Dalam setiap industri, baik skala rumahan maupun besar, bahan baku selalu memegang peranan penting. Bahan inilah yang diolah menjadi produk akhir yang bernilai jual dan menentukan kualitas hasil produksi.
Keberadaan bahan baku juga menjadi faktor krusial dalam menentukan berbagai aspek bisnis, salah satunya adalah harga jual produk. Tanpa pengelolaan bahan baku yang baik, perusahaan berisiko mengalami pemborosan, inefisiensi, hingga kerugian.
Namun, meskipun istilah bahan baku sering digunakan, masih banyak yang belum memahami arti sebenarnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan baku, jenis-jenisnya, serta perannya dalam proses produksi.
Daftar Isi:
Apa Itu Bahan Baku Industri?
Istilah bahan baku atau raw material tentu sudah cukup akrab di telinga banyak orang. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan bahan baku?
Dalam dunia industri, bahan baku adalah material utama yang dipakai untuk menghasilkan sebuah produk. Biasanya, komponen ini tampak dominan dan menjadi bagian terbesar dari hasil akhir.
Dengan kata lain, raw material merujuk pada elemen pokok yang menjadi dasar pembuatan produk. Proses produksi umumnya tidak hanya membutuhkan satu bahan, melainkan kombinasi beberapa material.
Selain bahan utama, terdapat pula bahan penolong yang perannya mendukung proses produksi. Keduanya (bahan utama maupun penolong) harus tersedia di perusahaan manufaktur agar operasional produksi tidak terhambat.
Pengadaan bahan ini menimbulkan biaya bahan baku, yaitu seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh material hingga siap diproses menjadi produk jadi.
Jenis-Jenis Bahan Baku Industri
Dalam laporan keuangan maupun praktik produksi, penggolongan bahan baku memegang peranan penting. Secara umum, bahan baku dibagi menjadi dua kategori: bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung.
1. Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Bahan baku langsung adalah material utama yang membentuk bagian terbesar dari produk jadi. Biaya untuk memperoleh bahan ini selalu berhubungan langsung dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Contoh: kayu untuk pembuatan furnitur, kulit domba untuk produksi jaket, atau baja untuk pembuatan kendaraan.
2. Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan baku tidak langsung adalah material pelengkap yang mendukung proses produksi, tetapi tidak tampak jelas pada produk akhir. Biaya untuk bahan ini tetap penting, meskipun porsinya lebih kecil dibanding bahan baku utama.
Contoh: paku, lem, vernis, atau kain pelapis pada furnitur kayu; benang, kancing, dan resleting pada jaket kulit.
Selain dibedakan menjadi bahan baku langsung dan tidak langsung, bahan baku juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berikut.
- Bahan Mentah (Raw Material): Perusahaan menggunakan bahan mentah sebagai material utama produksi yang masih dalam bentuk alami. Contohnya: sayuran, daging, kayu, minyak bumi, batu bara.
- Komponen Rakitan (Purchase Parts/Components): Perusahaan merakit komponen siap pakai ini langsung menjadi produk akhir. Contoh: baut, suku cadang, chip elektronik.
- Bahan Penolong (Supplies): Tim produksi memakai bahan penolong untuk mendukung proses, meski bahan ini tidak menjadi bagian dari produk jadi. Contoh: pelumas mesin, cairan pembersih, sarung tangan kerja.
- Barang dalam Proses (Work in Process/WIP): Pabrik mengolah barang ini sebagian, tetapi belum menyelesaikan seluruh tahap produksi. Misalnya, pabrik kayu menjual kayu lapis sebagai barang jadi, tetapi produsen furnitur tetap menganggapnya bahan baku.
- Barang Jadi (Finished Goods): Produk yang telah selesai melalui seluruh tahap produksi dan siap dipasarkan atau dikirim ke pelanggan.
Baca juga: 4 Tahap Mudah Menghitung Biaya Bahan Baku
Manfaat Mengelola Bahan Baku Industri
Apa saja manfaat mengelola bahan baku industri? Berikut lima keuntungan utamanya:
1. Menghemat Pengeluaran Bisnis
Anda bisa memangkas biaya dengan mengelola bahan baku secara efisien. Misalnya, tim pembelian memantau harga pasar, lalu membeli dalam jumlah besar saat harga turun atau saat pemasok menawarkan diskon.
2. Mencegah Kehabisan Stok
Perusahaan dapat menjaga kelancaran produksi dengan memantau level stok secara real-time. Sistem inventaris memungkinkan Anda segera melakukan pemesanan ulang sebelum bahan baku benar-benar habis.
3. Mengurangi Limbah Produksi
Tim produksi bisa menekan jumlah sampah dengan memilih bahan baku yang tepat dan menggunakan secara efisien. Contohnya, pabrik makanan yang mengatur rotasi bahan segar akan mengurangi risiko bahan terbuang karena kedaluwarsa.
4. Meningkatkan Fleksibilitas Produksi
Perusahaan dapat cepat menyesuaikan kapasitas produksi sesuai permintaan pasar bila stok bahan baku terkelola dengan baik. Ketersediaan bahan yang beragam juga membuka ruang untuk riset produk baru dan inovasi.
5. Mempermudah Distribusi
Pengelolaan bahan baku yang rapi memastikan produk akhir memiliki kualitas konsisten. Akibatnya, distribusi lebih lancar karena konsumen menerima produk yang memenuhi standar sejak awal.
Faktor yang Mempengaruhi Bahan Baku dalam Industri
Pengelolaan bahan baku tidak bisa dilepaskan dari berbagai faktor yang memengaruhi ketersediaan, biaya, hingga kelancaran proses produksi.
1. Model Pembelian Bahan
Cara perusahaan membeli bahan baku akan memengaruhi jumlah persediaan. Misalnya, pembelian kayu dalam jumlah besar untuk produksi meja tentu berbeda dengan pembelian paku. Setiap bahan punya pola pembelian berbeda sesuai kegunaannya.
2. Harga Bahan Baku
Harga bahan baku sangat menentukan besarnya investasi yang dibutuhkan. Pengusaha perlu terus memantau pergerakan harga pasar agar dapat menyusun strategi pembelian yang tepat dan efisien.
3. Penggunaan Nyata
Penggunaan aktual bahan baku di lini produksi harus menjadi acuan utama. Data konsumsi sebelumnya membantu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan untuk periode berikutnya secara lebih akurat.
4. Prakiraan Penggunaan
Selain penggunaan nyata, perusahaan juga perlu membuat forecast. Catatan mengenai berapa lama bahan baku bisa digunakan menjadi patokan untuk perencanaan produksi di masa depan.
5. Biaya Persediaan
Perusahaan selalu mengeluarkan biaya khusus untuk menyediakan bahan baku. Faktor ini mencakup harga pembelian, masa simpan, dan daya tahan bahan yang memengaruhi total biaya operasional.
6. Biaya Penyimpanan
Banyak bisnis mengabaikan biaya penyimpanan, padahal hal ini signifikan. Pengelolaan gudang yang tidak efisien bisa menaikkan biaya, sehingga perhitungannya wajib dimasukkan dalam manajemen bahan baku.
7. Waktu Tunggu Pemesanan
Lead time, atau jarak waktu antara pemesanan hingga bahan tiba, sangat memengaruhi ketersediaan stok. Jika lead time terlalu lama dan tidak diprediksi dengan baik, risiko kekurangan bahan baku semakin besar.
8. Pembelian Kembali
Perusahaan perlu menjadwalkan pembelian kembali secara rutin agar stok aman. Perhitungan jadwal ini harus memperhatikan lead time, supaya bahan datang tepat ketika produksi membutuhkannya.
Untuk ilustrasi lebih jelas, berikut tabel rangkuman mengenai faktor yang mempengaruhi bahan baku dalam industri:
Faktor yang Mempengaruhi Bahan Baku dalam Industri | Penjelasan Singkat |
---|---|
Model pembelian bahan | Dapat memengaruhi jumlah persediaan optimal untuk menjaga ketersediaan bahan baku industri. |
Harga bahan baku | Sebagai dasar perhitungan investasi bisnis, sehingga perusahaan perlu selalu memperhatikan pergerakannya. |
Penggunaan nyata | Dapat menjadi acuan penting untuk menentukan biaya produksi selanjutnya. |
Prakiraan penggunaan | Sebagai patokan untuk memperkirakan kebutuhan produksi di masa mendatang. |
Biaya persediaan | Dapat memengaruhi ketahanan bahan serta total biaya yang dikeluarkan perusahaan. |
Biaya penyimpanan | Dapat berpengaruh besar pada pengelolaan dan efisiensi biaya produksi. |
Waktu tunggu pemesanan bahan baku | Dapat berpengaruh pada ketersediaan bahan baku, dan jika diabaikan dapat menimbulkan kekurangan persediaan. |
Pembelian kembali | Untuk menjaga ketersediaan bahan baku serta membantu menyesuaikan waktu tunggu agar bahan datang tepat saat dibutuhkan. |
Tips Menyimpan Persediaan Bahan Baku Industri
Berikut adalah tips yang bisa Anda gunakan untuk menyimpan dan mengelola bahan baku industri Anda dengan baik.
1. Kontrol Overstock dan Understock
Perusahaan harus menjaga keseimbangan stok agar tidak berlebihan maupun kekurangan. Terapkan metode FIFO (first in, first out) untuk bahan mudah rusak dan lakukan pencatatan rutin mengenai deskripsi, nilai, lokasi, dan pemasok setiap item.
Dengan begitu, kualitas tetap terjaga dan ketersediaan stok selalu sesuai kebutuhan produksi.
2. Hitung Reorder Point untuk Safety Stock
Gunakan perhitungan reorder point agar perusahaan tahu kapan harus melakukan pemesanan ulang untuk bahan baku industri. Sistem inventory berbasis web dapat membantu mencegah penumpukan barang maupun kekosongan stok.
Selain menjaga kepuasan pelanggan, metode ini juga membantu perusahaan mengelola arus kas lebih efisien.
3. Gunakan Sistem Perencanaan Sumber Daya Material (MRP)
Perencanaan sumber daya material membantu perusahaan merencanakan kebutuhan bahan baku sesuai jadwal produksi. Dengan MRP, tim pengadaan bisa mengatur jadwal pembelian, memprediksi arus kas, dan memastikan stok selalu tersedia.
Aplikasi inventory modern mempermudah proses ini, sehingga pengendalian persediaan lebih efektif.
4. Otomatiskan Manajemen Data
Manajemen manual tidak lagi memadai untuk rantai pasok modern yang kompleks. Perusahaan perlu mengotomatiskan manajemen data dengan aplikasi stok barang yang menyediakan:
- Peramalan permintaan untuk memprediksi kebutuhan pasar.
- Analisis data menyeluruh dari seluruh rantai pasok.
- Penetapan biaya cerdas untuk memperkirakan biaya produksi dan nilai persediaan.
- Pelacakan asal produk khusus untuk industri F&B, guna menjamin kualitas dan keamanan produk.
Software Inventory HashMicro untuk Mengelola Bahan Baku Industri
HashMicro Inventory Software hadir untuk membantu perusahaan mengawasi bahan baku secara real-time, mulai dari pengadaan hingga distribusi.
Selain itu, software ini dirancang agar sesuai dengan kebutuhan industri manufaktur, distribusi, maupun F&B yang sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku.
Fitur-fitur canggihnya membantu Anda merencanakan, mengendalikan, dan mengoptimalkan stok agar proses produksi selalu berjalan lancar.
Fitur Unggulan HashMicro Inventory Software:
- Real-time tracking: pantau pergerakan bahan baku dari masuk hingga keluar gudang.
- Reorder point otomatis: sistem memberi notifikasi kapan stok harus dipesan ulang.
- Integrasi dengan pembelian: hubungkan langsung dengan modul procurement untuk efisiensi pengadaan.
- Batch & expiry management: cocok untuk bahan baku industri makanan dan farmasi yang butuh pengawasan ketat.
- Multi-warehouse management: kelola bahan baku di berbagai lokasi gudang secara terpusat.
- Laporan analitik: dapatkan data persediaan detail untuk mendukung keputusan bisnis berbasis data.
Kesimpulan
Kesulitan menghitung nilai bahan baku sering membuat perusahaan salah menentukan harga jual dan akhirnya merugikan bisnis.
Untuk menghindari hal ini, perusahaan perlu mengandalkan manajemen inventory yang akurat melalui sistem gudang yang terintegrasi. HashMicro Inventory Software membantu Anda mencatat, mengelola, dan melacak stok secara efisien.
Dengan fitur notifikasi otomatis, pencatatan real-time, serta data yang selalu sinkron, Anda bisa mengoptimalkan kontrol bahan baku industri. Mulailah kelola persediaan lebih cerdas dengan HashMicro dan jadwalkan demo gratisnya hari ini!