Implementasi ERP sering terasa mahal mendadak karena perusahaan belum memetakan kebutuhan, scope, dan komponen biaya sejak awal. Akibatnya, estimasi awal berbeda jauh saat masuk tahap demo, integrasi, dan kustomisasi.
Padahal, strategi implementasi ERP yang rapi bukan hanya soal pilih vendor, tetapi juga soal kesiapan data, proses kerja, serta rencana training dan maintenance. Jika bagian ini terlewat, risiko telat go-live, cost overrun, dan user adoption rendah jadi lebih besar.
Agar implementasi lebih aman dan terukur, berikut 10 tips implementasi ERP yang bisa dipakai sebagai checklist sebelum tanda tangan kontrak. Di akhir, tersedia CTA untuk demo agar perusahaan bisa diskusi kebutuhan secara spesifik.
Key Takeaways
|
10 Tips Implementasi ERP yang Efektif untuk Perusahaan
Menyusun budget sebelum menggunakan Sistem ERP mutakhir pada perusahaan Anda haruslah melalui pertimbangan matang. Selain itu, Anda harus paham betul seperti apa jadinya nanti saat Software ERP modern yang telah Anda beli sudah berjalan.
Jangan sampai Anda sudah mengeluarkan banyak uang, namun sistem yang Anda pilih tidak sesuai dengan spesifikasi yang Anda harapkan. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Pilih Model Implementasi
Model implementasi menentukan biaya awal, beban tim IT, dan cara akses sistem sehari-hari. Jadi, Anda bisa menentukan mau ERP cloud vs on-premise dulu.
ERP cloud cocok kalau perusahaan butuh akses lintas cabang, ingin start cepat, dan tidak mau membangun server sendiri.
On-premise lebih relevan jika perusahaan perlu kontrol penuh atas server dan kebijakan data internal lebih ketat. Namun, perusahaan wajib siap dari sisi server, keamanan, dan tim yang bisa mengelola patch, backup, serta downtime.
Checklist:
- Tentukan kebutuhan akses: remote, multi-cabang, atau 1 lokasi saja
- Hitung biaya infrastruktur: server, jaringan, backup, dan keamanan
- Cek kesiapan tim IT untuk maintenance dan troubleshooting harian
2. Tentukan Skema Lisensi
Skema lisensi menentukan pola pengeluaran dan fleksibilitas saat perusahaan menambah modul atau user. Lisensi subscription cocok jika perusahaan ingin biaya awal lebih ringan dan mudah upgrade sesuai kebutuhan.
Lisensi beli putus lebih masuk akal jika perusahaan menargetkan pemakaian jangka panjang dan ingin menekan biaya berulang. Tetapi, pastikan biaya upgrade, support, dan pembaruan versi tidak terpisah (biasanya sebagai add-on) dan mengejutkan di tengah jalan.
Checklist:
- Tentukan horizon pemakaian (misal 3–5 tahun atau >5 tahun)
- Tanyakan biaya tambahan: upgrade, support, add-on modul, dan training
- Cek aturan renewal/termination dan penyesuaian harga per tahun
3. Hitung Jumlah Pengguna
Biaya ERP sering naik bukan karena modulnya, tetapi karena user yang aktif dan butuh akses berbeda. Karena itu, pemetaan pengguna harus berbasis peran (finance, procurement, gudang, sales, manager), bukan sekadar jumlah karyawan.
Selain jumlah, tentukan siapa yang perlu akses harian dan siapa yang hanya butuh akses approval atau report. Ini membantu perusahaan menekan biaya dan mencegah akses berlebihan yang berisiko untuk data.
Checklist:
- Buat daftar user per departemen + estimasi user aktif harian
- Tentukan role & hak akses (input, approval, view report)
- Pastikan kebijakan vendor soal unlimited user atau biaya per user
Baca Juga: Hybrid ERP System, Pengertian dan Manfaatnya Untuk Bisnis
4. Susun Kebutuhan Sistem
Implementasi ERP paling aman dimulai dari requirement yang ditulis jelas, bukan hasil diskusi lisan. Requirement membantu vendor memberi estimasi harga dan timeline yang realistis, sekaligus mencegah scope melebar saat proyek berjalan.
Susun kebutuhan dalam format ‘proses → masalah → kebutuhan sistem → output laporan’ agar konkret. Fokus pada kebutuhan yang benar-benar dipakai, bukan daftar fitur panjang yang akhirnya tidak digunakan.
Checklist:
- Pisahkan kebutuhan: must-have, should-have, nice-to-have
- Catat output wajib: laporan, approval flow, dan integrasi data
- Buat contoh kasus nyata (misal purchase request → PO → penerimaan)
5. Siapkan Infrastruktur Dasar
Infrastruktur mencakup jaringan, perangkat user, dan standar keamanan akses. Untuk cloud, risiko terbesar biasanya ada di koneksi internet dan pengaturan akses pengguna yang kurang rapi.
Untuk on-premise, perusahaan harus menyiapkan spesifikasi server yang sesuai beban transaksi dan memastikan ada backup serta rencana pemulihan jika server bermasalah. Tanpa ini, sistem bisa sering lambat atau downtime saat jam operasional.
Checklist:
- Cek kesiapan jaringan: internet utama + backup, terutama untuk cabang
- Pastikan keamanan: akses berbasis role, audit log, dan kontrol password
- Siapkan backup & recovery plan (jadwal backup dan skenario restore)
6. Rancang Integrasi Sistem
Integrasi yang direncanakan dari awal membuat estimasi biaya lebih akurat dan mencegah biaya tambahan mendadak. Contohnya: integrasi barcode untuk gudang, integrasi POS untuk retail, atau integrasi akuntansi untuk pencatatan otomatis.
Tentukan aliran data dengan jelas: data apa yang masuk, siapa sumbernya, dan kapan sinkronisasi terjadi. Tanpa aturan ini, integrasi sering menimbulkan data ganda, laporan beda angka, dan proses approval jadi kacau.
Checklist:
- Buat daftar sistem yang harus terhubung (POS, marketplace, HR, dll.)
- Tentukan data master: item, customer, supplier, chart of accounts
- Tetapkan frekuensi sinkronisasi + aturan jika data konflik/duplikat
Baca Juga: 5 Tips Memilih Program Kasir Toko Terbaik
7. Atur Batas Kustomisasi
Kustomisasi memang bagus, tetapi Anda harus punya alasan bisnis yang jelas. Jika semua proses dipaksa mengikuti kebiasaan lama tanpa evaluasi, proyek bisa molor dan biaya membesar karena perubahan terus terjadi.
Tetapkan batas: kustomisasi untuk hal yang benar-benar membedakan bisnis atau wajib untuk compliance. Untuk sisanya, lebih aman mengikuti best practice sistem agar training lebih cepat dan maintenance tidak rumit.
Checklist:
- Definisikan kustomisasi wajib vs. opsional
- Buat prosedur scope change (siapa approve, dampak biaya dan timeline)
- Pastikan kustomisasi tetap kompatibel saat update versi sistem
8. Siapkan Training Pengguna
ERP gagal bukan karena sistemnya, tetapi karena user tidak mengerti cara input dan alur kerja baru. Training harus dibuat per role, karena kebutuhan finance berbeda dengan gudang atau sales.
Selain training awal, perusahaan perlu siapkan materi yang bisa dipakai ulang untuk onboarding karyawan baru. Ini mencegah kualitas data turun setelah beberapa bulan karena pergantian karyawan.
Checklist:
- Susun training per role dan jadwal per departemen
- Buat SOP singkat: langkah input, approval, dan koreksi data
- Tetapkan PIC internal (super user) untuk bantu tim setelah go-live
9. Tetapkan Rencana Maintenance
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula halnya dengan software ERP terbaik. Ada kalanya Anda harus menghubungi pihak vendor untuk melakukan perbaikan pada sistem atau server di saat terjadi kerusakan.
Biaya maintenance umumnya berkisar di harga 12% sampai dengan 20% dari total biaya pembelian Sistem ERP. Jadi, pastikan perusahaan memahami apa saja yang termasuk dalam paket support dan apa yang dihitung sebagai biaya tambahan.
Checklist:
- Minta SLA tertulis (response time, resolution time, jam layanan)
- Tanyakan cakupan support: bug fix, update, minor change, konsultasi
- Pastikan ada kanal eskalasi dan PIC vendor yang jelas
10. Uji Skalabilitas Sistem
ERP yang cocok hari ini belum tentu cocok saat bisnis tumbuh. Uji skalabilitas dengan skenario nyata seperti penambahan cabang, lonjakan transaksi musiman, atau penambahan gudang dan channel penjualan.
Jika sistem tidak siap, perusahaan akan menghadapi sistem lambat, laporan terlambat, atau proses approval tersendat ketika beban meningkat. Tes skenario ini sebelum kontrak akan mengurangi risiko migrasi ulang.
Checklist:
- Uji skenario growth: +cabang, +gudang, +user, +transaksi
- Pastikan dukungan fitur multi-entity (cabang, gudang, pricing)
- Tanyakan batasan teknis: performa, storage, dan limit integrasi
Sebaiknya Anda mencari informasi mengenai skema perhitungan harga software ERP dari HashMicro. Anda bisa mengklik tautan sebelumnya, atau klik banner di bawah ini.
Solusi ERP yang Tepat untuk Implementasi Lebih Terkendali
Setelah 10 tips implementasi ERP di atas dipenuhi, langkah berikutnya adalah memilih sistem yang benar-benar selaras dengan alur kerja perusahaan dan siap berkembang.
Di titik ini, ERP yang terintegrasi dan fleksibel membantu perusahaan menekan risiko revisi berulang, mempercepat adaptasi pengguna, dan menjaga konsistensi data lintas divisi.
HashMicro ERP dapat menjadi pilihan karena sistemnya terintegrasi, dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan operasional, dan mendukung kontrol akses yang rapi.
Untuk menghitung kebutuhan dan skema implementasinya, perusahaan bisa mulai dengan konsultasi kebutuhan agar ruang lingkup proyek lebih jelas sejak awal.
Fitur-fitur terbaik HashMicro antara lain:
- Modul terintegrasi end-to-end (finance, procurement, inventory, sales, HR, dan lainnya) dalam satu sistem
- Workflow & approval berbasis role untuk menjaga kontrol proses dan meminimalkan human error
- Dashboard & laporan real-time untuk memantau performa, biaya, dan aktivitas operasional lebih cepat
- Kustomisasi proses dan modul agar sistem mengikuti kebutuhan bisnis, bukan sebaliknya
- Integrasi dengan sistem/perangkat pihak ketiga (mis. barcode, POS, dan kebutuhan operasional lain)
- Akses web & mobile untuk kolaborasi lintas tim dan pemantauan operasional dari mana saja
Kesimpulan
Itu dia sepuluh pertimbangan yang harus Anda pikirkan dengan baik sebelum mengimplementasikan Sistem ERP pada perusahaan Anda. Banyaknya biaya yang harus Anda keluarkan adalah alasan utama Anda harus memikirkan fitur, modul, serta integrasi apa saja yang akan hadir nantinya.
Jangan sampai Anda sudah mengeluarkan banyak uang namun ujung-ujungnya sistem yang Anda gunakan tidak berjalan dengan maksimal. Software ERP dari HashMicro adalah solusi terbaik yang dapat Anda pilih. Semua operasional bisnis dapat Anda lakukan secara otomatis dengan hasil akurat.
Selain memiliki fitur-fitur yang mendukung, Anda akan memperoleh kemudahan kustomisasi untuk menyesuaikan kebutuhan perusahaan Anda. Jadwalkan demo gratis dan segera konsultasikan semua kebutuhan Sistem ERP Anda sekarang juga!







