melalui DER, manajemen dapat memperoleh informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan strategis. Tingginya rasio menunjukkan ketergantungan pada utang, sedangkan rasio rendah menandakan modal lebih dominan.
Artikel ini akan membahas pengertian DER, cara menghitungnya, serta tips mengelola keuangan dengan lebih efisien. Dengan bantuan software akuntansi, perusahaan dapat memantau rasio ini secara lebih akurat dan mudah.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa itu Debt to Equity Ratio?
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang terhadap ekuitas yang membandingkan antara jumlah utang dengan ekuitas. Sering kali, DER digunakan untuk operasional perusahaan dan harus mempunyai jumlah yang proporsional.
DER familiar dengan sebutan ratio leverage atau rasio pengungkit. Dalam hal ini, rasio sering kali digunakan untuk melakukan pengukuran atas suatu investasi yang ada pada perusahaan.
Para ahli menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian DER. Kasmir (2014: 157) mengatakan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Fungsi Debt to Equity Ratio (DER)
Setelah mengetahui pengertiannya, tentu Anda bertanya-tanya mengenai fungsi dari DER. Debt to equity ratiomemiliki fungsi utama sebagai metode untuk dapat mengetahui bagaimana komposisi utang dan ekuitas dari suatu perusahaan.
Informasi mengenai komposisi ini sangat perusahaan butuhkan dalam mengambil keputusan. Tidak hanya itu, DER juga dapat mengidentifikasi sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar tagihan atau kredit.
Debt to equity ratioterutamanya berfungsi sebagai bahan pertimbangan atas pemberian kredit bagi kreditur serta bahan pertimbangan bagi investor ketika mengambil keputusan untuk melakukan investasi saham.
Baca juga: 5 Tips Mengoptimalkan Akurasi Sales Forecasting
Rumus dan Cara Menghitung DER
Rumus dalam menghitung debt to equity ratio yakni sebagai berikut:
DER = Total Hutang : Ekuitas x 100%
Adapun penjelasan dari rumus Debt to Equity Ratio sebagai berikut:
- Utang merupakan kewajiban yang harus perusahaan bayar kepada pemberi utang.
- Ekuitas merupakan hak atas aset yang perusahaan miliki. Ekuitas terdiri atas modal dan sisa laba yang tertahan.
Sebagai informasi, utang berdasarkan jangka waktu pelunasannya dapat menjadi beberapa jenis. Adapun beberapa jenis tersebut adalah utang lancar dan utang jangka panjang. Utang lancar merupakan kewajiban yang sifatnya jangka pendek.
Contohnya adalah yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yaitu gaji karyawan dan utang kepada pihak pemasok. Jenis utang yang kedua adalah utang jangka panjang.
Dalam hal ini utang jangka panjang merupakan jenis yang harus perusahaan hindari. Hal ini karena utang jangka panjang memiliki nominal dan bunga yang besar. Contohnya adalah pinjaman dari bank.
Perhitungan debt to equity ratio tentu merupakan hal yang cukup rumit untuk dilakukan dan akan memakan waktu yang lama. Hal ini dapat dibantu dengan menggunakan software akuntansi terintegrasi yang membantu akuntan menghitung DER.
Selain itu, sistem akuntansi akan akan memberi laporan keuangan secara real time dan akurat untuk mengetahui performa perusahaan.
Contoh Perhitungan DER
PT Makmur Sejahtera melaporkan keuangan tahun 2018 yang mempunyai jumlah liabilitas sejumlah Rp 2.500.000.000 dan jumlah modal sebesar Rp 1.200.000.000. Adapun nilai DER dari PT Makmur Sejahtera adalah sebagai berikut:
DER = 2.500.000.000 / 1.200.000.000 x 100%
DER = 2,083 kali atau 208,3%
Oleh karena itu, nilai DER dari PT Makmur Sejahtera adalah 2,083 kali atau 208,3%.
Jika Anda menginginkan perhitungan yang lebih praktis dan mudah, klik banner di bawah ini untuk mempermudah work flow perusahaan secepatnya.
Keterbatasan Debt Equity Ratio Adalah
- Debt to equity ratio 1 dianggap sama, yaitu total kewajiban = ekuitas pemegang saham. Rasio ini tergantung pada proporsi aset lancar dan tidak lancar karena sangat spesifik industri. Dikatakan perusahaan dengan modal intensif akan memiliki DER lebih tinggi dari perusahaan jasa.
- Debt to equity ratio maksimum yang dapat diterima untuk lebih banyak perusahaan adalah antara 1,5-2 atau kurang. Perusahaan besar yang memiliki nilai lebih tinggi dari 2 DER dapat diterima.
- Debt to equity ratio menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak dapat menghasilkan cukup uang untuk memenuhi kewajiban hutangnya. Namun, perusahaan dengan DER yang rendah berarti bahwa perusahaan memperoleh keuntungan dari peningkatan laba yang dapat dihasilkan oleh leverage keuangan.
Kesimpulan
Informasi yang telah tersampaikan kami harap dapat menambah wawasan baru mengenai Debt to Equity Ratio (DER) bagi para pembaca. DER adalah rasio utang terhadap ekuitas yang membandingkan antara jumlah utang dengan ekuitas.
Seperti yang sudah dijelaskan, perusahaan dapat mengetahui komposisi utang dan ekuitas perusahaan dengan DER. Tidak hanya itu, pihak kreditur bisa menimbang untuk untuk memberi kredit, pihak investor juga bisa berpikir ulang mengenai keputusan investasi saham.
Berbicara mengenai akuntansi, HashMicro sebagai perusahaan penyedia Software ERP terdepan memberi solusi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencatatan transaksi hingga pembuatan laporan keuangan secara akurat menggunakan Software Akuntansi.
Software ini hadir dengan beragam fitur terdepan, seperti financial dashboard, cash flow forecasting, hingga fast bank reconciliation. Segera klik banner berikut untuk mendapatkan penawaran terbaik dan demo gratis secepatnya!
Pertanyaan Seputar Debt to Equity Ratio
-
Apakah ada standar DER yang baik?
Setiap industri berbeda. Namun, umumnya DER yang terlalu tinggi menandakan risiko lebih besar, sedangkan DER rendah memberi ruang ekspansi yang lebih aman.
-
Bagaimana perusahaan menjaga DER tetap sehat?
Dengan mengontrol jumlah utang, memperkuat modal, serta memanfaatkan software akuntansi untuk memantau laporan keuangan secara akurat.
-
Mengapa DER penting?
Karena rasio ini membantu menilai risiko keuangan perusahaan dan menjadi acuan bagi investor maupun kreditur.