Konsep laba rugi menjadi salah satu aspek penting dalam bisnis karena menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan keuntungan. Salah satu metode yang sering digunakan adalah dengan menghitung gross margin.
Perhitungan gross margin secara manual sering kali berisiko menimbulkan kesalahan. Hal ini dapat memengaruhi analisis kinerja, pengambilan keputusan, hingga menimbulkan potensi kerugian finansial bagi perusahaan.
Untuk menghindari risiko tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan software akuntansi. Dengan sistem yang otomatis, perhitungan gross margin menjadi lebih akurat sekaligus meningkatkan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa itu Gross Profit Margin?
Gross margin atau gross profit margin (GPM) adalah pendapatan yang tersisa setelah mengurangi biaya produksi dari total pendapatan. Ini menunjukkan berapa banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang dan jasa setelah menutup biaya produksinya. Sederhananya, gross profit margin mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan dalam memproduksi barang dan menghasilkan keuntungan.
Dalam suatu laporan laba rugi perusahaan, harga pokok penjualan memperhitungkan biaya langsung pembuatan produk perusahaan. Hal ini termasuk biaya yang secara khusus terkait dengan objek biaya seperti produk itu sendiri, departemen, atau proyek.
Secara umum, biaya langsung berfluktuasi dan bervariasi tergantung pada produksi massal. Gross profit margin dapat Anda hitung untuk semua barang yang perusahaan produksi, namun selama biaya langsung setiap produk dapat perusahaan bedakan.
Pentingnya perhitungan Gross Profit Margin bagi Bisnis
Gross Profit Margin (GPM) adalah salah satu metrik penting dalam laporan keuangan perusahaan yang memberikan wawasan tentang efisiensi operasional perusahaan dalam menghasilkan produk atau layanan.
Gross profit margin menjadi salah satu rasio keuangan yang penting dalam menganalisis kesehatan finansial suatu perusahaan. Dengan adanya GPM, perusahaan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan bisnis serta efisiensi operasional perusahaan berjalan.
Mengetahui pentingnya perhitungan gross margin dalam perusahaan, maka Anda perlu memperhatikan beberapa hal ini, untuk meningkatkan keuntungan perusahaan Anda:
- Pengukur Efisiensi Produksi: Gross margin memberikan gambaran tentang seberapa baik perusahaan dalam mengelola biaya langsung produksi dibandingkan dengan pendapatan total. Semakin tinggi gross margin, semakin efisien produksi perusahaan.
- Analisis Kelayakan Produk atau Layanan: Gross margin membantu dalam mengevaluasi kelayakan produk atau layanan. Produk dengan gross margin rendah mungkin tidak menguntungkan untuk diproduksi.
- Perbandingan dengan Industri: Gross margin memungkinkan perbandingan kinerja keuangan antara perusahaan dengan perusahaan dalam industri yang sama. Ini membantu dalam menilai posisi kompetitif perusahaan.
- Pemantauan Kinerja: Perusahaan dapat menggunakan gross margin sebagai alat untuk memantau kinerja operasional mereka dari waktu ke waktu. Penurunan gross margin dapat menunjukkan peningkatan biaya produksi atau tekanan harga.
- Pengambilan Keputusan Bisnis: Informasi dari gross margin dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis, seperti menentukan strategi harga, alokasi sumber daya, dan pengembangan produk baru.
Secara keseluruhan, gross margin adalah indikator kunci dalam laporan keuangan yang membantu manajemen dan investor memahami efisiensi operasional perusahaan dan kinerja keseluruhan.
Kendala yang dialami Perusahaan saat Perhitungan Gross Margin
Beberapa kendala yang mungkin terjadi ketika penyusunan dan pembuatan laporan keuangan antara lain seperti terjadinya human-error dan kesalahan interpretasi angka.
Sehingga, Anda perlu memahami beberapa kendala yang sering dialami oleh perusahaan saat melakukan perhitungan dan penyusunan laporan keuangan seperti berikut ini.
1. Keterbatasan data
Keterbatasan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kendala utama yang sering dihadapi oleh perusahaan. Ketika data yang diperlukan tidak lengkap atau tidak akurat, hal ini dapat menyulitkan proses perhitungan gross profit margin yang tepat dalam menyusun laporan keuangan.
2. Kompleksitas transaksi
Transaksi keuangan yang kompleks, seperti konversi kurs dalam cross-currency transactions, pengakuan pendapatan dari berbagai jenis kontrak, dan restrukturisasi keuangan, dapat menyulitkan dalam perhitungan dan pemahaman laporan keuangan.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami secara menyeluruh mekanisme transaksi tersebut sambil mempertahankan keterbacaan dan transparansi dalam laporan keuangannya.
3. Regulasi keuangan
Perusahaan harus mematuhi peraturan dan standar akuntansi yang berlaku, seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau International Financial Reporting Standards (IFRS). Pemahaman yang kurang tentang regulasi ini atau perubahan regulasi baru juga dapat menjadi kendala.
4. Human-error
Kesalahan manusia dalam memasukkan data atau melakukan perhitungan bisa berdampak besar pada akurasi laporan keuangan perusahaan. Misalnya, kesalahan dalam memasukkan data transaksi keuangan bisa menghasilkan angka yang tidak tepat saat perhitungan gross profit margin.
Hal ini dapat berpengaruh pada informasi keuangan yang dipresentasikan kepada investor, kreditur, atau otoritas pengatur, serta mengganggu pengambilan keputusan yang tepat dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya manfaat software akuntansi, perusahaan dapat membantu mengurangi risiko human-error dalam penyusunan laporan keuangan.
5. Perubahan lingkungan bisnis
Perubahan pasar atau regulasi bisa menciptakan ketidakpastian dalam laporan keuangan perusahaan. Fluktuasi pasar dapat mempengaruhi nilai aset dan kewajiban, sementara perubahan regulasi mempengaruhi cara perusahaan melaporkan pendapatan dan biaya. Hal demikian dapat berpengaruh pada interpretasi data keuangan dan mempengaruhi keputusan manajemen.
6. Tidak mengimplementasikan software dan teknologi
Penggunaan software yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis atau kurangnya keterampilan dalam mengoperasikannya, bisa menjadi hambatan besar dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Hal ini dapat menyulitkan pengelolaan data keuangan dan menghasilkan laporan yang tidak akurat, hingga berdampak pada pengambilan keputusan dan perencanaan. Maka, penting bagi perusahaan untuk memilih software keuangan yang sesuai dan memberikan pelatihan yang memadai kepada staf.
Unsur-unsur Gross Margin yang Penting diketahui Perusahaan
Perusahaan perlu memahami unsur-unsur penting dari gross margin untuk mengelola efisiensi operasional dan memaksimalkan profitabilitas. Dengan pemahaman yang mendalam tentang komponen-komponen ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area potensial untuk penghematan biaya, meningkatkan harga jual yang sesuai, serta merancang strategi operasional yang lebih efisien guna meningkatkan margin keuntungan.
Untuk memahami dan mengelola gross margin dengan efektif, ada beberapa unsur penting yang perusahaan perlu ketahui:
1. Pendapatan kotor (Total Revenue)
Ini adalah total pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan produk atau layanan perusahaan sebelum dikurangi pengembalian atau potongan harga. Memahami sumber dan pola pendapatan kotor membantu dalam mengevaluasi kinerja penjualan perusahaan.
2. Biaya barang yang dijual (Cost of Goods Sold/COGS)
Ini adalah biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau penyediaan layanan, termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Memantau dan mengelola biaya ini penting untuk meningkatkan gross margin.
3. Gross profit
Ini adalah selisih antara pendapatan kotor dan biaya barang yang dijual. Gross profit adalah kontribusi langsung dari penjualan dalam menutupi biaya operasional perusahaan dan menghasilkan keuntungan.
4. Gross margin percentage
Presentase gross margin memberikan pemahaman tentang efisiensi operasional perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan. Gross profit sebagai persentase dari pendapatan kotor, biasanya dihitung dengan rumus berikut ini:
5. Tren dan perbandingan
Penting bagi perusahaan untuk memantau tren gross margin dari waktu ke waktu dan membandingkannya dengan benchmark industri atau pesaing. Ini membantu dalam menilai kinerja relatif perusahaan dan mengidentifikasi area untuk perbaikan.
6. Kontribusi produk atau layanan
Menganalisis gross margin secara terpisah untuk setiap produk atau layanan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kelayakan dan profitabilitasnya. Ini juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait strategi harga dan alokasi sumber daya.
7. Pengaruh faktor eksternal
Perubahan harga bahan baku, biaya tenaga kerja, atau faktor-faktor ekonomi lainnya dapat mempengaruhi gross margin. Penting bagi perusahaan untuk memahami dan merespons perubahan-perubahan ini secara cepat.
Setelah mengetahui berbagai unsur GPM atau Gross Margin yang penting untuk perusahaan, Anda bisa mulai memperhitungkan software akuntansi yang cocok untuk bisnis Anda. Untuk mendapatkan gambaran harga software akuntansi, unduh skema perhitungan software akuntansi melalui gambar di bawah ini.
Cara Menghitung Gross Profit Margin
Apakah Anda sudah mengetahui pentingnya gross profit margin bagi perusahaan Anda? Maka dari itu, ini adalah saat yang tepat untuk mengetahui cara yang benar dalam melakukan penghitungannya.
Tolak ukur untuk menghitung gross profit margin terdapat dalam dua variabel: penjualan bersih dan harga pokok penjualan. Kedua angka tersebut dapat diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan.
Rumus gross profit margin
Gross profit margin (GPM) adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah kita kurangi harga pokok penjualan. Rumusnya sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Penjualan bersih – HPP / Penjualan Bersih)
Keterangan:
- (HPP) Harga Pokok Penjualan (HPP) yaitu pengeluaran agar dapat melakukan produksi barang
Berapa Nilai Rasio GPM yang Bagus?
Penentuan rasio Gross Profit Margin (GPM) yang optimal memerlukan pemahaman terhadap karakteristik industri dan strategi bisnis yang dijalankan. Wall Street Mojo menyampaikan bahwa margin laba kotor di kisaran 10% umumnya dikategorikan sehat, 5% dianggap rendah, sementara capaian di atas 10% dinilai sangat baik.
Meskipun demikian, tolok ukur ini tidak dapat diterapkan secara seragam. Setiap sektor memiliki struktur biaya, dinamika pasar, serta model bisnis yang berbeda.
Sebagai contoh, industri ritel cenderung beroperasi dengan margin yang lebih tipis dibandingkan perusahaan manufaktur yang menawarkan produk atau layanan bernilai tambah tinggi.
Peran Gross Profit Margin
Margin laba kotor merupakan indikator penting untuk mengukur efisiensi biaya dalam pengelolaan barang atau jasa. Secara sederhana, rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menghasilkan pendapatan dan laba kotor sebelum biaya tambahan.
GPM yang tinggi menandakan perusahaan berada dalam posisi baik untuk mencapai margin laba operasi dan laba bersih yang sehat. Bagi bisnis baru, semakin tinggi GPM, semakin cepat pula titik impas tercapai, sehingga mempercepat pertumbuhan keuntungan.
Namun, margin tinggi tidak selalu berarti kinerja perusahaan optimal. Itulah mengapa investor sering menggunakan margin laba kotor sebagai tolok ukur untuk menilai efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis.
1. Margin dan arus kas
Setelah kita membahas mengenai pengertian dari margin laba kotor, selanjutnya kita akan masuk pada margin dan arus kas. Perusahaan umumnya akan menanggung biaya persediaan yang signifikan untuk memproduksi setiap produk.
Ketika Anda menjual suatu stok barang dengan harga yang terbilang tinggi, maka Anda mengubah setiap unit menjadi yang yang lebih banyak daripada yang Anda investasikan. Pengetahuan tentang GPM dan tren penjualan dapat membantu mendorong arus kas dan meningkatkan efisiensi strategi investasi perusahaan Anda.
2. Strategi penetapan harga berbasis margin
Gross profit margin sering ditentukan oleh strategi penetapan harga. Pada umumnya penetapan harga produk berdasarkan pada harga pasar yang kompetitif. Dengan kata lain, Anda membayar harga yang sama dengan pesaing Anda dan mendapatkan margin yang standar.
Saat mencoba memasarkan produk Anda dengan cara yang meningkatkan penjualan, pengurangan margin secara tidak langsung menawarkan harga terbaik. Hal ini tentunya berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penjualan perusahaan Anda.
Namun, hal ini juga dapat menjadi bumerang bagi perusahaan Anda apabila kompetitor mulai menurunkan harga produknya. Ini juga berlaku ketika semua orang mulai menurunkan margin keuntungan dengan tren penjualan yang serupa.
Contoh Penerapan Telemarketing di Perusahaan
Dalam melakukan penghitungan margin laba kotor, Anda dapat menggunakan laporan laba rugi perusahaan sebagai acuan. Contohnya yaitu: Perusahaan A memiliki penjualan bersih US $75 juta dan harga pokok penjualan US $68 juta menurut laporan laba rugi terbaru. Maka, GPM atau margin laba kotornya adalah:
Gross Profit Margin
= US$ 75 juta – US$ 68 juta / US$ 75 juta
= 0.0933, atau 9,33%.
Maka, dapat disimpulkan bahwa gross profit margin perusahaan A adalah 9,33%. Hal ini menunjukkan bahwa 90,67% dari total keuntungan perusahaan berguna sebagai harga pokok penjualan (HPP). Anda perlu membandingkan 9,33% dengan data perusahaan tahun sebelumnya atau perusahaan lain dalam industri untuk menentukan analisisnya.
Catatan: Apabila margin laba kotor jauh lebih rendah atau lebih tinggi daripada tahun data lainnya, Anda harus segera menganalisis alasannya. Sebab, hal ini sangat bervariasi dari perusahaan lain dalam suatu industri.
Cara Mudah Menghitung Gross Profit Margin dengan Software Accounting Hashmicro
Perhitungan gross profit margin dapat dilakukan dengan efisien menggunakan dukungan software. Dengan menggunakan software yang tepat, seperti software akuntansi, Anda dapat menghemat waktu dan tenaga dalam menghitung dan menganalisis data keuangan perusahaan Anda.
Namun, penting untuk memperhatikan bahwa setiap bisnis memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga Anda perlu memilih software yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan skala operasi Anda. Maka dari itu, Software Akuntansi HashMicro dapat menjadi pilihan yang tepat, karena memiliki fitur-fitur seperti:
1. Profit & Loss
Fitur laba dan rugi memungkinkan Anda untuk melacak pendapatan dan pengeluaran perusahaan secara terperinci, sehingga Anda dapat dengan cepat menemukan total pendapatan dan biaya untuk menghitung gross profit. Fitur ini juga memberikan gambaran yang jelas tentang keuntungan dan kerugian, membantu Anda membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
2. Cash Flow Reports
Laporan arus kas memberikan pandangan menyeluruh tentang arus kas perusahaan, membantu Anda memahami posisi keuangan perusahaan secara real-time. Dengan fitur Cash Flow Reports, Anda juga dapat merencanakan dan mengelola keuangan Anda dengan lebih efisien, serta mempermudah pemantauan gross profit margin.
3. Budget S Curve
Kurva S anggaran adalah alat visual yang efektif untuk memantau dan mengendalikan pengeluaran perusahaan Anda secara intuitif. Dengan fitur ini, Anda dapat memastikan bahwa pengeluaran Anda selaras dengan anggaran yang telah ditetapkan. Jika gross profit margin aktual berada di bawah anggaran, maka Anda dapat mengindikasikan masalah dalam mengelola biaya produksi yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
4. Financial Ratio
Rasio keuangan adalah indikator kinerja keuangan yang penting. Perbandingan berbagai financial ratio dengan gross profit margin dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan. Dengan fitur ini, Anda dapat mengukur efisiensi, profitabilitas, dan solvabilitas perusahaan Anda, yang semuanya penting untuk pertumbuhan dan stabilitas jangka panjang.
5. Financial Statement with Budget Comparison
Fitur Financial Statement with Budget Comparison memungkinkan Anda untuk membandingkan kinerja keuangan aktual dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dengan fitur ini, Anda dapat dengan cepat mengevaluasi kinerja keuangan dan memberikan wawasan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Sehingga, jika GPM lebih rendah, ini membantu Anda mengidentifikasi area di mana Anda mungkin perlu melakukan penyesuaian.
HashMicro juga menawarkan solusi yang komprehensif dan terintegrasi dalam manajemen keuangan. Selain mempermudah perhitungan gross profit margin, Anda juga bisa terintegrasi dengan fitur-fitur komprehensif lainnya seperti:
- Laporan keuangan dengan multilevel analysis: Fitur ini bisa menganalisis laporan keuangan perusahaan pada berbagai tingkatan dan dapat mengelola biaya produksi.
- Bank & auto payment reconciliation: Fitur ini dapat mencocokkan transaksi bank dengan catatan keuangan perusahaan secara otomatis dan memudahkan proses rekonsiliasi.
- Budget forecasting: Anda bisa membuat perkiraan anggaran berdasarkan data historis dan tren saat ini, sehingga perencanaan keuangan dan pengelolaan sumber daya bisa lebih efektif.
- Automated currency update: Fitur ini secara otomatis memperbarui nilai tukar mata uang dalam sistem, yang berguna untuk perusahaan dalam bertransaksi pada berbagai mata uang.
- Real-time monitoring: Anda bisa memantau kinerja keuangan perusahaan secara real-time, yang dapat melihat data keuangan terkini dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis.
Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnis, pemahaman konsep laba dan rugi sangat penting. Gross profit margin menjadi salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk menghitung laba dan menjadi indikator penting dalam laporan laba rugi perusahaan.
Software Akuntansi HashMicro dapat menjadi solusi yang tepat dalam mengoptimalkan perhitungan gross margin. Software ini juga dapat membantu perusahaan Anda dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
Jadi, jika Anda ingin meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam menghitung gross margin, Software Akuntansi HashMicro bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Anda. Jadwalkan demo gratis sekarang bersama tim marketing dari Hashmicro!
Pertanyaan Seputar Gross Margin
-
Apa perbedaan Gross Margin dengan Net Margin?
Gross Margin hanya menghitung keuntungan setelah dikurangi biaya pokok penjualan, sedangkan Net Margin memperhitungkan seluruh biaya operasional, bunga, dan pajak. Dengan kata lain, Gross Margin menunjukkan efisiensi produksi, sementara Net Margin mencerminkan profitabilitas akhir.
-
Apakah Gross Margin sama dengan mark-up harga?
Tidak. Mark-up adalah persentase kenaikan harga jual dibandingkan biaya, sedangkan Gross Margin adalah persentase keuntungan kotor dibandingkan dengan pendapatan. Keduanya mirip tetapi digunakan untuk tujuan analisis yang berbeda.
-
Bagaimana dampak inflasi terhadap Gross Margin?
Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi dan distribusi. Jika kenaikan biaya tidak diimbangi dengan penyesuaian harga, Gross Margin akan menurun.