Menghitung cuti tahunan yang diuangkan menjadi tantangan karena terkait hak karyawan dan kewajiban perusahaan. Kesalahan perhitungan gaji harian atau sisa cuti, misalnya, bisa meningkatkan turnover karyawan yang berakibat pada pemborosan waktu dan biaya perusahaan.
Solusi praktis untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan software HRM yang mampu menghitung hak cuti secara otomatis. Dengan sistem terintegrasi, laporan menjadi lebih akurat dan transparan.
Memahami cara perhitungan cuti diuangkan sangat penting. Oleh karena itu, simak artikel berikut agar Anda dapat mengelola cuti karyawan dengan lebih efektif!
Daftar Isi:
Key Takeaways
|
Apa Itu Leave Encashment?
Leave encashment adalah kompensasi finansial yang diberikan perusahaan atas cuti berbayar yang tidak digunakan oleh karyawan. Hak ini biasanya diatur dalam ketentuan hukum ketenagakerjaan maupun kontrak kerja yang disepakati bersama.
Dalam praktiknya, cuti yang tidak terpakai sering kali dapat dibawa ke tahun berikutnya sehingga menumpuk hingga karyawan pensiun atau mengundurkan diri. Pada saat itu, perusahaan wajib membayarkan sisa cuti tersebut sebagai bentuk pemenuhan hak karyawan.
Apa Ketentuan Cuti Tahunan?
Ketentuan cuti tahunan diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 79 ayat (2) huruf c, yang menetapkan hak cuti minimal 12 hari kerja setelah 12 bulan bekerja. Aturan ini ditegaskan kembali dalam UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan PP No. 35 Tahun 2021.
Setiap karyawan berhak mendapatkan cuti tahunan minimal 12 hari setelah bekerja penuh selama 12 bulan. Hak ini bertujuan agar karyawan dapat beristirahat dengan cukup sekaligus menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Cuti tahunan pada umumnya harus digunakan sesuai jangka waktu yang ditentukan perusahaan. Jika tidak digunakan, hak cuti bisa gugur kecuali ada kebijakan khusus yang mengizinkan cuti diuangkan atau dibawa ke tahun berikutnya.
Apakah Cuti Tahunan Bisa Diuangkan?
Cuti tahunan pada dasarnya tidak diatur secara khusus dalam UU Ketenagakerjaan untuk dapat diuangkan. Regulasi hanya menyebutkan pengecualian, yaitu bagi karyawan yang mengalami PHK sesuai Pasal 156 UU No. 13 Tahun 2003.
Meskipun begitu, beberapa perusahaan memberikan fleksibilitas dengan mengizinkan cuti tahunan yang tidak digunakan dikonversi menjadi uang. Kebijakan ini biasanya dibuat untuk memberikan keuntungan tambahan bagi karyawan.
Namun, tidak semua perusahaan menerapkan sistem cuti diuangkan. Jika tidak ada kebijakan tersebut, maka sisa cuti yang belum terpakai akan hangus dan ketentuannya tertulis dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan.
Ingin tahu cara mudah mengelola cuti tahunan yang bisa diuangkan? Unduh skema harga sekarang dan temukan solusinya.
Rumus Perhitungan Cuti Tahunan yang Diuangkan
Untuk menghitung cuti tahunan yang diuangkan, perusahaan biasanya mengacu pada rumus resmi dari Kepmenakertrans. Perhitungan ini harus mempertimbangkan pola hari kerja serta jumlah sisa cuti yang belum digunakan.
Rumus perhitungan leave encashment:
- Sistem 6 hari kerja: (1/25 x Upah x Sisa Cuti)
- Sistem 5 hari kerja: (1/20 x Upah x Sisa Cuti)
Faktor penting dan komponennya:
- Upah kotor: gaji pokok ditambah tunjangan tetap.
- Jumlah hari kerja dalam sebulan: 20 hari (5 hari kerja) atau 25 hari (6 hari kerja).
- Hak cuti tahunan: umumnya 12 hari kerja setelah 12 bulan bekerja.
- Jumlah cuti terpakai: cuti yang sudah digunakan karyawan.
- Tanggal efektif resign/PHK: menentukan prorata hak cuti jika berhenti sebelum akhir tahun kerja.
Contoh Kasus Leave Encashment
Leave encashment dapat dihitung dengan menyesuaikan sistem kerja yang berlaku di perusahaan, baik 5 hari kerja maupun 6 hari kerja. Berikut contoh penerapan perhitungan cuti yang diuangkan dengan menggunakan perusahaan fiksional.
Sistem 6 Hari Kerja
PT ABC memberikan hak cuti 12 hari kerja per tahun. Seorang karyawan bergaji Rp12.500.000 per bulan hanya menggunakan 9 hari cuti, sehingga tersisa 3 hari.
Perhitungannya: (1/25 x Rp12.500.000) x 3 = Rp1.500.000.
Jadi, karyawan berhak menerima kompensasi cuti sebesar Rp1,5 juta.
Sistem 5 Hari Kerja
PT XYZ memberikan jatah cuti 12 hari kerja per tahun. Seorang karyawan bergaji Rp8.000.000 per bulan hanya memakai 7 hari cuti, sehingga masih ada 5 hari tersisa.
Perhitungannya: (1/20 x Rp8.000.000) x 5 = Rp2.000.000.
Dengan demikian, karyawan berhak menerima uang cuti sebesar Rp2 juta.
Perhitungan cuti diuangkan akan lebih mudah dengan menggunakan software HR. Sistem ini menghitung otomatis sisa cuti, gaji harian, hingga kompensasi secara akurat dan transparan.
Permudah Penguangan Cuti Tahunan dengan Sistem HRM HashMicro
Pengelolaan penggantian cuti tahunan dalam bentuk uang sering kali menjadi tantangan. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan sistem HRM yang andal untuk mempermudah proses tersebut.
Sistem HRM HashMicro adalah solusi terdepan di Indonesia yang dipercaya oleh lebih dari 2.000 perusahaan di seluruh Asia Tenggara. Aplikasi ini menyediakan sistem canggih yang mengoptimalkan manajemen SDM dan memastikan kelancaran proses operasional HR.
Anda sering kesulitan untuk menghitung berapa biaya yang harus dibayarkan untuk mengganti cuti? Jangan khawatir, HashMicro HR langsung bisa menyesuaikan nominalnya secara otomatis tergantung dari posisi dan jumlah hari cuti karyawan tersebut.
Aplikasi HR dari HashMicro juga dilengkapi fitur-fitur canggih lainnya yang lebih dari sekadar penghitungan cuti, yaitu:
- Hashy AI untuk HR: Mengotomatiskan pengajuan cuti, klaim, kehadiran, persetujuan, hingga laporan untuk efisiensi dan transparansi manajemen karyawan.
- Kepatuhan regulasi HR: Memenuhi seluruh regulasi HR di Indonesia, termasuk kontrak, absensi, payroll, cuti, dan lembur.
- Aplikasi mobile: Memberikan layanan mandiri bagi karyawan seperti absensi, pengajuan cuti dan lembur, hingga pengecekan slip gaji.
- Perhitungan potongan keterlambatan: Menghitung potongan keterlambatan secara otomatis untuk proses payroll.
- Perhitungan lembur dan tunjangan makan: Mendukung perhitungan lembur dan tunjangan makan yang dapat dikonfigurasi serta diproses langsung dalam payroll.
- Manajemen cuti: Mengelola cuti secara komprehensif, termasuk opsi encashment cuti dan cuti tanpa bayaran.
- Laporan transfer bank: Terintegrasi dengan layanan bank di Indonesia untuk pembuatan laporan transfer gaji.
Kesimpulan
Perhitungan cuti diuangkan adalah proses menentukan kompensasi finansial atas sisa cuti tahunan yang belum terpakai oleh karyawan. Mekanisme ini penting untuk memastikan hak karyawan tetap terpenuhi sesuai aturan perusahaan maupun ketentuan hukum.
Software HRM HashMicro hadir sebagai solusi otomatis dalam menghitung hak cuti yang diuangkan. Dengan sistem terintegrasi, perusahaan dapat meminimalkan kesalahan dan meningkatkan transparansi pengelolaan cuti.
Kelola cuti karyawan lebih mudah dan akurat dengan HashMicro. Dapatkan akses demo gratis sekarang dan rasakan langsung manfaatnya!
Pertanyaan Seputar Perhitungan Cuti Diuangkan
-
Apa saja jenis-jenis cuti tahunan karyawan?
Jenis cuti tahunan karyawan umumnya mencakup cuti wajib sesuai ketentuan undang-undang ketenagakerjaan, cuti tambahan berdasarkan kebijakan perusahaan, serta cuti khusus seperti cuti bersama atau cuti sakit yang tidak mengurangi jatah cuti tahunan.
-
Bagaimana cara mengetahui saldo cuti?
Saldo cuti dapat diketahui melalui sistem HRIS atau payroll perusahaan yang otomatis mencatat hak dan penggunaan cuti karyawan. Jika belum terintegrasi digital, karyawan bisa menanyakannya langsung ke bagian HR atau melihat slip cuti yang disediakan perusahaan.
-
Apakah cuti bisa diuangkan ketika resign?
Cuti yang belum terpakai biasanya bisa diuangkan ketika karyawan resign sesuai dengan sisa hak cuti yang dimiliki. Mekanisme ini diatur oleh kebijakan perusahaan dan mengacu pada ketentuan hukum ketenagakerjaan yang berlaku.