Process costing adalah metode akuntansi biaya yang digunakan dalam dunia bisnis untuk menghitung biaya produksi secara rinci berdasarkan proses produksi yang terjadi di pabrik atau workshop. Metode ini sangat penting dalam industri manufaktur atau perusahaan yang memproduksi produk secara massal, di mana menghasilkan produk melalui serangkaian proses produksi yang terpisah.
Dengan mengetahui biaya produksi secara rinci, perusahaan dapat mengendalikan biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan produksi. Selain itu, informasi tentang biaya produksi juga sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis, seperti penetapan harga produk, perencanaan produksi, dan pengembangan strategi bisnis.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa itu Process Costing?
Process Costing adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung biaya produksi massal secara berkelanjutan dengan produk yang bersifat seragam dan homogen. Metode ini umumnya diterapkan di industri yang menghasilkan barang dalam jumlah besar dengan proses produksi yang berurutan, seperti tekstil, kimia, atau FnB.
Process costing memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Produksi Massal dan Kontinu: Produk diproduksi dalam jumlah besar dengan alur proses yang terus menerus.
2. Produk Homogen: Semua produk yang dihasilkan memiliki bentuk, ukuran, dan kualitas yang sama.
3. Biaya Dikumpulkan per Proses/Departemen: Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead dicatat untuk setiap tahap atau departemen produksi.
4. Biaya Per Unit Dihitung Rata-Rata: Total biaya di setiap proses dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi untuk menentukan harga pokok per unit.
5. Cocok untuk Industri dengan Tahapan Produksi Berurutan: Umumnya digunakan pada industri manufaktur besar yang memproses produk dalam batch atau volume tinggi.
Jenis-jenis Process Costing

Terdapat beberapa jenis process costing yang biasanya perusahaan gunakan untuk menghitung biaya produksi, tergantung pada karakteristik dari proses produksinya.
Berikut adalah 5 jenis process costing yang wajib anda ketahui:
1. Weighted average costing
Metode ini menghitung biaya produksi dengan cara menggabungkan biaya persediaan awal dan biaya periode berjalan, lalu dibagi rata dengan total unit yang dihasilkan. Metode ini sederhana dan sering digunakan untuk produksi berkelanjutan.
2. FIFO (First In, First Out) process costing
Pada metode ini, unit yang masuk lebih dulu (persediaan awal) dianggap diproses dan dijual terlebih dahulu. Biaya dipisahkan antara unit lama dan unit baru, sehingga memberikan hasil perhitungan yang lebih akurat untuk periode tertentu.
3. Standard costing
Metode ini menggunakan biaya standar yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan perkiraan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Selisih antara biaya aktual dan biaya standar dicatat sebagai varians untuk analisis efisiensi.
4. Normal costing
Metode ini menggabungkan biaya aktual untuk bahan baku dan tenaga kerja langsung dengan biaya overhead yang dialokasikan berdasarkan tarif yang telah ditentukan. Cara ini membantu memperkirakan biaya unit secara cepat tanpa menunggu perhitungan overhead aktual.
5. Actual costing
Menghitung biaya produksi berdasarkan biaya aktual bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang terjadi selama periode produksi. Metode ini lebih rinci namun memerlukan pencatatan yang lebih kompleks.
Tujuan Process Costing
Process Costing Process Costing menyediakan data biaya yang terstruktur untuk laporan keuangan yang transparan dan sesuai dengan standar akuntansi dengan tujuan untuk memberikan perhitungan biaya yang akurat, efisien, dan transparan.
Dengan mengetahui biaya di setiap tahap, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu perbaikan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi sehingga membantu pengendalian biaya dan pengambilan keputusan manajerial yang lebih tepat.
Contoh Process Costing
Untuk memudahkan dalam memahami lebih lanjut mengenai process costing, mari kita lihat contoh kasus di bawah ini.
Pada industri semen. Proses produksi semen terdiri dari beberapa tahapan berurutan, seperti penggilingan bahan baku, pembakaran di kiln, pendinginan, dan pengemasan. Seluruh produk semen yang dihasilkan memiliki spesifikasi yang seragam, sehingga cocok menggunakan process costing untuk menghitung biaya produksi di setiap tahap.
Dengan metode ini, manajemen dapat mengendalikan biaya bahan baku dan tenaga kerja secara lebih efektif, sekaligus menentukan harga jual semen yang kompetitif di pasar.
Manfaat Perhitungan Process Costing
Dengan mengetahui biaya produksi secara detail, perusahaan dapat menentukan harga jual produk yang tepat sehingga dapat memperoleh keuntungan yang optimal.
Berikut aalah manfaat utama dari perhitungan process costing:
1. Menentukan Harga Pokok Produksi secara Akurat: Process costing membantu menghitung biaya produksi per unit secara tepat untuk setiap tahap proses, sehingga memudahkan penetapan harga jual produk.
2. Memantau Efisiensi Produksi: Dengan memisahkan biaya di setiap tahap proses, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang boros dan meningkatkan efisiensi operasional.
3. Mendukung Pengendalian Biaya: Perhitungan ini memungkinkan manajemen memantau pengeluaran bahan baku, tenaga kerja, dan overhead untuk mencegah pemborosan biaya.
4. Menyediakan Informasi untuk Keputusan Manajerial: Data yang dihasilkan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan seperti evaluasi proses produksi, investasi peralatan baru, atau penyesuaian alur kerja.
5. Meningkatkan Transparansi Laporan Keuangan: Process costing memudahkan pelaporan biaya yang terstruktur sehingga lebih transparan dan sesuai dengan standar akuntansi.
Dengan dukungan software akuntansi, perusahaan juga dapat memantau serta menganalisis laporan biaya produksi secara otomatis dan real-time.
Kelebihan dan Kekurangan Perhitungan Process Costing
Meskipun efektif untuk industri tertentu, Process Costing memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum diterapkan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari process costing:
| Kelebihan | Kekurangan |
|---|---|
|
|
Baca juga: Macam-macam Pembukuan untuk Pengelolaan Keuangan Anda
Perbedaan Antara Process Costing dan Job Costing
Process costing dan job costing adalah dua metode penting yang digunakan untuk menghitung biaya produksi, namun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda sesuai dengan jenis bisnis dan proses produksinya.
Berikut adalah perbedaan antara process costing dan job costing:
| Process Costing | Job Costing |
|---|---|
|
|
Efisiensikan Perhitungan Process Costing Perusahaan dengan HashMicro Accounting
Dalam era digital, penggunaan perangkat lunak seperti sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis. Oleh karena itu, dengan efisiensi perhitungan process costing, perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan dan bersaing dengan lebih baik di pasar.
Untuk efisiensi dalam perhitungan process costing, perusahaan dapat mengimplementasikan Software Akuntansi dari Hashmicro sebagai solusi perangkat lunak akuntansi. Fitur yang memudahkan perusahaan dalam menghitung biaya produksi secara rinci berdasarkan setiap proses produksi yang dilakukan. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengelola dan mengontrol biaya produksi secara efektif dengan mudah.
Selain itu, sistem ini juga memiliki fitur untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik terkait dengan harga jual, penggunaan sumber daya, dan lain sebagainya. Dengan sistem yang terintegrasi dan dapat terakses dari mana saja. Hal ini akan memudahkan perusahaan dalam mengelola biaya produksi secara efisien.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, kesimpulannya adalah bahwa process costing adalah metode akuntansi biaya yang efektif dan efisien dalam menghitung biaya produksi berdasarkan setiap proses produksi yang dilakukan. Metode ini memberikan keuntungan dalam menghitung biaya produksi yang lebih akurat dan efisien. Serta memudahkan perusahaan dalam mengelola dan mengontrol biaya produksi secara lebih baik.
Namun, terdapat beberapa kekurangan pada metode process costing, terutama waktu dan biaya yang cukup besar untuk melakukan analisis detail dan sulit menerapkannya pada produk yang berbeda-beda. Untuk mengoptimalkan efisiensi dalam perhitungan, perusahaan dapat menggunakan Software Akuntansi dari HashMicro sebagai solusi perangkat lunak akuntansi biaya yang dapat memudahkan perusahaan dalam menghitung biaya produksi secara rinci. Jadwalkan demo gratis sekarang bersama tim marketing kami!
Pertanyaan Tentang Process Costing
-
Industri apa saja yang cocok menggunakan Process Costing?
Metode ini cocok untuk industri dengan produksi berkesinambungan dan produk homogen, seperti makanan dan minuman, tekstil, kimia, semen, dan farmasi.
-
Apa saja komponen biaya dalam Process Costing?
Komponen biaya meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di setiap tahap atau departemen produksi.
-
Mengapa Process Costing penting bagi perusahaan manufaktur?
Metode ini membantu menghitung harga pokok produksi per unit secara efisien, memudahkan pengendalian biaya, dan mendukung penetapan harga jual yang kompetitif.






