Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Apa itu Manufacturing Quality Control dan Manfaatnya

Diterbitkan:

Dalam bisnis manufaktur, Anda pasti ingin memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan pabrik memiliki kualitas yang bagus. Anda juga pasti paham manufacturing quality control bukan hal mudah apalagi jika dilakukan manual. Mengontrol kualitas secara manual memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadi kesalahan.

Salah satu yang paling sering terjadi adalah human error. Kesalahan ini akan menimbulkan permasalah lain, seperti kesalahan produk yang cacat sampai tingginya angka pengembalian barang. Dalam hal ini, menggunakan MES software bisa menjadi solusi efektif yang dapat dilakukan.

Sistem manufaktur adalah proses terpadu untuk merancang, memproduksi, dan mengelola produk. Sistem ini membantu quality check dengan memantau setiap tahap produksi secara real-time, memastikan produk sesuai standar kualitas sebelum sampai ke konsumen.

Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai manufacturing quality control, jenisnya, dan bagaimana sistem manufaktur dapat mempermudah quality control di perusahaan manufaktur.

HashManufacturingAutomation

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      Key Takeaways

      • Manufacturing quality control adalah proses manufaktur yang penting karena memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan
      • Komponen manufacturing quality control mencakup standar, pemeriksaan bahan, inspeksi proses, dokumentasi, produk akhir, dan perbaikan berkelanjutan.
      • Manufacturing quality control terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Incoming Quality Control, In-Process Quality Control, Final Quality Control, Out-Going Quality Control.

      Klik untuk Demo Gratis!

       

      Apa Itu Manufacturing Quality Control

      Manufacturing quality control adalah proses pemeriksaan dan pengujian produk di berbagai tahap produksi untuk memastikan setiap komponen memenuhi standar yang ditetapkan. Aktivitas ini meliputi pengecekan cacat, konsistensi antar komponen, kepatuhan terhadap standar industri, serta verifikasi spesifikasi produk.

      Kontrol kualitas juga berperan penting dalam mencegah kegagalan produksi dengan mendeteksi masalah sejak dini. Dengan pendekatan ini, produsen bisa menghemat waktu dan biaya perbaikan, sekaligus memastikan pelanggan menerima produk berkualitas tinggi dan menjaga reputasi perusahaan sebagai penyedia barang yang andal.

      Komponen Manufacturing Quality Control

      Agar proses pengendalian mutu manufaktur berjalan efektif, perusahaan perlu memahami komponen-komponen utama yang membentuk sistem QC. Berikut ini elemen-elemen penting yang perlu diperhatikan:

      1. Penetapan standar kualitas: Produsen harus menentukan kriteria dan standar kualitas yang jelas dan terukur, agar setiap produk dapat memenuhi ekspektasi.
      2. Verifikasi kualitas bahan baku: Bahan baku yang masuk diperiksa dan diuji untuk memastikan sesuai spesifikasi sebelum diproses lebih lanjut.
      3. Sampling dan validasi batch: Selama produksi, sampel dari tiap batch diambil dan diuji secara sistematis untuk memastikan keseragaman kualitas.
      4. Pemeriksaan kualitas dalam proses: Inspeksi dan pengujian dilakukan secara terus-menerus di berbagai tahap produksi untuk mendeteksi cacat sejak dini.
      5. Pelaporan ketidaksesuaian & tindakan korektif/preventif (CAPA): Setiap masalah dicatat melalui laporan ketidaksesuaian, dengan tindakan korektif dan preventif diterapkan agar tidak terulang.
      6. Dokumentasi dan pencatatan: Semua inspeksi, pengujian, ketidaksesuaian, dan tindakan perbaikan dicatat untuk memastikan akuntabilitas dan memudahkan audit.
      7. Inspeksi produk akhir: Produk yang selesai diproduksi diperiksa secara menyeluruh sebelum diserahkan kepada pelanggan.
      8. Perbaikan berkelanjutan: Data QC dianalisis secara rutin untuk menemukan peluang peningkatan proses dan hasil produksi di masa mendatang.

      Pentingnya Manufacturing Quality Control untuk Perusahaan Manufaktur

      Berikut beberapa manfaat utama manufacturing quality control yang membuat perusahaan manufaktur lebih efisien, hemat biaya, dan mampu menjaga kepuasan pelanggan.

      1. Mencegah produk cacat dan menjaga reputasi

      Manufacturing quality control memastikan setiap produk yang dihasilkan sesuai standar kualitas. Tanpa QC yang baik, produk cacat bisa sampai ke konsumen, yang berpotensi merusak reputasi perusahaan.

      2. Mengurangi biaya produksi

      QC membantu mendeteksi kesalahan sejak tahap awal produksi. Dengan memperbaiki masalah lebih awal, perusahaan dapat menghindari biaya tinggi untuk perbaikan atau penggantian produk di kemudian hari.

      3. Meningkatkan kepuasan pelanggan

      Produk berkualitas tinggi dan konsisten meningkatkan kepuasan pelanggan. Konsumen yang puas lebih mungkin melakukan pembelian ulang, memberikan ulasan positif, dan merekomendasikan produk kepada orang lain.

      4. Mendorong pangsa pasar dan profitabilitas

      Dengan produk berkualitas, perusahaan dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan profitabilitas. Sebaliknya, produk yang buruk dapat menimbulkan pengembalian barang, keluhan, dan bahkan kehilangan pelanggan.

      Jenis-jenis Manufacturing Quality Control

      Meski tujuan quality control di perusahaan manufaktur adalah memeriksa apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditentukan, quality control sendiri memiliki beberapa jenis berbeda. Berikut adalah jenis quality control di perusahaan manufaktur:

      1. Incoming Quality Control (IQC)

      Incoming quality control adalah proses pengecekan yang ditujukan untuk memeriksa bahan baku atau komponen yang masuk sebelum digunakan dalam produksi. Tujuannya adalah memastikan bahwa semua bahan yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan

      Sehingga, dapat diproses untuk dilakukan produksi yang menghasilkan produk akhir berkualitas tinggi.

      2. In-Process Quality Control (IPQC)

      IPQC adalah jenis quality control di perusahaan manufaktur yang dilakukan selama proses produksi. Proses ini dilakukan untuk memantau dan memastikan bahwa setiap tahap produksi berjalan sesuai dengan standar kualitas.

      3. Final Quality Control (FQC)

      Jenis pemeriksaan kualitas ini dilakukan pada produk akhir setelah seluruh proses produksi selesai. Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk siap dikirim kepada konsumen memenuhi semua standar kualitas yang ditetapkan dan bebas dari cacat atau kesalahan.

      4. Out-Going Quality Control (OQC)

      Proses quality control di perusahaan manufaktur tidak berakhir di FQC, tetapi di OQC. Proses inspeksi ini dilakukan sebelum produk dikirim ke pelanggan. Pemeriksaan terakhir ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dikirim tidak memiliki cacat dan memenuhi spesifikasi pesanan pelanggan, sehingga meminimalkan risiko pengembalian atau keluhan dari pelanggan.

      Jenis Alat yang Digunakan untuk Manufacturing Quality Control

      Berikut adalah jenis alat yang umum digunakan untuk melakukan quality control di perusahaan manufaktur:

      • Spektrometer: Alat ini digunakan untuk menganalisis komposisi kimia material. Penggunaan alat ini membantu manajemen untuk memastikan bahwa bahan baku atau komponen memiliki komposisi yang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
      • Calipers dan Mikrometer: Perusahaan manufaktur menggunakan alat ini untuk mengukur dimensi fisik produk dengan presisi tinggi. CMM Calipers digunakan untuk mengukur jarak, ketebalan, atau diameter, sedangkan mikrometer digunakan untuk pengukuran yang lebih presisi, terutama pada bagian-bagian kecil.
      • Mesin Uji Tarik (Tensile Testing Machine): Mesin ini berfungsi memberikan tekanan pada produk hingga batasnya untuk menentukan kekuatan maksimum yang dapat ditahan sebelum terjadi kerusakan. Sehingga, manajemen dapat mengetahui kualitas dan daya ketahanan material yang digunakan.
      • Pengujian Non-Destruktif (Non-Destructive Testing – NDT): Alat ini mencakup berbagai teknik pengujian material seperti ultrasonik, radiografi, dan pengujian magnetik untuk memeriksa integritas material atau produk tanpa merusaknya. Ini berguna untuk mendeteksi cacat internal atau kelemahan struktural.
      • Microscope: Dalam quality check, alat ini digunakan untuk memeriksa cacat kecil atau struktur mikro pada permukaan atau dalam material yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sehingga, manajemen dapat mengidentifikasi cacat internal atau permukaan yang bisa mempengaruhi kualitas produk.
      • Surface Roughness Tester: Alat ini digunakan untuk mengukur tekstur permukaan produk. Tekstur permukaan dapat mempengaruhi fungsi dan tampilan produk, sehingga pengukuran ini penting untuk memastikan kualitas yang diinginkan.

      Kesalahan Umum yang Sering Terjadi di Manufacturing Quality Control

      Quality control di perusahaan manufaktur bukan hal yang mudah dan rentan mengalami kesalahan, terlebih jika dilakukan secara manual. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat melakukan quality control di pabrik manufaktur:

      1. Produk cacat yang tidak terdeteksi

      Salah satu kesalahan paling umum jika quality control tidak dilakukan dengan benar adalah produk cacat yang lolos dari proses produksi. Produk cacat ini mungkin memiliki masalah seperti dimensi yang tidak sesuai, material yang tidak tepat, atau fungsi yang tidak bekerja sebagaimana mestinya.

      Ketika produk cacat sampai ke tangan konsumen, ini dapat menyebabkan ketidakpuasan, yang pada akhirnya dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap merek tersebut.

      2. Kurangnya konsistensi dalam kualitas produk

      Tanpa pengawasan dan kontrol yang tepat, beberapa batch produksi mungkin memenuhi standar kualitas, sementara yang lain tidak. Hal ini dapat membingungkan pelanggan, yang mungkin menerima produk yang berkualitas tinggi dalam satu kesempatan dan produk yang berkualitas rendah di lain waktu.

      Kurang konsistennya dalam kualitas produk juga membuat sulit bagi perusahaan untuk mempertahankan standar yang diharapkan oleh pasar. Ini dapat merusak citra merek dan menyebabkan penurunan penjualan karena pelanggan beralih ke produk pesaing yang menawarkan kualitas yang lebih konsisten.

      3. Peningkatan biaya produksi dan operasional

      Dampak dari quality check yang tidak benar memberikan perusahaan mungkin harus mengulang atau memperbaiki produk yang cacat, yang dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi. Misalnya, produk yang sudah hampir selesai mungkin harus diurai dan diperbaiki, atau dalam kasus yang lebih parah.

      Selain itu, biaya operasional juga meningkat karena waktu dan sumber daya tambahan yang dibutuhkan untuk menangani produk cacat. Perusahaan mungkin perlu mengalokasikan lebih banyak waktu untuk inspeksi ulang dan perbaikan, yang dapat mengurangi efisiensi secara keseluruhan.

      Hindari Pabrik dari Kesalahan Manufacturing Quality Control dengan Sistem HashMicro

      Quality control manufaktur

      Manufacturing quality control yang tidak dilakukan dengan baik tentu akan membawa dampak yang besar bagi perusahaan. Dalam hal ini, terintegrasi dengan sistem manufaktur adalah solusi efektif yang bisa Anda lakukan. Salah satu sistem yang dapat Anda gunakan adalah Hash Manufacturing Automation.

      Hash Manufacturing Automation adalah sistem manufaktur dari HashMicro yang dilengkapi dengan fitur-fitur komprehensif untuk meningkatkan efisiensi produktivitas manufaktur, salah satunya adalah quality control. Sistem ini juga memberikan demo gratis untuk memberi Anda kesempatan memahami cara kerjanya.

      Salah satu fitur dari sistem manufaktur HashMicro yang dapat membantu quality check adalah fitur Manufacturing Quality Control. Fitur ini mengidentifikasi dan menangani barang yang tidak sesuai standar, mengatur tindakan korektif, dan mencegah terjadinya masalah kualitas di masa depan untuk meningkatkan proses produksi yang berkelanjutan.

      Selain itu, sistem manufaktur HashMicro juga memiliki fitur Manufacturing Subcon Management. Penggunaan fitur ini dapat membantu memastikan kualitas produksi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol dalam manajemen produksi.

      Kesimpulan

      Quality control di perusahaan manufaktur adalah proses penting yang menentukan produk yang dihasilkan tetap berada pada standar yang telah ditentukan. Oleh karena itu, quality control harus dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.

      Dalam hal ini, menggunakan software manufaktur dari HashMicro dapat menjadi solusi untuk menjalankan quality control yang minim kesalahan. Sistem ini dapat diintegrasikan dengan platform quality management system mendeteksi seluruh produk dan memberikan informasi ke satu platform utuh. Oleh karena itu, Anda dapat mudah dalam melakukan quality control.

      Untuk meningkatkan kenyamanan Anda dalam menggunakan sistem, HashMicro melengkapi aplikasi ini dengan layanan pengguna yang responsif dan bantuan dari teknisi ahli serta profesional. Sehingga, dapat senantiasa membantu Anda jika ada kesalahan. Segera jadwalkan demo gratis sekarang!

      HashManufacturingAutomation

      Pertanyaan Seputar Manufacturing Quality Control

      • Apa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang QC?

        Seorang QC di pabrik harus memiliki kemampuan untuk menganalisis secara kritis, manajemen waktu yang baik, dan pemecahan masalah yang efektif.

      • Kegiatan quality control di pabrik meliputi apa saja?

        Quality control meliputi proses pemeriksaan, pengawasan, dan tindakan preventif yang harus diambil agar kualitas produk yang dihasilkan dapat tetap sesuai standar yang ditentukan.

      • Apa contoh sistem QC manufaktur yang baik?

        Sistem manufaktur HashMicro adalah salah satu sistem QC yang terintegrasi dengan fitur komprehensif dan dapat membantu meningkatkan efisiensi produktivitas perusahaan.

      Kinan Eliana

      Content Writer

      Kinan telah berpengalaman selama 3 tahun di bidang content writing untuk industri manufaktur, konstruksi, dan retail. Ia secara konsisten mengulas topik terkait proses operasional bisnis manufaktur, manajemen omnichannel, manajemen proyek, serta implementasi teknologi digital untuk proses bisnis.

      Anandia Denisha, MBA

      Regional Manager

      Expert Reviewer

      Anandia adalah seorang praktisi dengan gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara, serta memiliki kemampuan kuat dalam strategi bisnis dan manajemen pemasaran. Pengalaman lebih dari lima tahun di bidang marketing telah membentuk keahliannya dalam pengembangan strategi pemasaran, analisis pasar, dan pengelolaan tim lintas wilayah. Perjalanan karirnya di industri teknologi dan software enterprise memperkuat kemampuannya dalam memahami kebutuhan pelanggan B2B, mengelola kampanye pemasaran digital, serta mengoptimalkan performa tim untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.