Days Payable Outstanding (DPO) adalah metode untuk menghitung estimasi waktu perusahaan dalam melunasi utang. Konsep ini penting karena membantu investor melihat kondisi keuangan sekaligus mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola kewajiban.
Nilai DPO yang tinggi memberi ruang perusahaan memanfaatkan dana lebih lama, namun juga bisa menandakan ketidakmampuan membayar tepat waktu. Karena itu, perhitungan DPO sebaiknya dilakukan dengan software akuntansi terintegrasi agar hasil lebih akurat dan produktivitas meningkat.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Rumus Menghitung Days Payable Outstanding (DPO)
Days payable outstanding atau DPO merupakan rasio finansial yang menghitung rata-rata waktu perusahaan dalam membayar hutang. Cara untuk menghitung atau menemukan DPO adalah dengan membandingkan harga pokok, utang usaha dan juga sisa hari sebelum tiba jatuh tempo pembayaran tagihan.
Maka dari itu rumus atau formula untuk menghitung days payable outstanding adalah sebagai berikut:
Days Payable Outstanding (DPO) = (rata-rata utang usaha / Harga Penjualan) x Jumlah Hari
Atau
Days Payable Outstanding (DPO) = Rata-rata Utang Usaha / (Harga Pokok Penjualan / Jumlah Hari)
Yang mana
Harga Pokok Penjualan = Inventaris Awal + Pembelian – Inventaris Akhir
Jika kita lihat dari rumus, dapat kita tarik 3 komponen penting dalam perhitungan DPO:
- Utang Usaha: Jumlah utang perusahaan pada pihak kreditur karena adanya pembelian yang Anda lakukan secara kredit.
- Harga Pokok Penjualan: Harga yang ditentukan oleh perusahaan yang mana mencakup proses produksi hingga produk siap jual. Ini termasuk biaya langsung, seperti biaya peralatan, bahan baku, sewa, dan biaya lainnya yang secara langsung berdampak pada produksi.
- Jumlah Hari: Hari yang tersisa hingga jatuh tempo utang perusahaan.
Cara Menghitung Days Payable Outstanding (DPO)
Dalam menghitung DPO Anda harus menghitung jumlah hari yang dibutuhkan sebelum memenuhi faktur hutang kepada pemasok atau vendor untuk pembelian yang dilakukan secara kredit. Di neraca, item baris hutang dagang mewakili saldo akumulasi pembayaran yang belum terpenuhi untuk pembelian masa lalu yang perusahaan lakukan. Barang atau jasa telah diserahkan kepada perusahaan sebagai bagian dari perjanjian transaksi, tetapi perusahaan belum membayar.
Selama pemasok menunggu pembayaran, uang tetap berada di tangan pembeli tanpa batasan penggunaan uang tersebut. Semakin lama pembayaran Anda tunda, semakin lama pula perusahaan memegang uang tersebut. Yang mana hal tersebut cenderung menguntungkan margin keuntungan perusahaan, serta meningkatkan arus kas bebas (FCF). Oleh karena itu, hutang hari kerja yang lebih tinggi menghasilkan likuiditas jangka pendek yang lebih banyak, yaitu peningkatan jumlah kas yang ada.
Karena peningkatan kewajiban operasi saat ini seperti hutang dagang merupakan arus kas masuk, perusahaan berusaha untuk meningkatkan DPO mereka. Meskipun tagihan pada akhirnya harus Anda bayar, perusahaan dapat menggunakan uang itu untuk keperluan lain untuk saat ini. Namun, nilai DPO yang lebih tinggi tidak selalu berdampak positif bagi bisnis. Jika perusahaan membutuhkan waktu terlalu lama untuk membayar krediturnya, hal itu beresiko membahayakan hubungannya dengan pemasok dan kreditur yang mungkin menolak untuk menawarkan kredit perdagangan di masa mendatang atau mungkin menawarkannya dengan persyaratan yang mungkin kurang menguntungkan bagi perusahaan.
Menghitung hari kerja berbayar (DPO) perusahaan adalah proses dua langkah:
- Tahap 1: Mulailah dengan mengambil saldo hutang dagang rata-rata (atau akhir) perusahaan dan membaginya dengan harga pokok penjualan (COGS).
- Langkah 2: Dari situ, langkah selanjutnya adalah mengalikan angka tersebut dengan 365 hari.
Contoh Penerapan Days Payable Outstanding (DPO) Bagi Perusahaan
Kita ambil contoh dari historis beberapa besar. Pertama adalah perusahaan ritel terkemuka Walmart (WMT) yang diketahui memiliki utang dagang senilai $49,1 miliar dengan harga pokok penjualannya adalah senilai $420,3 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Januari 2021. Angka-angka ini tentu saja tersedia dalam laporan keuangan tahunan dan neraca perusahaan tersebut. Dengan mengambil jumlah hari 365 untuk perhitungan tahunan, DPO untuk Walmart menjadi [ (49,1 x 365) / 420,1 ] = 42,7 hari.
Perhitungan yang serupa digunakan teknologi Microsoft (MSFT), yang memiliki $2,8 miliar sebagai utang dagang dan $41,3 miliar sebagai COGS, yang mana menghasilkan nilai DPO 24,7 hari. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun fiskal yang berakhir pada tahun 2021, Walmart membayar tagihannya sekitar 43 hari setelah menerima tagihan, sementara Microsoft membutuhkan waktu rata-rata sekitar 25 hari untuk membayar tagihannya.
Beda kasusnya dengan perusahaan ritel online raksasa Amazon (AMZN), yang memiliki utang dagang sebesar $72,5 miliar dan COGS sebesar $233,3 miliar untuk tahun fiskal 2020. Perusahaan ini memiliki DPO yang sangat tinggi yaitu 113,4 hari. Nilai DPO yang tinggi tersebut dapat Anda kaitkan dengan model atau sistem kerja Amazon. Yang mana 50% penjualannya dipasok oleh penjual pihak ketiga. Amazon secara langsung menerima dana pada akunnya dari hasil penjualan barang yang sebenarnya dipasok oleh penjual pihak ketiga yang menggunakan platform online Amazon.
Namun, metode ini tidak membayar penjual segera setelah penjualan terjadi. Tetapi mereka mengirimkan pembayaran terakumulasi berdasarkan siklus pembayaran mingguan/bulanan atau berbasis ambang batas. Mekanisme kerja ini memungkinkan Amazon menyimpan uang tunai untuk jangka waktu yang lebih lama, dan pengecer online terkemuka ini berakhir dengan DPO yang sangat tinggi.
Faktor-Faktor Penentu Days Payable Outstanding (DPO)
Beberapa hal dapat memengaruhi tinggi rendahnya Days Payable Outstanding (DPO) pada perusahaan. Berikut faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kebijakan kredit pemasok
Setiap pemasok memiliki kebijakan kredit berbeda yang memengaruhi jangka waktu pembayaran. Semakin panjang tenor kredit yang diberikan, maka semakin tinggi nilai DPO perusahaan. Sebaliknya, jika pemasok menuntut pembayaran lebih cepat, DPO akan cenderung lebih rendah.
2. Kondisi keuangan perusahaan
Perusahaan dengan arus kas sehat biasanya mampu melunasi kewajiban lebih cepat. Hal ini menurunkan nilai DPO karena pembayaran dilakukan tepat waktu. Sebaliknya, jika keuangan kurang stabil, perusahaan bisa memperpanjang waktu pembayaran sehingga DPO meningkat.
3. Jenis industri
Setiap industri memiliki standar pembayaran yang berbeda sesuai dengan karakteristik bisnisnya. Industri manufaktur misalnya, sering kali memiliki DPO lebih panjang karena kebutuhan modal kerja besar. Sedangkan pada industri ritel, pembayaran cenderung lebih singkat.
4. Negosiasi dengan pemasok
Kemampuan perusahaan dalam bernegosiasi akan sangat menentukan fleksibilitas pembayaran. Perusahaan yang berhasil menjalin hubungan baik dengan pemasok bisa memperoleh syarat pembayaran lebih longgar. Hal ini tentu berdampak pada peningkatan nilai DPO.
5. Strategi manajemen kas
Beberapa perusahaan memilih menunda pembayaran tagihan agar dana dapat digunakan lebih lama untuk kebutuhan operasional lain. Strategi ini memang dapat meningkatkan likuiditas jangka pendek, namun berisiko merusak reputasi bila pembayaran terlalu lama ditunda.
Mengapa Penting Penggunaan Days Payable Outstanding (DPO) Bagi Perusahaan?
Days payable outstanding ini penting Anda gunakan dalam manajemen keuangan perusahaan Anda. Karena pembayaran kepada pemasok dapat mempengaruhi likuiditas keuangan perusahaan Anda. Jika Anda membayar lebih cepat berarti lebih banyak uang keluar. Dan jika itu tidak Anda iimbangi dengan posisi kas atau kas masuk yang memadai, hal tersebut dapat mengarah pada masalah arus kas.
Analis saham dan para investor mengamati dengan seksama rasio ini guna menilai likuiditas perusahaan, bersama dengan metrik keuangan lainnya. Sedangkan, manajemen menggunakan rasio ini untuk dijadikan dasar dalam membuat keputusan penting seperti modal kerja serta apakah perlu ganti pemasok atau tidak.
Kemudian, DPO juga dapat Anda gunakan untuk menghitung siklus konversi kas (cash conversion cycle). Konversi kas ini adalah metrik untuk mengukur berapa lama perusahaan bisa menghasilkan kas, dihitung dengan memperhatikan berapa hari rata-rata menjual inventaris (Days Inventory Outstanding), menagih piutang (Days Sales Outstanding/DSO), dan membayar tagihan (Days Payable Outstanding/DPO).
Kesimpulan
Hutang yang perusahaan Anda miliki hendaknya bisa termanajemen dengan baik dalam proses pembayarannya. Days payable outstanding adalah metode yang menghitung estimasi waktu yang perusahaan butuhkan dalam melunasi hutang perusahaan. Hutang yang perusahaan miliki tidak dapat asal Anda lunasi saja, karena hal ini berkaitan dengan arus kas. Maka dari itu metode DPO ini adalah cara paling efektif bagi Anda dalam mengatasi pembayaran hutang perusahaan. Ada 3 komponen penting dalam DPO yaitu utang perusahaan, harga pokok penjualan, dan jumlah hari hingga jatuh tempo. 3 komponen itu penting dalam mengetahui estimasi Anda hingga jatuh tempo.
Dalam menghitung DPO Anda dapat menggunakan software akuntansi. Sistem yang terintegrasi dan dapat mengotomatiskan semua pengelolaan keuangan Anda. Perhitungan DPO yang harus akurat dan cermat dapat dengan mudah Anda manajemen dengan menggunakan software akuntansi. Perhitungan harga pokok penjualan serta komponen lainnya akan dengan mudah Anda kelola dengan menggunakan sistem yang terpusat. Dapatkan demo gratisnya untuk mengetahui software akuntansi lebih lengkap lagi.
Pertanyaan Seputar Days Payable Outstanding
-
Apa itu Days Payable Outstanding?
Days Payable Outstanding (DPO) adalah rasio keuangan yang menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar utang kepada pemasok.
-
Bagaimana cara menghitung DPO?
DPO dihitung dengan membagi rata-rata utang usaha dengan harga pokok penjualan per hari, sehingga menghasilkan estimasi jumlah hari untuk melunasi utang.
-
Bagaimana cara menghitung jumlah hari utang yang belum dibayar?
Jumlah hari utang yang belum dibayar dapat dihitung dengan formula DPO, yaitu Rata-rata Utang Usaha / (Harga Pokok Penjualan / Jumlah Hari).