Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Daftar Isi

plus minus

    Artikel Terkait:

    plus minus

    Artikel Terkait

    Write Off Adalah: Panduan Lengkap Akuntansi untuk Bisnis 2025

    Diterbitkan:

    Dalam mengelola keuangan bisnis, setiap angka harus mencerminkan kenyataan. Namun, seringkali perusahaan dihadapkan pada situasi di mana beberapa aset tidak lagi memiliki nilai ekonomis, seperti piutang yang macet atau persediaan yang usang. Membiarkan aset-aset ini tetap tercatat dalam neraca dapat memberikan gambaran yang keliru tentang kesehatan finansial perusahaan, yang pada akhirnya mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak tepat.

    Untuk mengatasi hal ini, dunia akuntansi mengenal sebuah proses krusial yang disebut penghapusan atau write off. Memahami apa itu write off adalah langkah fundamental bagi setiap pemilik bisnis dan manajer keuangan untuk memastikan laporan keuangan yang disajikan tidak hanya akurat, tetapi juga dapat diandalkan. Proses ini bukan sekadar menghapus angka, melainkan sebuah tindakan strategis untuk menjaga integritas data finansial dan mengoptimalkan manajemen aset secara keseluruhan.

    Key Takeaways

    • Write off digunakan untuk menghapus aset atau piutang yang sudah tidak bernilai agar laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya perusahaan.

    • Perbedaan write off dan write down terletak pada nilai yang dihapus; write off menghapus total nilai aset, sedangkan write down hanya menurunkannya sebagian.

    • Meskipun write off menurunkan laba bersih, langkah ini penting untuk menjaga keakuratan laporan keuangan dan dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak bila sesuai aturan.

    Klik untuk Demo Gratis!

    Daftar Isi:

      Daftar Isi

        DemoGratis

        Apa Itu Write Off dalam Konteks Akuntansi?

        Secara singkat, write off adalah proses akuntansi untuk menghapus nilai aset dari neraca perusahaan karena aset tersebut dianggap tidak lagi memiliki nilai atau tidak dapat dipulihkan. Aset ini bisa berupa piutang yang sudah dipastikan tidak akan tertagih, persediaan barang yang rusak atau kedaluwarsa, atau aset tetap yang sudah tidak berfungsi sama sekali. Proses ini pada dasarnya adalah pengakuan formal bahwa perusahaan telah mengalami kerugian.

        Tujuan utama dari melakukan write off adalah untuk membersihkan buku besar dari aset-aset yang tidak bernilai. Dengan demikian, neraca perusahaan dapat menyajikan gambaran yang lebih realistis dan akurat mengenai nilai aset yang sebenarnya dimiliki. Ini membantu para pemangku kepentingan, seperti investor dan kreditur, untuk menilai kesehatan finansial perusahaan dengan lebih baik.

        Mengapa Write Off Penting bagi Kesehatan Finansial Bisnis?

        Pada dasarnya, write off sangat krusial untuk menjaga akurasi laporan keuangan, mendukung pengambilan keputusan strategis, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan pajak. Meskipun terlihat seperti mengakui kerugian, proses ini justru merupakan praktik manajemen keuangan yang sehat dan proaktif. Mari kita telaah lebih dalam beberapa manfaat utamanya.

        1. Menciptakan Laporan Keuangan yang Akurat

        Manfaat paling mendasar dari write off adalah menyajikan kondisi finansial perusahaan yang sesungguhnya. Ketika aset yang tidak bernilai, seperti piutang macet, tetap tercatat, nilai total aset perusahaan menjadi terlalu tinggi (overstated). Hal ini dapat menyesatkan manajemen dan investor dalam menilai kinerja perusahaan. Dengan melakukan write off, Anda memastikan bahwa setiap angka dalam laporan keuangan benar-benar mencerminkan nilai ekonomis yang dapat direalisasikan, sehingga meningkatkan kredibilitas dan transparansi laporan tersebut.

        2. Memberikan Potensi Manfaat Pajak

        Dari perspektif perpajakan, write off dapat memberikan keuntungan. Di banyak yurisdiksi, kerugian yang timbul dari penghapusan aset tertentu, terutama piutang tak tertagih (bad debt), dapat diakui sebagai biaya yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak (taxable income). Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, misalnya, perusahaan dapat membebankan piutang tak tertagih sebagai pengurang penghasilan bruto, asalkan memenuhi syarat tertentu. Ini berarti, write off dapat membantu mengurangi beban pajak perusahaan pada periode berjalan, sebagaimana diatur dalam peraturan Direktorat Jenderal Pajak.

        3. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

        Data keuangan yang akurat adalah fondasi dari setiap keputusan bisnis yang cerdas. Ketika manajemen memiliki gambaran yang jelas tentang aset mana yang produktif dan mana yang tidak, mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik. Misalnya, tingginya angka write off piutang dapat menjadi sinyal bagi manajemen untuk meninjau kembali kebijakan kredit pelanggan. Demikian pula, write off persediaan yang sering terjadi dapat mendorong evaluasi ulang terhadap strategi manajemen rantai pasok atau perkiraan permintaan pasar.

        Jenis Aset yang Umum Dilakukan Write Off

        Tiga jenis aset yang paling sering dihapusbukukan oleh perusahaan adalah piutang tak tertagih, persediaan usang, dan aset tetap yang sudah tidak berfungsi lagi. Setiap jenis aset ini memiliki alasan dan perlakuan yang sedikit berbeda dalam proses write off. Berikut adalah penjelasan lebih detail untuk masing-masing kategori.

        1. Piutang Tak Tertagih (Bad Debt)

        Piutang tak tertagih terjadi ketika pelanggan tidak mampu atau tidak mau melunasi utangnya kepada perusahaan, bahkan setelah berbagai upaya penagihan dilakukan. Pada titik tertentu, perusahaan harus secara realistis mengakui bahwa uang tersebut tidak akan pernah diterima. Melakukan write off atas piutang ini akan menghapusnya dari neraca, sehingga tidak lagi dihitung sebagai aset lancar. Proses ini penting untuk mengelola arus kas dan mengevaluasi efektivitas kebijakan kredit.

        2. Persediaan Usang atau Rusak (Obsolete Inventory)

        Persediaan barang dagang bisa kehilangan nilainya karena berbagai alasan, seperti kerusakan fisik, kedaluwarsa, atau menjadi usang karena perubahan teknologi atau tren pasar. Contohnya adalah produk elektronik model lama yang tidak lagi diminati atau bahan makanan yang sudah melewati tanggal layak konsumsi. Menahan persediaan ini hanya akan memakan ruang gudang dan biaya penyimpanan. Oleh karena itu, melakukan write off adalah langkah yang diperlukan untuk mengakui kerugian dan membersihkan inventaris.

        3. Aset Tetap yang Tidak Lagi Berguna (Fixed Assets)

        Aset tetap seperti mesin produksi, kendaraan operasional, atau peralatan kantor memiliki umur ekonomis yang terbatas. Ketika sebuah aset sudah rusak parah, tidak dapat diperbaiki, atau teknologinya sudah sangat tertinggal sehingga tidak efisien lagi untuk digunakan, maka aset tersebut perlu di-write off. Proses ini biasanya dilakukan setelah aset tersebut telah sepenuhnya disusutkan. Penghapusan ini membersihkan daftar aset perusahaan dari item yang tidak lagi memberikan kontribusi produktif.

        Perbedaan Mendasar: Write Off vs. Write Down

        Perbedaan utama adalah write off menghapus seluruh nilai buku aset dari neraca, sedangkan write down hanya mengurangi sebagian nilainya. Meskipun keduanya sama-sama mengakui penurunan nilai aset, skala dan implikasinya berbeda. Memahami perbedaan ini sangat penting agar tidak salah dalam pencatatan akuntansi.

        Sebagai analogi, bayangkan sebuah mobil operasional. Jika mobil tersebut mengalami kecelakaan dan hancur total sehingga tidak bisa diperbaiki, perusahaan akan melakukan write off, menghapus seluruh nilainya dari pembukuan. Namun, jika mobil tersebut hanya mengalami penyok atau penurunan nilai pasar karena munculnya model baru, perusahaan mungkin akan melakukan write down untuk menyesuaikan nilai bukunya agar sesuai dengan nilai pasar yang baru. Menurut Investopedia, write down juga dikenal sebagai penurunan nilai (impairment).

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Panduan Praktis Cara Melakukan Write Off

        Proses melakukan write off harus dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi dengan baik. Secara umum, proses ini melibatkan tiga langkah utama: identifikasi aset yang akan dihapus, penentuan metode yang tepat, dan pencatatan jurnal penyesuaian yang sesuai. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang perlu Anda ikuti.

        1. Identifikasi dan Dokumentasi Aset

        Langkah pertama adalah mengidentifikasi aset mana yang sudah tidak memiliki nilai. Untuk piutang, ini berarti memiliki bukti upaya penagihan yang gagal, seperti surat tagihan berulang, email, atau catatan telepon. Untuk persediaan, buktinya bisa berupa laporan inspeksi yang menunjukkan kerusakan atau data penjualan yang menunjukkan tidak adanya pergerakan barang dalam waktu lama. Dokumentasi yang kuat sangat penting sebagai dasar justifikasi untuk melakukan write off dan untuk keperluan audit di kemudian hari.

        2. Tentukan Metode Penghapusan yang Sesuai

        Khusus untuk piutang tak tertagih, ada dua metode yang umum digunakan, yaitu metode penghapusan langsung (direct write-off) dan metode penyisihan (allowance method). Metode langsung mencatat kerugian saat piutang dipastikan tidak tertagih, sementara metode penyisihan lebih proaktif dengan membuat estimasi kerugian piutang di awal periode. Metode penyisihan lebih disukai karena lebih sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) karena dapat menandingkan biaya dengan pendapatan pada periode yang sama.

        3. Buat Jurnal Akuntansi yang Tepat

        Setelah aset diidentifikasi dan metodenya ditentukan, langkah terakhir adalah mencatatnya dalam jurnal akuntansi. Pencatatan ini akan melibatkan pendebitan akun beban (seperti Beban Piutang Tak Tertagih) dan pengkreditan akun aset terkait (seperti Piutang Usaha). Jurnal ini secara resmi mengeluarkan nilai aset dari neraca dan mengakui kerugiannya pada laporan laba rugi. Penggunaan sistem ERP yang terintegrasi dapat mengotomatiskan proses penjurnalan ini, sehingga mengurangi risiko kesalahan manual.

        Contoh Kasus dan Jurnal Pencatatan Write Off

        Sebagai contoh praktis, mari kita lihat kasus write off piutang tak tertagih sebesar Rp15.000.000 yang akan dicatat sebagai beban pada laporan laba rugi dan mengurangi saldo piutang di neraca. Dengan contoh ini, Anda akan lebih mudah memahami bagaimana proses ini tercermin dalam pembukuan perusahaan.

        Misalkan PT ABC, sebuah perusahaan distributor, memiliki piutang kepada Toko XYZ sebesar Rp15.000.000 yang telah jatuh tempo selama lebih dari 180 hari. Setelah berbagai upaya penagihan tidak berhasil dan Toko XYZ dinyatakan bangkrut, manajemen PT ABC memutuskan untuk melakukan write off atas piutang tersebut. Jika PT ABC menggunakan metode penyisihan, jurnal yang akan dicatat adalah sebagai berikut:

        • Debit (Dr): Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Rp15.000.000
        • Kredit (Cr): Piutang Usaha – Rp15.000.000

        Pencatatan ini mengurangi saldo akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan secara langsung menghapus saldo Piutang Usaha dari Toko XYZ. Perlu dicatat, pada metode penyisihan, beban kerugian sudah diakui sebelumnya saat perusahaan membuat estimasi penyisihan di awal periode.

        Dampak Write Off terhadap Laporan Keuangan

        Secara langsung, proses write off akan mengurangi total aset dan laba bersih perusahaan pada periode berjalan. Dampak ini terlihat jelas pada dua laporan keuangan utama, yaitu neraca dan laporan laba rugi. Memahami pengaruh ini membantu Anda menginterpretasikan kesehatan finansial perusahaan secara lebih komprehensif.

        Pada Neraca (Balance Sheet), write off akan mengurangi nilai aset. Misalnya, penghapusan piutang akan menurunkan total piutang usaha, yang pada akhirnya mengurangi total aset lancar dan total aset perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu, pada Laporan Laba Rugi (Income Statement), jika menggunakan metode penghapusan langsung, write off akan dicatat sebagai beban (expense). Beban ini akan mengurangi laba operasional dan laba bersih perusahaan pada periode tersebut.

        Meskipun write off menurunkan laba bersih dalam jangka pendek, ini adalah langkah yang sehat. Hal ini memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan mengelola asetnya secara realistis dan tidak menyembunyikan potensi kerugian. Pada akhirnya, praktik ini membangun kepercayaan dan menunjukkan integritas dalam pelaporan keuangan.

        Kesimpulannya, memahami dan menerapkan proses write off dengan benar adalah komponen vital dari manajemen keuangan yang sehat. Ini bukan hanya tentang menghapus aset, tetapi tentang memastikan akurasi, mendukung keputusan strategis, dan menjaga integritas laporan keuangan Anda. Dengan prosedur yang tepat, write off menjadi alat yang ampuh untuk menyajikan gambaran finansial perusahaan yang paling jujur dan dapat diandalkan pada tahun 2025 dan seterusnya.

        Accounting

        FAQ (Frequently Asked Questions)

        Apakah write off selalu berarti kerugian finansial?
        Ya, write off adalah pengakuan formal atas kerugian yang sudah terjadi. Namun, kerugian ini sebenarnya sudah terjadi saat aset kehilangan nilainya, bukan saat proses write off dilakukan. Proses ini hanya mencatat kerugian tersebut secara resmi.
        Kapan waktu terbaik untuk melakukan write off?
        Waktu terbaik adalah segera setelah aset dipastikan tidak lagi memiliki nilai ekonomis atau tidak dapat dipulihkan. Menunda write off dapat membuat laporan keuangan menjadi tidak akurat.
        Bagaimana write off memengaruhi kewajiban pajak perusahaan?
        Write off tertentu, seperti piutang tak tertagih, dapat diakui sebagai beban yang mengurangi penghasilan kena pajak. Hal ini berpotensi menurunkan jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan, asalkan memenuhi syarat dan ketentuan perpajakan yang berlaku.
        Bisakah aset yang sudah di-write off dijual kembali?
        Ya, bisa. Jika aset seperti persediaan yang sudah di-write off ternyata masih bisa dijual (misalnya dengan diskon besar), hasil penjualannya akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Ini disebut sebagai pemulihan (recovery).
        Apa risiko jika perusahaan tidak melakukan write off?
        Risikonya adalah laporan keuangan menjadi tidak akurat (overstated assets), yang dapat menyesatkan pengambilan keputusan, menyulitkan perolehan pinjaman, dan menimbulkan masalah saat audit.
        Apakah ada batasan jumlah yang bisa di-write off dalam setahun?
        Secara akuntansi, tidak ada batasan. Perusahaan harus menghapus semua aset yang terbukti tidak bernilai. Namun, dari sisi perpajakan, mungkin ada aturan atau batasan spesifik mengenai jumlah kerugian yang dapat diklaim sebagai pengurang pajak dalam satu tahun.
        Dewi Sartika

        Senior Content Writer

        Saya adalah seorang praktisi untuk penulisan artikel dengan pengalaman selama kurang lebih 6 tahun dalam industri SaaS, khususnya di bidang accounting. Saya mengulas topik pembahasan mengenai laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas), standar akuntansi (PSAK, IFRS, GAAP), perpajakan (e-faktur, PPn, tax planning), dan manajemen biaya. Saya mengutamakan pendekatan yang informatif dan aplikatif dalam setiap artikel yang saya tulis, sehingga dapat menjadi solusi pilihan untuk bisnis profesional.

        Jennifer Santoso (CA, CFA, CPA)

        Finance & Accounting VP

        Expert Reviewer

        Saya adalah seorang profesional akuntansi dengan pengalaman 7 tahun di bidang keuangan dan pelaporan. Saat ini, saya menjabat sebagai Head of Finance and Accounting di HashMicro. Saya meraih gelar Bachelor of Accounting dari President University dan Master of Accounting dari National University of Singapore.



        HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


        TINGGALKAN KOMENTAR

        Silakan masukkan komentar anda!
        Silakan masukkan nama Anda di sini

        Accounting

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!
        Nadia

        Nadia
        Balasan dalam 1 menit

        Nadia
        Jadwalkan Demo Sekarang!

        Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
        6281222846776
        ×
        close button
        Violet

        Nadia

        Active Now

        Violet

        Nadia

        Active Now