Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Buku Besar Akuntansi: Contoh & Cara Mudah Membuatnya

Diterbitkan:

Buku besar akuntansi adalah jantung dari sistem keuangan perusahaan. Di sinilah seluruh transaksi yang sudah dicatat di jurnal dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diringkas menjadi informasi yang terstruktur.

Lebih dari sekadar catatan angka, buku besar membantu perusahaan menjaga konsistensi data, memantau arus kas, dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.

Karena itu, memahami fungsi dan cara kerjanya menjadi hal penting bagi siapa pun yang terlibat dalam pengelolaan keuangan bisnis. Jadi, kami akan menjelaskan apa itu ledger dan mengapa Anda perlu tahu. Mari lanjut membaca!

Daftar Isi:

    Daftar Isi
      DemoGratis

      Apa Itu Buku Besar Akuntansi?

      Buku besar akuntansi adalah buku utama yang berisi kumpulan akun-akun sejenis, berfungsi untuk merangkum dan mengklasifikasikan semua transaksi keuangan yang telah dicatat sebelumnya di dalam jurnal umum. Ini adalah pusat data di mana semua informasi keuangan perusahaan diringkas, memberikan gambaran utuh tentang posisi setiap akun.

      Secara sederhana, jika jurnal umum adalah buku harian yang mencatat transaksi secara kronologis, maka buku besar adalah ensiklopedia yang mengelompokkan catatan tersebut berdasarkan kategori. Setiap akun, seperti Kas, Piutang Usaha, atau Beban Sewa, memiliki halamannya sendiri di dalam buku besar. Karena perannya sebagai titik akhir sebelum penyusunan laporan keuangan, buku besar sering disebut sebagai “buku catatan akhir” (book of final entry) dalam siklus akuntansi.

      Apa Saja Fungsi Utama Buku Besar?

      Berikut adalah empat fungsi utama buku besar akuntansi yang perlu Anda pahami.

      1. Meringkas dan Mengelompokkan Transaksi

      Buku besar berfungsi mengumpulkan seluruh data transaksi dari jurnal umum dan mengelompokkannya berdasarkan akun yang sesuai. Proses ini disebut posting, di mana data kronologis diubah menjadi informasi yang terstruktur.

      Dengan demikian, manajemen dapat melihat total pendapatan, beban, atau kas secara ringkas tanpa harus menelusuri setiap entri jurnal.

      2. Menjadi Alat Kontrol Keuangan

      Melalui saldo setiap akun, buku besar berperan sebagai alat kontrol yang membantu perusahaan memantau kondisi keuangan.

      Dari sini, Anda dapat memastikan likuiditas, melacak piutang, hingga mengidentifikasi saldo akun yang tidak wajar untuk ditelusuri lebih lanjut.

      3. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

      Saldo akhir pada masing-masing akun di buku besar menjadi bahan utama untuk menyusun laporan keuangan. Akun aset, liabilitas, dan ekuitas digunakan dalam pembuatan neraca, sedangkan akun pendapatan dan beban menjadi dasar laporan laba rugi sesuai standar Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

      4. Menyediakan Informasi Saldo Akun Terkini

      Buku besar selalu mencerminkan saldo terkini dari setiap akun, menjadikannya sumber informasi penting untuk pengambilan keputusan operasional. Misalnya, sebelum membeli aset baru, tim manajemen dapat memeriksa saldo kas untuk memastikan kecukupan dana.

      Unduh skema harga software akuntansi HashMicro sekarang dan temukan paket yang paling sesuai untuk kebutuhan bisnis Anda!

      download skema harga software erp
      download skema harga software erp

      Jenis Buku Besar dalam Akuntansi

      Dalam praktik akuntansi, buku besar memiliki beberapa jenis yang digunakan sesuai fungsi dan tingkat detail transaksi yang ingin dicatat. Jenisnya termasuk:

      1. Buku Besar Umum (General Ledger)

      Buku besar umum merupakan pusat dari seluruh sistem pencatatan akuntansi. Di dalamnya terdapat kumpulan akun utama seperti kas, piutang, persediaan, utang, modal, serta akun pendapatan dan beban. Semua transaksi keuangan perusahaan dirangkum dan diklasifikasikan di sini.

      Melalui buku besar umum, perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan secara keseluruhan, seperti jumlah aset, kewajiban, atau total biaya operasional dalam satu periode. Tidak heran jika data dari buku besar ini menjadi dasar utama penyusunan laporan keuangan dan analisis kinerja perusahaan.

      2. Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger)

      Saat volume transaksi meningkat, rincian di buku besar umum bisa menjadi terlalu luas. Di sinilah buku besar pembantu berfungsi sebagai pelengkap. Buku ini memberikan rincian transaksi per akun tertentu, misalnya daftar piutang per pelanggan atau daftar utang per pemasok.

      Dengan adanya buku besar pembantu, tim keuangan dapat menelusuri detail transaksi lebih cepat dan menjaga konsistensi antara data di buku besar umum dan catatan rinciannya. Jenis ini sangat bermanfaat bagi perusahaan dengan aktivitas transaksi tinggi, seperti perusahaan dagang dan manufaktur.

      3. Buku Besar Kas (Cash Ledger)

      Buku besar kas digunakan untuk mencatat seluruh aktivitas keuangan yang melibatkan uang tunai masuk dan keluar. Contohnya, pembayaran pelanggan, pembelian tunai, atau pengeluaran operasional.

      Formatnya menyerupai gabungan antara jurnal dan buku besar karena mencatat transaksi secara kronologis sekaligus mengelompokkan data berdasarkan akun kas. Bagi bisnis dengan arus kas harian tinggi seperti ritel atau restoran, buku ini membantu memastikan likuiditas dan ketersediaan dana selalu terpantau.

      4. Buku Besar Bank (Bank Ledger)

      Jenis buku besar ini mencatat semua transaksi yang melibatkan rekening bank perusahaan—mulai dari penerimaan transfer, pembayaran non-tunai, hingga biaya administrasi bank.

      Catatan dalam buku besar bank biasanya digunakan untuk proses rekonsiliasi, yaitu membandingkan saldo dengan laporan rekening koran dari bank. Proses ini penting untuk memastikan tidak ada selisih, kesalahan pencatatan, atau transaksi yang belum tercatat di pembukuan internal.

      5. Buku Besar Persediaan (Inventory Ledger)

      Buku besar persediaan berfungsi untuk mencatat setiap perubahan stok barang, baik keluar maupun masuk gudang. Informasi di dalamnya meliputi tanggal transaksi, nama barang, jumlah unit, harga satuan, dan total nilai.

      Data dari buku ini menjadi dasar dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dan pengendalian stok. Oleh karena itu, inventory ledger menjadi salah satu elemen vital di perusahaan dagang maupun manufaktur yang mengelola ribuan item barang.

      6. Buku Besar Aset Tetap (Fixed Asset Ledger)

      Perusahaan yang memiliki aset jangka panjang seperti mesin, kendaraan, atau bangunan wajib memiliki buku besar aset tetap. Catatan ini menyimpan detail nilai perolehan, tanggal pembelian, biaya penyusutan per periode, hingga nilai sisa.

      Fungsi utamanya adalah membantu proses pelaporan dan penilaian aset secara akurat. Buku ini juga sangat berguna saat melakukan audit keuangan atau analisis investasi untuk menentukan nilai buku aset perusahaan secara real-time.

      Komponen Buku Besar

      Buku besar umumnya memiliki struktur yang dirancang agar setiap transaksi dapat dilacak dan diverifikasi dengan mudah. Setiap kolom memiliki fungsi penting dalam menjaga keakuratan pencatatan keuangan.

      Berikut struktur umum buku besar beserta penjelasannya:

      • Tanggal: Menunjukkan kapan transaksi terjadi. Kolom ini penting untuk memastikan setiap transaksi tercatat sesuai urutan kronologisnya.
      • Keterangan: Berisi penjelasan singkat mengenai transaksi, seperti pembelian aset, pembayaran utang, atau penerimaan kas.
      • Ref (Referensi): Menyimpan kode jurnal atau nomor dokumen yang menjadi sumber transaksi. Kolom ini berfungsi sebagai tautan antar catatan agar mudah dilacak kembali.
      • Debit/Kredit: Menunjukkan jumlah uang yang dicatat dalam sisi debit atau kredit sesuai dengan jenis akun yang terpengaruh.
      • Saldo: Menampilkan total akhir setelah penambahan (debit) atau pengurangan (kredit) dilakukan, sehingga pengguna dapat langsung melihat posisi terkini suatu akun.

      Contoh Praktis Buku Besar 

      Untuk memahami prosesnya, mari kita lihat studi kasus sederhana dari “PT Solusi Digital Kreatif” selama bulan Oktober 2025. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa konsultasi digital.

      Contoh Transaksi di Jurnal Umum:

      • 1 Okt: Pemilik menyetor modal awal sebesar Rp50.000.000 ke rekening perusahaan.
      • 5 Okt: Menerima pendapatan jasa dari klien sebesar Rp15.000.000 secara tunai.
      • 15 Okt: Membayar beban gaji karyawan sebesar Rp7.000.000.

      Proses Posting ke Buku Besar (Bentuk T):

      Dari jurnal umum, setiap transaksi dipindahkan ke akunnya masing-masing di buku besar.

      1. Akun: Kas (101)

      Debit Kredit
      1 Okt: Rp50.000.000 15 Okt: Rp7.000.000
      5 Okt: Rp15.000.000
      Total Debit: Rp65.000.000 Total Kredit: Rp7.000.000
      Saldo Akhir (Debit): Rp58.000.000

      2. Akun: Pendapatan Jasa (401)

      Debit Kredit
      5 Okt: Rp15.000.000
      Saldo Akhir (Kredit): Rp15.000.000

      3. Akun: Beban Gaji (501)

      Debit Kredit
      15 Okt: Rp7.000.000
      Saldo Akhir (Debit): Rp7.000.000

      Contoh Buku Besar 

      Ada lagi contoh general ledger dari PT. XYZ untuk tahun 2045. Laporannya memang fiktif, tapi tentu memberi Anda gambaran bagaimana general ledger dicatat.

      General Ledger (Buku Besar)

      PT. XYZ   |   August 2045


      Akun Tanggal (Date) Deskripsi (Description) Ref Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Balance)
      Akun 1101: Kas (Account 1101: Cash)
      1101 Aug 3 Invoice Payment INV201 7,500,000 7,500,000
      1101 Aug 9 Office Rent EXP210 2,000,000 5,500,000
      1101 Aug 21 Client Refund RF204 300,000 5,200,000
      Saldo Akhir (Ending Balance): 5,200,000
      Akun 1102: Piutang (Account 1102: Accounts Receivable)
      1102 Aug 10 Invoice Issued INV201 3,500,000 3,500,000
      1102 Aug 18 Payment Received INV201 3,500,000 0
      Saldo Akhir (Ending Balance): 0
      Akun 1103: Perlengkapan (Account 1103: Office Supplies)
      1103 Aug 15 Office Supplies Purchase EXP210 1,000,000 1,000,000
      Saldo Akhir (Ending Balance): 1,000,000

      Total Kas & Setara Kas per 31 Aug 2045: Rp 6,200,000

      Langkah-langkah Membuat Buku Besar

      Membuat buku besar yang baik adalah langkah penting untuk menjaga keuangan perusahaan tetap teratur dan transparan. Berikut tahapan yang dapat Anda ikuti:

      1. Identifikasi Jenis Transaksi

      Mulailah dengan mengenali seluruh transaksi yang terjadi dalam bisnis, seperti pemasukan, pengeluaran, investasi, dan kewajiban. Catat setiap transaksi secara teliti dan kelompokkan sesuai jenis akunnya.

      2. Gunakan Software Akuntansi

      Di era digital, pencatatan manual sudah jarang digunakan. Gunakan software akuntansi untuk membantu pencatatan dan pelacakan transaksi secara otomatis, cepat, dan akurat. Pilih sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan skala bisnis Anda.

      3. Susun Daftar Akun yang Jelas

      Buat struktur akun yang terorganisir, misalnya akun terpisah untuk aset, pendapatan, beban, dan kewajiban. Dengan pembagian yang rapi, Anda bisa memantau kondisi keuangan dengan lebih mudah.

      4. Lakukan Pencatatan Harian

      Konsistensi adalah kunci. Pastikan setiap transaksi dicatat setiap hari agar saldo tetap akurat dan laporan keuangan selalu terkini.

      5. Rekonsiliasi Secara Berkala

      Periksa kembali saldo buku besar dan cocokkan dengan saldo bank atau catatan keuangan lain. Langkah ini penting untuk memastikan tidak ada kesalahan pencatatan dan menjaga keakuratan data finansial perusahaan.

      Otomatisasi Buku Besar dengan Software Akuntansi HashMicro

      akuntansi hashmicro

      Membuat buku besar secara manual memang masih mungkin dilakukan, tetapi untuk perusahaan dengan transaksi yang tinggi, risikonya terlalu besar. Kesalahan kecil seperti salah hitung atau lupa memposting bisa berdampak langsung pada laporan keuangan dan keputusan bisnis.

      Dengan Software Akuntansi HashMicro, seluruh proses pencatatan dan posting berlangsung otomatis dan real-time. Setiap kali transaksi dimasukkan, sistem langsung memperbarui saldo di akun terkait tanpa perlu pemindahan data manual.

      Keuntungan yang dirasakan pun nyata:

      • Kecepatan dan efisiensi lebih tinggi, karena pencatatan dilakukan otomatis tanpa input berulang.
      • Akurasi data yang konsisten, berkat sistem validasi otomatis yang meminimalkan risiko human error.
      • Visibilitas keuangan menyeluruh, dengan akses real-time ke saldo akun dan laporan keuangan kapan pun dibutuhkan.
      • Integrasi lintas modul, mulai dari jurnal, buku besar, hingga laporan keuangan akhir, dalam satu platform terpadu.
      • Produktivitas tim meningkat, karena staf akuntansi dapat berfokus pada analisis dan perencanaan strategis, bukan pekerjaan administratif.

      Dengan sistem yang terintegrasi, HashMicro membantu bisnis mengelola keuangan dengan lebih efisien dan percaya diri.

      Kesimpulan

      Pencatatan transaksi yang berantakan, kesulitan memonitor saldo aku, dan proses pengecekan angka yang memakan waktu membuat manajemen sering kewalahan. Tanpa sistem terpadu, risiko kesalahan meningkat dan keputusan bisnis kurang akurat.

      Software Akuntansi HashMicro menawarkan solusi dengan mengotomatisasi pencatatan transaksi ke buku besar secara terstruktur dan akurat. Dengan ini, perusahaan bisa menyusun laporan keuangan otomatis dan memantau saldo secara nyata.

      Hal ini dapat menjaga transparansi dan kontrol keuangan, sehingga keputusan bisnis bisa lebih cepat dan tepat sasaran. Segera manfaatkan kesempatan demo gratis dan rasakan kemudahan mengelola keuangan bisnis secara profesional dan efisien.

      Accounting

      Pertanyaan Umum Seputar Buku Besar

      Dewi Sartika

      Senior Content Writer

      Berbekal pengalaman selama 6 tahun dalam industri SaaS, Dewi telah menjadi praktisi untuk penulisan artikel terkait accounting dan bidang keuangan. Ia berfokus menulis artikel seputar Laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas), standar akuntansi (PSAK, IFRS, GAAP), perpajakan (e-faktur, PPn, tax planning), dan manajemen biaya.

      Jennifer Santoso CA, CFA, CPA

      Head of Finance and Accounting

      Expert Reviewer

      Jennifer merupakan seorang profesional akuntansi yang memiliki gelar Bachelor of Accounting dari President University dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Master of Accounting dari National University of Singapore. Pengalaman pendidikan ini membentuk kemampuannya dalam memahami dan menerapkan prinsip akuntansi serta manajemen keuangan dalam praktik bisnis. Pengalaman profesional di bidang keuangan dan pelaporan mengasah keahliannya dalam analisis finansial dan penyusunan laporan strategis. Selama tujuh tahun terakhir, Jennifer mengelola fungsi keuangan perusahaan di HashMicro, yang memperkuat kemampuannya dalam optimalisasi proses akuntansi, pengendalian internal, serta pengambilan keputusan berbasis data finansial untuk mendukung pertumbuhan bisnis.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      TINGGALKAN KOMENTAR

      Silakan masukkan komentar anda!
      Silakan masukkan nama Anda di sini

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!