Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Break Even Point (BEP): Pengertian dan Cara Menghitungnya

Diterbitkan:

Seberapa jauh bisnis Anda harus berjalan sebelum benar-benar menghasilkan keuntungan? Inilah peran penting Break Even Point (BEP). Alat analisis keuangan yang membantu mengukur titik impas dan dampak perubahan biaya terhadap profitabilitas.

BEP menjadi acuan penting, baik bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan finansial, maupun bagi investor untuk menilai kelayakan bisnis.

Karena perhitungan BEP dapat bersifat kompleks, software HashMicro hadir sebagai solusi otomatisasi yang menyederhanakan analisis BEP secara cepat dan akurat. Dengan sistem terintegrasi, pengelolaan keuangan kini jauh lebih efisien dan minim risiko kesalahan.

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      Key Takeaways

      • BEP adalah titik di mana total pendapatan perusahaan sama dengan total biayanya.
      • BEP terdiri dari biaya tetap yang tidak berubah terlepas dari volume produksi dan faktor lainnya.
      • BEP dapat dihitung per unit (menggunakan rumus BEP per unit) untuk mencapai titik impas atau nilai penjualan yang diperlukan.
      • Software akuntansi HashMicro membantu penghitungan BEP dengan mudah dan cepat. Hasilkan laporan BEP dengan hanya beberapa klik! Klik di Sini untuk Demo Gratisnya!
      DemoGratis

      Apa itu Break Even Point (BEP)?

      Break Even Point (BEP) adalah perhitungan untuk mengetahui jumlah penjualan yang diperlukan agar bisnis mencapai titik impas atau balik modal. Dengan memahami BEP, pengusaha bisa menentukan kapan usaha mulai menghasilkan laba sekaligus menjadikannya acuan dalam pengambilan keputusan bisnis dan investasi.

      BEP menunjukkan jumlah pendapatan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya tetap dan variabel.

      Pada titik ini, bisnis tidak mengalami rugi maupun untung. Karena itu, menghitung BEP penting agar pemilik usaha dapat merencanakan strategi penjualan yang lebih tepat demi mencapai keuntungan.

      Apa itu Break Even Point (BEP)?

      Sumber: belajarekonomi.com

      Tahukah Anda?

      Dengan dukungan sistem akuntansi berbasis AI milik HashMicro, AI membantu Anda menindaklanjuti dan membuat invoice kapan saja, serta mempermudah komunikasi dengan vendor. Tingkatkan efisiensi keuangan bisnis Anda dengan sistem akuntansi HashMicro!

      Dapatkan demo gratis sekarang!

      Fungsi Break Even Point

      1. Menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan

      Perhitungan BEP memberikan gambaran mengenai berapa unit produk yang harus dijual agar perusahaan bisa menutup seluruh biaya. Dari sini, manajemen dapat menetapkan target produksi yang sesuai untuk mencapai titik impas.

      2. Mengarahkan strategi dan proses kerja

      Setelah mengetahui target produksi, perusahaan bisa menyesuaikan strategi operasional. Misalnya, menambah tenaga kerja, meningkatkan kapasitas mesin, atau mencari bahan baku yang lebih efisien agar tujuan keuangan tercapai.

      3. Menganalisis perubahan keuntungan

      Harga produk yang berfluktuasi dapat memengaruhi besar kecilnya laba. Dengan BEP, perusahaan bisa lebih mudah memahami hubungan antara harga, volume penjualan, dan laba, karena ketiganya saling terhubung dalam perhitungan garis linier.

      4. Mengantisipasi potensi kerugian

      Selain membantu melihat peluang laba, BEP juga berguna untuk mengukur risiko kerugian. Jika terjadi penurunan harga jual, perusahaan dapat segera memperkirakan dampaknya terhadap titik impas dan menyiapkan langkah pencegahan.

      Manfaat Analisis Break Even Point (BEP)

      Analisis Break Even Point (BEP) bukan sekadar alat untuk mengetahui kapan bisnis balik modal. Lebih dari itu, BEP menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan yang strategis, terutama dalam hal efisiensi biaya, proyeksi keuntungan, dan pengelolaan risiko.

      Beberapa manfaat utama analisis BEP antara lain:

      1. Menentukan volume penjualan minimum: menghitung jumlah produk atau jasa yang harus dijual untuk menutup seluruh biaya tetap dan variabel.
      2. Memproyeksikan potensi laba: setelah melewati titik impas, margin kontribusi per unit akan langsung menambah laba bersih.
      3. Mengukur kesehatan struktur biaya: membandingkan BEP dengan kapasitas produksi atau permintaan pasar untuk melihat apakah biaya tetap terlalu tinggi.
      4. Menganalisis sensitivitas perubahan: memahami dampak fluktuasi harga, biaya, atau volume penjualan terhadap profitabilitas.
      5. Mendukung perencanaan keuangan: menjadi acuan dalam menentukan target penjualan, menyusun anggaran, dan merancang strategi investasi jangka menengah.
      download skema harga software erp
      download skema harga software erp

      Komponen dalam Break Even Point (BEP)

      Ada tujuh komponen yang berkontribusi terhadap nilai BEP, yaitu biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan keuntungan adalah empat elemen pembentuk. Berikut adalah penjelasan dari setiap elemen yang berkontribusi pada pembentukan BEP:

      Komponen dalam Break Even Point (BEP)

      1. Biaya tetap (Fixed cost)

      Fixed cost adalah biaya yang tetap konstan terlepas dari perubahan dalam proses produksi. Perubahan yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dari waktu ke waktu. Contoh biaya tetap adalah penyusutan, tenaga kerja, sewa bangunan atau gudang.

      2. Biaya variabel (Variabel cost)

      Biaya variabel adalah biaya yang nilainya bervariasi per unit. Terjadinya perubahan biaya karena seiring volume kapasitas produksi yang dapat berubah dalam menanggapi permintaan pasar.

      Volume produksi dengan variabel cost berkaitan karena jika satu meningkat, yang lain akan mengikuti. Contoh biaya variabel termasuk listrik, bahan baku, dan transportasi.

      3. Harga jual (Price)

      Cara menghitung BEP perihal harga jual adalah dengan menjumlah semua biaya terkait dengan produksi item ditambah nilai keuntungan atau margin yang akan perusahaan peroleh. Biasanya, penentuan harga jual per unit terjadi setelah produksi.

      4. Pendapatan (Revenue)

      Dalam bisnis, pendapatan berasal dari terjadinya penjualan produk. Untuk menghitung keuntungan, kalikan harga jual dengan jumlah produk yang dijual. Perusahaan membutuhkan nilai pendapatan untuk memperkirakan pendapatan periode mendatang berdasarkan margin dan/atau variasi margin dan unit dan harga.

      5. Biaya campuran (Mixed Cost)

      Biaya campuran adalah kombinasi antara biaya tetap dan variabel, di mana nominal dasar tetap dibayarkan meskipun tidak ada produksi. Saat produksi berlangsung, biaya ini meningkat sesuai dengan jumlah output, seperti tagihan listrik dan bahan bakar.

      6. Harga Pokok Penjualan (HPP)

      HPP mencerminkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, setara dengan titik impas atau break even point. Nilai ini menjadi dasar untuk menentukan harga jual produk, di mana margin laba belum ditambahkan.

      7. Margin laba

      Margin laba adalah tambahan keuntungan di atas HPP yang menentukan berapa besar profit yang akan diperoleh perusahaan. Pemilik bisnis bebas menentukan margin ini berdasarkan target keuntungan dan harga jual produk di pasar.

      Komponen Deskripsi Singkat Contoh
      Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya yang tidak berubah meski volume produksi naik/turun. Sewa, gaji tetap, penyusutan
      Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya yang berubah proporsional terhadap jumlah unit yang diproduksi. Bahan baku, listrik per unit, transportasi
      Harga Jual (Price) Harga per unit yang ditetapkan perusahaan (biaya + margin). Harga jual produk per unit
      Pendapatan (Revenue) Total pemasukan dari penjualan (harga × jumlah unit). Total penjualan per periode
      Biaya Campuran (Mixed Cost) Biaya yang mengandung elemen tetap dan variabel sekaligus. Tagihan listrik (dasar + pemakaian)
      Harga Pokok Penjualan (HPP) Total biaya langsung untuk memproduksi barang, sebelum margin. Biaya produksi per unit
      Margin Laba Tambahan keuntungan yang ditetapkan di atas HPP. Persentase keuntungan per unit

      Baca juga: Software Akuntansi HashMicro sebagai Solusi Terbaik untuk Industri Fintech

      Konsep Dasar Break Even Point (BEP)

      Mengetahui nilai BEP suatu produk itu adalah hal yang mendasar bagi para pemilik bisnis. Dengan mengetahui BEP, maka perusahaan bisa memprediksi keuangan perusahaan di periode-periode berikutnya.

      Menurut Susan Irawati, asumsi fundamental BEP adalah sebagai berikut:

      1. Penggolongan biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus kedalam biaya tetap dan biaya variabel;
      2. Biaya variabel berubah secara total sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total;
      3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah;
      4. Selama sedang menganalisa periode, harga jual per-unit konstan;
      5. Konsep berasumsi produk selalu habis terjual dari setiap produksi;
      6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka perimbangan hasil penjualan setiap produk tetap.

      Rumus dan Cara Menghitung Break Even Point (BEP)

      Cara menghitung BEP (Break Even Point) dalam rupiah sebenarnya dapat Anda lakukan dengan BEP (jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit). Lengkapnya terdapat tiga cara menghitung BEP, meliputi unit, nilai jual, dan mata uang.

      Cara menghitung BEP per unit

      BEP (unit) = FC ÷ (P – VC)

      Keterangan:

      • FC : Fixed Cost / Biaya Tetap.
      • P: Price per unit / Harga per unit.
      • VC: Variable Cost / Biaya Variable.

      Fixed Cost (FC) = Rp 100.000.000
      Price per Unit (P) = Rp 50.000
      Variable Cost per Unit (VC) = Rp 30.000

      Hitung:

      100.000.000 ÷ (50.000-30.000) = 5.000

      Cara menghitung break even point adalah dengan membagi biaya tetap dengan margin kontribusi per unit. Margin kontribusi per unit dihitung dengan mengurangi harga jual per unit dari biaya variabel per unit.

      Selain itu, nilai margin kontribusi dapat dihitung dengan mengurangi total penjualan keseluruhan dari biaya variabel.

      Cara menghitung BEP nilai penjualan

      CMR = (P – VC) ÷ P

      Keterangan:

      • CMR = Contribution Margin Ratio (rasio margin kontribusi, menunjukkan persentase penjualan yang jadi kontribusi menutup biaya tetap)
      • P = Price per Unit (harga jual per unit)
      • VC = Variable Cost per Unit (biaya variabel per unit)

      Diketahui:

      • Fixed Cost (FC) = Rp 120.000.000
      • Margin Kontribusi per Unit: 20.000
      • BEP= 120.000.000:20.000=6.000

      Cara menghitung BEP tidak hanya dalam hal unit; Jika Anda tahu berapa banyak unit yang harus bisnis jual untuk menutupi biaya produksi, Anda dapat mengalikan angka itu dengan biaya per unit.

      Cara menghitung BEP rupiah

      BEP (Rp) = BEP (unit) × P

      atau

      BEP (Rp) = FC ÷ CMR

      Keterangan:

      • BEP (unit) = hasil perhitungan break even point dalam jumlah unit
      • P = Price per Unit (harga jual per unit)
      • FC = Fixed Cost (biaya tetap total)
      • CMR = Contribution Margin Ratio

      Cara menghitung BEP adalah dengan mengalikan harga jual per unit dengan BEP per unit. Sebagai hasil dari perkalian, nilai BEP dalam satuan mata uang yang digunakan akan ditentukan.

      Jika Anda ingin mengetahui titik impas dalam rupiah, Anda dapat mengetahui cara menghitung BEP dengan mengalikannya dengan mengalikan rumus break even point dalam satuan dengan harga (P).

      Saat menghitung BEP menggunakan unit mata uang, Anda harus terlebih dahulu menentukan mata uang mana yang akan digunakan; Jika ada perbedaan mata uang, salah satu mata uang nilai harus dikeringkan terlebih dahulu.

      Guna memperdalam pemahaman Anda, berikut adalah contoh analisa BEP yang bisa Anda ikuti dan pahami bersama.

      Contoh Analisa Break Even Point

      Ghofar adalah akuntan manajerial untuk Perusahaan XZ, produsen parfum. Dia sebelumnya telah menetapkan bahwa biaya tetap Perusahaan XZ akan terdiri dari pajak properti, sewa, dan gaji, yang jumlahnya mencapai $ 100.000.

      Biaya variabel untuk memproduksi sebotol parfum adalah $ 2 per unit. Parfum ini dihargai dengan harga $ 12. Untuk menetapkan titik impas atau margin keuntungan untuk parfum Perusahaan XZ adalah:

      BEP = 100.000 / (12 – 2) = 10.000 (unit)

      Sebagai hasil dari biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual parfum, Perusahaan XZ harus menjual 10.000 unit untuk mencapai titik impas.

      Grafik break-even point (BEP)

      Dari contoh analisis di atas, sekarang saatnya mengimplementasikannya kedalam grafik BEP. Untuk mencapai Cost Volume Profit atau CVP adalah perlu representasi grafik BEP yang bisa Anda lihat di bawah ini:

      Grafik break-even point (BEP)

      Penjelasan grafik BEP

      • Satuan volume ada di sumbu X (horizontal) dan jumlah dolar ada di sumbu Y (vertikal).
      • Garis merah menunjukkan total biaya tetap sebesar $ 100.000.
      • Garis biru menunjukkan pendapatan per unit yang terjual. Contoh, ketika Anda menjual 10.000 unit akan menghasilkan pendapatan 10.000 x $ 12 = $ 120.000.
      • Garis kuning menunjukkan biaya total (biaya tetap dan variabel). Misalnya, jika perusahaan menjual 0 unit, maka perusahaan akan mengeluarkan $ 0 untuk biaya variabel, tetapi $ 100.000 untuk biaya tetap, sehingga total biayanya $ 100.000. Jika perusahaan XZ mampu menjual 10.000 unit, perusahaan akan memerlukan 10.000 x 2 = $ 20.000 untuk biaya variabel dan $ 100.000 untuk biaya tetap dengan total biaya $ 120.000.
      • Titik impasnya adalah 10.000 unit. Pada titik ini, pendapatan akan menjadi 10.000 x 12 = $ 120.000 dan biaya akan menjadi 10.000 x 2 = $ 20.000 dalam biaya variabel dan $ 100.000 dalam biaya tetap.
      • Jika jumlah unit melebihi 10.000, perusahaan akan mendapat untung dari unit yang terjual. Coba Anda perhatikan bahwa garis pendapatan lebih besar dari garis biaya total kuning setelah 10.000 unit produksi. Begitu juga jika jumlah unit di bawah 10.000, perusahaan akan merugi. Dari 0 hingga 9,999 unit, garis biaya total berada di atas garis pendapatan.

      Faktor-faktor yang Meningkatkan Break Even Point Perusahaan

      Tergantung pada faktor-faktor tertentu, konsep BEP dapat meningkat atau menurun dalam perusahaan. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan BEP termasuk yang berikut:

      1. Peningkatan penjualan pelanggan

      Peningkatan penjualan pelanggan menunjukkan peningkatan permintaan. Perusahaan kemudian harus meningkatkan produksi produknya untuk memenuhi peningkatan permintaan, yang menghasilkan peningkatan BEP untuk menutupi biaya tambahan.

      2. Kenaikan biaya produksi

      Bagian yang paling menantang dalam menjalankan bisnis adalah mempertahankan penjualan pelanggan yang sama atau tingkat permintaan produk, sementara harga biaya variabel, seperti harga bahan baku mengalami peningkatan harga. Ketika ini terjadi, BEP meningkat sebagai akibat dari biaya tambahan.

      3. Perbaikan peralatan

      Ketika jalur produksi menjadi terputus-putus, atau bagian dari jalur perakitan mengalami kerusakan, BEP akan meningkat karena jumlah target unit tidak dapat perusahaan produksi dalam jangka waktu tertentu.

      Optimalkan Perhitungan BEP Bisnis Anda dengan Software Akuntansi HashMicro

      sederhanakan proses hitung break even point dengan software akuntansi hashmicroDalam lingkup bisnis, break even point atau BEP bukanlah satu-satunya biasa yang harus Anda hitung, data, dan pertimbangkan. Sebagai pebisnis yang menginginkan efisiensi dan percepatan pertumbuhan bisnis, metode hitung manual bukanlah pilihan yang ideal.

      Sehubungan dengan hal itu, penggunaan software akuntansi mulai banyak pebisnis pilih. Khusus untuk konsep BEP, Anda bahkan bisa request demo gratis sistem untuk mencoba pengalaman otomatisasi menghitung break even point.

      Salah satu provider sistem akuntansi terbaik HashMicro berdiri sejak tahun 2015, HashMicro melayani pebisnis Indonesia dan berbagai negara Asia Tenggara lain dengan prima. Pertamina, Brinks, Marimas, dan Bank of China adalah sedikit dari klien HashMicro yang telah membuktikan performa fitur dari sistem akuntansi HashMicro, seperti:

      • Bank integration–auto reconciliation: Proses pencocokan otomatis antara data transaksi yang tercatat di bank dengan pembukuan internal dalam sistem.
      • Multi-level analytical: Mengetahui trend atau insight dari seluruh transaksi keuangan yang ada secara real-time dan dapat di filter berdasarkan berbagai kategori (project, branch, dan lainnya)
      • Profit & loss: Laporan yang membandingkan antara nilai keuntungan dan kerugian dengan anggaran awal dan perkiraan sebelumnya.
      • Cash flow reports: Memantau arus kas masuk dan keluar perusahaan guna memastikan likuiditas yang cukup, membuat perencanaan keuangan yang tepat, dai dunnn mengidentifikasi serta mengatasi potensi masalah keuangan.
      • Automated currency update: Memberikan informasi mengenai nilai tukar uang yang sedang berlaku secara otomatis dan real-time.
      Expert’s Review

      Dengan HashMicro, kami bisa menghitung Break Even Point secara otomatis berdasarkan biaya tetap dan variabel. Simulasinya jelas, jadi bisa menentukan target penjualan dan strategi harga.

      — Jennifer Santoso, Head of Finance and Accounting

      Kesimpulan

      Dengan mengetahui cara perhitungan break even point adalah hal yang penting bagi Anda untuk bisa memperoleh untung lebih besar. Selain itu Anda mampu mengendalikan keuangan perusahaan Anda dan mengkonfigurasikan harga tertentu untuk mendapatkan keuntungan.

      Dunia digital membawa transformasi perusahaan untuk memberikan informasi dan perhitungan biaya yang lebih mudah dengan sistem otomatis. Gunakan Software Akuntansi terbaik dari HashMicro untuk mempermudah perhitungan break even point.

      Tingkatkan profitabilitas bisnis Anda dengan penghitungan budget yang lebih tepat dan akurat. Dapatkan demo gratis software akuntansi terbaik dari HashMicro untuk ketahui lebih lanjut bagaimana solusi kami bisa membantu bisnis Anda.

      Accounting

      Pertanyaan (FAQ) Seputar Break Even Point

      • Apakah break even point harus tinggi atau rendah?

        BEP merujuk pada kondisi di mana suatu organisasi tidak mengalami keuntungan atau kerugian, karena semua biaya telah ditutupi. Analisis break even point sangat penting untuk memahami keterkaitan antara biaya variabel, biaya tetap, dan pendapatan.

      • Bagaimana jika BEP tinggi?

        Penetapan harga jual yang lebih rendah akan mengurangi margin kontribusi per unit dan meningkatkan jumlah unit yang diperlukan untuk mencapai BEP. Penurunan harga jual ini bisa terjadi akibat pemberian diskon yang signifikan atau rendahnya permintaan.

      • Berapa rasio break-even yang ideal?

        Dalam transaksi pinjaman, pemberi pinjaman biasanya akan menetapkan persyaratan rasio impas, namun syarat tersebut dapat bervariasi tergantung pada pemberi pinjaman dan jenis properti. Secara umum, rasio yang ideal berada di bawah 85%.

      Dewi Sartika

      Senior Content Writer

      Saya adalah seorang praktisi untuk penulisan artikel dengan pengalaman selama kurang lebih 6 tahun dalam industri SaaS, khususnya di bidang accounting. Saya mengulas topik pembahasan mengenai laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas), standar akuntansi (PSAK, IFRS, GAAP), perpajakan (e-faktur, PPn, tax planning), dan manajemen biaya. Saya mengutamakan pendekatan yang informatif dan aplikatif dalam setiap artikel yang saya tulis, sehingga dapat menjadi solusi pilihan untuk bisnis profesional.

      Jennifer Santoso CA, CFA, CPA

      Head of Finance and Accounting

      Expert Reviewer

      Saya adalah seorang profesional akuntansi dengan pengalaman 7 tahun di bidang keuangan dan pelaporan. Saat ini, saya menjabat sebagai Head of Finance and Accounting di HashMicro. Saya meraih gelar Bachelor of Accounting dari President University dan Master of Accounting dari National University of Singapore.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      Accounting

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!