Preventive maintenance merupakan pendekatan pemeliharaan proaktif yang menjaga peralatan tetap berfungsi optimal sebelum kerusakan muncul. Tanpa strategi ini, perusahaan berisiko mengalami downtime, biaya perbaikan besar, serta gangguan operasional yang merugikan.
Dalam dunia industri yang semakin kompetitif, menjaga keandalan aset menjadi kebutuhan penting bagi kelancaran operasional, termasuk melalui aplikasi manajemen aset. Perawatan terencana membantu perusahaan mempertahankan produktivitas dan menekan risiko kerusakan mendadak.
Agar Anda memahami konsep, jenis, dan langkah penerapannya secara menyeluruh, simak artikel ini hingga akhir. Panduan lengkap berikut akan membantu meningkatkan efektivitas pemeliharaan di perusahaan Anda.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Baca juga: 4 Manfaat Software Manufaktur untuk Memaksimalkan Proses Produksi di Pabrik Buku
Apa Itu Preventive Maintenance?
Preventive maintenance adalah pemeliharaan rutin untuk menjaga keandalan mesin dan mencegah kegagalan atau downtime. Pemeliharaan preventif harus Anda lihat sebagai pendekatan proaktif yang memperkuat pemeriksaan terjadwal untuk memastikan keandalan aset dan memperpanjang umur aset.
Pemeliharaan preventif atau kegiatan PM terdiri dari inspeksi berkala dan penggantian suku cadang peralatan. Hal ini perusahaan lakukan untuk mempertahankan kondisi operasi perusahaan yang memuaskan melalui inspeksi dan pengamatan sistem untuk mendeteksi dan memperbaiki malfungsi sebelum terjadi kegagalan total.
Mengapa Preventive Maintenance Penting?
Memahami urgensi preventive maintenance adalah langkah awal untuk melihat dampak besarnya pada operasional bisnis. Berikut beberapa alasan mengapa perusahaan perlu menerapkannya:
1. Mencegah perbaikan lebih besar
Menunda perbaikan kecil dapat berubah menjadi kerusakan besar yang jauh lebih mahal, terutama ketika masalah terus memburuk seiring waktu. Kegagalan mendadak juga sering menimbulkan biaya tambahan, seperti pengiriman suku cadang, lembur teknisi, hingga potensi penundaan produksi.
Dengan merencanakan pemeliharaan jangka panjang dan mencatat setiap aktivitas dalam laporan maintenance mesin, perusahaan dapat mencegah kerusakan besar sekaligus menghemat biaya. Berikut adalah template contoh laporan maintenance mesin yang dapat dijadikan acuan.
2. Menjamin keamanan operasional
Bila peralatan tidak berfungsi optimal, kondisi kerja berbahaya dapat muncul dan membahayakan pekerja. Misalnya, selang aus yang gagal saat memompa zat berbahaya bisa menimbulkan cedera serius, menghentikan produksi, hingga memicu tuntutan hukum akibat kelalaian.
3. Meningkatkan efisiensi kerja mesin
Pemeliharaan rutin seperti inspeksi, penggantian oli, dan penggantian suku cadang membantu menjaga peralatan tetap efisien. Meski penurunan kinerja sering tidak disadari, jadwal preventive maintenance yang tepat dapat mencegah banyak kerusakan sekaligus menghemat bahan bakar dan energi.
Baca juga: Pentingnya Penggunaan Fitur Aplikasi Akuntansi pada Bisnis Perusahaan Manufaktur
4. Meminimalisir downtime
Proses preventive maintenance memang membutuhkan downtime, tetapi program ini membantu menguranginya dan mempercepat penanganan masalah. Karena tim sudah memahami kondisi aset dan suku cadang yang dibutuhkan, mereka dapat menyelesaikan kendala lebih cepat tanpa harus menghabiskan waktu mencari sumber masalah.
5. Membuat mesin lebih awet
Pemeliharaan bertujuan mengoptimalkan masa pakai sistem. Inspeksi dan pembersihan berkala membantu menjaga produktivitas aset, mencegah biaya perbaikan besar, dan memperpanjang umur mesin yang tidak murah. Mengabaikan perawatan dapat mempercepat kerusakan dan menurunkan nilai manfaat aset.
Karena preventive maintenance meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan kualitas hasil produksi, supervisor perlu menjadwalkan tugas perawatan secara rutin serta mencatat seluruh inspeksi dan perbaikan. Dengan mesin yang terawat, kinerja pabrik dan kualitas produk pun tetap optimal.
6. Mengurangi penggunaan energi berlebih
Pemeliharaan preventif menurunkan biaya energi karena peralatan yang perusahaan rawat dengan baik biasanya membutuhkan lebih sedikit listrik atau bahan bakar untuk beroperasi. Pengurangan biaya energi ini dapat perusahaan gunakan sebagai sarana untuk menghemat anggaran.
Dengan ini biaya yang tadinya perusahaan siapkan untuk keperluan pemeliharaan dapat perusahaan gunakan untuk suatu kegiatan yang memiliki urgensi lebih. preventive maintenance adalah metode yang wajib perusahaan terapkan agar dapat bersaing pada era ini.
7. Mengoptimalkan tingkat produktivitas
Metode pemeliharaan ini dapat menekan waktu henti mesin dan pabrik, sehingga produktivitas dan ketersediaan peralatan tetap terjaga. Meski investasi pada strategi pemeliharaan proaktif tampak seperti biaya besar, perusahaan harus memandangnya sebagai langkah efisien yang memberi keuntungan jangka panjang.
Karena hal ini akan meningkatkan stabilitas dan efisiensi dalam jangka panjang. Pengoptimalan tingkat produktivitas akan membantu mengembangkan perusahaan lebih cepat dan mendapatkan keuntungan lebih banyak lagi.
8. Mengurangi risiko mati mesin mendadak
Alasan terakhir mengapa Anda perlu menerapkan preventive maintenance dalam perusahaan adalah pengurangan risiko mati mesin mendadak. Pemeliharaan preventif mengurangi risiko perbaikan yang tidak perlu dan menciptakan sistem untuk menggunakan alat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.
Jika mesin mendadak mati saat produksi berlangsung, perusahaan akan dirugikan karena proses terhenti dan permintaan tidak terpenuhi. Kondisi ini langsung memengaruhi laba yang seharusnya dapat diperoleh.
Selain itu, dalam pemeliharaan preventif, diperlukan adanya form maintenance report untuk mencatat hasil inspeksi, tindakan perbaikan yang telah dilakukan, dan kondisi peralatan setelah pemeliharaan. Hal ini penting untuk memantau efektivitas pemeliharaan dan memudahkan evaluasi kinerja peralatan.
Baca juga: Tips Optimalkan Proses Manufaktur dalam Bisnis Anda
Jenis-jenis Preventive Maintenance

1. Predictive Maintenance (PdM)
Metode ini memakai data historis, sensor, dan analitik untuk memperkirakan kapan potensi kerusakan akan muncul. Dengan prediksi tersebut, perusahaan dapat menjadwalkan perawatan pada waktu paling tepat dan menghindari downtime mendadak.
2. Prescriptive Maintenance (RxM)
RxM tidak hanya memprediksi kerusakan, tetapi juga memberikan rekomendasi tindakan terbaik berdasarkan analitik lanjutan. Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa mengambil keputusan perawatan yang lebih akurat untuk memaksimalkan kinerja aset.
3. Condition-Based Maintenance (CBM)
CBM mengandalkan pemantauan kondisi aktual peralatan melalui sensor atau inspeksi berkala. Ketika indikator menunjukkan potensi masalah, tindakan pemeliharaan segera dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih serius.
4. Usage-Based Maintenance (UBM)
Penjadwalan perawatan didasarkan pada tingkat penggunaan aset, seperti jumlah jam operasi atau siklus kerja tertentu. Cara ini efektif untuk peralatan yang memikul beban berat dan cepat mengalami keausan.
5. Time-Based Maintenance (TBM)
Pemeliharaan dilakukan pada interval waktu yang sudah ditentukan, misalnya mingguan atau bulanan. Tujuannya menjaga performa peralatan tetap stabil sebelum terjadi penurunan fungsi.
Apa Saja Kegiatan dalam Preventive Maintenance?
Untuk memastikan program preventive maintenance berjalan efektif, ada sejumlah aktivitas utama yang perlu Anda lakukan secara konsisten:
1. Pengecekan berkala
Untuk memastikan kondisi aset selalu terpantau, berikut beberapa aktivitas inspeksi yang biasa dilakukan:
- Pemeriksaan visual untuk mendeteksi keausan atau kerusakan.
- Mengecek fungsi komponen untuk memastikan semuanya bekerja normal.
- Mengidentifikasi potensi masalah sebelum berkembang menjadi kerusakan besar.
2. Pembersihan peralatan
Agar mesin tetap bekerja optimal, kegiatan pembersihan biasanya mencakup:
- Menghilangkan debu, kotoran, atau residu yang menumpuk.
- Membersihkan filter agar aliran udara atau cairan tetap lancar.
- Menjaga area kerja mesin tetap higienis dan bebas hambatan.
3. Pelumasan komponen
Supaya pergerakan komponen tetap halus dan tidak cepat aus, biasanya dilakukan:
- Memberikan pelumas pada bagian yang mengalami gesekan.
- Memastikan kualitas pelumas masih layak pakai.
- Mengatur frekuensi pelumasan sesuai rekomendasi pabrikan.
4. Penggantian suku cadang
Saat komponen mulai menunjukkan tanda penurunan fungsi, langkah berikut umumnya dilakukan:
- Mengganti bagian yang aus sebelum benar-benar rusak.
- Memasang suku cadang baru sesuai spesifikasi mesin.
- Menghindari kerusakan lanjutan akibat komponen yang tidak prima.
5. Kalibrasi peralatan
Untuk menjaga akurasi kerja mesin, kegiatan kalibrasi penting dilakukan, seperti:
- Mengatur ulang alat ukur agar hasilnya tetap presisi.
- Menyesuaikan parameter mesin sesuai standar operasional.
- Memastikan kualitas output tetap konsisten.
6. Pencatatan dan pelaporan
Agar setiap aktivitas tercatat rapi dan mudah ditelusuri, biasanya dilakukan:
- Mendokumentasikan hasil inspeksi dan tindakan perbaikan.
- Menyimpan riwayat pemeliharaan untuk analisis ke depan.
- Memudahkan supervisor melakukan evaluasi kondisi aset.
Panduan Melakukan Preventive Maintenance
Untuk menerapkan preventive maintenance secara optimal, perusahaan perlu mengikuti langkah-langkah terstruktur agar setiap aktivitas perawatan berjalan tepat sasaran.
1. Tentukan aset yang menjadi prioritas
Langkah awal melibatkan pemetaan aset yang paling kritis bagi operasional, baik dari sisi nilai maupun pengaruhnya terhadap produksi. Dengan mengetahui aset prioritas, perusahaan dapat menetapkan fokus pemeliharaan pada mesin yang memiliki dampak terbesar.
2. Buat jadwal pemeliharaan yang terukur
Penjadwalan dilakukan berdasarkan rekomendasi pabrikan, tingkat penggunaan, serta kondisi aset. Rencana waktu yang jelas membantu memastikan setiap peralatan mendapatkan perhatian tepat sebelum muncul tanda-tanda penurunan performa.
3. Gunakan SOP sebagai standar pelaksanaan
Dokumentasi prosedur menjadi acuan agar teknisi memahami langkah pemeliharaan yang harus dilakukan. SOP juga memastikan konsistensi tindakan sehingga hasil perawatan lebih stabil dari waktu ke waktu.
4. Siapkan suku cadang dan alat pendukung
Ketersediaan spare part dan alat kerja mempengaruhi kecepatan serta kualitas perawatan. Dengan persiapan yang memadai, proses pemeliharaan berjalan lebih lancar tanpa menunggu pengadaan komponen.
5. Libatkan tim yang kompeten
Tenaga teknis yang memahami karakter mesin mampu mendeteksi potensi masalah lebih cepat. Keahlian mereka memastikan tindakan perawatan dilakukan secara tepat, aman, dan sesuai standar.
6. Catat semua aktivitas pemeliharaan
Pencatatan berfungsi sebagai rekam jejak yang memudahkan evaluasi, analisis tren kerusakan, dan perencanaan perawatan berikutnya. Riwayat pemeliharaan juga membantu perusahaan mengambil keputusan berbasis data terkait kelayakan aset.
Tips Mengefisiensikan Preventive Maintenance

1. Manfaatkan data historis peralatan
Informasi masa lalu mengenai kerusakan, frekuensi pemakaian, hingga pola downtime membantu perusahaan memprediksi kebutuhan perawatan secara lebih akurat. Dengan pemahaman tersebut, rencana pemeliharaan dapat dibuat lebih efisien dan tepat sasaran.
2. Gunakan teknologi sensor dan monitoring
Sensor real-time memungkinkan tim mengetahui kondisi mesin tanpa menunggu gejala kerusakan muncul. Pemantauan berkelanjutan ini memberikan peringatan dini sehingga tindakan perawatan dapat dilakukan sebelum masalah berkembang.
3. Optimalkan penggunaan software maintenance
Platform pemeliharaan membantu mengatur jadwal, mencatat riwayat perawatan, dan mengelola inventaris suku cadang dalam satu sistem. Efektivitas kerja meningkat karena setiap aktivitas lebih terorganisasi dan transparan.
4. Latih tim secara konsisten
Pengetahuan teknisi mengenai prosedur pemeliharaan dan karakter mesin sangat memengaruhi hasil perawatan. Pelatihan reguler memastikan mereka selalu siap menghadapi situasi baru dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
5. Standardisasi proses dengan checklist
Checklist memberikan arahan jelas mengenai apa saja yang harus dilakukan pada setiap sesi pemeliharaan. Keberadaan daftar ini membantu mengurangi kesalahan sekaligus memastikan semua langkah penting terlaksana.
6. Evaluasi hasil pemeliharaan secara berkala
Tinjauan rutin atas hasil perawatan membantu perusahaan menemukan area yang masih kurang efisien. Evaluasi ini dapat digunakan untuk menyempurnakan strategi pemeliharaan dan meningkatkan performa aset dari waktu ke waktu.
Kesimpulan
Pemeliharaan adalah proses penting yang memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Selain kondisi properti yang baik, biaya perbaikan juga dapat perusahaan hemat. Pemeliharaan properti juga mencegah kerusakan mendadak yang mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan preventive maintenance dapat mempermudah pengelolaan peralatan yang perusahaan miliki. Bahkan dengan metode tersebut perusahaan dapat menghemat anggaran yang perusahaan miliki.
Untuk hasil pemeliharaan yang maksimal, perusahaan dapat memanfaatkan Smart Asset Solution dari HashMicro yang menyediakan informasi aset secara menyeluruh dan integrasi yang mudah. Sistem ini juga membantu dalam kalkulasi ROI dan pemantauan penurunan nilai aset. Daftar sekarang dan dapatkan demo gratisnya!
Pertanyaan Seputar Preventive Maintenance
-
Apa yang termasuk dalam preventive maintenance?
Preventive maintenance mencakup berbagai kegiatan pemeliharaan terjadwal, seperti pengecekan kondisi aset, pembersihan, pelumasan, penggantian suku cadang, kalibrasi, hingga pencatatan aktivitas perawatan. Semua langkah ini bertujuan menjaga mesin tetap optimal dan mencegah kerusakan sebelum terjadi.
-
Apa saja empat jenis preventive maintenance?
Empat jenis utama preventive maintenance adalah Time-Based Maintenance (TBM), Usage-Based Maintenance (UBM), Condition-Based Maintenance (CBM), dan Predictive Maintenance (PdM). Masing-masing memiliki pendekatan berbeda berdasarkan waktu, penggunaan, kondisi aktual, atau prediksi kerusakan.
-
Apa itu PM dan CM dalam maintenance?
PM (Preventive Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan pada peralatan. Sedangkan CM (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah kerusakan terjadi, dengan tujuan memperbaiki atau mengembalikan fungsi aset seperti semula.






