Apa Itu Multi Level BOM?
Banyak manajer produksi menganggap semua BOM sama, padahal pemahaman ini bisa berakibat fatal pada perencanaan. Secara sederhana, Multi Level BOM adalah sebuah daftar komponen hierarkis yang menampilkan semua material, sub-rakitan, hingga bahan baku mentah yang diperlukan untuk membuat satu unit produk jadi. Struktur ini sering dianalogikan seperti pohon silsilah keluarga atau “resep di dalam resep”, karena ia memecah produk ke dalam beberapa lapisan atau level.
Berbeda dari daftar komponen biasa yang datar, struktur bertingkat ini menunjukkan hubungan induk-anak (*parent-child*) antar komponen secara visual dan logis. Kemampuan ini memungkinkan perusahaan melacak setiap bagian dari produk akhir hingga ke bahan mentahnya. Hal ini memberikan visibilitas yang tak tertandingi dalam proses produksi, mulai dari tahap perencanaan, pengadaan, hingga perakitan akhir di lantai pabrik.
Perbedaan Mendasar Single Level vs Multi Level BOM
Sebelum melangkah lebih jauh, penting bagi para praktisi manufaktur untuk memahami perbedaan esensial antara dua jenis BOM yang paling umum. Meskipun keduanya sama-sama berfungsi sebagai daftar komponen, kedalaman dan kegunaannya sangat berbeda. Pemahaman ini secara langsung memengaruhi cara perusahaan merencanakan produksi, mengelola inventaris, dan menghitung biaya secara akurat.
Pilihan antara keduanya sangat bergantung pada kompleksitas produk dan kebutuhan operasional perusahaan Anda. Untuk produk sederhana seperti meja tulis, *single-level BOM* mungkin sudah cukup. Namun, untuk produk kompleks seperti mobil atau mesin industri, penggunaan *multi-level BOM* menjadi sebuah keharusan mutlak untuk menjaga akurasi dan efisiensi.
1. Struktur dan kedalaman
Perbedaan paling fundamental terletak pada cara keduanya menyajikan struktur produk. Single-level BOM hanya menampilkan komponen turunan langsung atau *child components* yang dibutuhkan untuk membuat produk, hanya satu level ke bawah. Ini membuatnya terlihat seperti daftar belanja sederhana yang ringkas namun kurang informatif.
Sebaliknya, multi-level BOM menampilkan seluruh hierarki produk secara mendetail dan bercabang. Struktur ini memvisualisasikan semua sub-rakitan dan komponen penyusunnya hingga ke level bahan baku paling dasar. Gambaran lengkap ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana setiap mur dan baut berkontribusi pada produk akhir.
2. Detail informasi dan visibilitas
Karena strukturnya yang datar, *single-level BOM* hanya memberikan informasi yang sangat terbatas dan dangkal. Ia tidak mampu menunjukkan hubungan ketergantungan antar sub-rakitan yang berbeda dalam sebuah produk. Keterbatasan ini sering menjadi sumber masalah dalam proses perakitan yang kompleks.
Di sisi lain, *multi-level BOM* menawarkan visibilitas penuh dari hulu ke hilir terhadap seluruh struktur produk. Hal ini memungkinkan manajer produksi untuk memahami secara pasti bagaimana setiap komponen kecil berinteraksi dan berkontribusi pada rakitan yang lebih besar. Visibilitas ini sangat krusial untuk analisis biaya dan pelacakan kualitas.
3. Kegunaan dalam operasional
Dalam praktiknya, *single-level BOM* hanya cocok untuk proses produksi yang sangat sederhana dan kebutuhan pelaporan ringkas. Ia sama sekali tidak memadai untuk menjalankan proses Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) yang kompleks. Bergantung padanya untuk produk rumit dapat menyebabkan kekurangan stok dan keterlambatan produksi.
Sebaliknya, multi-level BOM adalah tulang punggung dari setiap sistem MRP yang akurat dan andal. Struktur detailnya memungkinkan sistem untuk menghitung kebutuhan material secara presisi untuk setiap tahap produksi. Oleh karena itu, ia menjadi elemen esensial untuk perhitungan biaya yang tepat dan pelacakan material dalam alur manufaktur modern.
Komponen Kunci dalam Struktur Multi Level BOM
Untuk membangun sebuah multi-level BOM yang efektif, ada beberapa komponen data standar yang wajib disertakan. Setiap elemen ini memiliki peran krusial dalam memberikan informasi yang jelas, terstruktur, dan mudah dipahami. Ini memastikan semua departemen, mulai dari pengadaan hingga produksi, memiliki pemahaman yang seragam dan akurat.
Kelengkapan dan akurasi setiap komponen ini akan menentukan seberapa andal BOM tersebut sebagai satu-satunya sumber kebenaran (*single source of truth*). Kesalahan kecil pada satu elemen data, seperti kuantitas atau satuan ukur, dapat memicu efek domino. Masalah ini dapat menyebabkan kekacauan dalam perencanaan produksi, manajemen inventaris, dan perhitungan biaya produk.
1. BOM Level
Ini adalah nomor yang menunjukkan posisi atau tingkatan sebuah komponen dalam hierarki struktur produk. Level 0 selalu merepresentasikan produk jadi (akhir), sementara level 1 adalah sub-rakitan atau komponen langsung di bawahnya. Level 2 adalah komponen dari sub-rakitan di level 1, dan begitu seterusnya hingga level terdalam.
2. Nomor Part (Part Number)
Setiap item, baik itu komponen, sub-rakitan, maupun bahan baku, harus memiliki nomor part yang unik. Nomor ini berfungsi sebagai pengidentifikasi standar di seluruh sistem perusahaan untuk mencegah ambiguitas. Penggunaan nomor part unik memastikan pelacakan yang akurat dari gudang hingga ke lantai produksi.
3. Nama Part (Part Name)
Selain nomor identifikasi, setiap part juga harus dilengkapi dengan nama yang jelas dan deskriptif. Nama ini membantu personel dari berbagai departemen untuk mengenali komponen dengan cepat. Hal ini mempermudah komunikasi dan mengurangi potensi kesalahan tanpa harus selalu merujuk pada nomor part teknis.
4. Deskripsi
Kolom deskripsi menyediakan ruang untuk detail tambahan yang relevan mengenai sebuah part. Informasi ini bisa mencakup spesifikasi teknis, dimensi, warna, jenis material, atau bahkan pemasok yang telah disetujui. Deskripsi yang lengkap sangat membantu tim pengadaan dan tim kontrol kualitas dalam menjalankan tugas mereka.
5. Kuantitas
Komponen ini menunjukkan jumlah unit dari setiap item yang dibutuhkan untuk membuat satu unit dari rakitan induknya (*parent assembly*). Akurasi pada kolom kuantitas sangatlah krusial untuk perencanaan pembelian bahan baku. Kesalahan pada data ini dapat secara langsung menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok yang merugikan perusahaan.
6. Satuan Ukur (Unit of Measure)
Satuan ukur mendefinisikan satuan yang digunakan untuk mengukur kuantitas setiap komponen. Contohnya termasuk buah (*each*), kilogram (kg), meter (m), atau liter (L). Menstandarkan satuan ukur di seluruh sistem dapat mencegah kesalahan fatal dalam proses pengadaan dan penggunaan material selama produksi.
Mengapa Multi Level BOM Penting untuk Bisnis Manufaktur?
Berdasarkan pengalaman saya membantu berbagai perusahaan manufaktur, implementasi multi-level BOM bukanlah sekadar praktik administratif. Ini adalah fondasi strategis yang memberikan dampak signifikan pada kesehatan operasional dan finansial perusahaan. Dengan visibilitas mendalam yang ditawarkannya, para pemimpin bisnis dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, cepat, dan proaktif.
Manfaat-manfaat ini saling terkait dan menciptakan efek domino positif di seluruh rantai nilai organisasi. Misalnya, akurasi biaya yang lebih baik akan langsung meningkatkan margin profitabilitas. Sementara itu, perencanaan material yang efisien mengurangi biaya penyimpanan dan risiko *stockout*, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat reputasi perusahaan di pasar.
1. Akurasi perhitungan biaya produksi
Dengan memecah struktur biaya hingga ke level bahan baku terkecil, multi-level BOM memungkinkan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dengan akurasi yang sangat tinggi. Informasi ini sangat penting untuk menetapkan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan. Selain itu, data HPP yang akurat menjadi dasar untuk analisis profitabilitas produk dan pengambilan keputusan finansial strategis.
2. Efisiensi perencanaan kebutuhan material (MRP)
Multi-level BOM merupakan tulang punggung dari sistem Material Requirements Planning (MRP) yang efektif. Sistem dapat secara otomatis menghitung jumlah pasti dari setiap komponen yang dibutuhkan serta kapan harus memesannya. Perencanaan ini didasarkan pada jadwal produksi produk jadi, sehingga mampu mencegah keterlambatan produksi akibat kekurangan material yang sering terjadi.
3. Visibilitas dan pelacakan rantai pasok
Struktur hierarkisnya memungkinkan pelacakan yang sangat mudah jika terjadi masalah kualitas pada salah satu lot bahan baku dari pemasok. Perusahaan dapat dengan cepat mengidentifikasi semua produk jadi yang terpengaruh dan segera melakukan tindakan korektif. Kemampuan ini meminimalkan dampak negatif pada pelanggan dan secara signifikan mengurangi biaya penarikan produk (*product recall*).
4. Konsistensi dan kontrol kualitas produk
Dengan adanya resep produksi yang terstandar dan sangat detail, multi-level BOM memastikan bahwa setiap unit produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan spesifikasi yang konsisten. Ini secara drastis mengurangi variabilitas dalam proses produksi. Selain itu, tim kontrol kualitas memiliki acuan yang jelas untuk melakukan inspeksi pada setiap tahap perakitan.
Contoh Praktis Multi Level BOM di Berbagai Industri
Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata dan mudah dipahami, mari kita lihat bagaimana multi-level BOM diterapkan di berbagai sektor industri. Setiap industri memiliki karakteristik dan kompleksitasnya sendiri, namun struktur BOM ini terbukti mampu beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan unik tersebut. Contoh-contoh berikut akan mengilustrasikan bagaimana hierarki produk dipecah secara detail dari produk jadi hingga komponen dasarnya.
Dari berbagai contoh ini, terlihat jelas bahwa multi-level BOM adalah alat universal dalam dunia manufaktur yang memberikan kejelasan, kontrol, dan efisiensi. Kemampuannya untuk mendetailkan setiap lapisan produksi menjadikannya sebagai aset strategis yang sangat berharga. Tanpa struktur ini, mengelola produksi berskala besar hampir mustahil dilakukan secara efisien.
1. Industri manufaktur perakitan (contoh: sepeda)
Dalam industri perakitan, struktur BOM mencerminkan proses perakitan fisik. Untuk sebuah sepeda, level 0 adalah unit sepeda jadi. Level 1 akan terdiri dari sub-rakitan utama seperti Rangka, Roda Depan, Roda Belakang, dan Sistem Kemudi. Level 2 (di bawah Roda Depan) kemudian dipecah lagi menjadi Pelek, Jari-jari, Hub, Ban Luar, dan Ban Dalam, hingga ke komponen terkecil seperti mur dan baut.
2. Industri elektronik (contoh: smartphone)
Di industri elektronik, BOM mengelola komponen-komponen yang sangat kecil dan kompleks. Level 0 adalah unit Smartphone, sedangkan Level 1 terdiri dari Papan Sirkuit Utama (PCB), Rakitan Layar, Baterai, dan Casing. Level 2 (di bawah PCB) akan mencakup komponen mikro seperti Prosesor, Modul RAM, Modul Penyimpanan, serta berbagai chip dan resistor yang tak terhitung jumlahnya.
3. Industri makanan dan minuman (contoh: kue black forest)
Dalam industri F&B, BOM lebih dikenal dengan istilah resep, namun strukturnya tetap hierarkis. Level 0 adalah Kue Black Forest utuh. Level 1 terdiri dari produk setengah jadi seperti Kue Cokelat (*Sponge Cake*), Krim Isian, dan Sirup Ceri. Level 2 (di bawah Kue Cokelat) adalah daftar bahan baku mentah: Tepung, Gula, Telur, dan Bubuk Cokelat.
Tantangan dalam Implementasi dan Cara Mengatasinya
Meskipun manfaatnya sangat besar, mengimplementasikan dan memelihara multi-level BOM yang akurat bukanlah tugas yang mudah. Banyak perusahaan, terutama yang masih sangat bergantung pada proses manual, sering menghadapi berbagai kendala serius. Mengenali tantangan-tantangan ini adalah langkah pertama untuk dapat mengatasinya secara efektif dan proaktif.
Mengatasi tantangan ini memerlukan kombinasi antara standardisasi proses, disiplin organisasi, dan yang terpenting, pemanfaatan teknologi yang tepat. Berdasarkan pengalaman di lapangan, tanpa alat yang memadai, pengelolaan BOM yang kompleks akan selalu menjadi sumber inefisiensi. Hal ini dapat berujung pada kesalahan data yang mahal dan merugikan bagi perusahaan.
1. Kompleksitas dan entri data manual
Tantangan utama adalah kompleksitas inheren dari struktur produk itu sendiri. Mengelola data ini menggunakan spreadsheet seperti Excel sangat rentan terhadap *human error*, seperti salah ketik kuantitas atau nomor part. Solusi terbaik adalah mengadopsi sistem terpusat seperti software manufaktur yang mengotomatiskan entri dan pembaruan data.
2. Manajemen perubahan (Engineering Change Management)
Perubahan desain atau penggantian komponen adalah hal yang lumrah dalam siklus hidup produk. Tantangannya adalah memastikan setiap perubahan ini tercermin secara akurat dan dikomunikasikan ke semua departemen terkait. Solusinya adalah menggunakan sistem ERP dengan modul manajemen perubahan terintegrasi yang memiliki jejak audit dan alur persetujuan yang jelas.
3. Kurangnya integrasi dengan sistem lain
Ketika data BOM disimpan terpisah dari data inventaris, pengadaan, atau akuntansi, inkonsistensi data menjadi tak terhindarkan. Hal ini menyebabkan kekacauan operasional yang serius. Solusi definitif adalah implementasi sistem ERP manufaktur yang mengintegrasikan data BOM secara *real-time* dengan semua modul operasional lainnya, menciptakan satu sumber kebenaran.
Bagaimana Software ERP HashMicro Membantu Mengelola Multi Level BOM?
Menghadapi tantangan kompleksitas, manajemen perubahan, dan kebutuhan integrasi, solusi modern terletak pada penggunaan sistem ERP yang dirancang untuk industri manufaktur. Software ERP Manufaktur dari HashMicro menyediakan platform terpusat dan terotomatisasi untuk mengelola multi-level BOM secara efisien. Sistem ini mengubah BOM dari sekadar daftar komponen statis menjadi alat strategis yang dinamis dan terintegrasi.
Dengan HashMicro, pengelolaan multi-level BOM tidak lagi menjadi tugas administratif yang memakan waktu dan penuh risiko. Sebaliknya, proses ini menjadi lebih terkontrol, akurat, dan terintegrasi penuh dengan seluruh operasi bisnis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada inovasi, efisiensi, dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
1. Otomatisasi dan sentralisasi data
HashMicro memungkinkan Anda untuk membuat dan menyimpan struktur multi-level BOM yang kompleks dalam satu database terpusat. Setiap perubahan diperbarui secara otomatis di seluruh sistem, menghilangkan kebutuhan akan spreadsheet yang tersebar. Hal ini secara drastis mengurangi risiko kesalahan entri data dan memastikan semua tim mengakses versi BOM yang paling akurat.
2. Integrasi penuh dengan modul lain
Salah satu keunggulan terbesar adalah integrasi *real-time* modul BOM dengan sistem inventaris, manajemen pembelian, dan akuntansi. Ketika perintah kerja produksi dibuat, sistem secara otomatis memeriksa ketersediaan stok berdasarkan BOM. Sistem juga dapat membuat permintaan pembelian untuk komponen yang kurang dan menghitung biaya produksi secara akurat tanpa intervensi manual.
3. Manajemen perubahan dan versi yang terkontrol
Fitur manajemen perubahan memungkinkan Anda untuk mengelola setiap revisi BOM dengan alur persetujuan yang jelas dan terdokumentasi. Setiap versi BOM tersimpan dengan baik, memberikan jejak audit yang lengkap dan transparan. Anda dapat dengan mudah melacak setiap perubahan desain, kapan perubahan itu dibuat, dan oleh siapa perubahan itu disetujui.
4. Perhitungan biaya dan perencanaan produksi otomatis
Dengan data multi-level BOM yang akurat, sistem dapat secara otomatis menghitung total biaya material untuk setiap produk jadi. Selain itu, fitur MRP dapat merencanakan kebutuhan produksi dan pembelian secara lebih efisien. Ini membantu memastikan kelancaran operasional, optimalisasi tingkat persediaan, dan menghindari biaya yang tidak perlu.
Optimalkan Manajemen Bisnis Anda dengan Solusi dari HashMicro
HashMicro menyediakan sistem ERP terintegrasi yang dirancang khusus untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan proses bisnis, termasuk pengelolaan manufaktur yang kompleks. Dengan solusi yang komprehensif, perusahaan dapat mengatasi tantangan seperti ketidakakuratan data BOM, perencanaan produksi yang tidak efisien, dan sulitnya melacak biaya secara *real-time*.
Melalui modul software manufaktur terbaik, perusahaan dapat memproses perencanaan produksi lebih cepat, mengurangi *human error*, serta mendapatkan data yang akurat. Sistem ini dilengkapi dengan fitur otomasi pembuatan BOM, pelacakan progres produksi, dan integrasi langsung dengan modul akuntansi untuk memastikan setiap biaya tercatat dengan baik.
Sistem HashMicro dirancang dengan integrasi penuh antar modul, sehingga data dari berbagai departemen seperti akuntansi, inventaris, pembelian, dan penjualan dapat saling terhubung. Hal ini memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh operasional bisnis dan memastikan setiap keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan terkini.
Fitur Software Manufaktur HashMicro:
- Manufacturing Production Scheduling: Membantu menyusun jadwal produksi berdasarkan data permintaan dan kapasitas pabrik, sehingga proses produksi berjalan lebih teratur dan efisien.
- Secret Recipe/BoM (Bill of Materials): Mengelola resep atau komposisi bahan secara rahasia dan terstruktur, memastikan standar kualitas produk tetap terjaga di setiap batch produksi.
- Manufacturing Quality Control: Menyediakan sistem kontrol kualitas menyeluruh pada setiap tahap, sehingga produk yang dihasilkan konsisten sesuai standar yang ditetapkan.
- Machine Maintenance Management: Menjadwalkan pemeliharaan mesin secara otomatis untuk mencegah *downtime* tak terduga dan menjaga produktivitas pabrik tetap tinggi.
- Real-Time Production Dashboard: Memberikan tampilan visual dan data *real-time* dari lantai produksi untuk membantu manajer mengambil keputusan lebih cepat dan akurat.
Dengan HashMicro, perusahaan Anda dapat meningkatkan efisiensi operasional, transparansi data, dan otomatisasi proses bisnis yang lebih baik. Untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda secara nyata, jangan ragu untuk mencoba demo gratisnya sekarang juga.
Kesimpulan
Multi-level BOM adalah fondasi penting untuk memastikan perencanaan material, perhitungan biaya, dan kontrol kualitas berjalan akurat. Tanpa struktur yang jelas, bisnis berisiko menghadapi inefisiensi yang merugikan profitabilitas. Dengan software manufaktur HashMicro, pengelolaan BOM menjadi jauh lebih mudah, terintegrasi, dan otomatis. Teknologi ini membantu memastikan setiap komponen tercatat dengan benar dan proses produksi berjalan lebih efisien.Optimalkan pengelolaan BOM Anda untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Coba demo gratis HashMicro dan rasakan kemudahan mengelola multi-level BOM secara akurat dan terpadu.
Pertanyaan Seputar Multilevel BOM
-
Apa perbedaan utama antara BOM dan resep di industri F&B?
Secara konseptual, keduanya sama. Namun, istilah ‘resep’ lebih umum di F&B dan seringkali menyertakan instruksi pembuatan, sedangkan ‘BOM’ lebih fokus pada daftar komponen. Sistem ERP modern dapat mengelola keduanya dengan fungsionalitas yang sama.
-
Seberapa detail seharusnya sebuah multi-level BOM dibuat?
Tingkat detailnya harus mencapai level komponen terendah yang perlu dikelola secara terpisah di inventaris atau dibeli dari pemasok. Jika sebuah item tidak perlu dilacak individual, item tersebut bisa dikategorikan sebagai bahan habis pakai dan tidak perlu masuk BOM.
-
Apa itu indentured BOM?
Indentured BOM adalah nama lain untuk multi-level BOM. Istilah ‘indentured’ merujuk pada format penulisan yang menggunakan indentasi (jarak menjorok) untuk menunjukkan level hierarki yang berbeda, membuatnya mudah dibaca secara visual.
-
Bagaimana multi-level BOM menangani produk dengan varian?
Sistem ERP canggih dapat mengelola ini melalui fitur configurable BOM (CBOM). Alih-alih membuat BOM terpisah untuk setiap varian, Anda dapat membuat satu BOM utama dengan aturan dan opsi yang memungkinkan sistem secara otomatis menghasilkan BOM yang benar berdasarkan varian produk yang dipilih.
-
Bagaimana multi-level BOM menangani produk dengan varian?
Sistem ERP canggih dapat mengelola ini melalui fitur configurable BOM (CBOM). Alih-alih membuat BOM terpisah untuk setiap varian, Anda dapat membuat satu BOM utama dengan aturan dan opsi yang memungkinkan sistem secara otomatis menghasilkan BOM yang benar berdasarkan varian produk yang dipilih.
-
Bisakah saya mengelola multi-level BOM menggunakan Excel?
Untuk produk yang sangat sederhana mungkin bisa, namun sangat tidak direkomendasikan. Excel rentan terhadap human error, tidak memiliki kontrol versi, dan tidak terintegrasi dengan sistem lain, sehingga penggunaan software ERP manufaktur adalah solusi yang jauh lebih andal.







