Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Jadwalkan Demo Sekarang!

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

Daftar Isi

    Artikel Terkait:

    Artikel Terkait

    Idle Time: Definisi, Jenis, dan Penyebabnya dalam Manufaktur

    Dalam industri manufaktur, efisiensi waktu sangat menentukan kelancaran dan profitabilitas proses produksi. Namun, tidak semua waktu kerja bisa dimanfaatkan secara optimal karena adanya periode tertentu ketika mesin atau tenaga kerja tidak digunakan secara aktif. Kondisi ini dikenal sebagai idle time.

    Idle time adalah kondisi yang dapat memengaruhi kelancaran proses produksi dan efisiensi operasional secara keseluruhan. Situasi ini tidak hanya berdampak pada output, tetapi juga mencerminkan adanya ketidakseimbangan dalam perencanaan dan pengelolaan produksi. Namun, seberapa besar pengaruh idle time terhadap performa manufaktur secara keseluruhan?

    Artikel ini akan membahas idle time secara menyeluruh mulai dari definisi, jenis-jenisnya, hingga penyebab yang umum terjadi dalam industri manufaktur. Simak artikel ini sampai akhir untuk memahami bagaimana mengidentifikasi dan mengelola idle time agar proses operasional tetap efisien dan produktif.

    DemoGratis

    Daftar Isi:

      Daftar Isi

        Key Takeaways

        • Idle time merupakan waktu menganggur yang terjadi ketika tenaga kerja atau mesin tidak digunakan secara produktif meskipun tersedia untuk bekerja.
        • Idle time terbagi menjadi dua jenis, yaitu idle time normal dan abnormal.
        • Implementasi sistem aset HashMicro dapat membantu pengelolaan idle time yang akurat dan tetap menjaga produktivitas tetap terjaga.
        Klik untuk Demo Gratis!

        Apa itu Idle Time?

        Idle time merupakan waktu menganggur yang terjadi ketika tenaga kerja atau mesin tidak digunakan secara produktif meskipun tersedia untuk bekerja. Kondisi ini mencerminkan selisih antara waktu kerja yang tersedia dan waktu kerja yang benar-benar digunakan dalam proses produksi.

        Dalam konteks manufaktur, idle time muncul saat produksi terhenti karena berbagai faktor internal maupun eksternal. Terdapat dua jenis idle time, yaitu idle time normal dan abnormal, yang masing-masing memiliki penyebab dan penanganan berbeda.

        Meski terlihat sepele, idle time dapat menyebabkan pemborosan sumber daya dan menurunkan efisiensi produksi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami dan memonitor idle time secara akurat.

        Penyebab Terjadinya Idle Time dalam Manufaktur

        Idle time sering kali menjadi hambatan serius dalam menjaga kelancaran proses produksi. Untuk mengatasinya secara strategis, penting bagi perusahaan memahami apa saja pemicu utama terjadinya waktu menganggur. 

        Berikut adalah delapan penyebab umum idle time dalam dunia manufaktur:

        1. Kerusakan mesin produksi

        Ketika mesin mengalami gangguan teknis, proses produksi terhenti dan tenaga kerja pun tidak dapat beraktivitas.

        2. Keterlambatan pasokan bahan baku

        Jika bahan baku datang tidak tepat waktu, lini produksi otomatis terhenti meski tenaga kerja siap bekerja.

        3. Penjadwalan produksi yang buruk

        Jadwal yang tidak disusun dengan efisien membuat mesin dan tenaga kerja tidak digunakan secara optimal.

        4. Proses quality control yang lambat

        Pemeriksaan kualitas yang memakan waktu terlalu lama menghambat proses selanjutnya dan menciptakan idle time.

        5. Kurangnya keterampilan operator

        Tenaga kerja yang belum terlatih menyebabkan pekerjaan tertunda, karena mereka butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas.

        6. Perubahan desain produk secara mendadak

        Revisi desain mendadak memaksa pabrik menunda proses produksi hingga penyesuaian selesai dilakukan.

        7. Manajemen perawatan yang tidak terstruktur

        Tanpa jadwal maintenance yang jelas, potensi kerusakan mesin meningkat dan menciptakan downtime mendadak.

        8. Ketidaksesuaian permintaan pasar

        Produksi bisa melambat ketika permintaan menurun, menyebabkan tenaga kerja dan mesin menganggur sementara.

        Jenis-jenis Idle Time

        Sebelumnya, kami telah menyebutkan bahwa idle time dalam manufaktur terbagi menjadi dua jenis utama: idle time normal dan abnormal. Kini saatnya membahas keduanya secara lebih mendalam agar perusahaan dapat mengenali penyebab dan menyiapkan solusi yang sesuai.

        1. Idle time normal

        Idle time normal adalah waktu menganggur yang memang sudah diprediksi dan diperhitungkan dalam proses operasional. Contohnya seperti waktu istirahat karyawan, pergantian shift, dan maintenance rutin mesin. Jenis idle time ini dianggap wajar karena menjadi bagian dari sistem kerja yang sehat dan berkelanjutan. 

        Meski tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, idle time normal masih dapat dikendalikan agar tidak mengganggu produktivitas. Manajemen yang baik akan memasukkan idle time normal ke dalam perencanaan jadwal produksi.

        2. Idle time abnormal

        Berbeda dari jenis sebelumnya, idle time abnormal terjadi karena gangguan tak terduga dan seringkali menimbulkan kerugian. Contohnya termasuk mesin rusak, kesalahan suplai bahan baku, atau miskomunikasi antar departemen. Idle time abnormal mengindikasikan adanya kelemahan dalam sistem produksi atau pengawasan manajerial. 

        Karena sifatnya tidak direncanakan, waktu henti ini membutuhkan tindakan cepat agar tidak memicu keterlambatan keseluruhan proses. Identifikasi dan pemantauan idle time abnormal sangat krusial agar masalah bisa dicegah di masa depan.

        Dampak Idle Time

        Idle time dalam konteks manufaktur bukan hanya soal waktu yang terbuang, tapi juga membawa konsekuensi nyata terhadap efisiensi dan profitabilitas perusahaan. Ketika mesin dan tenaga kerja berhenti tanpa hasil produksi, dampaknya bisa meluas ke berbagai aspek operasional. 

        Berikut ini lima dampak idle time yang perlu diwaspadai oleh perusahaan manufaktur: 

        1. Menurunnya produktivitas produksi

        Idle time langsung mempengaruhi volume output karena waktu kerja tidak digunakan untuk menghasilkan produk. Mesin dan karyawan yang menganggur memperlambat alur kerja secara keseluruhan. 

        Akibatnya, target produksi harian atau bulanan sulit tercapai. Penurunan produktivitas ini bisa berdampak pada kemampuan memenuhi permintaan pasar. Jika terus dibiarkan, perusahaan bisa kehilangan daya saing.

        2. Meningkatnya biaya operasional

        Walaupun tidak ada output, perusahaan tetap mengeluarkan biaya selama idle time berlangsung, seperti upah tenaga kerja dan konsumsi listrik mesin. Biaya-biaya tersebut menambah beban keuangan tanpa memberikan nilai tambah. 

        Dalam jangka panjang, idle time yang berulang bisa meningkatkan cost per unit secara signifikan. Hal ini dapat mengurangi margin keuntungan. Efisiensi biaya operasional dalam proses produksi pun menjadi sulit dicapai.

        3. Penundaan pengiriman produk

        Idle time dapat menyebabkan keterlambatan dalam proses produksi, sehingga jadwal pengiriman ke pelanggan ikut terganggu. Keterlambatan ini merusak kepercayaan pelanggan, terutama dalam industri dengan standar lead time ketat. 

        Reputasi perusahaan bisa menurun apabila masalah ini terjadi berulang. Dalam kasus ekstrem, kontrak bisa dibatalkan karena gagal memenuhi tenggat waktu. Risiko kehilangan pelanggan jangka panjang pun meningkat.

        4. Penurunan moral dan motivasi karyawan

        Karyawan yang terlalu sering mengalami idle time cenderung kehilangan semangat kerja. Mereka bisa merasa tidak diberdayakan secara optimal atau bingung dengan arah kerja yang tidak jelas. 

        Ketidakpastian ini bisa berdampak negatif pada moral dan loyalitas tim. Dalam jangka panjang, hal ini memicu turunnya kualitas kerja dan produktivitas individu. Kondisi seperti ini perlu diantisipasi dengan manajemen kerja yang terstruktur.

        5. Ketidakseimbangan rantai produksi

        Idle time pada satu bagian produksi bisa menimbulkan kemacetan di tahap lain, terutama dalam sistem produksi yang saling bergantung. Misalnya, jika bagian pemotongan bahan terhenti, maka bagian perakitan tidak bisa melanjutkan proses. 

        Hal ini mengakibatkan alur produksi menjadi tidak sinkron. Akhirnya, proses produksi harus diulang atau diatur ulang, yang tentu memakan waktu dan biaya. Dampaknya terasa di seluruh rantai pasok perusahaan.

        Cara Menghitung Idle Time

        Idle time dapat dihitung dengan mengurangkan waktu kerja yang tersedia dengan waktu kerja yang digunakan secara produktif. Berikut rumus sederhananya:

        Idle Time: Total Waktu Tersedia – Waktu Kerja Efektif

        Contoh Perhitungan:

        Sebuah mesin di pabrik memiliki waktu operasional 8 jam sehari (480 menit). Namun, karena gangguan teknis dan menunggu bahan baku, mesin hanya beroperasi selama 6 jam (360 menit).

        Maka, idle time-nya adalah:

        Idle Time: 480 menit  – 360 menit = 120 menit 

        Artinya, selama 120 menit mesin tersebut tidak digunakan untuk produksi, dan waktu tersebut dikategorikan sebagai idle time.

        Cara Menghindari Idle Time

        Idle time dapat merugikan perusahaan karena menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya operasional. Untuk itu, penting bagi perusahaan manufaktur mengambil langkah strategis untuk menghindari terjadinya waktu menganggur dalam proses produksi. 

        Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

        1. Lakukan preventive maintenance secara terjadwal

        Jadwal pemeliharaan rutin membantu mendeteksi kerusakan lebih awal sebelum berdampak pada aktivitas produksi. Mesin yang terawat baik cenderung memiliki waktu downtime yang lebih rendah. Perusahaan juga dapat meminimalkan gangguan mendadak yang menyebabkan idle time. Dengan begitu, jalannya produksi tetap stabil dan efisien.

        2. Tingkatkan perencanaan produksi

        Produksi yang direncanakan dengan baik akan menyesuaikan kapasitas dengan permintaan, sehingga tidak terjadi waktu menunggu atau kekurangan bahan baku. Penggunaan data historis dan proyeksi yang akurat sangat membantu dalam menyusun rencana produksi yang optimal. 

        Perusahaan juga harus memantau kinerja setiap lini untuk memastikan tidak ada hambatan yang menyebabkan idle. Koordinasi yang matang antar departemen turut mengurangi potensi keterlambatan.

        3. Optimalkan proses pelatihan karyawan

        Karyawan yang terlatih dengan baik dapat menjalankan mesin dan sistem produksi secara efisien. Pelatihan rutin juga mempercepat penanganan masalah teknis yang dapat menimbulkan idle time. 

        Selain itu, tenaga kerja yang paham proses operasional cenderung lebih responsif terhadap perubahan situasi di lapangan. Oleh karena itu, investasi pada pengembangan karyawan akan berdampak langsung pada efisiensi waktu kerja.

        4. Pastikan ketersediaan material secara konsisten

        Idle time sering kali terjadi karena keterlambatan pasokan bahan baku. Untuk menghindarinya, perusahaan perlu menjalin kerja sama yang baik dengan vendor serta memantau stok secara aktif. 

        Penggunaan sistem inventaris yang terintegrasi juga dapat membantu dalam pengadaan material secara tepat waktu. Dengan persediaan yang selalu terkontrol, proses produksi tidak akan terganggu.

        5. Gunakan sistem manajemen aset pintar untuk meminimalkan downtime

        Salah satu cara efektif untuk mencegah idle time adalah dengan memanfaatkan Smart Asset Management System HashMicro yang memantau kondisi aset secara real-time. Sistem ini memungkinkan perusahaan menjadwalkan maintenance otomatis dan mengurangi risiko kerusakan mendadak. Selain itu, data yang terpusat di CMMS membantu tim operasional mengambil keputusan lebih cepat dan tepat.

        Kalkulasikan kebutuhan perusahaan Anda dengan klik banner skema harga di bawah ini.

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Kenapa Sistem HashMicro Jadi Kunci Mengurangi Idle Time di Industri Manufaktur

        Idle Time

        Sistem HashMicro dirancang untuk memberikan visibilitas penuh terhadap seluruh proses produksi, mulai dari pengelolaan aset hingga pemantauan aktivitas kerja secara real-time. 

        Dengan fitur Smart Asset Management dan Manufacturing Automation, perusahaan dapat mendeteksi potensi idle time lebih awal, seperti mesin yang tidak aktif, penundaan proses, atau tenaga kerja yang tidak terpakai secara optimal.

        HashMicro juga memungkinkan integrasi antar departemen, sehingga data dari lini produksi, HR, hingga procurement saling terhubung dan membentuk alur kerja yang efisien. Misalnya, jika ada keterlambatan suplai bahan baku yang berpotensi menyebabkan idle time, sistem akan memberikan notifikasi secara langsung kepada tim terkait untuk segera mengambil tindakan.

        Tak hanya itu, HashMicro menyediakan laporan otomatis yang memperlihatkan waktu aktif dan tidak aktif tiap mesin atau lini produksi. Informasi ini sangat penting bagi manajemen dalam mengambil keputusan berbasis data, bukan asumsi. 

        Berikut adalah fitur-fitur yang ditawarkan oleh sistem HashMicro: 

        • Maintenance Scheduling: Menjadwalkan perawatan secara tepat waktu membantu mencegah kerusakan mesin mendadak yang dapat menyebabkan idle time.
        • Asset Location Tracking: Mengetahui lokasi dan kondisi aset secara real-time memastikan aset tersedia saat dibutuhkan, sehingga proses kerja tidak tertunda.
        • Repair Order Management: Mempercepat proses perbaikan aset dengan sistem pelacakan permintaan dan status, sehingga downtime akibat kerusakan dapat diminimalkan.
        • Asset Stock Take with Barcode: Meningkatkan kecepatan dan akurasi inventarisasi aset untuk memastikan tidak ada keterlambatan operasional akibat kesalahan data.
        • Asset Comprehensive Cost Reporting: Memberikan insight terhadap aset berbiaya tinggi atau sering rusak, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan preventif sebelum idle time terjadi.

        Kesimpulan

        Idle time adalah kondisi yang tidak bisa dihindari sepenuhnya dalam proses manufaktur, namun bisa diminimalkan dengan pengelolaan yang tepat. Memahami definisi, jenis, dan penyebab idle time membantu perusahaan mengidentifikasi akar masalah dan merancang strategi yang lebih efisien. 

        Untuk membantu perusahaan mengurangi idle time secara signifikan, HashMicro menghadirkan solusi Smart Asset Management berbasis ERP yang dirancang untuk mengotomatiskan pemeliharaan, pelacakan, hingga pelaporan aset secara real-time. Sistem ini tidak hanya mencegah downtime, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh.

        Klik banner di bawah ini untuk coba demo gratis dan rasakan langsung bagaimana sistem dari HashMicro bisa menjadi solusi nyata bagi idle time di perusahaan Anda.

        DemoGratis

        Pertanyaan Seputar Idle Time

        • Apa yang dimaksud dengan idle time?

          Idle time adalah waktu menganggur dalam proses produksi ketika mesin atau tenaga kerja tidak digunakan secara produktif meskipun tersedia untuk bekerja.

        • Apa perbedaan idle time dengan downtime?

          Perbedaan utama antara idle time dan downtime terletak pada penyebabnya, di mana idle time terjadi karena faktor non-teknis seperti penundaan kerja, sedangkan downtime disebabkan oleh gangguan teknis seperti kerusakan mesin.

        • Apa itu idle timer?

          Idle timer adalah mekanisme sistem yang digunakan untuk mengukur durasi waktu tidak aktif (idle) suatu perangkat, aplikasi, atau proses sebelum menjalankan tindakan tertentu seperti timeout atau sleep mode.

        Smart Asset Solution

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!