Bagi pelaku usaha, arus kas dan akses pembiayaan menentukan kelangsungan operasi. Lembaga keuangan bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali melalui kredit, layanan pembayaran, serta pengelolaan kas untuk mendukung aktivitas bisnis.
Tanpa pemanfaatan layanan perbankan yang tepat, perusahaan rentan mengalami macetnya arus kas, biaya transaksi tinggi, dan peningkatan risiko operasional. Hambatan ini menahan ekspansi dan dapat menggerus profit.
Artikel ini membahas peran dan fungsi lembaga keuangan bank bagi bisnis, jenis layanan utamanya, serta kriteria memilih mitra perbankan yang sesuai kebutuhan. Disertai contoh penerapan, tujuannya agar keputusan perbankan Anda lebih efektif dan terukur.
Daftar Isi:
Pengertian Bank
Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang menghimpun dana masyarakat sebagai simpanan lalu menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit/pembiayaan.
Di Indonesia, penerbitan serta pengedaran uang hanya kewenangan Bank Indonesia; bank umum tidak menerbitkan banknote. Menurut Undang-Undang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Dana tersebut kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan lainnya, dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Rumusan ini tetap menjadi rujukan definisi bank di Indonesia.
Apa Itu Lembaga Keuangan Bank?
Secara definitif, lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang memiliki izin untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya.
Mereka bertindak sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yang paling umum dikenal. Kehadiran mereka memastikan bahwa uang tidak hanya diam, tetapi terus berputar untuk menggerakkan roda perekonomian dan menciptakan nilai tambah.
Dasar Hukum Lembaga Keuangan Bank di Indonesia
Operasional perbankan di Indonesia tidak berjalan tanpa landasan hukum yang kuat. Payung hukum utamanya adalah Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Regulasi ini secara tegas mendefinisikan apa itu bank, jenis-jenisnya, serta prinsip kegiatan usahanya.
Selain itu, seluruh kegiatan perbankan diawasi secara ketat oleh dua lembaga utama, yaitu Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral yang menjaga stabilitas moneter, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertugas mengawasi kesehatan dan kepatuhan setiap bank.
Fungsi Utama Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank menjalankan beberapa fungsi vital yang tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga sangat krusial bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Berikut adalah penjabaran fungsi-fungsi utamanya.
1. Menghimpun Dana (Simpanan)
Fungsi paling dasar dari bank adalah mengumpulkan dana dari masyarakat melalui produk seperti tabungan, giro, dan deposito. Dana ini kemudian menjadi sumber pembiayaan ekonomi secara luas.
- Untuk masyarakat: menyediakan tempat aman untuk menyimpan uang, lengkap dengan akses kartu, ATM, dan potensi bunga atau bagi hasil.
- Untuk bisnis: membantu mengatur arus kas melalui rekening giro agar transaksi dan pengelolaan dana operasional lebih efisien.
2. Menyalurkan Dana (Kredit/Pembiayaan)
Dana yang sudah dihimpun akan disalurkan kembali ke masyarakat dan pelaku usaha dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan.
- Untuk masyarakat: fasilitas seperti KPR, KKB, KTA, atau pembiayaan syariah membantu memenuhi kebutuhan pribadi maupun rumah tangga.
- Untuk bisnis: bank menyediakan Kredit Modal Kerja (KMK) untuk kebutuhan operasional, Kredit Investasi (KI) untuk pembelian aset jangka panjang, hingga pembiayaan ekspor-impor.
3. Layanan Pembayaran dan Transaksi
Bank juga berperan sebagai penghubung utama dalam berbagai transaksi keuangan.
- Untuk masyarakat: menyediakan layanan transfer antarbank, pembayaran tagihan, kartu debit/kredit, autodebet, dan QR payment agar transaksi lebih praktis.
- Untuk bisnis: mendukung aktivitas payroll, penerimaan pembayaran lintas kanal (omnichannel), virtual account, auto-sweep, dan sistem cash management yang mempercepat proses keuangan perusahaan.
4. Jasa Keuangan dan Manajemen Risiko
Selain simpanan dan kredit, bank menawarkan layanan tambahan untuk mengelola keuangan dan risiko.
- Untuk masyarakat: layanan seperti safe deposit box, produk asuransi (bancassurance), serta investasi reksa dana yang bisa diakses langsung melalui bank.
- Untuk bisnis: menyediakan Letter of Credit (L/C), bank garansi, hingga solusi treasury dan hedging untuk melindungi nilai tukar dan suku bunga.
5. Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan
Bank juga menjadi bagian dari sistem yang menjaga kestabilan moneter dan keuangan nasional. Mereka menyalurkan uang kartal yang diterbitkan oleh bank sentral dan menciptakan uang giral melalui kegiatan kredit.
Catatan: stabilitas moneter adalah tanggung jawab Bank Indonesia, sementara pengawasan bank dilakukan oleh OJK, dan penjaminan simpanan oleh LPS. Bank berkontribusi melalui kepatuhan terhadap regulasi dan praktik manajemen risiko yang sehat.
Untuk mendukung pengelolaan keuangan bisnis yang lebih efisien, Anda bisa memanfaatkan software akuntansi HashMicro. Dengan fitur lengkap dan keamanan data berlapis, sistem ini siap membantu perusahaan Anda. Unduh sekarang skema harga HashMicro Akuntansi dan temukan paket terbaik untuk bisnis Anda.
Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Lembaga Keuangan Bank
Bank menghimpun simpanan (giro/tabungan/deposito) dan menyalurkan kredit; IKNB tidak menerima simpanan seperti bank, tetapi menyediakan layanan keuangan lain (asuransi, pembiayaan, pensiun, pasar modal, pegadaian, P2P, dsb.).
Pengawasan prudensial ada pada OJK, sementara pembayaran dan infrastruktur sistem pembayaran diatur Bank Indonesia (BI). Lalu, simpanan bank dijamin oleh LPS.
| Aspek | Lembaga Keuangan Bank | Lembaga Keuangan Non-Bank (IKNB) |
|---|---|---|
| Definisi & Izin Utama | Menghimpun dana masyarakat sebagai simpanan, lalu menyalurkan kredit atau pembiayaan untuk kegiatan produktif. | Tidak menghimpun simpanan seperti bank; memberi layanan keuangan lain seperti asuransi, pembiayaan, dana pensiun, pasar modal, pegadaian, dan P2P lending. |
| Penghimpunan Dana | Melalui giro, tabungan, dan deposito; dapat menciptakan uang giral melalui penyaluran kredit. | Berasal dari premi, iuran, penerbitan surat berharga, pendanaan, modal sendiri, atau fasilitas pinjaman—bukan simpanan masyarakat seperti bank. |
| Produk & Layanan Inti | Simpanan, kredit/pembiayaan, layanan pembayaran, cash management, dan trade finance. | Asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan/leasing, pegadaian, manajer investasi, sekuritas, dan P2P lending. |
| Sistem Pembayaran | Akses langsung ke sistem pembayaran BI (misalnya BI-FAST), transfer domestik/internasional, dan settlement antarbank. | Dapat beroperasi sesuai izin Bank Indonesia, tetapi dana pelanggan dikelola melalui rekening bank, bukan simpanan langsung di lembaga non-bank. |
| Penjaminan Simpanan | Dijamin oleh LPS hingga Rp2 miliar per nasabah per bank (dengan ketentuan tertentu). | Tidak dijamin oleh LPS karena tidak menghimpun simpanan seperti bank. |
| Regulator & Pengawas | Diawasi oleh OJK (mikroprudensial); Bank Indonesia mengatur kebijakan moneter dan sistem pembayaran; simpanan dijamin LPS. | Diawasi OJK (IKNB & pasar modal); kebijakan pembayaran mengikuti ketentuan BI bila menyelenggarakan layanan pembayaran. |
| Contoh | Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, serta BPR/BPRS. | Perusahaan asuransi dan dana pensiun, multifinance, pegadaian, manajer investasi, sekuritas, dan P2P lending. |
| Kapan Dipilih? | Untuk kebutuhan simpanan, transaksi harian, kredit modal kerja/investasi, payroll, atau trade finance. | Untuk proteksi risiko (asuransi), pembiayaan barang/jasa (multifinance), investasi, pegadaian, atau pendanaan P2P. |
Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Bank
Sistem perbankan di Indonesia terbagi ke dalam beberapa jenis institusi, masing-masing dengan peran dan cakupan operasional yang berbeda. Memahami perbedaan ini membantu bisnis memilih lembaga yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Di Indonesia, lembaga keuangan bank dibedakan berdasarkan peran dan cakupan operasionalnya. Ringkasan di bawah ini membantu kamu memilih mitra perbankan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis.
1. Bank Sentral (Bank Indonesia)
- Peran: Menjaga stabilitas nilai rupiah lewat kebijakan moneter; mengatur/menyelenggarakan sistem pembayaran (mis. BI-FAST, RTGS); kebijakan makroprudensial. Tidak melayani nasabah ritel/korporat.
- Contoh: Bank Indonesia (BI).
- Catatan: Pengawasan mikroprudensial bank ada pada OJK; penjaminan simpanan oleh LPS — jadi BI bukan “regulator tunggal”.
2. Bank Umum (Konvensional)
- Peran: Himpun dana (giro, tabungan, deposito), salurkan kredit, sediakan layanan pembayaran, kartu, trade finance, treasury, dan kanal digital.
- Contoh BUMN: Bank Mandiri, BRI, BNI.
- Contoh Swasta Nasional: BCA, Danamon (bisa tambah: CIMB Niaga, Permata jika perlu).
- Cocok untuk: Kebutuhan transaksi harian, pembiayaan modal kerja/investasi, dan layanan korporasi lintas daerah.
3. Bank Umum Syariah (BUS/UUS)
- Peran: Layanan bank umum dengan prinsip syariah (akad bagi hasil, jual-beli, sewa), termasuk pendanaan dan pembiayaan.
- Contoh: Bank Syariah Indonesia (BSI), BCA Syariah, Bank Muamalat Indonesia.
- Cocok untuk: Bisnis yang memerlukan kepatuhan syariah sekaligus jangkauan layanan luas.
4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS)
- Peran: Fokus segmen lokal/UMKM; simpanan (tabungan/deposito) dan kredit mikro. Tidak melayani lalu lintas pembayaran cek/giro dan tidak melakukan transaksi valas.
- Contoh: BPR Karyajatnika Sadaya, BPR Eka Bumi Artha, serta ratusan BPR/BPRS daerah.
- Cocok untuk: Pembiayaan mikro, kebutuhan cepat di wilayah tertentu, hubungan bank yang dekat/komunal.
Peran Krusial Lembaga Keuangan Bank bagi Bisnis
Bagi perusahaan, lembaga keuangan bank bukan sekadar tempat menyimpan dana. Bank berperan sebagai mitra strategis untuk pembiayaan, transaksi, dan pengelolaan risiko agar operasional lebih efisien dan terukur.
1. Sumber Pendanaan dan Modal Kerja
Bank menyediakan pendanaan eksternal yang umum dipakai bisnis.
Fasilitasnya meliputi Kredit Modal Kerja (KMK) untuk kebutuhan harian, Kredit Investasi (KI) untuk aset jangka panjang, serta trade finance (misal buyer/supplier financing, invoice financing) guna mendukung ekspor-impor dan pertumbuhan cabang.
Pengelolaan pinjaman yang rapi—tercatat di sistem akuntansi atau ERP—membantu menjaga likuiditas dan covenant.
2. Fasilitator Transaksi dan Pembayaran
Dalam aktivitas harian, bank menyediakan rekening giro, virtual account, transfer domestik/internasional, payment/collection (payroll, auto-debet, pembayaran omnichannel/QRIS), dan cash management.
Dengan API atau host-to-host, data transaksi bisa ditarik ke ERP untuk rekonsiliasi lebih cepat, audit trail jelas, dan kontrol kas yang ketat.
3. Manajemen Risiko Keuangan
Fluktuasi kurs dan suku bunga bisa menggerus margin. Bank menawarkan hedging (FX forward/swap, IR instruments) untuk meredam volatilitas.
Di sisi transaksi proyek, instrumen seperti Letter of Credit (L/C) dan Bank Garansi membantu mengurangi risiko gagal bayar dan menjamin kewajiban kontrak. Escrow juga tersedia untuk transaksi bernilai besar.
4. Layanan Konsultasi dan Penempatan Dana
Seiring skala bisnis naik, bank (terutama divisi corporate banking/treasury) dapat memberi masukan struktur pendanaan, opsi penempatan dana (deposito, NCD, distribusi reksa dana via bank), dan pengelolaan likuiditas (cash pooling/sweeping).
Untuk pemilik bisnis, tersedia wealth/private banking dengan solusi investasi yang lebih personal—tetap memperhatikan profil risiko dan regulasi.
Kelola Keuangan Lebih Cepat dengan HashMicro Akuntansi
HashMicro Akuntansi hadir sebagai solusi digital yang mampu mengotomatiskan pencatatan dan pelacakan transaksi keuangan perusahaan. Sistem ini sudah terintegrasi dengan bank besar seperti BCA, CIMB, BRI, dan DBS, serta mendukung integrasi dengan CRM-Sales, pembelian, dan manajemen inventaris.
Selain fitur integrasi, software akuntansi HashMicro juga menjamin keamanan data bisnis melalui server cloud dengan sistem keamanan berlapis. Keunggulannya mencakup tanpa batasan pengguna, dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan, serta modul tambahan seperti Asset Management dan Project Management.
Berikut merupakan fitur utama dari software Hashmicro Akuntansi, antara lain:
- AR AP Overview: Menyajikan ringkasan piutang dan utang perusahaan untuk memantau arus kas masuk dan keluar.
- Invoices Overview: Memberikan gambaran status faktur penjualan dan pembelian yang sudah maupun belum dibayar.
- Profit & Loss Analysis: Menampilkan laporan keuntungan dan kerugian untuk menilai kinerja finansial bisnis.
- Bank & Cash Balance: Menunjukkan saldo kas dan rekening bank secara real-time untuk memastikan likuiditas.
- Bills Overview: Merangkum tagihan yang harus dibayar berikut jatuh temponya agar pembayaran lebih terkontrol.
- Total Asset Calculation: Menghitung nilai total aset perusahaan untuk analisis kondisi keuangan menyeluruh.
“Ringkas tapi lengkap. Kuat di pembuatan jurnal, rekonsiliasi bank, dan laporan real-time. Integrasi antar-modul rapi, cocok buat bisnis multi-cabang yang butuh kontrol ketat dan kepatuhan pajak.”
— Jennifer Santoso, Head of Finance & Accounting
Kesimpulan
Bagi pelaku usaha, mengelola keuangan dengan akurat adalah pondasi utama agar bisnis tetap stabil dan berkembang. Tanpa pencatatan yang rapi, arus kas bisa tersendat dan keputusan bisnis pun berisiko tidak tepat. Di sinilah peran software akuntansi modern menjadi solusi penting.
Untuk itu, HashMicro menghadirkan software akuntansi yang mampu mengotomatiskan pencatatan transaksi, terintegrasi dengan bank serta sistem bisnis lain, menjamin keamanan data melalui server cloud, dan menyediakan fitur unggulan seperti Asset Management, Project Management, hingga analisis laba rugi.
Jangan biarkan bisnis Anda tertinggal karena pengelolaan keuangan yang manual. Coba demo gratis HashMicro Akuntansi sekarang, dan rasakan langsung bagaimana sistem ini membuat operasional lebih efisien, data lebih aman, serta keputusan bisnis lebih cepat dan tepat.






