Setelah berbulan-bulan proses panjang dan investasi besar, banyak perusahaan merasa lega saat implementasi ERP akhirnya berjalan. Namun, fase peluncuran bukanlah akhir perjalanan. Justru di sinilah banyak bisnis mengalami tantangan.
Penerapan ERP tanpa arah yang jelas memiliki risiko kerugian finansial, gangguan operasional, penurunan produktivitas, dan potensi kerusakan reputasi perusahaan. Kesulitan dalam memulihkan ROI juga dapat muncul dalam jangka panjang.
Maka dari itu, memilih solusi ERP yang tepat untuk bisnis Anda adalah langkah yang krusial. Dalam artikel ini, kami akan menyajikan runtutan tahapan implementasi ERP untuk membantu Anda menemukan pilihan terbaik untuk perusahaan.
Key Takeaways
|

Daftar Isi:
Pentingnya Implementasi ERP
Saat ini, banyak bisnis kesulitan berkembang karena sistem operasionalnya terpisah-pisah. Informasi tidak terpusat dan proses yang berjalan lambat menghambat bisnis Anda mencapai efisiensi operasional. Untuk itu, Anda butuh sistem efisien yang mumpuni, seperti ERP.
Enterprise Resource Planning atau ERP adalah solusi yang mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, seperti keuangan, persediaan, penjualan, dan produksi dalam satu sistem terpadu.
Melalui implementasi ERP yang tepat, alur kerja Anda akan terotomatisasi, data tersedia secara real-time, dan kolaborasi antar divisi lebih lancar. Dengan ini dapat Anda pahami bahwa ERP life cycle bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga kesiapan bersaing di era digital.
Sebagai dampaknya, perusahaan yang mengimplementasikan sistem ERP dapat meminimalkan risiko, meningkatkan brand value, produktivitas, dan membuat keputusan strategis berbasis data yang akurat.
Tahapan Utama Implementasi ERP
Pernahkah Anda mendengar tentang perusahaan yang gagal setelah investasi besar-besaran ke sistem ERP? Titik masalah ini tidak terletak pada software-nya, melainkan pada proses implementasi yang keliru akibat kesalahpahaman atas mitos ERP.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk bijak memahami setiap tahap implementasi ERP, seperti:
1. Discovery and planning
Tahap ini menjadi pondasi utama dari keseluruhan phased ERP. Tim lintas divisi berkumpul untuk mendefinisikan kebutuhan tiap bagian, mulai dari akuntansi hingga logistik, dan mengidentifikasi masalah yang akan sistem selesaikan.
Misalnya, sebuah perusahaan distribusi menemukan bahwa proses pencatatan stok dan penjualan sering tidak sinkron. Berdasarkan masalah ini, tim Anda akan memfokuskan pembaruan kinerja atau implementasi awal pada pencatatan stok serta penjualan.
2. Design
Setelah kebutuhan Anda kumpulkan, tahap selanjutnya adalah menyusun rebranding dan alur kerja baru yang terintegrasi. Anda juga akan merancang bagaimana software ERP disesuaikan agar sesuai dengan struktur bisnis serta merencanakan pemindahan data dari sistem lama.
3. Development
Selanjutnya, sistem dikembangkan sesuai dengan kebutuhan serta risk management. Ini mencakup setup modul-modul ERP, pembuatan laporan, hingga persiapan materi pelatihan. Data awal juga mulai dimasukkan ke sistem.
4. Testing
Tahap ini menguji fungsi software ERP terbaik yang telah Anda dan tim bangun. Tujuannya adalah memastikan tidak ada error, semua data terhubung dengan baik, dan sistem siap digunakan.
Misalnya, sebuah perusahaan retail mengadakan simulasi transaksi penjualan dan retur selama dua minggu sebelum go-live. Hasilnya, mereka menemukan bug kecil pada modul retur yang langsung mereka perbaiki sebelum peluncuran.
5. Deployment
Jika sistem sudah stabil, saatnya untuk Anda terapkan dalam sistem perusahaan. Proses ini dapat Anda sebut sebagai go live. Semua pengguna mulai menggunakan sistem ERP dalam kegiatan perkantoran.
6. Support
Setelah peluncuran, tim masih perlu memberikan dukungan penuh berupa update sistem, perbaikan error, dan pelatihan tambahan mungkin masih perlu dalam tahapan ini.
Faktor Kunci Keberhasilan Implementasi ERP
Tidak hanya bergantung pada teknologi, kesiapan organisasi dalam menjalankan transformasi menjadi kunci penting dari keberhasilan implementasi ERP.
Tanpa pondasi yang kuat dari sisi manusia, proses, dan komunikasi, sistem ERP yang canggih pun berisiko gagal memberikan dampak maksimal. Selain itu, faktor-faktor apa sajakah yang menentukan keberhasilan sistem ERP? Berikut adalah penjelasannya:
1. Keterlibatan stakeholder dan tim proyek
Partisipasi aktif dari stakeholder menjadi penggerak utama dalam menjaga prioritas proyek sesuai proposal pengajuan implementasi ERP. Sementara itu, tim proyek yang solid akan memastikan bahwa kebutuhan setiap divisi terakomodasi dengan baik melalui sistem ERP.
2. Komunikasi efektif selama implementasi
Transparansi dan komunikasi yang konsisten adalah penopang utama dalam menjaga kelancaran implementasi. Setiap perubahan, tahapan, dan kebijakan baru perlu untuk Anda sampaikan secara jelas kepada karyawan agar tercipta pemahaman yang seragam.
3. Monitoring dan evaluasi proses ERP
Setelah ERP berjalan, monitoring yang terstruktur membantu mengidentifikasi hambatan lebih awal, sementara evaluasi manajemen bisnis memastikan sistem tetap relevan dan selaras dengan kebutuhan bisnis yang terus berkembang.
Tantangan Umum dalam Implementasi ERP
Implementasi ERP adalah proses kompleks yang melibatkan banyak elemen: teknologi, manusia, dan budaya organisasi. Tanpa pendekatan yang menyeluruh, berbagai hambatan bisa muncul dan bahkan menggagalkan proyek, seperti:
1. Kendala teknis dan kultural
Kendala dalam implementasi ERP tidak hanya datang dari sisi teknologi, tetapi juga dari dinamika internal perusahaan. Sistem yang baru seringkali memerlukan penyesuaian besar terhadap infrastruktur dan kebiasaan kerja yang sudah mengakar.
Beberapa kendala teknis dan kultural yang sering terjadi, meliputi:
- Data dari sistem lama sulit diintegrasikan atau tidak akurat
- Infrastruktur TI yang belum memadai untuk menjalankan ERP
- Minimnya keterampilan teknis dari tim internal
- Resistensi dari karyawan terhadap perubahan sistem dan alur kerja
- Kurangnya pemahaman terhadap tujuan implementasi ERP
Mengatasi tantangan ini memerlukan kombinasi antara optimasi manfaat sistem ERP, pelatihan intensif, komunikasi yang jelas, dan kesiapan teknologi sejak awal.
2. Risiko Kegagalan dan Cara Mengatasinya
Tanpa manajemen yang kuat, implementasi ERP dapat menghadapi risiko kegagalan yang signifikan. Beberapa contoh risiko kegagalan dan solusi mengatasinya adalah sebagai berikut:
Risiko Implementasi ERP | Cara Mengatasinya |
Tujuan proyek tidak terdefinisi dengan jelas | Lakukan perencanaan mendalam sejak awal dan libatkan stakeholder untuk menetapkan visi dan ruang lingkup yang jelas. |
Waktu implementasi molor dari jadwal | Gunakan pendekatan manajemen proyek berbasis milestone, pemantauan mingguan, dan pengendalian risiko. |
Biaya melebihi anggaran awal | Tetapkan anggaran dengan buffer, serta lakukan kontrol biaya untuk setiap produk. |
Sistem ERP tidak dimanfaatkan secara optimal setelah go-live | Sediakan pelatihan berkelanjutan, dokumentasi yang mudah diakses, dan tim support yang responsif. |
Implementasi Mudah dengan Kontrol Terintegrasi Melalui ERP System HashMicro
HashMicro adalah penyedia solusi ERP terintegrasi untuk berbagai industri. Dengan lebih dari 2000 klien, termasuk Toyota dan Pertamina, HashMicro menyediakan cloud ERP yang andal dengan demo gratis untuk Anda.
Manfaat menggunakan perangkat lunak ERP HashMicro:
- HashMicro memiliki kurva pembelajaran yang singkat, memudahkan pengguna baru untuk mengoperasikan perangkat lunak.
- Pengumpulan dan pengunggahan data yang cepat dan akurat, meminimalkan ketidaksesuaian data.
- Pengguna tidak terbatas tanpa biaya tambahan beserta dengan opsi kustomisasi.
- Desain UI/UX yang interaktif, sehingga mudah digunakan oleh siapa saja, bahkan oleh mereka yang tidak memiliki latar belakang teknis.
- Memberikan keamanan data terbaik, menghindari kehilangan data.
- HashMicro mematuhi regulasi lokal, mendukung pengembangan bisnis dan remarketing untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan multinasional.
Fitur utama HashMicro:
- Business Intelligence (BI): Alat untuk mentransformasi dan memutar data dari berbagai sudut untuk analisis modul ERP yang lebih mendalam.
- Integrasi WhatsApp: Mempermudah, mempercepat, dan merampingkan komunikasi bisnis.
- Aplikasi mobile: Aplikasi tersedia di platform iOS dan Google Play Store, memudahkan akses dari berbagai perangkat mobile.
- Manajemen sheet: Mengelola, mengotomatisasi, dan menganalisis spreadsheet atau dokumen bisnis dalam format spreadsheet sambil memastikan keamanan data.
- Tingkat akses: Fitur untuk mengelola dan membatasi akses karyawan terhadap berbagai data dan fungsi dalam sistem berdasarkan peran dan tanggung jawab.
Kesimpulan
Menjaga implementasi ERP berjalan lancar setelah implementasi penting untuk memastikan sistem terus mendukung bisnis secara efektif. Monitoring, evaluasi, dan pelatihan rutin menjadi kunci vendor ERP Anda memberikan produk dengan hasil maksimal.
Untuk Anda yang mencari solusi ERP terpercaya dan lengkap, HashMicro hadir dengan sistem ERP yang mudah diintegrasikan serta didukung layanan purna jual yang responsif. Vendor ini memastikan ERP Anda berjalan lancar dan terus berkembang seiring pertumbuhan bisnis.
Coba demo gratis sistem ERP HashMicro sekarang dan rasakan transformasi digital yang sesungguhnya.

Pertanyaan Seputar Implementasi ERP
-
Berapa lama implementasi ERP?
Implementasi ERP biasanya memakan waktu 6 hingga 12 bulan, tergantung kompleksitas bisnis. Proses ini melibatkan perencanaan, pengembangan, pengujian, dan pelatihan pengguna. Waktu bisa lebih lama jika ada penyesuaian khusus atau kendala teknis.
-
Apa risiko implementasi ERP?
Risiko implementasi ERP termasuk kegagalan integrasi data, resistensi karyawan terhadap perubahan, dan pembengkakan biaya atau waktu proyek. Kurangnya keterlibatan manajemen juga dapat menghambat keberhasilan.
-
Bagaimana menjaga ERP tetap berjalan baik setelah implementasi?
Lakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan sistem berjalan optimal. Berikan pelatihan lanjutan dan dukungan teknis kepada pengguna secara konsisten. Terus perbarui sistem sesuai kebutuhan bisnis dan teknologi terbaru.