Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Accounting Rate of Return (ARR): Rumus, Contoh, dan Analisis untuk Keputusan Investasi

Diterbitkan:

Setiap keputusan investasi memerlukan analisis cermat, namun metode yang kompleks seringkali memakan waktu. Di sinilah Accounting Rate of Return (ARR) hadir sebagai metrik skrining awal yang cepat dan efisien.

Namun, perhitungan manual yang berulang rentan terhadap human error dan menghambat pengambilan keputusan. Hal ini dapat diatasi dengan otomatisasi yang ditawarkan oleh software accounting HashMicro.

Memahami ARR akan membekali Anda dengan alat analisis yang efektif untuk menyaring peluang investasi. Dengan begitu, Anda bisa fokus pada proposal paling menjanjikan sebelum melangkah ke analisis yang lebih dalam.

Key Takeaways

  • Accounting Rate of Return (ARR) adalah rasio sederhana yang menilai laba bersih tahunan rata-rata dibandingkan investasi awal untuk menilai kelayakan suatu proyek secara cepat.
  • Perhitungan ARR dilakukan dengan membagi laba bersih tahunan rata-rata dengan nilai investasi rata-rata, lalu mengalikannya dengan 100% untuk mendapatkan persentase kelayakan investasi.
  • Optimalkan analisis ARR Anda dengan Software Accounting HashMicro yang menyajikan perhitungan investasi secara lebih cepat, akurat, dan otomatis.

Klik untuk Demo Gratis!

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      DemoGratis

      Apa Itu Accounting Rate of Return (ARR)?

      Pernahkah Anda bertanya bagaimana cara cepat mengukur potensi laba dari sebuah investasi tanpa perhitungan yang rumit? Di sinilah Accounting Rate of Return (ARR) berperan penting sebagai alat ukur awal. Secara sederhana, ARR adalah rasio persentase yang mengukur laba bersih tahunan rata-rata yang diharapkan dari sebuah aset terhadap nilai investasi awalnya.

      Metrik ini menggunakan data laba setelah pajak dan depresiasi, sehingga perspektifnya sejalan dengan laporan laba rugi perusahaan. Karena kesederhanaannya, ARR sangat ideal digunakan sebagai filter efisiensi dalam proses capital budgeting. Anda dapat dengan cepat menyisihkan proyek yang jelas tidak memenuhi ambang batas profitabilitas minimum, sehingga hanya proposal paling menjanjikan yang perlu dianalisis lebih lanjut.

      Rumus dan Cara Menghitung Accounting Rate of Return

      Untuk menghitung ARR secara akurat, Anda hanya memerlukan dua komponen utama: laba bersih tahunan rata-rata dan nilai investasi. Rumus ini dirancang untuk memberikan hasil dalam format persentase yang mudah dipahami. Dengan begitu, Anda dapat langsung membandingkannya dengan target internal perusahaan atau peluang investasi lainnya.

      Formula dasar dari Accounting Rate of Return (ARR) adalah sebagai berikut: ARR = (Laba Bersih Tahunan Rata-Rata / Investasi Awal Rata-Rata) x 100%. Setiap komponen tersebut berasal dari data akuntansi proyek yang sedang dievaluasi. Mari kita bedah setiap komponen dan langkah perhitungannya agar Anda dapat mengaplikasikannya dengan benar.

      1. Menghitung laba bersih tahunan rata-rata

      Laba bersih tahunan rata-rata adalah total laba bersih setelah pajak yang diproyeksikan selama umur ekonomis investasi, lalu dibagi dengan jumlah tahunnya. Angka ini dihitung setelah mengurangkan semua biaya operasional, termasuk depresiasi. Pertama, hitung depresiasi tahunan dengan rumus: (Biaya Investasi Awal – Nilai Sisa) / Umur Ekonomis Aset.

      2. Menghitung nilai investasi awal rata-rata

      Nilai investasi rata-rata memberikan gambaran nilai buku aset selama masa pakainya. Ini dihitung dengan menjumlahkan biaya investasi awal dengan nilai sisa (*salvage value*), lalu hasilnya dibagi dua. Rumus ini digunakan karena nilai buku aset terus menurun akibat depresiasi, sehingga nilai rata-rata dianggap lebih representatif.

      3. Mengaplikasikan rumus ARR

      Setelah kedua komponen utama didapatkan, langkah terakhir adalah memasukkannya ke dalam rumus ARR. Cukup bagi laba bersih tahunan rata-rata dengan nilai investasi rata-rata, lalu kalikan dengan 100 untuk mendapatkan format persentase. Hasil inilah yang menjadi nilai ARR untuk dianalisis lebih lanjut.

      Contoh Praktis Penghitungan ARR (Studi Kasus)

      Teori dan rumus seringkali lebih mudah dipahami melalui aplikasi pada skenario bisnis yang nyata. Mari kita gunakan sebuah studi kasus sederhana untuk melihat bagaimana seorang manajer produksi dapat memanfaatkan ARR. Contoh ini akan memandu Anda melalui setiap langkah, mulai dari identifikasi data hingga interpretasi hasil akhir.

      Studi kasus ini akan menunjukkan bagaimana data akuntansi seperti biaya perolehan, umur ekonomis, dan proyeksi pendapatan diolah menjadi metrik tunggal. Dengan mengikuti alur ini, Anda bisa dengan mudah mereplikasinya untuk kebutuhan analisis di perusahaan Anda. Perhatikan setiap detailnya untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

      A. Skenario investasi mesin produksi

      PT Manufaktur Jaya berencana membeli mesin baru seharga Rp500.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun. Di akhir tahun kelima, mesin ini diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp50.000.000. Mesin ini diproyeksikan akan meningkatkan laba sebelum depresiasi dan pajak sebesar Rp150.000.000 setiap tahun, dengan tarif pajak perusahaan 25%.

      B. Langkah 1: Kalkulasi depresiasi dan laba bersih

      Pertama, kita hitung depresiasi tahunan dengan metode garis lurus: (Rp500.000.000 – Rp50.000.000) / 5 tahun = Rp90.000.000 per tahun. Laba sebelum pajak adalah Rp150.000.000 – Rp90.000.000 = Rp60.000.000. Dengan pajak 25%, maka laba bersih tahunan menjadi Rp45.000.000.

      C. Langkah 2: Kalkulasi investasi rata-rata

      Selanjutnya, kita menghitung nilai investasi rata-rata selama umur ekonomis mesin tersebut. Menggunakan rumus yang telah ada, perhitungannya adalah: (Rp500.000.000 + Rp50.000.000) / 2. Hasilnya adalah Rp275.000.000, yang akan menjadi penyebut dalam formula ARR.

      D. Langkah 3: Menghitung dan menginterpretasi hasil ARR

      Terakhir, kita masukkan semua angka ke dalam rumus ARR: (Rp45.000.000 / Rp275.000.000) x 100%. Hasilnya adalah sekitar 16,36%. Angka ini berarti proyek investasi mesin baru diharapkan memberikan pengembalian laba sebesar 16,36% per tahun, yang dapat dibandingkan dengan target minimal perusahaan.

      Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan ARR

      Setiap metrik keuangan pasti memiliki kekuatan dan kelemahan, tidak terkecuali ARR. Memahami kedua sisinya sangat krusial agar tidak terjebak dalam kesimpulan yang keliru. Keunggulan utamanya terletak pada kesederhanaan dan kemudahan akses data, menjadikannya alat yang praktis untuk analisis cepat.

      Namun, kesederhanaan tersebut juga membawa beberapa keterbatasan signifikan yang harus diwaspadai. Keterbatasan utamanya adalah pengabaian terhadap konsep nilai waktu uang dan perbedaan antara laba dengan arus kas. Berikut adalah rincian kelebihan serta kekurangan ARR yang perlu Anda pertimbangkan dalam analisis.

      1. Kelebihan: Mudah dihitung dan dipahami

      Daya tarik utama ARR adalah formulanya yang sangat sederhana dan mudah dimengerti, bahkan oleh manajer non-keuangan. Perhitungannya tidak memerlukan pemahaman konsep rumit seperti tingkat diskonto. Hasilnya yang berupa persentase juga sangat intuitif, sehingga memudahkan komunikasi antar departemen.

      2. Kelebihan: Menggunakan data akuntansi yang tersedia

      ARR dihitung menggunakan data yang bersumber langsung dari laporan keuangan, seperti laba bersih dan data aset dari neraca. Ini berarti tim analis tidak perlu membuat proyeksi arus kas yang kompleks dan seringkali subjektif. Ketersediaan data yang sudah diaudit membuat proses perhitungan menjadi lebih cepat dan objektif.

      3. Kekurangan: Mengabaikan nilai waktu uang (time value of money)

      Ini adalah kelemahan paling signifikan dari ARR, di mana ia menganggap nilai uang di masa depan sama dengan nilai uang saat ini. Konsep fundamental time value of money yang diabaikan dapat menyebabkan evaluasi yang tidak akurat, terutama untuk proyek jangka panjang. Hal ini berisiko membuat perusahaan menerima proyek yang sebenarnya kurang menguntungkan.

      4. Kekurangan: Tidak memperhitungkan arus kas

      ARR berfokus pada laba bersih akuntansi, bukan arus kas bersih yang diterima perusahaan. Padahal, kas adalah “darah” bagi operasional bisnis dan sangat penting untuk menjaga likuiditas. Sebuah proyek bisa saja terlihat menguntungkan dari segi laba, tetapi jika tidak menghasilkan arus kas positif, proyek tersebut dapat membahayakan kesehatan finansial perusahaan.

      Kapan Sebaiknya Menggunakan ARR Dibanding Metode Lain?

      Apakah ARR selalu menjadi alat terbaik untuk setiap situasi? Tentu tidak, memilih metrik yang tepat sangat bergantung pada tujuan analisis Anda. ARR sangat berguna dalam konteks tertentu, terutama sebagai alat penyaringan awal sebelum analisis yang lebih mendalam.

      Setiap metode, baik ARR, Payback Period, NPV, maupun IRR, memberikan perspektif yang berbeda terhadap kelayakan sebuah proyek. ARR menjawab pertanyaan profitabilitas akuntansi, sementara metode lain fokus pada kecepatan pengembalian modal atau nilai waktu uang. Berikut adalah perbandingan yang akan membantu Anda menentukan kapan ARR menjadi pilihan yang paling tepat.

      A. ARR vs. Payback period

      Gunakan ARR saat fokus Anda adalah profitabilitas, sementara gunakan Payback Period jika prioritas Anda adalah kecepatan pengembalian modal. Payback Period sangat relevan untuk bisnis yang mengutamakan likuiditas atau beroperasi di industri yang perubahannya sangat cepat. Sebaliknya, ARR lebih cocok untuk evaluasi awal profitabilitas tanpa terlalu terikat pada waktu pengembalian.

      B. ARR vs. Net Present Value (NPV)

      NPV hampir selalu menjadi metode yang lebih superior untuk keputusan investasi final karena memperhitungkan nilai waktu uang. Gunakan ARR hanya untuk skrining awal atau proyek jangka pendek di mana dampak nilai waktu uang tidak signifikan. Untuk keputusan besar dan strategis, NPV memberikan jawaban yang jauh lebih andal terkait penambahan nilai bagi perusahaan.

      C. ARR vs. Internal Rate of Return (IRR)

      IRR, seperti NPV, juga memperhitungkan nilai waktu uang dan memberikan hasil dalam bentuk persentase. IRR seringkali lebih disukai daripada ARR karena keunggulan tersebut, meskipun perhitungannya lebih kompleks. Gunakan ARR untuk analisis cepat, tetapi beralihlah ke IRR saat Anda membutuhkan metrik persentase yang lebih akurat secara finansial.

      Optimalkan Analisis Investasi dengan Software Akuntansi HashMicro

      laporan posisi keuangan

      Menghitung ARR dan metrik keuangan lainnya secara manual, terutama untuk beberapa proyek sekaligus, sangat memakan waktu dan rentan terhadap human error. Kesalahan kecil dalam perhitungan dapat menyebabkan kesimpulan yang salah dan berisiko merugikan perusahaan. Proses analisis menjadi tidak efisien ketika data tersebar di berbagai dokumen terpisah, menghambat pengambilan keputusan yang cepat.

      Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan modern membutuhkan solusi terintegrasi yang dapat mengotomatiskan analisis keuangan. Software akuntansi dari HashMicro dirancang untuk menjadi pusat data keuangan perusahaan Anda, menyediakan laporan laba rugi, neraca, dan data aset secara real-time. Dengan data terpusat, Anda dapat dengan mudah menarik angka yang dibutuhkan untuk perhitungan ARR tanpa rekapitulasi manual.

      Dengan menggunakan software akuntansi HashMicro, Anda tidak hanya mempercepat proses evaluasi, tetapi juga meningkatkan akurasinya. Dasbor analitik yang intuitif memungkinkan Anda memvisualisasikan kesehatan keuangan proyek dan membuat perbandingan antar-proposal dengan lebih mudah. Ini memberdayakan tim manajemen untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas, strategis, dan berbasis data, coba demo gratis sekarang untuk melihat bagaimana HashMicro dapat menyederhanakan analisis Anda!

      Kesimpulan

      Accounting Rate of Return (ARR) adalah metrik sederhana namun efektif untuk evaluasi awal profitabilitas investasi. Metrik ini ideal untuk skrining cepat, namun penting untuk mengingat keterbatasannya terkait nilai waktu uang.

      Untuk mengatasi perhitungan manual dan meningkatkan akurasi, manfaatkan teknologi seperti Software Accounting HashMicro. Dengan sistem terintegrasi, proses analisis penganggaran modal menjadi lebih efisien dan andal.

      Dengan begitu, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan berbasis data. Jadwalkan demo gratis sekarang untuk melihat bagaimana HashMicro dapat membantu bisnis Anda.

      Accounting

      Pertanyaan Seputar Accounting Rate of Return

      • Berapa nilai ARR yang dianggap baik?

        Tidak ada angka pasti untuk ARR yang ‘baik’ karena standarnya bervariasi tergantung industri dan target perusahaan. Secara umum, proyek dianggap layak jika ARR-nya lebih tinggi dari target minimum pengembalian yang telah ditetapkan.

      • Mengapa nilai waktu uang (time value of money) sangat penting dalam analisis investasi?

        Nilai waktu uang penting karena uang saat ini lebih berharga daripada jumlah yang sama di masa depan akibat inflasi dan biaya peluang. Metode yang mengabaikan konsep ini, seperti ARR, berisiko memberikan evaluasi yang kurang akurat untuk proyek jangka panjang.

      • Apa perbedaan utama antara ARR dan ROI (Return on Investment)?

        Meskipun serupa, ARR membandingkan laba bersih tahunan rata-rata dengan investasi rata-rata. Sementara itu, ROI adalah istilah yang lebih umum dan seringkali mengukur total keuntungan dari investasi dibagi dengan biaya investasi awal.

      • Apakah hasil ARR bisa negatif?

        Ya, ARR bisa negatif jika investasi diproyeksikan akan menghasilkan kerugian bersih rata-rata. Ini adalah sinyal yang jelas bahwa proyek tersebut tidak menguntungkan dari perspektif akuntansi dan harus ditolak.

      Dewi Sartika

      Senior Content Writer

      Berbekal pengalaman selama 6 tahun dalam industri SaaS, Dewi telah menjadi praktisi untuk penulisan artikel terkait accounting dan bidang keuangan. Ia berfokus menulis artikel seputar Laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas), standar akuntansi (PSAK, IFRS, GAAP), perpajakan (e-faktur, PPn, tax planning), dan manajemen biaya.

      Jennifer Santoso CA, CFA, CPA

      Head of Finance and Accounting

      Expert Reviewer

      Jennifer merupakan seorang profesional akuntansi yang memiliki gelar Bachelor of Accounting dari President University dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Master of Accounting dari National University of Singapore. Pengalaman pendidikan ini membentuk kemampuannya dalam memahami dan menerapkan prinsip akuntansi serta manajemen keuangan dalam praktik bisnis. Pengalaman profesional di bidang keuangan dan pelaporan mengasah keahliannya dalam analisis finansial dan penyusunan laporan strategis. Selama tujuh tahun terakhir, Jennifer mengelola fungsi keuangan perusahaan di HashMicro, yang memperkuat kemampuannya dalam optimalisasi proses akuntansi, pengendalian internal, serta pengambilan keputusan berbasis data finansial untuk mendukung pertumbuhan bisnis.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      TINGGALKAN KOMENTAR

      Silakan masukkan komentar anda!
      Silakan masukkan nama Anda di sini

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!