Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Cara Hitung Inventory Cost untuk Penuhi Kebutuhan Konsumen Bisnis Anda

Diterbitkan:

Banyak perusahaan sering menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan biaya persediaan. Inventory cost adalah elemen besar yang memengaruhi produksi, karena ketersediaan bahan baku menentukan kelancaran operasional sekaligus profitabilitas bisnis.

Ketika perhitungan inventory cost tidak akurat, perusahaan bisa menanggung beban dari pemesanan, pengiriman, hingga pembayaran supplier. Bahkan kelebihan stok pun bisa berujung kerugian karena barang terlalu lama tersimpan. Inilah sebabnya memahami berbagai metode cost of inventory sangat penting bagi setiap perusahaan.

Dalam praktiknya, perusahaan juga harus memperhatikan bahwa inventoriable cost adalah bagian integral dari pencatatan keuangan dan strategi pengendalian stok. Dengan bantuan software untuk manajemen inventory otomatis, pencatatan dan pemantauan inventory amount, sehingga risiko kesalahan berkurang dan efisiensi bisnis meningkat.

DemoGratis

Key Takeaways

Klik di Sini untuk Demo Gratisnya!

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      Metode Penetapan Inventory Cost bagi Bisnis

      Inventory Cost

      Inventory cost adalah anggaran untuk manajemen dan perencanaan persediaan. Pajak, asuransi, biaya modal, dan penyimpanan semuanya terkait dengan biaya kelebihan persediaan, yang mencakup pada inventory cost. Oleh karena itu, menentukan inventory costing adalah langkah paling penting dalam mengurangi potensi kerugian.

      Berikut beberapa metode yang bisa dilakukan:

      1. Metode average

      Metode pertama yang paling umum digunakan perusahaan adalah metode rata-rata (average method). Days sales inventory adalah indikator yang dihitung menggunakan data ini untuk mengetahui seberapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menjual persediaan.

      Untuk mendapatkan hasil rata-rata, persediaan siap jual dibagi terlebih dahulu dengan jumlah unit yang akan dijual. Setelah itu, angka tersebut digunakan untuk menghitung nilai inventaris akhir dan harga pokok penjualan (HPP).

      2. Metode FIFO

      Metode first in first out (FIFO) merupakan salah satu cara untuk mengatur biaya persediaan. Karena metode ini mengikuti aliran biaya aktual, untuk mengevaluasi persediaan dan mampu menghasilkan laba kotor yang tinggiseing menggunakan metode ini.

      Aliran biaya aktual menunjukkan bahwa barang pembelian pertama dianggap dijual lebih awal. Sehubungan dengan itu, harga barang baru dan inventaris unit dari transaksi sebelumnya akan sama.

      Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) digunakan dalam metode ini. Selain itu, biaya unit pertama akan lebih rendah daripada yang terakhir jika strategi ini digunakan selama inflasi.

      3. Metode LIFO

      Strategi  last in first out (LIFO) secara alami merupakan prosedur pencatatan saham. Untuk lebih jelasnya, membeli persediaan pada akhir periode menjual terlebih dahulu, dan barang pertama yang terbeli akan terdistribusikan terakhir.

      Perlu mencatat bahwa metode ini juga menggunakan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Karena itu, tidak dapat menggunakan metode ini untuk mencatat persediaan saat ini karena inflasi akan menurunkan pajak perusahaan.

      Untuk ilustrasi lebih jelas, berikut tabel ringkasan dari beberapa metode penetapan inventory cost untuk bisnis Anda:

      Metode Penetapan Inventory Cost bagi Bisnis Penjelasan Singkat
      Metode Average Menghitung biaya per unit dari total persediaan dan penjualan, lalu digunakan untuk menentukan HPP, nilai akhir, dan days sales inventory.
      Metode FIFO Metode persediaan di mana barang yang dibeli lebih dulu akan dijual lebih dulu. Metode ini membuat HPP lebih rendah saat inflasi, sehingga laba kotor cenderung lebih tinggi.
      Metode LIFO Metode persediaan di mana barang terakhir yang dibeli dijual terlebih dulu. Cara ini memengaruhi HPP dan bisa menekan pajak saat inflasi.

      Cara Perhitungan Inventory Costing bagi Bisnis

      Cara Perhitungan Inventory Costing bagi Bisnis

      download skema harga software erp
      download skema harga software erp

      1. Metode Average

      Menggunakan jumlah HPP dan nilai persediaan  untuk menghitung rata-rata tertimbang (WAC), juga termasuk sebagai biaya persediaan dari metode rata-rata. Biaya barang pendistribusian sesuai dengan jumlah unit yang tersedia selama proses berlangsung.

      Menghitung biaya setiap penjualan pertama-tama menggunakan pendekatan ini, dan kemudian menjumlahkan totalannya. 

      Rumus metode average: Harga Pokok Barang Tersedia / Ketersediaan Unit

      2. Metode FIFO

      Kemudian, untuk menghitung inventory costing menggunakan Harga pokok penjualan (HPP) untung rugi diasumsikan sebagai aset dengan biaya terpanjang saat menggunakan metode FIFO. Selanjutnya, perbarui aset inventaris untuk mencerminkan unit pembelian terbaru.

      Untuk menjelaskan, Anda bisa mencari availability value barang yang terjual dan mencatat jumlah unit yang terjual terlebih dahulu untuk menemukan cost asset, atau HPP terpanjang. Kemudian, temukan nilai akhir inventaris.

      Perhitungan biaya stok umum akan menggunakan persamaan FIFO di bawah ini:

      Rumus inventory cost metode FIFO dengan mengetahui HPP = biaya persediaan terlama x jumlah persediaan yang terjual

      3. Metode LIFO

      Metode ini melibatkan pencatatan unit produksi terbaru sebagai barang jual terlebih dahulu saat menghitung biaya persediaan. Sehubungan dengan ini, biaya produk lama (harga lebih rendah) menjadi persediaan dan unit pembelian pertama menjadi HPP.

      Menggunakan rumus biaya persediaan metode LIFO untuk menentukan biaya persediaan terbaru, menentukan jumlah barang untuk penjualan, dan kemudian menghitungnya sebagai berikut: 

      HPP = biaya persediaan terakhir x jumlah persediaan yang terjual

      Rumus inventory cost metode LIFO dengan mengetahui HPP = biaya persediaan terbaru x jumlah persediaan yang terjual

      Baca juga: 7 Strategi Inventory Control untuk Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Anda

      Biaya terkait dengan Inventory Costing

      1. Ordering cost

      Biaya awal persiapan, penerbitan pesanan pembelian, penerimaan produk, dan evaluasi. Biaya persediaan adalah cara untuk melindungi unit perusahaan dalam menghadapi kerugian. Mencocokkan barang yang diterima dengan faktur dan melakukan aktivitas transaksi pembayaran termasuk dalam ordering cost ini.

      2. Purchasing cost

      Biaya perolehan barang dari supplier disebut sebagai purchasing cost. Biaya pengiriman juga termasuk dalam biaya ini. Dalam kebanyakan kasus, komponen biaya terbesar dari harga pokok penjualan adalah nilai biaya pembelian.

      3. Carrying cost

      Biaya yang terkait dengan penyimpanan inventaris sampai dijual dikenal sebagai carrying cost. Yang termasuk dalam carrying cost meliputi biaya peluang dari nilai investasi inventaris, biaya penyimpanan seperti sewa gudang dan asuransi. Selain itu, terdapat pula biaya nilai kadaluarsa barang semuanya termasuk dalam biaya pengangkutan ini.

      4. Shrinkage

      Shrinkage atau biaya penyusutan adalah selisih antara estimasi catatan pembukuan perusahaan terhadap nilai persediaan dengan nilai yang ditentukan melalui pemeriksaan persediaan fisik (stock opname). Kerusakan, kesalahan klasifikasi, pencurian, dan kesalahan administrasi dalam pencatatan adalah penyebab perbedaan nilai ini.

      5. Costs of quality

      Biaya kualitas buruk, yang terjadi ketika produk perusahaan tidak memenuhi harapan pelanggan, datang berikutnya. Harga jual, pencegahan, dan kegagalan internal dan eksternal semuanya akan biaya persediaan tentukan.

      6. Stockout costs

      Biaya yang terkait dengan stockout costs dikeluarkan ketika perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Pada umumnya, perusahaan merespon kehabisan stok ini dengan mengajukan permintaan unik kepada penyedia untuk segera mengirim produk ke perusahaan.

      Karena perusahaan kehilangan margin kontribusi pada pesanan penjualan yang tidak dapat dipenuhi, opportunity stock  juga termasuk dalam stockout cost. Laporan keuangan perusahaan tidak termasuk pada opportunity cost, tetapi biaya peluang pada biaya stockout dapat digunakan untuk memperkirakan kerugian.

      Penghitungan biaya ini juga membantu perusahaan yang melakukan perdagangan di skala internasional, serta tergabung dalam kawasan berikat. Untuk itu, aplikasi inventaris barang modern dapat menghitung biaya inventaris, seperti IT inventory kawasan berikat, sangat diperlukan untuk hasil yang akurat dan memenuhi regulasi.

      Optimalkan Inventory Costing dengan HashMicro Inventory Software

      Mengelola inventory cost bukan sekadar menghitung stok, tetapi memastikan setiap biaya persediaan tercatat akurat untuk menjaga profitabilitas. Banyak perusahaan masih kesulitan menyesuaikan biaya pemesanan, penyimpanan, hingga pengiriman dengan pendapatan yang dihasilkan, sehingga margin keuntungan berisiko menurun.

      Dengan HashMicro Inventory Software, perusahaan dapat mengelola cost of inventory secara real-time, mulai dari pencatatan pembelian, perhitungan inventoriable cost, hingga analisis inventory amount. Sistem ini memberikan visibilitas penuh terhadap biaya persediaan, membantu Anda mengambil keputusan strategis yang lebih tepat.

      Fitur HashMicro untuk Inventory Costing:

      • Stock Forecasting: Karena sistem mampu memprediksi kebutuhan stok, perusahaan dapat mengurangi biaya akibat kelebihan persediaan. Dampaknya, perencanaan inventaris menjadi lebih hemat dan selaras dengan permintaan pasar.
      • Run Rate Reordering Rules: Ketika restock dilakukan berdasarkan tingkat penggunaan nyata, biaya pembelian tidak lagi berlebihan. Akibatnya, perusahaan bisa menjaga keseimbangan antara ketersediaan barang dan efisiensi biaya.
      • Stock Reservations & Reporting: Saat stok sudah dipesan dan tercatat dalam laporan otomatis, risiko pengeluaran tak terduga berkurang. Hal ini memastikan biaya persediaan tercermin lebih transparan di laporan keuangan.
      • Quality Control Management: Jika produk cacat terdeteksi lebih awal, biaya retur dan perbaikan dapat ditekan. Hasilnya, alokasi dana perusahaan tetap terkendali dan margin keuntungan lebih terjaga.
      • Stock Optimizer per Warehouse: Karena sistem memberikan strategi penempatan barang antar gudang, biaya penyimpanan dapat diminimalkan. Efeknya, perusahaan tidak perlu membayar lebih untuk kapasitas gudang yang tidak terpakai.
      • Stock Aging Report: Dengan mengetahui usia stok secara detail, perusahaan bisa menghindari kerugian dari barang usang atau rusak. Akibatnya, biaya persediaan lebih efisien dan perputaran stok berjalan optimal.
      • Stock Take and Inventory Adjustment Management: Saat pencatatan stok langsung disesuaikan dengan kondisi gudang, biaya yang tercatat menjadi lebih akurat. Hal ini membantu perusahaan menghindari selisih persediaan yang bisa menambah beban keuangan.

      Hasilnya, manajemen inventory costing menjadi lebih terstruktur, transparan, dan efisien. Perusahaan dapat mengurangi risiko kelebihan stok, mengendalikan biaya, serta menjaga keseimbangan antara supply dan demand.

      “Saya merasakan manajemen inventory costing menjadi jauh lebih akurat setelah menggunakan sistem otomatis HashMicro. Setiap biaya tercatat real-time, sehingga analisis lebih mudah dilakukan dan efisiensi gudang tetap terjaga.”

      — Anandia Denisha, Regional Manager

      Kesimpulan

      Aplikasi stok barang membantu pemilik bisnis dalam mengelola persediaan secara efisien, memastikan ketersediaan produk, serta meminimalkan risiko kehabisan atau kelebihan stok. Dengan sistem yang terorganisir, pelacakan biaya dan pendapatan menjadi lebih akurat.

      Tujuan utama dari inventory costing adalah menyesuaikan biaya dengan pendapatan untuk memaksimalkan keuntungan. Karena itu, perusahaan perlu memahami inventory cost dan mengelolanya dengan tepat agar pertumbuhan bisnis tetap terjaga.

      Hash Software Inventory hadir sebagai solusi dalam mengelola cost of inventory dan inventory amount dengan fitur lengkap untuk mendukung efisiensi. Dapatkan skema harga serta jadwalkan demo gratis untuk melihat bagaimana sistem ini mengoptimalkan kinerja perusahaan Anda.

      InventoryManagement
      Jessica Wijaya

      Senior Content Writer

      Saya telah menjadi seorang spesialis untuk penulisan artikel dalam bidang inventory dan warehouse dan sudah berpengalaman selama kurang lebih 5 tahun. Artikel yang saya tulis berfokus pada manajemen stok dan persediaan, perencanaan kebutuhan, multi-warehouse management, dan integrasi sistem digital untuk pengelolaan barang, sehingga bisa menjadi solusi terbaik yang menjawab permasalahan operasional para pelaku bisnis.

      Anandia Denisha, MBA

      Regional Manager

      Expert Reviewer

      Saya adalah seorang profesional dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dalam bidang Marketing. Saat ini saya memegang jabatan sebagai Regional Manager untuk Marketing Teams di HashMicro. Saya telah meraih gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!