Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Mulai Tahun Baru dengan Cara Kerja Baru!

Diskon Hingga 25% untuk Semua Modul HashMicro*

Manfaatkan promo spesial Tahun Baru dan pastikan bisnis melaju lebih cepat di 2026!

*Syarat dan ketentuan berlaku

*Syarat dan ketentuan berlaku
Sisa waktu --:--:--
Klaim Promo

Material Requirement Planning (MRP): Definisi, Manfaat dan Caranya

Diterbitkan:

Produksi sering terhambat karena stok bahan baku tidak menentu, kadang berlebih, kadang justru kurang. Situasi ini membuat jadwal produksi berantakan dan biaya operasional meningkat.

Tanpa perencanaan material yang jelas, perusahaan mudah menghadapi keterlambatan, pemborosan anggaran, hingga penurunan kualitas layanan. Efisiensi sulit dicapai ketika data stok tidak akurat atau prosesnya masih manual.

Material Requirement Planning (MRP) hadir sebagai solusi untuk merapikan kebutuhan material secara otomatis. Sistem ini membantu perusahaan mengatur persediaan, merencanakan pembelian, dan menjaga alur produksi tetap stabil.

Key Takeaways

  • Material Requirements Planning (MRP) adalah sistem yang menghitung dan mengatur kebutuhan material agar stok tepat dan produksi berjalan lancar.
  • MRP memberikan manfaat berupa ketersediaan bahan baku tepat waktu, produksi lebih efisien, biaya lebih rendah, dan keputusan operasional lebih akurat.
  • Cara kerja MRP adalah menghitung kebutuhan material dari BOM, stok, dan jadwal produksi supaya bahan selalu siap saat dibutuhkan.
  • Aplikasi MRP dari HashMicro membantu untuk mengatur produksi berdasarkan permintaan pelanggan, waktu produksi, dan persediaan bahan baku yang tersedia.

Klik untuk Demo Gratisnya!

DemoGratis

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      Apa itu Material Requirement Planning (MRP)?

      Material Requirements Planning (MRP) adalah sistem yang mengelola inventaris dan jadwal produksi. Sistem ini menghitung kebutuhan material berdasarkan Bills of material (BOM), inventaris, dan jadwal produksi untuk memastikan ketersediaan material secara akurat.

      Sistem MRP membantu untuk memastikan persediaan barang yang pas sekaligus menghasilkan jadwal pengiriman otomatis melalui perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk.

      Tujuan Penerapan MRP di Perusahaan

      MRP membantu perusahaan merencanakan kebutuhan material berdasarkan permintaan, stok yang tersedia, dan jadwal produksi.

      Berikut beberapa tujuan material requisition planning.

      1. Mengurangi stok berlebih

      MRP menghitung kebutuhan material sesuai rencana produksi dan kondisi persediaan (on-hand), sehingga perusahaan tidak perlu menumpuk bahan baku “jaga-jaga” berlebihan. Dampaknya, biaya penyimpanan, risiko barang usang, dan potensi dead stock bisa ditekan.

      2. Menekan lead time produksi

      Dengan rencana kebutuhan yang lebih jelas, perusahaan bisa menjadwalkan pembelian dan kedatangan material lebih tepat waktu. Ini membantu mengurangi risiko produksi terhenti karena bahan belum tersedia, terutama saat lead time supplier panjang.

      3. Menyelaraskan pembelian dan jadwal produksi

      MRP menyinkronkan rencana produksi (misalnya dari MPS) dengan aktivitas purchasing, sehingga pemesanan material mengikuti urutan dan waktu kebutuhan di lantai produksi. Hasilnya, tim pembelian tidak jalan sendiri, dan jadwal produksi juga lebih realistis karena didukung ketersediaan material.

      4. Meningkatkan akurasi perencanaan kapasitas dan biaya

      Karena kebutuhan material dan waktu pemesanan dihitung lebih sistematis, perusahaan lebih mudah memperkirakan beban kerja, kebutuhan sumber daya, dan biaya produksi per periode.

      Fungsi dan Manfaat Material Requirement Planning (MRP)

      Manfaat Laporan Stok Barang dan GudangPenggunaan sistem MRP pada perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan memastikan proses produksi berjalan maksimal. Berikut beberapa fungsi dan manfaat utama MRP:

      1. Rencana material dari BOM dan MPS

      MRP mengolah Bill of Materials (BOM) dan Master Production Schedule (MPS) (biasaya di dalam MRP software) untuk menghitung komponen apa saja yang dibutuhkan serta kapan harus tersedia. Ini membuat perencanaan material tidak lagi mengandalkan perkiraan manual.

      2. Hitung kebutuhan bersih otomatis

      MRP membandingkan kebutuhan produksi dengan stok tersedia, pesanan masuk, dan pesanan yang sedang berjalan. Dari sini sistem menghitung kebutuhan bersih yang benar-benar perlu dipenuhi, sehingga perhitungan lebih konsisten.

      3. Rekomendasi jumlah dan waktu order

      MRP membantu menyusun rekomendasi jumlah pemesanan serta waktu pemesanan dengan mempertimbangkan lead time dan jadwal produksi. Ini memudahkan purchasing mengeksekusi order tanpa sering kejar-kejaran jadwal.

      4. Deteksi risiko kekurangan lebih awal

      Rencana kebutuhan material mempermudah tim melihat potensi kekosongan komponen sebelum produksi dimulai, termasuk item kritikal yang lead time-nya panjang. Dengan deteksi lebih awal, tim bisa menyiapkan alternatif seperti reschedule, substitusi, atau percepatan pembelian.

      5. Sinkron antar tim produksi

      Karena rencana tersebut mengikat rencana material dengan jadwal produksi, koordinasi PPIC–purchasing–gudang jadi lebih sinkron. Dampaknya, perubahan jadwal dan prioritas kerja lebih terkontrol, tidak mendadak di lapangan.

      6. Data evaluasi untuk periode berikutnya

      Data rencana vs realisasi (misalnya pemakaian material, keterlambatan kedatangan, dan perubahan jadwal) bisa jadi bahan evaluasi. Ini membantu perusahaan memperbaiki parameter penting seperti safety stock, lead time, dan akurasi BOM dari waktu ke waktu.

      Ada juga ERP, yang melayani tujuan yang lebih umum. Sedangkan MRP mengutamakan sektor industri manufaktur.

      Baca Juga: Apa Itu PPIC (Production Planning Inventory Control)?

      Cara Kerja Sistem MRP

      Berikut adalah tahapan utama dalam cara kerja MRP:

      1. Netting

      Netting adalah proses menghitung kebutuhan bersih (net requirement) dengan membandingkan kebutuhan produksi terhadap persediaan yang tersedia.

      Sistem akan mengecek stok on-hand serta pesanan pembelian yang masih berjalan, lalu menghasilkan jumlah aktual barang yang perlu diproduksi atau dibeli.

      2. Lotting

      Lotting adalah penentuan jumlah unit yang akan diproduksi atau dipesan dalam satu batch.

      Tahap ini menyesuaikan kebutuhan dengan kebijakan pemesanan dan batas operasional, seperti minimum order quantity atau kapasitas produksi, agar perencanaan tetap efisien, seperti minimum order quantity.

      3. Offsetting

      Offsetting menentukan kapan proses produksi atau pembelian harus dimulai agar barang tersedia tepat waktu.

      Sistem menghitung kebutuhan waktu dengan menelusuri lead time mundur dari tanggal barang diperlukan, sehingga jadwal lebih akurat dan risiko keterlambatan bisa ditekan.

      4. Explosion

      Explosion adalah proses memecah kebutuhan produk jadi menjadi kebutuhan bahan baku dan komponen berdasarkan bill of materials (BOM).

      Sistem mengidentifikasi jenis dan jumlah komponen yang diperlukan untuk memenuhi target produksi, sehingga material dapat disiapkan sesuai struktur produk yang direncanakan.

      Baca juga: Sistem Manufaktur Terintegrasi untuk Bisnis Anda!

      Metode Lot Sizing dalam MRP

      Lot sizing adalah metode untuk menentukan berapa banyak material atau komponen yang perlu dipesan/diproduksi dalam satu periode.

      Jadi, ada apa saja metode lot sizing? Ada 4 metode yang umum digunakan, yaitu:

      1. Lot-for-Lot (LFL)

      Metode ini membuat pesanan persis sesuai kebutuhan tiap periode.

      Contoh: kebutuhan minggu 1–3 = 80, 120, 100 unit → order dibuat 80, lalu 120, lalu 100.

      LFL cocok saat permintaan naik-turun dan perusahaan ingin menekan risiko stok mengendap, tetapi konsekuensinya jumlah order bisa lebih sering.

      2. Fixed Order Quantity (FOQ)

      Metode ini menetapkan jumlah order selalu sama, mengikuti kebijakan batch, kapasitas, atau MOQ supplier.

      Contoh: FOQ = 200 unit. Jika kebutuhan minggu 1 = 80, perusahaan tetap pesan 200 → sisa 120 menjadi stok untuk minggu berikutnya.

      FOQ memudahkan kontrol batch, tetapi bisa menimbulkan stok berlebih ketika kebutuhan turun.

      3. Least Unit Cost (LUC)

      Metode ini memilih ukuran lot yang menghasilkan biaya per unit paling rendah, dengan menimbang biaya pesan dan biaya simpan.

      Contoh mini (2 minggu): kebutuhan minggu 1 = 100, minggu 2 = 100

      • Biaya pesan = Rp300.000/order
      • Biaya simpan = Rp1.000/unit/minggu

      Lalu, Anda bisa memilih dua opsi berikut.

      • Opsi A (LFL): pesan 100 tiap minggu → 2 order
        Total biaya = 2 × 300.000 = Rp600.000 → biaya/unit = 600.000 ÷ 200 = Rp3.000
      • Opsi B: pesan 200 di minggu 1 (untuk 2 minggu) → 1 order + simpan 100 unit 1 minggu
        Total biaya = 300.000 + (100 × 1.000) = Rp400.000 → biaya/unit = 400.000 ÷ 200 = Rp2.000

      Karena biaya/unit Opsi B lebih rendah, LUC akan cenderung memilih menutup 2 periode sekaligus pada kondisi seperti ini.

      4. Silver-Meal Heuristic

      Metode ini memilih cakupan periode dengan biaya rata-rata per periode yang paling kecil. Praktiknya: sistem menambah cakupan periode (1 minggu → 2 minggu → 3 minggu, dst.) dan berhenti saat biaya rata-ratanya mulai naik.

      Contohnya: kebutuhan 4 minggu = 100, 100, 100, 100 (Biaya pesan Rp300.000, biaya simpan Rp1.000/unit/minggu)

      • Tutup 1 minggu: biaya = 300.000 → rata-rata = 300.000/1 = 300.000
      • Tutup 2 minggu: simpan 100 unit 1 minggu = 100.000 → total 400.000 → rata-rata = 400.000/2 = 200.000
      • Tutup 3 minggu: simpan 100×1 + 100×2 = 300.000 → total 600.000 → rata-rata = 600.000/3 = 200.000
      • Tutup 4 minggu: simpan 100×1 + 100×2 + 100×3 = 600.000 → total 900.000 → rata-rata = 900.000/4 = 225.000 (naik)

      Karena rata-rata mulai naik di 4 minggu, Silver-Meal akan memilih cakupan 2–3 minggu (yang rata-ratanya paling efisien) untuk kondisi contoh ini.

      Tips Penggunaan Software MRP yang Baik

      Pemilihan software MRP yang tepat memastikan data tetap akurat, sehingga keputusan produksi konsisten dan bisnis berjalan lancar, baik dicatat lewat software, Excel, atau manual.

      Berikut adalah tips tentang cara menggunakan MRP dengan baik yang bisa Anda terapkan:

      1. Kenali kendala produksi Anda

      Sebagian besar sistem MRP atau software BoM akan membuat jadwal yang bisa Anda ikuti. Meski begitu, Anda tetap bebas menentukan batas kapasitas produksi sendiri.

      2. Pahami bagaimana sistem Anda mencatat blanket orders

      Saat memasukkan blanket order, pastikan tanggal rilis ditentukan untuk menghindari kegagalan sistem. Jika ada kelalaian, penting memahami bagaimana sistem akan menangani dan menyesuaikan pesanan secara otomatis.

      3. Mempertahankan lead time yang akurat

      Anda harus memperhitungkan waktu pengadaan bahan baku dan menjaga tanggal pesanan akurat, karena setiap pemasok memiliki lead time berbeda yang memengaruhi kelancaran produksi.

      4. Pastikan pesanan sesuai dengan forecast

      Anda tidak bisa menjadwalkan produksi hanya berdasarkan perkiraan atau pesanan tinggi; laporan ini membantu meringkas kondisi aktual sehingga Anda bisa menilai efektivitas produksi dalam memenuhi permintaan tanpa menimbun kelebihan pasokan.

      Baca juga : 6 Kegunaan Sistem ERP dalam Industri Manufaktur

      Sederhanakan Sistem Manufaktur Perusahaan dengan HashMicro

      Aplikasi MRP HashMicro memiliki fitur manajemen produksi yang memungkinkan pengguna untuk mengatur produksi berdasarkan permintaan pelanggan, waktu produksi, dan persediaan bahan baku yang tersedia.

      Selain itu, fitur manajemen persediaan memungkinkan pengguna untuk memantau persediaan bahan baku dan suku cadang, mengontrol pengiriman dan penerimaan barang, dan melacak status dan lokasi persediaan.

      • Manufacturing Production Scheduling: Menjadwalkan proses produksi secara otomatis untuk memastikan efisiensi dan pemenuhan tenggat waktu.
      • Secret Recipe / BoM: Mengelola daftar bahan baku dan formula produksi dengan detail untuk menjaga konsistensi produk.
      • Manufacturing Requisition Planning: Menghitung kebutuhan bahan baku berdasarkan permintaan produksi agar persediaan tetap optimal.
      • Made to Order Completion Forecast: Memprediksi waktu penyelesaian pesanan khusus berdasarkan kapasitas produksi dan bahan yang tersedia.
      • Manufacturing Quality Control: Memastikan kualitas produk dengan pemeriksaan otomatis di setiap tahap produksi untuk mengurangi cacat.

      Fitur-fitur lengkap di aplikasi MRP HashMicro terbukti dapat membantu salah sau perusahaan besar di Indonesia, yaitu perusahaan Marimas. Penerapan aplikasi manufaktur di perusahaan Marimas dapat memproyeksikan kebutuhan pelanggan dengan menganalisis data historis dan tren pasar.

      Selengkapnya, Anda membaca investasi sukses perusahaan Marimas dalam menggunakan aplikasi manufaktur HashMicro di artikel ini atau tonton video di bawah ini.

      marimas

      Kesimpulan

      Material Requirement Planning membantu meningkatkan produktivitas manufaktur dengan merencanakan serta menjadwalkan kebutuhan material secara tepat waktu. Sistem ini memastikan bahan baku selalu tersedia untuk memenuhi permintaan pelanggan.

      MRP juga meningkatkan efisiensi operasional karena perencanaan material, alur produksi, dan inventaris dapat terintegrasi melalui software PPIC. Hasilnya, proses lebih terkontrol dan risiko pemborosan menurun.

      Hash Manufacturing Automation dari HashMicro menjadi solusi untuk menyederhanakan proses produksi. Sistem ini mendukung pengelolaan MRP secara otomatis, dan Anda dapat mencoba demo gratis untuk merasakan manfaatnya langsung.

      HashManufacturingAutomation

      Pertanyaan Seputar MRP

      • Apa itu MRP?

        Material Requirement Planning atau MRP adalah sistem yang berguna untuk menghitung berapa jumlah bahan baku atau komponen yang perusahaan butuhkan dalam memproduksi sebuah barang. Umumnya, sistem ini perusahaan gunakan pada industri manufaktur.

      • Berapa harga skema software manufaktur?

        Harga software manufaktur tiap perusahaan tentu berbeda. Skema harga software manufaktur HashMicro dapat Anda lihat pada artikel diatas.

      • Apa fungsi dari MRP?

        MRP berkaitan erat dengan manajemen inventaris. Sistem MRP dapat secara tepat memesan bahan baku, menghitung jumlah barang atau bahan baku yang terlibat, dan mengatur waktu produksi dan pengiriman. Selain manajemen inventaris, sistem MRP penting dalam menetapkan jadwal dan prioritas. Alasan untuk ini adalah bahwa sistem ini akan memesan bahan baku hanya ketika mereka memerlukannya. Sehingga, keterlambatan pasokan bahan baku dapat Anda hindari.

      • Apa saja tantangan dalam menerapkan MRP?

        Tantangan meliputi data yang tidak akurat, integrasi dengan sistem lain, perubahan permintaan yang cepat, dan ketergantungan pada jadwal yang ketat.

      • Apakah MRP cocok untuk usaha kecil?

        Ya, MRP dapat diterapkan di usaha kecil terutama jika mereka memiliki proses produksi yang kompleks dan ingin mengelola bahan baku dengan lebih efisien.

      Kinan Eliana

      Content Writer

      Kinan telah berpengalaman selama 3 tahun di bidang content writing untuk industri manufaktur, konstruksi, dan retail. Ia secara konsisten mengulas topik terkait proses operasional bisnis manufaktur, manajemen omnichannel, manajemen proyek, serta implementasi teknologi digital untuk proses bisnis.

      Anandia adalah seorang praktisi dengan gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara, serta memiliki kemampuan kuat dalam strategi bisnis dan manajemen pemasaran. Pengalaman lebih dari lima tahun di bidang marketing telah membentuk keahliannya dalam pengembangan strategi pemasaran, analisis pasar, dan pengelolaan tim lintas wilayah. Perjalanan karirnya di industri teknologi dan software enterprise memperkuat kemampuannya dalam memahami kebutuhan pelanggan B2B, mengelola kampanye pemasaran digital, serta mengoptimalkan performa tim untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.