Laporan arus kas tidak langsung adalah metode pelaporan arus kas yang dimulai dari laba bersih, lalu disesuaikan dengan perubahan akun neraca untuk menunjukkan kas bersih. Cara ini membantu menganalisis hubungan antara laba dan kas operasional.
Metode ini banyak digunakan karena memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana laba bersih berhubungan dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi. Selain itu, laporan ini mempermudah dalam memahami perubahan arus kas selama periode tertentu.
Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap mengenai laporan arus kas tidak langsung, mulai dari pengertian, komponen, perbedaan dengan metode langsung, kelebihan dan kekurangannya hingga cara membuatnya dengan tepat.
Key Takeaways
|
Apa Itu Laporan Arus Kas Tidak Langsung?
Laporan arus kas tidak langsung adalah laporan keuangan yang menunjukkan aliran kas perusahaan dengan mengoreksi laba bersih untuk penyesuaian non-kas. Metode ini menyoroti perbedaan antara laba akuntansi dan kas aktual yang dihasilkan.
Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat mengetahui bagaimana perubahan aset, kewajiban, dan ekuitas mempengaruhi kas. Hal ini penting untuk memahami kondisi keuangan yang sebenarnya.
Komponen Laporan Arus Kas Tidak Langsung

1. Beban depresiasi & amortisasi
Beban depresiasi & amortisasi merupakan biaya non-kas yang mencerminkan penurunan nilai aset tetap atau aset tak berwujud seiring waktu. Contohnya, mesin pabrik yang disusutkan Rp10 juta per tahun akan dicatat sebagai beban depresiasi walau tidak ada arus kas keluar.
2. Untung/rugi pelepasan aset tetap
Untung/rugi pelepasan aset tetap adalah selisih antara harga jual aset tetap dengan nilai bukunya, yang bersifat non-operasional. Misalnya, perusahaan menjual kendaraan seharga Rp80 juta dengan nilai buku Rp100 juta sehingga timbul rugi Rp20 juta.
3. Piutang usaha
Piutang usaha merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan akibat penjualan kredit, yang memengaruhi arus kas masuk. Sebagai contoh, peningkatan piutang Rp50 juta menunjukkan kas belum diterima dari penjualan kredit.
4. Beban dibayar di muka
Beban dibayar di muka adalah pembayaran kas yang dilakukan lebih awal untuk beban periode mendatang. Misalnya, perusahaan membayar sewa gedung Rp120 juta untuk satu tahun penuh, lalu mengakuinya sebagai beban dibayar di muka.
5. Persediaan
Persediaan menggambarkan nilai barang dagang atau bahan baku yang dimiliki perusahaan, yang perubahannya memengaruhi kas. Contohnya, kenaikan persediaan Rp30 juta berarti ada tambahan kas keluar untuk membeli bahan baku.
6. Utang usaha
Utang usaha adalah kewajiban perusahaan kepada pemasok akibat pembelian barang atau jasa secara kredit. Misalnya, perusahaan belum melunasi tagihan bahan baku senilai Rp40 juta, sehingga utang usaha bertambah.
7. Utang pajak penghasilan
Utang pajak penghasilan merupakan kewajiban pajak yang masih harus dibayar oleh perusahaan kepada negara. Contoh, perusahaan mencatat utang pajak penghasilan Rp25 juta yang baru akan dibayar bulan depan.
Perbedaan Arus Kas Langsung dan Tidak Langsung
Untuk memudahkan pemahaman, berikut tabel perbedaan metode arus kas langsung dan tidak langsung. Tabel ini menampilkan perbedaan utama dari segi perhitungan, penyajian, sumber data, fokus pelaporan, dan kompleksitas penyusunan.
| Aspek | Metode Langsung | Metode Tidak Langsung |
|---|---|---|
| Dasar perhitungan | Berdasarkan transaksi kas aktual. | Dimulai dari laba bersih dengan penyesuaian non-kas. |
| Penyajian arus kas | Menampilkan detail penerimaan dan pengeluaran kas. | Menampilkan rekonsiliasi laba bersih dengan arus kas. |
| Sumber data | Data transaksi kas harian secara rinci. | Data dari laporan laba rugi dan neraca. |
| Fokus pelaporan | Fokus pada aliran kas aktual dari operasional. | Fokus pada hubungan laba bersih dan perubahan kas. |
| Kompleksitas penyusunan | Lebih kompleks, memerlukan pencatatan detail. | Lebih sederhana, cukup menyesuaikan dari laporan keuangan. |
Kelebihan dan Kekurangan Metode Arus Kas Tidak Langsung
Cash flow metode tidak langsung memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Memahami kedua aspek ini akan membantu perusahaan menentukan apakah metode ini sesuai dengan kebutuhan pelaporan keuangan mereka.
Kelebihan:
- Mudah disusun: Menggunakan data dari laporan laba rugi dan neraca, sehingga tidak perlu mencatat arus kas secara rinci.
- Efisien untuk analisis: Memudahkan analisis hubungan antara laba bersih dan arus kas operasional karena menyoroti penyesuaian non-kas.
- Praktis untuk laporan keuangan: Cocok untuk perusahaan besar karena data yang dibutuhkan sudah tersedia dalam laporan keuangan standar.
- Mendeteksi perbedaan laba dan kas: Membantu mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan kas aktual.
Kekurangan:
- Kurang rinci: Tidak menunjukkan detail arus kas dari setiap transaksi, sehingga kurang transparan untuk analisis mendalam.
- Membingungkan untuk pemula: Interpretasi laporan bisa sulit dipahami bagi yang tidak terbiasa dengan akuntansi, karena banyak penyesuaian non-kas.
- Tidak menampilkan arus kas aktual: Fokus pada rekonsiliasi laba bersih, bukan pada aliran kas nyata, sehingga kurang jelas untuk memantau kas masuk dan keluar.
- Risiko kesalahan penyesuaian: Proses penyesuaian bisa berisiko terjadi kesalahan jika tidak dilakukan dengan cermat, memengaruhi akurasi laporan.
Untuk mempermudah penyusunan laporan cash flow metode tidak langsung, Anda bisa menggunakan Software Akuntansi HashMicro. Dengan fitur otomatisasi, HashMicro membantu menyusun laporan keuangan secara akurat, tanpa repot menghitung manual.
Ingin tahu lebih lanjut tentang fitur dan biaya sistem ini? Klik banner di bawah untuk melihat skema harganya dan temukan paket yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Cara Membuat Laporan Arus Kas Tidak Langsung
Membuat laporan arus kas indirect method memerlukan langkah strategis untuk menyesuaikan laba bersih dengan arus kas aktual. Proses ini juga penting untuk memastikan pembukuan rapi dan akurat. Berikut langkah-langkah yang perlu Anda lakukan:
1. Mulai dari laba bersih
Ambil laba bersih setelah pajak dari laporan laba rugi periode berjalan dan jadikan baris pertama pada bagian arus kas dari aktivitas operasi. Pastikan angkanya konsisten dengan laporan final dan periode yang sama dengan neraca pembanding.
2. Tambahkan item non-kas
Tambahkan kembali beban non-kas seperti depresiasi, amortisasi, rugi penurunan nilai, serta penyesuaian provisi; kurangi laba non-kas seperti keuntungan pelepasan aset. Ambil nilainya dari catatan atas laporan keuangan atau jurnal penyesuaian agar setiap pos terlusur dan tidak ganda.
3. Sesuaikan perubahan aset dan kewajiban lancar
Hitung selisih tiap akun lancar antara akhir dan awal periode (piutang, persediaan, beban dibayar di muka, utang usaha, utang pajak, dll) menggunakan neraca pembanding. Terapkan aturan: kenaikan aset lancar dikurangkan, penurunan aset lancar ditambahkan; kenaikan kewajiban lancar ditambahkan, penurunan dikurangkan.
4. Hitung arus kas dari aktivitas operasi
Jumlahkan laba bersih, penyesuaian non-kas, dan perubahan modal kerja untuk memperoleh arus kas bersih dari operasi. Lakukan uji kewajaran (cek selisih besar, bandingkan dengan EBITDA dan profil penagihan) dan koreksi jika ada tanda yang terbalik.
5. Tambahkan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan
Kumpulkan transaksi kas investasi (pembelian/penjualan aset tetap, investasi jangka panjang) dan pendanaan (penerimaan/pelunasan pinjaman, setoran modal, pembayaran dividen) dari buku kas/GL. Catat dengan tanda yang benar: arus masuk positif, arus keluar negatif, serta beri keterangan singkat untuk transaksi material.
6. Rekonsiliasi saldo kas
Pastikan arus kas bersih sesuai dengan perubahan saldo kas di neraca. Tambahkan arus Jumlahkan kas bersih operasi, investasi, dan pendanaan untuk mendapatkan kenaikan/penurunan bersih kas periode berjalan. Cocokkan kas awal + kenaikan/penurunan bersih = kas akhir, lalu pastikan kas akhir sama dengan akun kas dan setara kas di neraca; jika tidak sama, telusuri selisihnya.
Contoh Laporan Arus Kas Tidak Langsung
Untuk memahami bagaimana metode tidak langsung diterapkan, berikut contoh sederhana laporan arus kas. Contoh ini menunjukkan bagaimana laba bersih disesuaikan dengan item non-kas dan perubahan aset serta kewajiban lancar.
Anda memulai proses dengan laba bersih, lalu menambahkan kembali beban non-kas seperti depresiasi. Selanjutnya, Anda menyesuaikan perubahan piutang, persediaan, utang usaha, dan akun lainnya untuk mendapatkan arus kas bersih, yang penting untuk cash flow management.
Klik gambar berikut untuk mengunduh contoh laporan arus kas tidak langsung.
Contoh Laporan Arus Kas Tidak Langsung
Permudah Analisis Keuangan dengan Sistem Akuntansi HashMicro

HashMicro juga menawarkan demo gratis dan konsultasi untuk membantu Anda memahami fitur-fiturnya. Dengan demo ini, Anda bisa mencoba langsung bagaimana sistem bekerja sesuai kebutuhan bisnis Anda.
Lebih dari 2.000 perusahaan besar, termasuk Bank Mega, Bank of China, dan Toyota, telah mempercayai HashMicro. Kepercayaan ini membuktikan bahwa HashMicro adalah solusi akuntansi yang andal untuk berbagai sektor bisnis.
Berikut adalah fitur-fitur unggulan dari Sistem Akuntansi HashMicro
1. Bank Integrations & Auto Reconciliation
Fitur ini meminimalkan kesalahan pencatatan transaksi dengan menyelaraskan data bank dan sistem secara otomatis. Meski tidak langsung memengaruhi arus kas, keakuratannya mempercepat pengambilan keputusan terkait kas yang tersedia.
2. Budget & Realization
Dengan membandingkan anggaran dan realisasi, perusahaan bisa mengendalikan pengeluaran agar tidak melebihi batas yang ditetapkan. Pengendalian ini membantu menjaga kestabilan arus kas tanpa perlu intervensi manual.
3. Cash Flow Reports
Laporan arus kas yang real-time memungkinkan tim keuangan memantau pergerakan kas dengan lebih baik. Informasi ini membantu mengantisipasi potensi masalah keuangan sebelum berdampak langsung ke kas.
4. Treasury & Forecast Cash Management
Perusahaan dapat memproyeksikan kebutuhan dana di masa depan, mengurangi risiko kekurangan kas. Manajemen treasury juga membantu menjaga cadangan dana tetap aman meskipun tidak secara langsung mengatur kas harian.
5. Profit & Loss vs Budget & Forecast
Fitur ini membantu mengevaluasi apakah pendapatan dan beban sesuai dengan rencana, yang penting untuk menjaga efisiensi keuangan. Evaluasi ini mendukung pengelolaan arus kas dengan cara mengontrol performa keuangan secara menyeluruh.
6. Financial Statement with Budget Comparison
Menyediakan insight mengenai perbedaan antara hasil keuangan aktual dan anggaran, sehingga bisa dilakukan penyesuaian strategi. Ini secara tidak langsung membantu menstabilkan arus kas melalui perencanaan dan pengendalian yang lebih akurat.
Kesimpulan
Laporan arus kas metode tidak langsung membantu perusahaan menganalisis hubungan antara laba bersih dan arus kas operasional. Dengan menyesuaikan item non-kas dan perubahan aset serta kewajiban, laporan ini memberikan gambaran tentang kondisi keuangan.
Untuk mempermudah proses tersebut, Anda bisa menggunakan Sistem Akuntansi HashMicro. Fitur-fitur canggihnya mendukung pengelolaan arus kas secara otomatis, akurat, dan efisien, sehingga pengambilan keputusan keuangan menjadi lebih tepat.
Pelajari langsung bagaimana HashMicro dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan keuangan bisnis Anda. Coba demo gratis sekarang!
Pertanyaan Seputar Laporan Arus Kas Tidak Langsung
-
Apa itu laporan arus kas metode tidak langsung?
Laporan arus kas metode tidak langsung adalah laporan yang menunjukkan arus kas operasional dengan memulai dari laba bersih. Laba bersih ini kemudian disesuaikan dengan item non-kas, seperti depresiasi, dan perubahan aset serta kewajiban lancar untuk mendapatkan kas bersih.
-
Apa perbedaan metode langsung dan tidak langsung?
Metode langsung mencatat arus kas dari aktivitas operasional secara rinci, seperti penerimaan kas dari pelanggan dan pembayaran kas ke pemasok. Sementara itu, metode tidak langsung dimulai dari laba bersih, lalu disesuaikan dengan penyesuaian non-kas dan perubahan akun neraca.
-
Bagaimana cara menghitung arus kas dengan metode tidak langsung?
Cara menghitung arus kas dengan metode tidak langsung:
1. Mulai dari laba bersih perusahaan.
2. Tambahkan atau kurangi item non-kas seperti depresiasi dan amortisasi.
3. Sesuaikan dengan perubahan aset dan kewajiban lancar, seperti piutang, persediaan, dan utang usaha.
4. Hasil akhirnya adalah arus kas bersih dari aktivitas operasional.







