Sadarkah Anda? Rasio biaya operasional atau BOPO yang tinggi bisa menjadi sinyal bahaya besar bagi keberlangsungan bisnis Anda. Jika persentase BOPO Anda terus naik, maka margin keuntungan semakin tergerus.
Untuk itu, pengendalian rasio biaya operasional menjadi perhatian banyak pebisnis agar situasi yang ada tidak berpotensi menyeret bisnis mereka ke arah kerugian permanen. Terlebih lagi, BOPO yang tinggi semakin mengancam ketika pendapatan tidak sebanding dengan laju peningkatan biaya.
Jangan tunggu sampai rasio BOPO Anda menembus batas aman dan menghantam profitabilitas. Baca artikel ini lebih lanjut untuk mengetahui cara mengelola dan menghitungnya secara tepat.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa itu BOPO atau Rasio Biaya Operasional?
BOPO atau rasio biaya operasional adalah dua istilah yang sama, yaitu indikator keuangan yang mengukur efisiensi pengelolaan total biaya operasional dengan pendapatan operasional.
Umumnya, rasio ini berfungsi untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya demi menghasilkan pendapatan. Semakin rendah nilai BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), semakin baik kinerja efisiensi bisnis Anda.
Sebaliknya, jika rasio biaya operasional semakin tinggi, ini menandakan adanya pemborosan atau manajemen biaya yang kurang efektif dalam bisnis Anda.
Standar BOPO Menurut Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) menetapkan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai indikator penilaian efisiensi operasional bank.
Mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, rasio BOPO ideal berada dalam rentang 50%-75%, dengan batas maksimum 85%.
Apabila suatu bank mencatat rasio BOPO di atas 85%, maka bank tersebut menunjukkan kinerja yang kurang efisien dan berisiko menghadapi kendala dalam ekspansi bisnis.
Standar ini bertujuan untuk memastikan setiap bank menjalankan operasionalnya secara optimal serta menjaga stabilitas sektor keuangan.
Fungsi dan Pentingnya Rasio Biaya Operasional bagi Bisnis
Berikut adalah beberapa fungsi dan pentingnya rasio biaya operasional bagi kelangsungan perusahaan Anda di Indonesia:
1. Mengukur efisiensi operasional
BOPO menilai sejauh mana pendapatan operasional Anda dapat menutupi biaya operasional. Semakin rendah rasio yang terhitung, semakin efisien bisnis dalam mengelola pengeluarannya.
2. Menjaga profitabilitas
Rasio BOPO yang terkontrol memastikan bisnis tetap menghasilkan keuntungan. BOPO yang tinggi menandakan biaya operasional melebihi pendapatan, sehingga mengurangi laba.
3. Indikator kesehatan keuangan
BOPO menjadi indikator utama untuk menilai efisiensi operasional. Sebagai salah satu komponen laporan keuangan, rasio ini membantu bisnis mengidentifikasi biaya operasional dalam batas wajar. Bisnis dengan BOPO tinggi cenderung kurang efisien dan berisiko menghadapi kendala keuangan di masa depan.
4. Mendukung pengambilan keputusan
Manajemen dapat menggunakan data BOPO untuk mengevaluasi kinerja operasional dan menentukan strategi efisiensi, seperti pengurangan biaya atau peningkatan pendapatan.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Rasio Biaya Operasional
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bergantung pada berbagai faktor berikut ini:
1. Struktur biaya operasional
Gaji karyawan, biaya produksi, sewa, utilitas, dan pemasaran berkontribusi besar terhadap BOPO. Jika Anda tidak mengelola pengeluaran ini dengan baik, rasio BOPO akan meningkat dan mengurangi efisiensi operasional.
2. Pendapatan operasional
Bisnis dapat menekan rasio BOPO dengan meningkatkan pendapatan tanpa menaikkan biaya secara signifikan. Diversifikasi sumber pendapatan, seperti menambah layanan baru atau meningkatkan volume penjualan, membantu mempertahankan efisiensi.
3. Efisiensi manajemen
Manajemen yang efektif mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan menghilangkan biaya yang tidak perlu. Dengan memanfaatkan sistem akuntansi otomatis dan menerapkan strategi bisnis yang tepat, Anda dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan BOPO.
4. Skala ekonomi
Bisnis yang beroperasi dalam skala besar lebih mudah menekan biaya operasional karena dapat membeli bahan baku dalam jumlah besar (bulk purchasing). Sebaliknya, bisnis kecil sering menghadapi biaya tetap yang tinggi sehingga meningkatkan rasio BOPO.
5. Kondisi pasar dan persaingan
Persaingan ketat dalam industri sering mendorong bisnis untuk menurunkan harga demi menarik pelanggan. Jika bisnis tidak menyesuaikan biaya operasional, BOPO akan meningkat dan profitabilitas menurun.
6. Investasi dalam teknologi
Bisnis yang mengadopsi software akuntansi dapat menekan biaya dalam jangka panjang. Namun, jika bisnis berinvestasi dalam teknologi yang tidak sesuai, pengeluaran justru meningkat tanpa memberikan manfaat yang signifikan.
7. Kebijakan internal dan eksternal
Regulasi pemerintah, kebijakan pajak, inflasi, serta keputusan internal perusahaan dapat memengaruhi struktur biaya dan pendapatan bisnis. Faktor-faktor ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan bagaimana kebijakan tersebut memengaruhi BOPO.
Rumus Cara Menghitung BOPO dan Contoh Lengkapnya
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dihitung dengan membandingkan total biaya operasional dengan total pendapatan operasional. Semakin rendah rasio BOPO, semakin efisien bisnis dalam mengelola biaya operasionalnya.
Rumus BOPO:
Contoh perhitungan BOPO:
Sebuah perusahaan memiliki data keuangan sebagai berikut dalam satu periode akuntansi:
- Total Biaya Operasional: Rp500.000.000 (meliputi gaji karyawan, biaya sewa, utilitas, pemasaran, dan pengeluaran operasional lainnya)
- Total Pendapatan Operasional: Rp800.000.000 (diperoleh dari penjualan produk atau layanan utama perusahaan)
Hitung menggunakan rumus BOPO:
Perusahaan menghabiskan 62,5% dari total pendapatan operasionalnya untuk menutupi biaya operasional. Artinya, jika BOPO berada di kisaran 50% – 75%, bisnis masih tetap efisien karena biaya operasional tidak terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan.
Untuk mempermudah perhitungan dan pemantauan BOPO secara otomatis, Anda dapat memanfaatkan software akuntansi. Cek skema harga sekarang dan temukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Kontrol Biaya Operasional Lebih Efektif dengan Software Akuntansi HashMicro
Tanpa sistem yang efisien, biaya operasional bisa membengkak, meningkatkan rasio BOPO, dan mengurangi profitabilitas. Di sinilah software akuntansi HashMicro menjadi solusi untuk Anda.
Dengan fitur otomatisasi pencatatan keuangan dan analisis keuangan mendalam, Anda dapat mengelola biaya operasional lebih efektif. Terdapat pula tawaran demo gratis, konsultasi bisnis gratis, dan bebas biaya tambah user sebelum pembelian bagi Anda.
Berbasis AI, BI (Business Intelligent), dan sesuai dengan regulasi PSAK serta DJP, HashMicro menawarkan kemudahan fitur, seperti:
- Hashy AI: Membuat Anda mampu memiliki laporan keuangan, mengotomatisasikan proses administrasi keuangan, serta perhitungan BOPO melalui satu prompt sederhana.
- Laporan keuangan mendalam: Menyediakan laporan keuangan yang lengkap dan real-time, membantu bisnis memantau rasio BOPO dengan lebih akurat.
- Analyze key insights on financial reports: Hashy AI otomatis menganalisis laporan keuangan, mengungkap tren, dan peluang efisiensi.
- Cash advance and realization management: Memudahkan pengelolaan uang muka dan realisasi anggaran agar pengeluaran tetap terkendali.
- Commercial and fiscal asset tracking: Memantau aset komersial dan fiskal secara otomatis, memastikan perhitungan biaya operasional lebih efisien.
- Equity movement report: Melacak pergerakan ekuitas secara detail untuk membantu pengambilan keputusan keuangan yang lebih strategis.
- Multicurrency management: Memungkinkan transaksi dalam berbagai mata uang, memastikan laporan keuangan tetap akurat tanpa risiko selisih kurs yang signifikan.
Kesimpulan
Rasio biaya operasional yang tinggi mencerminkan manajemen biaya operasional yang kurang terkendali, sementara rasio rendah menunjukkan pengelolaan yang lebih baik dan efektif.
Guna menjaga BOPO Anda tetap ideal, software akuntansi HashMicro hadir untuk membantu Anda mengotomatiskan pencatatan, mengontrol pengeluaran, dan menyajikan laporan keuangan real-time.
Coba demo gratis sistemnya untuk pengalaman dan pemahaman yang lebih baik.
Pertanyaan Seputar Rasio Biaya Operasional
-
Apakah rasio biaya operasional sama dengan rasio profitabilitas?
Tidak. Rasio biaya operasional (BOPO) mengukur efisiensi biaya terhadap pendapatan, sedangkan rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan bisnis menghasilkan keuntungan dari pendapatan atau asetnya.
-
Bagaimana rasio biaya operasional digunakan oleh investor?
Investor menggunakan rasio BOPO untuk menilai efisiensi operasional suatu bisnis. Rasio yang rendah menunjukkan pengelolaan biaya yang baik, sehingga lebih menarik bagi investor.
-
Apa arti rasio biaya operasional yang tinggi?
Rasio BOPO yang tinggi menandakan bahwa biaya operasional terlalu besar dibandingkan pendapatan, yang dapat mengurangi profitabilitas dan menandakan inefisiensi bisnis.