Pabrik mebel adalah salah satu jenis usaha manufaktur yang banyak berkembang di Indonesia. Sehubungan dengan itu, mengelola usaha mebel akan selalu berkaitan dengan rumitnya manajemen bahan baku, lamanya proses produksi, hingga inefisiensi pemasaran.
Sebagai pemilik mebel itu sendiri, bagaimanakah cara Anda mengatasi masalah-masalah ini? Jika Anda bingung untuk menjawabnya, maka salah satu solusi yang dapat Anda dapatkan adalah dengan menggunakan software manufaktur.
Pemahaman akan hal-hal penting dalam industri mebel juga penting untuk menunjang daya saing bisnis Anda. Apa sajakah hal-hal penting dalam membuat produk pabrik mebel itu dan bagaimakah tips efisien untuk menerapkannya? Artikel berikut akan menjawab pertanyaan Anda selengkapnya.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pengelolaan Bahan Baku
Dalam proses pembuatan produk, penting bagi pabrik mebel untuk mengelola bahan baku yang akan Anda gunakan. Biasanya, bahan baku dalam pembuatan mebel terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
- Bahan baku utama atau primer
Bahan utama mencakup kayu jati, mahoni, plywood, dan blockboard yang menjadi struktur utama mebel. Pengelolaannya dilakukan melalui seleksi kualitas, pemotongan standar, serta pencatatan stok agar produksi tetap stabil. - Bahan baku sekunder
Material seperti rotan, plastik, kulit, atau aluminium digunakan sebagai pelengkap untuk meningkatkan estetika dan fungsi produk. Pengelolaannya fokus pada kecocokan bahan dengan desain serta pengaturan penyimpanan yang sesuai karakteristiknya. - Panel atau perlengkapan
Komponen seperti paku, lem, dan baut dibutuhkan dalam jumlah banyak dan harus selalu tersedia. Pengelolaannya dilakukan melalui pencatatan inventaris yang ketat dan pengadaan rutin agar tidak menghambat proses perakitan. - Bahan finishing atau sanding/top-coating
Bahan finishing digunakan untuk memberikan hasil akhir yang halus dan tahan lama. Pengelolaannya mencakup pengukuran penggunaan per produk dan penyimpanan yang aman, terutama untuk bahan kimia. - Bahan untuk packing
Material packing disiapkan untuk memastikan produk aman saat distribusi. Pengelolaannya mencakup standardisasi kemasan, kontrol kualitas, dan penyesuaian dengan jenis serta ukuran produk.
Baca juga: Tingkatkan Proses Produksi dengan Sistem Manufaktur Terbaik!
Proses Produksi
Langkah selanjutnya dalam rangkaian operasional pabrik mebel adalah proses produksi bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau mentahan. Proses ini biasanya berlangsung dalam lima tahapan, yaitu:
- Pembuatan molding atau matras.
- Tahap cutting atau pemotongan bagian-bagian dari bahan baku.
- Proses smoothing atau penghalusan sambil melakukan QC untuk akurasi potongan.
- Assembly atau perakitan bagian-bagian produk, dan proses setel panel.
- Penghalusan produk setengah jadi menggunakan amplas.
Proses Finishing Produk Pabrik Mebel

Dalam implementasinya, Anda perlu perlu memperhatikan bahan amplas agar saat menuju proses pengecatan, hasil produk akan optimal. Sesuaikan pula tipe finishing dengan bahan kayu yang Anda pilih, baik itu paint & coating, laminating, maupun polishing.
Terakhir, lapisi produk jadi Anda dengan lapisan pelindung yang dapat mencegah goresan, rayap, hingga pemudaran warna pada produk.
Packing dan Distribusi ke Toko
Memasuki proses packing, terdapat tiga cara yang umum dilakukan oleh pemilik pabrik mebel, yaitu:
- Single packing: Proses mengepak barang secara individual atau satu per satu. Contohnya seperti mengemas kursi rotan atau meja makan besar.
- Multiple packing: Proses mengemas produk mebel yang dijual per set, seperti set meja makan dengan empat buah kursi.
- Pallet packing: Umum dilakukan oleh pabrik mebel besar untuk mengirim hasil produksi mereka ke luar negeri menggunakan kontainer.
Setelah mengetahui ketiga metode pengemasan hasil mebel ini, apabila Anda masih bingung mengenai teknik apa yang paling cocok untuk produk Anda, maka terdapat beberapa poin yang dapat Anda perhatikan.
Misalnya, Anda perlu mengetahui pasti tentang ukuran produk Anda, jenis finishing, material produk, moda transportasi pengiriman, lokasi pelanggan, hingga harga jual produk. Mengapa ini menjadi penting?
Mempertimbangkan seluruh aspek ini dapat menunjang Anda mendapat keuntungan maksimal bersamaan dengan ulasan positif dari pelanggan. Meskipun demikian, memikirkan seluruh aspek ini sendirian akan menjadi tugas yang merepotkan.
Untuk itu, software manufaktur hadir untuk meringankan beban di pundak Anda sebagai pemilik pabrik mebel terkemuka. Ingin tahu berapa harga implementasi sistemnya? Klik banner berikut untuk mengetahui jawaban lengkapnya.
Pembelian dan Penjualan Produk
Secara umum, proses pembelian dan penjualan di pabrik mebel biasanya terjadi dengan pemenuhan proses produksi secara make to stock atau make to order. Pertama, pabrik mebel akan menawarkan model-model produk yang tersedia melalui katalog produk.
Setelah itu, pabrik mebel akan menjelaskan mengenai produk yang akan konsumen pesan. Biasanya, hal ini meliputi spesifikasi, fitur-fitur, serta bahan baku material produk.
Selanjutnya, pihak pabrik mebel dan pembeli akan membuat kesepakatan mengenai estimasi waktu pengerjaan dan harga sebelum melakukan pembayaran. Setelah mencapai kesepakatan, bagian administrasi pabrik mebel akan mencatat data pesanan untuk kemudian berlanjut ke proses pembayaran.
Baca juga: 6 Cara Efektif Mengelola Persediaan Barang di Pabrik Manufaktur
Hindari Inefisiensi Produksi Mebel Anda dengan Dukungan Software Manufaktur HashMicro

Sebagai penyedia software manufaktur terbaik, solusi HashMicro mendukung setiap aspek produksi dalam manufaktur, termasuk industri mebel. Melalui tawaran demo gratis dan konsultasi bisnis gratis, vendor ini berkomitmen untuk membantu Anda memahami bagaimana software ini bekerja.
Tidak sendiri, apabila Anda bergabung dengan HashMicro, Anda akan berdiri bersama 2.000 perusahaan terkemuka lainnya, seperti Marimas, Semen Gresik, dan Bantex untuk sukses bersama.
Beberapa fitur Hash Manufacturing Solution yang dapat Anda miliki, meliputi:
- Manufacturing requisition planning: Membantu merencanakan kebutuhan produksi secara detail untuk memastikan ketersediaan bahan baku dan sumber daya lainnya.
- Production scheduling: Memungkinkan perencanaan jadwal produksi berdasarkan permintaan yang diperkirakan berdasarkan riwayat permintaan.
- Made to order: Memprediksi waktu penyelesaian pesanan untuk meningkatkan efisiensi perencanaan produksi dan manajemen waktu.
- Quality control: Mengidentifikasi dan menangani produk yang tidak sesuai standar, serta mengatur tindakan korektif untuk mencegah masalah kualitas di masa depan.
- Finished goods production simulation: Mensimulasikan jumlah produk yang dapat dihasilkan berdasarkan bahan-bahan dalam Bill of Materials (BoM).
- Gantt chart schedule management: Membantu merencanakan kapasitas produksi, penjadwalan mesin dan tenaga kerja, serta mengidentifikasi konflik jadwal dengan Gantt Chart.
Kesimpulan
Industri mebel adalah jenis usaha manufaktur yang berkutat di bidang produksi bahan mentah menjadi bahan siap pakai, umumnya seperti meja, kursi, sofa, dan lemari. Pengoperasian usaha ini perlu memperhatikan 5 aspek penting, mulai dari bahan baku hingga penjualan produk.
Oleh karena itu, guna menunjang efisiensi proses produksi meubel, Anda perlu menggunakan software manufaktur, seperti Hash Manufacturing Automation dari HashMicro.
Dengan deretan ftur yang ada, Anda akan mudah mengelola jadwal produksi hingga memanajemen pesanan pelanggan melalui satu platform. Ingin menjadi lebih dekat dengan kesuksesan usaha mebel Anda? Jadwalkan demo gratis sistemnya sekarang juga.
Pertanyaan Seputar Pabrik Mebel
-
Pabrik mebel termasuk bidang usaha apa?
Jenis usaha yang dilakukan perajin mebel ini adalah perindustrian. Perindustrian adalah kegiatan usaha mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
-
Mebel menjual apa saja?
Usaha mebel adalah salah satu jenis usaha yang cukup banyak dilakukan oleh masyarakat di pedesaan. Usaha mebel ini biasanya berfokus pada pembuatan dan penjualan berbagai jenis furniture atau perabotan, seperti kursi, meja, lemari, rak, dan lain sebagainya.
-
Apa itu bahan baku mebel?
Bahan baku mebel adalah kayu, dan ketersediaan kayu di pasar cukup tinggi dan tidak selalu ada. Maka mebel perlu menyiasati dengan memerkirakan kebutuhan bahan baku.








