Dalam akuntansi, deplesi adalah metode untuk menghitung penyusutan aset sumber daya alam akibat eksploitasi atau penggunaan. Istilah ini penting bagi bisnis di sektor pertambangan dan industri berbasis SDA, karena sumber daya yang telah habis tidak dapat diperbarui, sehingga nilai aset perlu dihitung secara akurat.
Bagi sebagian orang, perhitungan deplesi mungkin tampak rumit dan rentan kesalahan, terutama jika dilakukan manual. Karena itu, penggunaan sistem akuntansi terintegrasi sangat disarankan agar pencatatan dan pemantauan keuangan perusahaan lebih akurat serta minim human error.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa Itu Deplesi?
Deplesi adalah metode akuntansi untuk menghitung penurunan nilai sumber daya alam seperti minyak, gas, batu bara, atau hasil tambang. Berbeda dari depresiasi, deplesi berlaku untuk aset alam yang tidak dapat diperbarui. Tujuannya agar nilai ekonomi sumber daya tercatat secara akurat.
Dalam praktiknya, deplesi membantu perusahaan mengalokasikan biaya perolehan sumber daya ke periode produksi yang sesuai. Hal ini menjaga agar pengakuan biaya seimbang dengan manfaat ekonomi yang diterima.
Tujuan Perhitungan Deplesi
Perhitungan deplesi aset perusahaan tentu memiliki tujuan khusus yaitu sebagai berikut:
- Mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan sumber daya.
- Mencegah kelangkaan sumber daya di masa yang akan mendatang.
- Mengetahui keseluruhan sisa stok sumber daya yang telah Anda manfaatkan ataupun yang berkurang karena adanya kerusakan.
- Merencanakan pembangunan di masa yang akan mendatang dengan sumber daya yang ada.
Perbedaan Deplesi dan Depresiasi
Sebelum memahami cara menghitungnya, penting untuk membedakan antara deplesi dan depresiasi. Keduanya memang sama-sama menghitung penurunan nilai aset, namun memiliki fokus dan penerapan yang berbeda, seperti terlihat pada tabel berikut.
| Aspek Perbandingan | Deplesi | Depresiasi |
| Pengertian | Proses pengakuan penurunan nilai atas sumber daya alam akibat eksploitasi atau penggunaan. | Proses pengakuan penurunan nilai atas aktiva tetap berwujud karena pemakaian atau usia ekonomis.1 |
| Objek yang Dikenakan | Sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, batu bara, emas, dan hasil tambang lainnya. | Aset tetap seperti gedung, mesin, kendaraan, peralatan, dan furnitur. |
| Sifat Aset | Tidak dapat diperbarui, setelah habis, nilainya tidak bisa dipulihkan kembali. | Dapat digunakan kembali dengan perawatan atau penggantian suku cadang. |
| Tujuan Perhitungan | Menghitung berkurangnya nilai ekonomi akibat eksploitasi SDA agar nilai aset tercatat realistis. | Mengalokasikan biaya aset tetap selama masa manfaatnya agar laporan keuangan tetap akurat. |
| Contoh Kasus | Penurunan cadangan minyak dari 1 juta barel menjadi 800 ribu barel akibat eksploitasi. | Penurunan nilai mesin pabrik karena pemakaian selama lima tahun. |
Baca juga: Faktor Depresiasi Aset dan Cara Menghitungnya dalam Bisnis
Manfaat Mengetahui Nilai Deplesi
Mengetahui nilai deplesi membantu perusahaan memahami seberapa besar sumber daya alam telah digunakan dan berapa yang masih tersisa. Informasi ini penting untuk menjaga efisiensi, keberlanjutan, dan akurasi laporan keuangan. Berikut beberapa manfaat utamanya:
1. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya
Dengan data deplesi yang akurat, perusahaan dapat merencanakan eksploitasi sumber daya secara efisien, meminimalkan pemborosan, dan memperpanjang umur tambang atau ladang produksi.
2. Mendukung keberlanjutan bisnis
Pemantauan nilai deplesi membantu mencegah eksploitasi berlebihan. Hal ini menjaga ketersediaan sumber daya untuk jangka panjang sekaligus mendukung praktik bisnis berkelanjutan.
3. Meningkatkan akurasi laporan keuangan
Perhitungan deplesi memastikan nilai aset sumber daya alam tercatat secara realistis, sehingga laporan keuangan mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya.
4. Membantu pengambilan keputusan investasi
Informasi deplesi memberikan gambaran jelas bagi manajemen dalam menentukan waktu yang tepat untuk investasi baru atau pembaruan aset produktif.
Cara Menghitung Deplesi
Sebelum menghitung deplesi, ada beberapa aspek yang harus Anda perhatikan seperti taksiran hasil ekonomi SDA yang bisa Anda eksploitasi dan taksiran terhadap nilai sisa apabila sumber daya alam sudah Anda gunakan. Selain kedua hal tersebut, Anda juga harus memperhatikan harga perolehan aktiva tetap dan perolehan sumber daya alam.
Berikut ini studi kasus cara menghitung deplesi per ton:
Perkiraan suatu lahan tambang dengan taksiran harga Rp 100.000.000,00 memiliki kandungan minyak bumi sebanyak 100.000 ton. Setelah Anda eksploitasi pada tahun pertama, nilai taksirannya hanya mencapai Rp 20.000.000.
Perhitungan deplesi dapat Anda hitung dengan cara berikut:
Deplesi= (Rp 100.000.000 – Rp 20.000.000) / 100.000 = Rp 800/ton
Maka, nilai deplesinya adalah Rp 800 per ton. Apabila tahun berikutnya lahan tersebut bisa menghasilkan 20.000 ton, maka deplesi pada tahun tersebut adalah
Rp 800 x Rp 20.000 = Rp 16.000.000
Perhitungan penyusutan ini akan muncul di neraca sisi aset dengan mengurangi nilai aktiva. Perusahaan akan membagikan dividen berdasarkan jumlah laba bersih yang ditambahkan dengan nilai deplesi. Dengan demikian, Anda dapat mencegah kerugian akibat sumber daya alam yang telah habis Anda gunakan.
Faktor yang Mempengaruhi Basis Deplesi
Sebelum menghitung nilai deplesi, penting untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhinya. Dengan begitu, perusahaan dapat memperkirakan biaya sumber daya alam secara lebih akurat dan efisien. Berikut penjelasannya:
1. Pengembangan
Faktor ini mencakup biaya persiapan lahan dan eksplorasi sumber daya alam. Biayanya terbagi menjadi dua: berwujud, seperti alat berat atau rig minyak, dan tidak berwujud, seperti pengeboran awal dan pembuatan terowongan. Keduanya berpengaruh besar terhadap total nilai deplesi.
2. Akuisisi
Biaya akuisisi mencakup pengeluaran untuk menyewa atau membeli lahan serta memperoleh hak eksploitasi sumber daya. Nilainya bergantung pada luas tanah dan potensi sumber daya di dalamnya. Setelah proses selesai, biaya ini dicatat sebagai aset dan bisa berubah menjadi biaya eksplorasi atau kerugian jika hasilnya tidak sesuai harapan.
3. Eksplorasi
Tahap eksplorasi meliputi biaya selama proses pencarian dan penggalian sumber daya alam. Beberapa perusahaan menggunakan metode full cost, yakni membebankan semua biaya eksplorasi, baik yang berhasil maupun gagal. Sementara lainnya hanya mencatat biaya dari eksplorasi yang berhasil menemukan sumber daya bernilai.
4. Restorasi
Setelah ekstraksi selesai, perusahaan mengeluarkan biaya restorasi untuk memulihkan kondisi lahan. Tujuannya agar tanah kembali seperti semula, misalnya dengan menutup lubang tambang atau memperbaiki area bekas galian. Biaya ini juga bisa berupa kompensasi kepada pemilik tanah sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan.
Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi
Ada beberapa masalah yang sering kali muncul saat menghitung deplesi, berikut ini penjelasannya:
1. Mengestimasi cadangan yang dapat Anda pulihkan
Seperti yang kita ketahui, metode deplesi menghitung penyusutan aktiva terhadap sumber daya alam yang tidak bisa Anda perbarui. Untuk mengestimasi cadangan yang dapat Anda pulihkan, Anda harus merevisi tingkat deplesi dengan cara membagi nilai yang tersisa dengan estimasi baru terhadap cadangan yang dapat Anda pulihkan.
2. Nilai penemuan
Nilai penemuan adalah istilah yang berkaitan dengan sumber daya alam. Apabila terjadi perubahan standar akuntansi agar dapat mengatasi nilai penemuan, maka akun aktiva dan akun apresiasi yang belum terealisasi akan dikredit secara rapi.
Akun apresiasi yang belum direalisasi adalah bagian dari ekuitas pemegang saham. Perusahaan terkait akan melakukan transfer pendapatan sebagai sumber daya yang akan perusahaan jual.
3. Aspek pajak dari sumber daya alam
Pemerintah menetapkan peraturan pajak mengenai pengurangan dari nilai depresi pada pendapatan sumber daya alam sekitar 5 hingga 22 persen dari pendapatan yang akan perusahaan terima.
Oleh karena itu, untuk sumber daya alam tertentu pun jumlah deplesinya akan melebihi dari biaya yang telah menjadi ketetapan dan tercatat menjadi nol. Apabila perusahaan masih memiliki pendapatan kotor, pengurangan deplesi akan tetap menjadi perhitungan.
4. Dividen likuidasi
Apabila perusahaan tidak membeli properti tambahan, maka perusahaan harus memberikan dividen likuidasi berupa investasi modal dana ke para pemegang saham dari jumlah akumulasi laba bersih.
Permasalahan yang kerap kali muncul adalah sulitnya membedakan dividen pengembalian modal atau bukan. Dividen likuidasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan harus dapat didebit pada bagian agio saham, bukan pada laba ditahan.
Baca juga: Akumulasi Penyusutan, Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Perusahaan
Hubungan Antara Deplesi dan Dividen
Apabila sumber daya alam telah habis Anda eksploitasi dan tidak tersisa lagi, maka perusahaan tersebut akan menghentikan usahanya. Mereka akan membagikan dividen yang berasal dari total penambahan antara laba bersih perusahaan dengan deplesi.
Keadaan yang sedemikian rupa mengharuskan mereka untuk memberi tahu para investor bahwa dividen yang telah mereka berikan adalah bentuk pengembalian nilai modal.
Dividen ini biasa kita kenal dengan dividen likuidasi, yaitu dividen yang berupa sebagian laba dan pengembalian modal kepada pemegang saham.
Kesimpulan
Memahami cara perhitungan deplesi membantu perusahaan mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal sekaligus mencegah kerugian akibat menurunnya nilai aset.
Untuk mengatasinya, Anda dapat beralih menggunakan sistem akuntansi terintegrasi seperti HashMicro. Dengan fitur otomatisasi dan analisis data real-time, HashMicro membantu meningkatkan akurasi pencatatan.
Jika Anda ingin melihat bagaimana sistem ini dapat diimplementasikan pada perusahaan Anda, jadwalkan demo gratis HashMicro dan temukan solusi akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Pertanyaan Seputar Deplesi
-
Apa yang dimaksud dengan deplesi dalam akuntansi?
Deplesi adalah metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat penurunan nilai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti minyak, gas, atau batu bara. Tujuannya agar biaya eksploitasi dan manfaat ekonominya tercatat secara seimbang di laporan keuangan.
-
Apa perbedaan deplesi dengan depresiasi?
Deplesi berlaku untuk aset alam yang habis digunakan, sedangkan depresiasi digunakan untuk aset tetap seperti mesin atau gedung yang nilainya menurun karena pemakaian. Keduanya sama-sama mencatat penyusutan, namun objeknya berbeda.
-
Bagaimana software akuntansi membantu menghitung deplesi?
Software akuntansi seperti HashMicro Accounting Software dapat menghitung deplesi secara otomatis, mencatat seluruh transaksi terkait aset alam, dan menghasilkan laporan keuangan akurat tanpa risiko kesalahan manual.







