Ketika stok barang tidak terkelola dengan baik, bisnis tidak hanya kehilangan kesempatan penjualan, tapi juga mengeluarkan biaya yang tidak perlu. Forecast barang menjadi alat vital yang membantu perusahaan memprediksi kebutuhan stok secara tepat agar operasional berjalan efisien tanpa membebani modal.
Risiko overstock dan stockout dapat menghambat pertumbuhan sekaligus merusak reputasi perusahaan. Namun, dengan forecast yang akurat, perusahaan mampu menyeimbangkan persediaan, memastikan ketersediaan produk tanpa harus menanggung biaya penyimpanan berlebih atau kehilangan pelanggan.
Dalam praktiknya, proses forecasting yang kompleks kini dapat dioptimalkan dengan bantuan software inventory. Melalui data real-time dan analisis komprehensif, software ini mendukung pengambilan keputusan cepat dan tepat, menjaga bisnis tetap responsif terhadap perubahan pasar.
Lalu bagaimana upaya forecast barang dalam mengantisipasi kebutuhan stok dengan tepat dan menghindari risiko kelebihan atau kekurangan barang? Dan jika diintegrasikan dengan software inventory, apakah dapat meningkatkan profitabilitas bisnis Anda? Berikut penjelasannya!
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa itu Forecast Barang?
Forecast barang adalah proses memprediksi kebutuhan stok dalam periode tertentu, berdasarkan data historis, tren pasar, dan faktor eksternal seperti musim, promosi, serta kondisi ekonomi. Proses ini menjadi bagian krusial dari manajemen rantai pasok yang membantu bisnis mengantisipasi permintaan pelanggan dengan lebih tepat dan responsif.
Tujuan utama forecast barang adalah memastikan ketersediaan stok yang cukup untuk memenuhi permintaan tanpa kelebihan yang bisa memicu biaya penyimpanan tinggi. Dengan perencanaan matang, perusahaan dapat mengurangi risiko kehabisan stok yang bisa mengganggu penjualan serta mengoptimalkan modal kerja.
Selain berperan dalam pengelolaan inventaris, forecast barang juga menjadi alat penting dalam pengambilan keputusan strategis bisnis. Prediksi yang akurat mendukung perencanaan pengadaan dan distribusi, sehingga bisnis dapat meningkatkan layanan pelanggan sekaligus mengoptimalkan biaya operasional.
Jenis-Jenis Forecast Barang
Forecast barang merupakan bagian penting dalam pengelolaan inventori dan strategi operasional bisnis. Setiap bisnis memiliki pendekatan berbeda sesuai karakteristik produk, volume penjualan, serta kapasitas data.
Dengan memahami konsep forecasting secara menyeluruh, bisnis dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok dan mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok. Berikut ini jenis-jenis forecast barang yang umum digunakan:
1. Forecast asumsi
Jenis forecast ini memperkirakan kebutuhan barang berdasarkan dugaan terhadap kondisi pasar, seperti prediksi lonjakan saat musim liburan, tanpa data historis. Meski subjektif dan tidak termasuk forecast order berbasis data, pendekatan ini berguna sebagai panduan awal, khususnya bagi produk baru atau bisnis yang belum memiliki catatan penjualan.
2. Forecast data historis
Jenis ini mengandalkan data penjualan masa lalu untuk memprediksi kebutuhan barang ke depan. Dengan pola yang telah terjadi sebelumnya, bisnis dapat melihat tren permintaan dan menyesuaikannya dengan kondisi saat ini. Dengan cara ini, bisnis bisa lebih tepat dalam merencanakan pembelian dan pengadaan karena berbasis fakta.
3. Forecast berbasis permintaan langsung
Pendekatan ini menganalisis permintaan dari tim internal, distributor, dan konsumen melalui pesanan, feedback, serta pola interaksi. Meski bersifat kontekstual, forecast ini tetap membutuhkan validasi dari data historis untuk menghindari overstock dan stockout. Sales forecasting kemudian digunakan untuk memproyeksikan penjualan berdasarkan data aktual.
4. Forecast kuantitatif
Forecast kuantitatif menggunakan angka dan data historis secara matematis untuk memperkirakan kebutuhan barang. Beberapa pendekatan yang digunakan di antaranya regresi linier, moving average, dan exponential smoothing. Forecast ini sangat mengandalkan keakuratan data sebelumnya dan cocok untuk produk dengan permintaan stabil.
5. Forecast kualitatif
Kebalikan dari forecast kuantitatif, forecast ini berdasarkan intuisi, pengalaman manajer, opini para ahli, hingga informasi pasar terkini. Biasanya digunakan ketika data historis belum tersedia atau tidak cukup kuat. Misalnya, untuk produk baru atau pasar baru yang belum memiliki data penjualan.
6. Forecast hybrid
Merupakan gabungan dari forecast kuantitatif dan kualitatif. Forecast ini berfungsi untuk menghasilkan prediksi yang lebih seimbang dan akurat, terutama dalam situasi pasar yang kompleks atau tidak stabil. Contoh penggunaan: menggabungkan data historis penjualan dengan wawasan dari tim penjualan atau riset pasar.
7. Forecast berdasarkan produk
Forecast jenis ini memisahkan analisis berdasarkan jenis produk atau kategori. Misalnya, produk A memiliki tren penjualan yang berbeda dengan produk B, sehingga Anda harus melakukan analisis dan prediksi secara terpisah. Pendekatan ini penting terutama untuk perusahaan dengan berbagai lini produk yang memiliki karakteristik dan siklus hidup berbeda.
Forecast order adalah hasil konkret dari proses peramalan tersebut berupa estimasi jumlah barang yang akan Anda pesan pada periode tertentu. Informasi ini menjadi dasar utama dalam menyusun rencana pengadaan yang efisien dan akurat, serta mencegah pemborosan stok.
Metode Forecast Barang
Metode forecast barang merupakan pendekatan teknis yang digunakan untuk memperkirakan jumlah persediaan yang dibutuhkan di masa mendatang. Pemilihan metode yang tepat sangat bergantung pada karakteristik produk, ketersediaan data historis, serta dinamika permintaan pasar.
Berikut adalah beberapa metode forecasting yang umum yang dapat Anda gunakan dalam pengelolaan stok:
1. Moving average
Merupakan metode yang menghitung rata-rata penjualan dari beberapa periode sebelumnya. Teknik ini efektif digunakan ketika pola permintaan bersifat stabil, tanpa fluktuasi yang signifikan. Moving average memberikan gambaran umum tentang tren penjualan jangka pendek dan cocok untuk barang dengan siklus permintaan rutin.
Contoh: Perusahaan ritel menggunakan moving average tiga bulan terakhir untuk memperkirakan permintaan sabun mandi harian.
2. Exponential smoothing
Teknik ini memberikan bobot lebih besar pada data penjualan terbaru dibandingkan periode sebelumnya. Exponential smoothing berguna untuk memperkirakan permintaan dalam situasi yang mengalami perubahan bertahap, seperti peningkatan permintaan musiman atau peluncuran promosi.
Contoh: Produsen pakaian menggunakan exponential smoothing untuk menyesuaikan stok menjelang musim liburan.
3. Regresi linier
Digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara permintaan produk dan variabel lain, seperti harga, musim, atau aktivitas pemasaran. Metode ini memanfaatkan model matematis untuk menghasilkan proyeksi permintaan berdasarkan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi perilaku konsumen.
Contoh: Toko elektronik menganalisis hubungan antara harga diskon dan volume penjualan televisi menggunakan regresi linier.
4. ARIMA (autoregressive integrated moving average)
Metode statistik lanjutan yang digunakan untuk menganalisis data deret waktu. ARIMA memperhitungkan unsur tren, musiman, dan fluktuasi acak dalam data historis, sehingga mampu menghasilkan prediksi yang lebih akurat, terutama untuk kebutuhan jangka menengah hingga panjang.
Contoh: Distributor bahan makanan menggunakan ARIMA untuk meramalkan permintaan bulanan beras selama satu tahun penuh.
5. Delphi method
Berbeda dari pendekatan statistik, metode ini berbasis opini para ahli yang dikumpulkan melalui beberapa putaran diskusi terstruktur. Teknik ini cocok diterapkan ketika data historis terbatas atau tidak tersedia, seperti saat memperkirakan permintaan untuk produk baru atau pasar yang baru berkembang.
Contoh: Perusahaan teknologi menggunakan Delphi method untuk memproyeksikan penjualan produk wearable yang baru diluncurkan.
EOQ, ROP, dan safety stock
Metode-metode ini berfokus pada efisiensi pengelolaan persediaan. EOQ (Economic Order Quantity) menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis, ROP (Reorder Point) menunjukkan titik minimum sebelum perlu melakukan pemesanan ulang, dan safety stock digunakan sebagai cadangan jika terjadi lonjakan permintaan.
Contoh: Gudang farmasi menghitung EOQ dan safety stock untuk memastikan ketersediaan obat-obatan yang sensitif terhadap lonjakan permintaan mendadak.
Untuk memaksimalkan metode forecasting, Anda dapat memanfaatkan software inventory untuk mengotomatisasi prediksi stok dan memudahkan pengelolaan persediaan. Oleh karena itu, Anda perlu menemukan solusi paling efektif bagi bisnis Anda salah satunya melalui skema harga berikut.
Strategi Pembuatan Forecast Barang
Menyusun forecast barang yang akurat memerlukan strategi terarah dan berbasis data. Tanpa pendekatan yang tepat, perusahaan berisiko mengalami overstock, kekurangan stok, atau inefisiensi distribusi. Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan akurasi proyeksi permintaan barang:
1. Gunakan data historis yang valid
Forecast yang andal dimulai dari data yang akurat. Pastikan seluruh data penjualan terdokumentasi secara rapi dan mencakup periode yang representatif. Data historis menjadi dasar dalam mengenali pola permintaan, menganalisis tren musiman, dan memperkirakan kebutuhan stok di periode mendatang.
2. Analisis tren dan faktor eksternal
Tren pasar, musim, aktivitas promosi, hingga kondisi ekonomi memiliki dampak langsung terhadap permintaan barang. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk mempertimbangkan variabel eksternal dalam analisis forecast. Misalnya, kenaikan penjualan produk makanan saat Ramadan, atau menurunnya permintaan pada masa resesi ekonomi.
3. Integrasikan data multi-sumber.
Menggabungkan data dari berbagai sumber seperti histori penjualan, data retur, inventory, lead time supplier, dan input dari pelanggan dapat menghasilkan proyeksi yang lebih akurat. Integrasi ini juga mengurangi bias internal serta mempermudah analisis lintas fungsi dalam satu platform terpadu.
4. Segmentasi SKU dengan Analisis ABC
Tidak semua produk memiliki kontribusi yang sama terhadap omzet. Segmentasi menggunakan analisis ABC (A: 20% barang menyumbang 80% pendapatan) membantu perusahaan memfokuskan forecast dengan akurasi tinggi pada item-item prioritas. Barang kategori B dan C dapat di forecast dengan metode yang lebih ringan atau menggunakan parameter default.
5. Kolaborasi lintas fungsi
Forecast tidak hanya tugas tim logistik atau gudang. Untuk hasil lebih akurat, tim penjualan, pemasaran, dan keuangan perlu dilibatkan. Misalnya, rencana promosi dari tim marketing dapat mempengaruhi lonjakan permintaan; hal ini harus tercermin dalam perhitungan forecast.
6. Pilih dan uji coba berbagai metode
Setiap produk atau kategori bisa memerlukan pendekatan forecasting yang berbeda. Dengan mencoba berbagai metode, seperti moving average, exponential smoothing, atau regresi linier, perusahaan dapat mengetahui mana yang paling mendekati realisasi. Evaluasi berkala akan menunjukkan metode paling cocok untuk jenis permintaan tertentu.
7. Automasi dengan software inventory
Software inventory mempermudah proses forecasting lewat analisis otomatis, dashboard real-time, dan notifikasi reorder point. Fitur-fitur ini mengurangi ketergantungan pada spreadsheet manual yang rentan kesalahan, sekaligus meningkatkan akurasi proyeksi.
8. Monitoring dan continuous improvement
Akurasi forecast memerlukan evaluasi rutin dengan membandingkan proyeksi dan realisasi. Sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi deviasi dan melakukan kalibrasi terhadap parameter, serta memperbaiki asumsi atau metode yang digunakan. Pendekatan ini mencerminkan prinsip continuous improvement untuk memastikan sistem forecasting tetap presisi dan adaptif.
Cara Menghitung Forecast Barang
Forecast barang dapat Anda hitung menggunakan beberapa metode yang umum dalam manajemen rantai pasok. Setiap metode memiliki pendekatan dan rumus yang berbeda, tergantung pada stabilitas permintaan dan jenis produk yang Anda miliki.
Berikut beberapa metode populer yang bisa Anda gunakan:
1. Metode moving average
Metode moving average ideal untuk memproyeksikan permintaan dengan menghitung rata-rata dari jumlah permintaan selama periode tertentu. Teknik ini cocok untuk produk dengan permintaan yang stabil dan tidak terpengaruh oleh tren musiman.
Forecast = (Jumlah permintaan dalam n periode terakhir) / n |
Contoh:
Jika penjualan selama 3 bulan terakhir adalah 100, 120, dan 110 unit, maka:
Forecast = (100 + 120 + 110) / 3 = 110 unit
Artinya, estimasi kebutuhan untuk bulan berikutnya adalah 110 unit. Metode ini mudah digunakan, tetapi kurang responsif terhadap perubahan tren yang cepat.
2. Metode exponential smoothing
Berbeda dari moving average, metode ini memberikan bobot lebih besar pada data terbaru sehingga cocok untuk produk yang memiliki tren naik atau turun secara perlahan. Dengan menggunakan nilai smoothing constant (α), perhitungan ini lebih adaptif terhadap perubahan permintaan.
Forecast= α × Permintaan terbaru + (1 − α) × Forecast sebelumnya |
Keterangan:
- α = smoothing constant (0 < α < 1)
- Forecast = proyeksi untuk periode saat ini
- Permintaan terbaru = data permintaan aktual periode terakhir
- Forecast sebelumnya = hasil peramalan periode sebelumnya
Contoh:
Jika permintaan terbaru adalah 120 unit, forecast sebelumnya 115 unit, dan α = 0.3:
Forecast = 0.3 × 120 + 0.7 × 115 = 116.5 unit
Exponential smoothing ideal untuk produk yang mengalami pertumbuhan atau penurunan bertahap, serta digunakan secara luas karena efisiensinya dalam pembaruan data.
3. Metode regresi linier
Metode ini berguna jika permintaan produk memiliki pola tren yang linier terhadap waktu atau faktor lain. Regresi linier memungkinkan perusahaan menganalisis tren dan membuat proyeksi berdasarkan hubungan antar variabel.
Y = a + bX |
Keterangan:
- Y = permintaan yang diproyeksikan
- a = permintaan awal
- b = kenaikan rata-rata per periode
- X = periode waktu
Perhitungan a dan b memerlukan data historis dan dapat dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak statistik seperti Excel. Metode ini efektif bila permintaan menunjukkan pola pertumbuhan atau penurunan yang konsisten.
4. Penambahan safety stock (stok pengaman)
Setelah menghitung permintaan utama, perusahaan perlu menambahkan safety stock sebagai cadangan saat terjadi lonjakan permintaan atau keterlambatan pengiriman. Ini penting untuk menjaga operasional bisnis.
Safety Stock = (Maksimum Lead Time − Rata-rata Lead Time) × Rata-rata Permintaan Harian |
Contoh:
Jika lead time maksimum 6 hari, rata-rata lead time 3 hari, dan permintaan harian 20 unit:
Safety Stock = (6 − 3) × 20 = 60 unit
Dengan safety stock, perusahaan memiliki fleksibilitas untuk mengantisipasi ketidakpastian pasokan.
5. Total kebutuhan stok
Setelah menghitung forecast utama dan safety stock, langkah berikutnya adalah menentukan total kebutuhan stok yang harus Anda siapkan. Jumlah total ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan pembelian dan pengisian ulang gudang agar sesuai dengan kebutuhan stok.
Total Stok = Forecast + Safety Stock |
Contoh:
- Forecast = 110 unit
- Safety Stock = 60 unit
Total Stok = 110 + 60 = 170 unit
Angka ini menjadi dasar untuk menyusun forecast order, yaitu rencana jumlah dan waktu pemesanan barang agar pasokan tetap optimal tanpa berlebihan.
Contoh Forecast Barang
Agar konsep forecasting barang lebih mudah untuk Anda pahami, berikut adalah contoh perhitungan sederhana menggunakan metode moving average dan exponential smoothing. Contoh ini dapat membantu pelaku usaha kecil maupun menengah dalam mengambil keputusan pengadaan berdasarkan data historis yang tersedia.
Contoh 1: menggunakan metode moving average
Misalkan sebuah toko memiliki data penjualan produk A selama empat bulan terakhir:
Periode | Unit |
Januari | 100 |
Februari | 120 |
Maret | 110 |
April | 130 |
Total | 460 |
Untuk menghitung forecast bulan Mei menggunakan metode 3-period moving average, ambil rata-rata dari tiga bulan terakhir (Februari–April):
Forecast Mei = (120 + 110 + 130) / 3 = 360 / 3 = 120 unit
Artinya, estimasi kebutuhan stok produk A untuk bulan Mei adalah 120 unit. Jika toko memiliki sistem pengadaan rutin bulanan, angka ini bisa menjadi dasar untuk pemesanan.
Contoh 2: menggunakan metode exponential smoothing
Gunakan data yang sama, namun kali ini menggunakan metode exponential smoothing.
Asumsikan:
- Forecast April = 115 unit (dari periode sebelumnya)
- Permintaan April = 130 unit
- α (alpha) = 0.3
Forecast Mei = (0.3 × 130) + (0.7 × 115) = 39 + 80.5 = 119.5 unit
Dengan pembulatan, forecast untuk Mei adalah 120 unit. Nilai ini sangat mirip dengan hasil moving average, namun metode exponential smoothing lebih responsif terhadap perubahan tren.
Contoh 3: Menambahkan Safety Stock
Misalnya, toko menghadapi ketidakpastian dalam waktu pengiriman barang dari supplier.
- Lead time maksimum: 7 hari
- Rata-rata lead time: 5 hari
- Permintaan harian rata-rata: 25 unit
Safety Stock = (7 − 5) × 25 = 50 unit
Total kebutuhan stok
Jika mengambil forecast dari metode moving average, maka hasilnya adalah 120 unit dan safety stock yang dibutuhkan sebanyak 50 unit, maka:
Total Kebutuhan Stok = 120 + 50 = 170 unit
Jadi, untuk memastikan ketersediaan barang dan menghindari kehabisan stok, toko disarankan untuk memiliki 170 unit produk A selama bulan Mei.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa forecasting merupakan proses terukur yang dapat membantu pengusaha dalam menyusun strategi pengadaan, mengurangi biaya penyimpanan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Bahkan, jika terintegrasi dengan software inventory, perhitungan seperti ini bisa Anda lakukan secara otomatis dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Optimalkan Forecast Barang dengan Software Inventory Terintegrasi
Di tengah fluktuasi permintaan pasar, akurasi forecast saja tidak cukup untuk menjaga kestabilan operasional. Tanpa alat bantu yang tepat, proses ini bisa memakan waktu, rawan kesalahan, dan sulit diimplementasikan secara konsisten. Software inventory dari HashMicro, misalnya, menyediakan sistem forecasting yang terotomatisasi dan terintegrasi.
Dengan fitur forecasting canggih, sistem ini membantu memperkirakan kebutuhan barang, menjaga level stok tetap ideal, serta mengurangi risiko overstock dan stockout. Anda bahkan bisa mengeksplorasinya langsung melalui demo gratis yang tersedia.
Dengan teknologi ini, manajemen inventaris akan Anda lebih efisien, adaptif, dan siap menghadapi permintaan pasar yang dinamis. Berikut fitur-fitur utama yang mendukung kinerja sistem ini secara menyeluruh:
- Barcode Management: Mempercepat proses pengelolaan dan pelacakan barang secara real-time, mengurangi kesalahan manual, serta memastikan akurasi pengiriman dan penerimaan di berbagai lokasi secara simultan.
- Lot and Serial Number Tracking: Menghasilkan dan melacak nomor seri serta lot secara otomatis untuk memberikan visibilitas penuh atas pergerakan stok, memudahkan audit, dan mendukung kontrol kualitas yang ketat.
- Stock Request Management: Mengotomatisasi pengelolaan permintaan stok antar cabang atau gudang dengan proses persetujuan terintegrasi, sehingga mempercepat respon dan meminimalkan kekurangan stok.
- Inventory Forecasting: Menggunakan data historis dan algoritma prediktif untuk memperkirakan kebutuhan stok secara akurat, membantu menjaga keseimbangan antara persediaan berlebih dan kekurangan barang.
- Inventory Valuation: Melakukan penilaian nilai inventaris secara cepat dan konsisten di seluruh gudang pada akhir periode, memudahkan pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.
- Stock Aging Analysis: Menganalisis umur persediaan untuk mengidentifikasi barang yang bergerak cepat dan lambat, mendukung strategi pengelolaan stok yang efisien dan pengurangan risiko penumpukan barang.
Kesimpulan
Perencanaan forecast barang adalah langkah vital untuk menjaga keseimbangan stok, memastikan ketersediaan produk sesuai permintaan tanpa menyebabkan overstock dan stockout. Forecast yang akurat membantu meminimalkan biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi operasional, sehingga bisnis dapat berjalan lebih lancar dan menguntungkan.
Software Inventory Hashmicro berperan khusus untuk menyederhanakan proses forecasting dengan teknologi berbasis data yang akurat. Sistem ini membantu bisnis memantau tren permintaan, menghindari kelebihan atau kekurangan stok, dan mengambil keputusan lebih strategis sesuai kebutuhan rantai pasok.
Dengan strategi forecasting yang tepat dan dukungan sistem yang andal, bisnis dapat lebih adaptif dalam menghadapi dinamika pasar serta mencapai target secara konsisten. Manfaatkan demo gratis yang tersedia untuk memahami kemudahan otomatisasi pengelolaan persediaan secara optimal

Pertanyaan Seputar Forecast Barang
-
-
Apa saja hal yang harus dipertimbangkan saat melakukan forecasting barang?
Saat forecasting barang, penting untuk mempertimbangkan data penjualan sebelumnya, tren pasar, pola musiman, kondisi ekonomi, dan kapasitas produksi. Selain itu, perhatikan juga faktor persaingan dan keandalan rantai pasokan. Pemilihan metode forecasting yang tepat juga sangat menentukan akurasi prediksi.
-
Mengapa forecast barang penting dalam dunia perdagangan?
Forecast barang membantu bisnis mengelola stok dengan tepat, mencegah kelebihan atau kekurangan barang. Sehingga dengan penerapan forecast yang akurat, perusahaan dapat merencanakan produksi dan pengadaan secara efisien, menjaga kepuasan pelanggan, serta meningkatkan profitabilitas dan daya saing di pasar.
-
Apa risiko yang terjadi jika forecast barang tidak akurat?
Forecast yang tidak akurat bisa menyebabkan overstock, yang mengikat modal dan meningkatkan biaya penyimpanan, serta stockout yang membuat pelanggan kecewa dan kehilangan penjualan. Selain itu, perencanaan produksi dan operasi menjadi tidak optimal, berpotensi menimbulkan kerugian dan gangguan bisnis.
-