Sistem EPC adalah sistem yang memproses sebuah rancangan yang dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang bisa terjadi dalam menjalankan suatu proyek. Sistem ini juga dapat menentukan langkah-langkah untuk mencegah permasalahan tersebut.
Selain itu, dengan sistem EPC dapat mencegah potensi masalah keuangan, penjadwalan yang tertunda, masalah manajemen kontrak, dan sebagainya.
Namun, ada sebagian proyek konstruksi yang tidak biasa menggunakan Sistem EPC (Engineering Procurement Construction), misalnya pada industri migas, pembangkit listrik & energi, pertambangan, dan lain-lain.
Menggunakan software konstruksi yang tepat akan menjadi pilihan bijak dalam kegiatan operasional sebuah proyek konstruksi. Anda dapat mengetahui skema perhitungan harga sistem manajemen konstruksi HashMicro agar Anda mendapatkan gambaran harga dari software EPC tersebut.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa itu EPC (Engineering, Procurement, Construction)?
EPC (Engineering Procurement Construction) adalah suatu sistem manajemen untuk proses desain/perencanaan. Selain itu, perencanaan juga memiliki tanggung jawab untuk pengadaan material, dan pelaksanaan konstruksi yang terancang sebelumnya.
Aplikasi EPC disebut juga integrator karena sebagai jembatan yang mengkoordinasikan seluruh bagian yang berhubungan dengan pembangunan.
Sistem EPC juga mengerjakan mulai dari licensor yaitu pemilik lisensi, vendor yang menjual barang, shipper yang mengirim barang. Selain itu, sistem EPC sebagai operator yang mengoperasikan plant atau pabrik.
Pekerjaan EPC memiliki ketergantungan antar aktivitas yang ada. Perencanaan dan pemecahan aktivitas harus dikerjakan dengan detail, struktur organisasi dan kadang muncul ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang muncul pada saat pelaksanaan.
Dalam proyek EPC (Engineering, Procurement, Construction), setiap tahap memiliki peran yang saling berkaitan untuk memastikan keberhasilan proyek. Berikut tiga tahapan utama yang menjadi fondasi pelaksanaannya:
1. Engineering
Tahap engineering mencakup perencanaan desain secara detail mulai dari kebutuhan teknis, spesifikasi material, hingga rancangan sistem yang akan dibangun. Proses ini memastikan proyek memiliki fondasi yang kuat sebelum masuk ke tahap selanjutnya.
2. Procurement
Procurement adalah proses pengadaan material, peralatan, dan tenaga kerja sesuai dengan desain yang sudah dibuat. Kontraktor EPC harus memastikan kualitas material, harga yang kompetitif, dan ketepatan waktu pengiriman agar proyek berjalan efisien.
3. Construction
Tahap construction meliputi pembangunan fisik sesuai desain dan material yang sudah disediakan. Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab memastikan pengerjaan sesuai standar, tepat waktu, serta memenuhi target mutu dan keselamatan kerja.
Baca juga: 16 Software Konstruksi Manajemen Proyek Terbaik 2024
Tahapan Proyek EPC (Engineering Procurement Construction)
Dalam menjalankan proyek EPC memiliki tahapan – tahapan yang biasa dilakukan, meliputi:
1. Master plan atau conceptual development & feasibility
Pada tahapan ini yang merupakan penentuan konsep besar proyek dan pemilik atau owner yang merencanakannya.
2. Front end engineering design atau basic engineering design
Tahap kedua ini, yaitu tahap perencanaan dan desain proyek yang biasanya konsultan atau kontraktor EPC lakukan. Pada tahap ini telah menghasilkan beberapa hal, yakni denah rencana, diagram alur proses, hingga spesifikasi bahan yang digunakan sebagai dokumen tender.
3. Tender atau bidding
Selesai tahap perencanaan, beralih pada tahap ini yaitu tahap tender dimana pemilik proyek akan menawarkan beberapa kontraktor EPC untuk mengikuti tender. Setelah mempelajari dokumen tender, selanjutnya kontraktor akan melakukan bidding dengan mengajukan harga, kemudian pemilik akan memilih kontraktor yang memenangkan tender.
4. Engineering
Setelah itu, baru memulai secara bertahap mulai dari perencanaan detail proyek, procurement atau pengadaan material, dan construction atau pelaksanaan konstruksi.
Dengan jalannya proses ini maka sebuah proyek akan berjalan dengan maksimal dan terencana. Selain itu, akan terciptanya keamanan serta kenyamanan antar pihak jika perusahaan menggunakan sistem EPC.
Baca juga: 16 Aplikasi RAB Bangunan Terbaik, Software untuk Kontraktor 2024
Perbedaan Proyek EPC (Engineering Procurement Construction) dan Proyek Biasa
Dari pembahasan tersebut, terdapat perbedaan antara proyek EPC dan proyek biasa. Dengan begitu bisa Anda ketahui dan bijak dalam memilih software yang cocok. Berikut perbedaan yang bisa Anda cerna mengenai perbedaan proyek EPC dengan proyek biasa, meliputi:
1. Proyek EPC (Engineering Procurement Construction)
Pada proyek EPC ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dengan jumlah kegiatan yang lebih tinggi daripada proyek. Pemilik proyek akan mempercayakan semua hal tentang perancangan, pengadaan barang, dan pelaksanaan konstruksi kepada kontraktor EPC yang telah mereka pilih.
Proyek EPC ini membutuhkan peran multidisiplin karena nantinya akan menggabungkan perancangan, pengadaan barang, dan konstruksi. Biasanya proyek ini akan melibatkan beberapa disiplin engineering, seperti teknik sipil, teknik mekanik, rekayasa proses, serta teknik listrik & instrumentasi.
2. Proyek biasa
Selain itu, pada proyek biasa atau konstruksi tradisional memiliki tingkat kesulitan dan jumlah kegiatan yang lebih rendah dari pada dengan proyek EPC. Terdapat dua tahapan dalam proyek biasa, yaitu perencanaan dan pelaksanaan.
Pertama, tahap perencanaan konsultan perencana memiliki kepercayaan itu. Kedua, tahap pelaksanaan pada kontraktor yang memiliki kepercayaan yang berperan dalam pengadaan barang (procurement). Kontraktor juga kadang menyerahkan beberapa sub pekerjaan pada sub kontraktor.
Baca juga: Optimalkan Proses Konstruksi Perusahaan Anda dengan Teknologi ini
Apa Peran Penting Kontraktor EPC?
Kontraktor EPC (Engineering, Procurement, and Construction) berperan penting dalam memastikan proyek berjalan lancar. Mereka bertanggung jawab atas desain teknis, pengadaan material, hingga konstruksi agar sesuai standar mutu dan jadwal yang ditetapkan.
Selain itu, kontraktor EPC menjadi penghubung utama antara pemilik proyek dan pihak terkait. Dengan keahlian yang dimiliki, mereka membantu menekan biaya, meminimalkan risiko keterlambatan, serta menjamin kualitas hasil akhir.
Keunggulan Proyek EPC (Engineering Procurement Construction)
Proyek EPC mempercepat penyelesaian karena tahap perencanaan, pengadaan, dan konstruksi digabungkan. Dengan durasi lebih singkat, biaya overhead bisa ditekan sehingga hasil tetap maksimal meski anggaran lebih efisien.
Keberhasilan EPC menuntut kesiapan dua pihak: pemilik proyek yang jelas dalam menyampaikan kebutuhan, serta kontraktor yang mampu merancang desain dan menghadirkan tenaga ahli sesuai standar mutu.
Bagi Anda yang sedang mencari jasa Engineering, Procurement and Construction kami rekomendasikan untuk menggunakan produk dari Hash Construction Software.
Fungsi engineering adalah merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi teknis untuk memecahkan masalah serta meningkatkan efisiensi dan kinerja sistem atau produk.
Hash Construction Software sendiri sudah banyak digunakan perusahaan untuk membantu mengoptimalkan bisnis yang ada. Salah satu perusahaan yang menggunakan sistem ini yaitu Marimas.
Marimas berhasil memaksimalkan potensi bisnisnya dengan menggunakan sistem yang tepat. Ingin mengetahui cara tepatnya? Baca kisahnya disini atau dalam video ini
Baca juga: Permudah Manajemen Konstruksi Jembatan dengan Software Konstruksi
Kesimpulan
EPC (Engineering Procurement Construction) adalah suatu sistem manajemen untuk proses desain/perencanaan. Dengan menggunakan EPC ini sangat membantu para pemilik proyek untuk bisnisnya, karena memiliki banyak keunggulan.
Selain itu, bisa kita lihat keunggulan yang ada, yaitu dengan pengelolaan waktu serta pengadaan barang yang efisien. Oleh karena itu menggunakan Software CRM menjadi langkah tepat dalam menjalankan bisnis proyek Anda.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunduh skema harga perancangan software atau mengikuti demo gratis produk, sekarang juga.