Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Mulai Tahun Baru dengan Cara Kerja Baru!

Diskon Hingga 25% untuk Semua Modul HashMicro*

Manfaatkan promo spesial Tahun Baru dan pastikan bisnis melaju lebih cepat di 2026!

*Syarat dan ketentuan berlaku

*Syarat dan ketentuan berlaku
Sisa waktu --:--:--
Klaim Promo

Corrective Maintenance Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Diterbitkan:

Gangguan mesin yang terjadi secara mendadak kerap menjadi sumber masalah serius bagi operasional perusahaan dan sering kali menuntut penerapan corrective maintenance sebagai langkah perbaikan cepat. Ketika peralatan berhenti berfungsi, aktivitas produksi terhambat, biaya perbaikan meningkat, dan target bisnis sulit tercapai.

Situasi tersebut semakin kompleks ketika perusahaan tidak memiliki strategi pemeliharaan yang jelas dan dukungan software asset yang memadai. Kerusakan yang dibiarkan dapat memperpanjang downtime, menurunkan efisiensi kerja, serta memperbesar risiko kerugian.

Untuk mengatasi kondisi ini, corrective maintenance hadir sebagai pendekatan pemeliharaan yang berfokus pada tindakan perbaikan setelah kerusakan terjadi. Strategi ini membantu perusahaan memulihkan fungsi aset secara cepat dan terukur agar operasional dapat kembali berjalan normal.

Key Takeaways

  • Corrective maintenance adalah serangkaian tindakan teknis yang dilakukan setelah kegagalan atau kerusakan pada aset terdeteksi.
  • Perbedaan corrective maintenance dan preventive maintenance terletak pada pendekatannya dan waktu pelaksanaannya.
  • Jenis corrective maintenance terbagi menjadi planned yang terencana pada aset non-kritis dan unplanned yang bersifat darurat akibat kerusakan mendadak pada aset kritis.
  • HashMicro membantu perusahaan mengelola corrective maintenance secara terstruktur melalui sistem asset management yang terintegrasi dan berbasis data.

Klik untuk Demo Gratis!

Daftar Isi:

    Daftar Isi
      DemoGratis

      Apa Itu Corrective Maintenance?

      Corrective maintenance adalah serangkaian tindakan teknis yang dilakukan setelah kegagalan atau kerusakan pada aset terdeteksi. Tujuan utamanya adalah mengembalikan aset tersebut ke kondisi operasional standar agar dapat berfungsi kembali. Tindakan ini mencakup perbaikan, penggantian komponen, atau penyesuaian ulang sistem yang bermasalah.

      Dalam praktiknya, strategi ini sering dianggap sebagai pendekatan reaktif karena dieksekusi setelah masalah muncul. Namun, tidak semua kerusakan bersifat negatif jika Anda memiliki rencana mitigasi yang solid. Manajemen yang baik akan mengubah insiden kerusakan menjadi data berharga untuk evaluasi kinerja mesin.

      Perbedaan Mendasar Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance

      Banyak manajer aset sering terjebak dalam dilema memilih antara pendekatan reaktif atau proaktif dalam operasional. Padahal, memahami perbedaan keduanya sangat krusial untuk menentukan alokasi anggaran pemeliharaan yang efektif. Berikut adalah perbandingan mendalam dari sisi waktu, biaya, dan dampak operasionalnya:

      1. Waktu pelaksanaan (timing)

      Perbedaan paling mencolok terletak pada pemicu tindakan atau trigger eksekusi di lapangan. Corrective maintenance dilakukan segera setelah kerusakan terjadi atau saat performa aset menurun drastis. Sebaliknya, preventive maintenance dilakukan secara terjadwal sebelum ada indikasi kerusakan sama sekali.

      2. Implikasi biaya (cost implication)

      Struktur biaya antara kedua metode ini memiliki karakteristik yang sangat bertolak belakang dalam laporan keuangan. Corrective sering memicu biaya mendadak yang tinggi akibat pembelian suku cadang darurat atau lembur teknisi. Sementara itu, metode preventif membutuhkan biaya rutin yang lebih terukur dan stabil.

      3. Dampak pada operasional (operational impact)

      Efek terhadap kelancaran produksi juga menjadi faktor penentu utama dalam pemilihan strategi ini. Pendekatan corrective sering menyebabkan unscheduled downtime yang berpotensi menghentikan seluruh lini produksi. Di sisi lain, perawatan preventif menggunakan waktu henti terencana yang tidak mengganggu target output.

      Jenis-Jenis Corrective Maintenance dalam Industri

      Corrective Maintenance Adalah

      Perlu dipahami bahwa corrective maintenance tidak selalu identik dengan kekacauan atau manajemen yang buruk. Ada kategori yang memang direncanakan secara sadar dan ada yang murni bersifat darurat. Memahami klasifikasi ini membantu Anda mengalokasikan teknisi dengan lebih bijak.

      1. Planned corrective maintenance (terencana)

      Jenis ini sering disebut sebagai strategi run-to-failure yang diterapkan pada aset non-kritis. Perusahaan secara sadar membiarkan aset beroperasi hingga rusak karena biaya penggantiannya murah. Contoh sederhananya adalah penggantian lampu gudang yang hanya dilakukan saat bohlam putus.

      2. Unplanned Corrective Maintenance (tidak terencana)

      Kategori ini merujuk pada kondisi darurat atau emergency maintenance yang menuntut respons instan. Kerusakan terjadi tiba-tiba pada aset kritis tanpa ada gejala awal yang terdeteksi sebelumnya. Situasi ini memerlukan penanganan segera karena berdampak langsung pada keselamatan atau produktivitas.

      Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Corrective Maintenance

      Strategi ini memiliki keunggulan dari sisi biaya awal yang sangat rendah karena minim inspeksi. Prosesnya juga sangat sederhana karena teknisi hanya bergerak ketika ada laporan kerusakan yang valid. Hal ini sangat efisien untuk perusahaan yang memiliki banyak aset murah dan mudah diganti.

      Namun, risiko fatal seperti ketidakpastian operasional menjadi kelemahan terbesar yang harus diwaspadai manajemen. Biaya perbaikan darurat bisa melonjak berkali-kali lipat dibandingkan biaya perawatan rutin yang terencana. Selain itu, kerusakan mendadak dapat memicu risiko keselamatan kerja (K3) bagi operator di lapangan.

      Alur Kerja (Workflow) Corrective Maintenance yang Efektif

      Agar perbaikan aset tidak menjadi sumbatan yang menghambat produktivitas, perusahaan memerlukan SOP yang jelas. Alur kerja sistematis memastikan teknisi bekerja cepat dan ketersediaan spare part selalu terjamin. Berikut adalah tahapan standar eksekusi perbaikan aset yang profesional.

      1. Identifikasi dan pelaporan kerusakan

      Proses dimulai dari deteksi kerusakan, baik oleh operator mesin maupun sensor IoT yang terpasang. Pelaporan cepat melalui aplikasi manajemen aset perusahaan sangat penting untuk meminimalkan waktu respons teknisi. Sistem modern biasanya menggunakan kode QR untuk mempercepat pelaporan ini.

      2. Diagnosis dan perencanaan perbaikan

      Teknisi kemudian menganalisis akar masalah atau root cause dari kerusakan yang dilaporkan tersebut. Tahap ini menentukan apakah perbaikan bisa dilakukan segera atau membutuhkan suku cadang khusus. Estimasi waktu pengerjaan juga ditetapkan di sini untuk menginformasikan tim produksi.

      3. Eksekusi perbaikan atau penggantian

      Ini adalah proses fisik di mana teknisi melakukan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Proses ini mencakup pengambilan suku cadang dari gudang dan pembongkaran unit mesin. Setelah selesai, pengujian kembali wajib dilakukan untuk memastikan aset berfungsi normal.

      4. Pencatatan dan dokumentasi (reporting)

      Tahap terakhir yang sering dilupakan adalah mencatat detail perbaikan dan biaya yang dikeluarkan. Data ini sangat penting untuk menghitung total biaya kepemilikan aset dan evaluasi kinerja. Dokumentasi yang rapi akan memudahkan audit dan perencanaan anggaran tahun berikutnya.

      Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Strategi Corrective Maintenance?

      Strategi ini paling tepat digunakan untuk aset dengan prioritas rendah atau yang memiliki cadangan (redundansi). Jika biaya perbaikan jauh lebih rendah dibandingkan biaya perawatan rutin, metode ini sangat dianjurkan. Contohnya adalah peralatan kantor kecil atau komponen mesin yang murah dan cepat diganti.

      Namun, sangat penting untuk melakukan analisis tingkat kekritisan aset sebelum memutuskan strategi ini. Jangan pernah menerapkan metode ini pada mesin utama produksi atau peralatan keselamatan kerja. Risiko downtime pada aset kritis bisa menghancurkan profitabilitas perusahaan secara signifikan.

      Contoh Penerapan Corrective Maintenance di Berbagai Bidang

      Untuk memahami corrective maintenance secara praktis, diperlukan gambaran penerapannya di berbagai sektor operasional. Pendekatan ini dilakukan sebagai respons atas kerusakan yang terdeteksi guna mengembalikan fungsi aset dan menjaga kelangsungan aktivitas kerja.

      1. Produksi

      Di sektor manufaktur, corrective maintenance diterapkan saat teknisi menemukan kerusakan pada komponen mesin produksi. Perbaikan atau penggantian dilakukan agar mesin kembali beroperasi tanpa mengganggu target produksi.

      2. Sistem HVAC

      Pada sistem HVAC, tindakan perbaikan dilakukan ketika performa menurun akibat filter kotor atau tersumbat. Penggantian filter membantu mencegah penurunan efisiensi pemanasan atau pendinginan.

      3. Pekerjaan umum

      Dalam pekerjaan umum, corrective maintenance digunakan untuk memperbaiki fasilitas yang rusak akibat cuaca atau kejadian tak terduga. Contohnya, rambu lalu lintas yang rusak diperbaiki agar tetap aman dan fungsional.

      4. Teknologi informasi

      Di bidang IT, corrective maintenance dilakukan saat terjadi gangguan pada perangkat keras atau lunak. Perbaikan atau penggantian komponen server bertujuan memulihkan sistem agar layanan kembali normal.

      Mengoptimalkan Manajemen Perbaikan Aset dengan Teknologi

      Mengelola ratusan aset dengan metode manual atau spreadsheet sangat rentan terhadap kesalahan data dan keterlambatan. Di era digital 2025, penggunaan sistem otomatisasi menjadi kunci menjaga efisiensi peralatan tetap tinggi. Teknologi modern mengubah data perbaikan menjadi wawasan strategis bagi bisnis.

      1. Pelacakan biaya dan riwayat perbaikan otomatis

      Penggunaan software aset terbaik untuk bisnis Indonesia membantu melacak riwayat perbaikan secara detail. Anda bisa melihat laporan biaya perbaikan per aset untuk analisis depresiasi yang akurat. Data ini membantu memutuskan apakah aset sebaiknya diperbaiki atau diganti baru.

      2. Manajemen suku cadang dan vendor terintegrasi

      Integrasi antara modul perbaikan dan inventaris memastikan ketersediaan suku cadang saat dibutuhkan teknisi. Sistem yang baik akan memberikan notifikasi jika stok spare part menipis. Selain itu, pengelolaan vendor eksternal menjadi lebih mudah jika perbaikan harus di-subkontrakkan.

      3. Penjadwalan dan pemantauan teknisi real-time

      Fitur pemantauan kinerja teknisi memungkinkan manajer melihat status perbaikan secara real-time dari dasbor. Penjadwalan tugas menjadi lebih rapi dan tidak ada work order yang terlewat atau tertunda. Hal ini meningkatkan akuntabilitas tim maintenance dan mempercepat penyelesaian masalah.

      Optimalkan Manajemen Bisnis Anda dengan Solusi dari HashMicro

      asset management hashmicro

      HashMicro menyediakan sistem ERP terintegrasi yang dirancang khusus untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan proses bisnis, termasuk manajemen aset dan pemeliharaan. Dengan solusi yang komprehensif, perusahaan dapat mengatasi tantangan seperti downtime mesin yang tidak terduga, pembengkakan biaya perbaikan, dan sulitnya melacak riwayat servis aset secara manual.

      Melalui modul Asset Control dan Manufacturing yang canggih, HashMicro membantu bisnis memantau kesehatan aset dan menjadwalkan pemeliharaan secara otomatis. Fitur-fitur canggih yang tersedia memungkinkan perusahaan untuk memproses perbaikan lebih cepat, mengurangi human error, serta mendapatkan data biaya perawatan yang akurat secara real-time.

      Sistem HashMicro dirancang dengan integrasi penuh antar modul, sehingga data dari departemen maintenance, pengadaan spare part, dan keuangan dapat saling terhubung. Hal ini memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh operasional bisnis dan memastikan setiap keputusan perbaikan didasarkan pada informasi yang akurat dan terkini.

      Fitur Software Asset & Maintenance HashMicro:

      • Repair Order Management: Mengelola seluruh siklus perbaikan aset mulai dari pelaporan kerusakan hingga penyelesaian, memastikan setiap tiket tertangani dengan cepat.
      • Asset Maintenance Budget: Memantau dan mengontrol anggaran perbaikan untuk setiap aset, mencegah pemborosan biaya operasional yang tidak perlu.
      • Preventive Maintenance Scheduling: Menjadwalkan perawatan rutin secara otomatis untuk mencegah kerusakan fatal dan memperpanjang umur ekonomis aset.
      • QR Code Scanning for Facilities: Memudahkan pelaporan kerusakan aset di lapangan hanya dengan memindai kode QR melalui perangkat seluler karyawan.
      • Asset StockTake with Barcode: Mempercepat proses audit fisik aset dan pencocokan data sistem dengan kondisi riil di lapangan menggunakan barcode.

      Dengan HashMicro, perusahaan Anda dapat meningkatkan efisiensi operasional, transparansi data aset, dan otomatisasi proses maintenance yang lebih baik. Untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda secara nyata, jangan ragu untuk mencoba demo gratisnya sekarang juga.

      Kesimpulan

      Corrective maintenance berperan penting dalam memulihkan fungsi aset setelah kerusakan terjadi agar operasional bisnis tetap berjalan. Pemahaman yang tepat membantu perusahaan mengendalikan downtime serta mengelola biaya perawatan secara lebih efektif.

      Untuk mendukung penerapannya, perusahaan membutuhkan sistem yang mampu mencatat kerusakan, mengelola perbaikan, dan memantau kondisi aset secara terpusat. HashMicro Software Asset Management membantu meningkatkan kontrol aset dan efisiensi maintenance berbasis data.

      Rasakan langsung kemudahan pengelolaan aset dengan demo gratis HashMicro. Temukan bagaimana sistem ini membantu mengurangi risiko gangguan operasional dan meningkatkan kinerja aset perusahaan.

      AssetManagement

      Pertanyaan Seputar Smart Mining

      • Apa Contoh Corrective Maintenance Dalam Kehidupan Sehari-Hari?

        Contoh paling sederhana adalah mengganti ban kendaraan saat bocor di jalan atau mengganti lampu ruangan yang tiba-tiba putus. Tindakan ini dilakukan tepat setelah fungsi alat tersebut hilang untuk mengembalikannya ke kondisi normal.

      • Apakah Corrective Maintenance Sama Dengan Breakdown Maintenance?

        Tidak persis sama, breakdown maintenance adalah bagian dari corrective maintenance yang spesifik pada kondisi mesin mati total. Corrective maintenance memiliki cakupan lebih luas, termasuk perbaikan pada aset yang performanya menurun tapi belum mati total

      • Bagaimana Cara Menghitung Biaya Corrective Maintenance?

        Biaya dihitung dengan menjumlahkan biaya tenaga kerja teknisi, harga suku cadang yang diganti, dan biaya kerugian akibat downtime produksi. Perhitungan ini penting untuk evaluasi apakah aset sebaiknya diperbaiki atau diganti baru.

      • Software Apa Yang Cocok Untuk Mengelola Corrective Maintenance?

        Software Asset Management atau CMMS yang terintegrasi dengan ERP seperti HashMicro sangat direkomendasikan. Sistem ini memberikan visibilitas total terhadap riwayat aset, biaya perbaikan, dan jadwal pemeliharaan dalam satu platform terpusat.

      Ana Kristiani

      Content Writer

      Ana adalah asset management specialist dengan pengalaman lebih dari 4 tahun di bidang manajemen aset dan keuangan perusahaan. Fokus menulis tentang manajemen siklus hidup aset, inventarisasi dan pelacakan aset, dan integrasi sistem digital untuk monitoring aset, sehingga membantu bisnis mencapai kinerja maksimal.

      Anandia adalah seorang praktisi dengan gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara, serta memiliki kemampuan kuat dalam strategi bisnis dan manajemen pemasaran. Pengalaman lebih dari lima tahun di bidang marketing telah membentuk keahliannya dalam pengembangan strategi pemasaran, analisis pasar, dan pengelolaan tim lintas wilayah. Perjalanan karirnya di industri teknologi dan software enterprise memperkuat kemampuannya dalam memahami kebutuhan pelanggan B2B, mengelola kampanye pemasaran digital, serta mengoptimalkan performa tim untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      TINGGALKAN KOMENTAR

      Silakan masukkan komentar anda!
      Silakan masukkan nama Anda di sini