Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Holding Cost Adalah: Panduan Lengkap & Strategi Optimalisasi

Diterbitkan:

Banyak pemilik bisnis mengira biaya gudang adalah satu-satunya beban penyimpanan, padahal holding cost mencakup lebih dari itu. Biaya tersembunyi seperti modal, asuransi, dan risiko keusangan sering kali diam-diam menggerogoti profitabilitas bisnis.

Dengan software inventory yang tepat, Anda dapat memantau stok secara real-time, mengidentifikasi pemborosan, dan menekan holding cost secara signifikan. Teknologi ini membantu bisnis mengambil keputusan berbasis data untuk menjaga efisiensi dan arus kas tetap sehat.

Artikel ini akan memandu Anda memahami definisi, komponen, dan strategi praktis dalam mengelola holding cost. Temukan cara mengubah biaya penyimpanan menjadi peluang profit bagi bisnis Anda.

Key Takeaways

  • Holding cost (carrying cost) adalah total biaya penyimpanan dan pengelolaan inventaris yang belum terjual, mencakup modal, sewa, asuransi, hingga risiko kerusakan. Memahaminya membantu bisnis mengoptimalkan stok dan menjaga profitabilitas.
  • Komponen holding cost mencakup biaya modal, penyimpanan, risiko persediaan, serta administrasi yang perlu dikelola untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
  • Optimalkan pengelolaan stok dan kurangi holding cost secara signifikan dengan software inventory terintegrasi dari HashMicro yang menghadirkan otomatisasi, akurasi, dan efisiensi maksimal.

Klik untuk Demo Gratis!

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      DemoGratis

      Apa Itu Holding Cost (Carrying Cost)?

      Holding cost, yang juga dikenal sebagai carrying cost, adalah total dari semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyimpan dan mengelola inventaris yang belum terjual selama periode waktu tertentu. Biaya ini jauh lebih kompleks daripada sekadar biaya sewa gudang, karena mencakup semua pengeluaran langsung dan tidak langsung, mulai dari biaya modal yang terikat pada stok, asuransi, pajak, hingga risiko kerusakan dan keusangan barang. Secara esensial, setiap produk yang diam di rak Anda memiliki “biaya inap” yang terus berjalan, dan jika tidak dikelola dengan baik, biaya ini dapat menjadi beban finansial yang signifikan bagi operasional bisnis.

      Memahami holding cost secara menyeluruh memberikan visibilitas penuh terhadap efisiensi rantai pasok dan kesehatan finansial perusahaan. Bagi seorang manajer atau pemilik usaha, angka ini bukan sekadar metrik akuntansi, melainkan sebuah indikator strategis yang krusial. Dengan mengetahui besaran holding cost, Anda dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas terkait volume pembelian, strategi penetapan harga, manajemen gudang, hingga kapan harus melakukan likuidasi stok. Mengabaikan biaya ini sama saja dengan membiarkan profitabilitas bisnis terkikis perlahan tanpa disadari, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi pada area lain yang lebih produktif.

      Mengapa Menghitung Holding Cost Sangat Penting bagi Bisnis?

      Menghitung holding cost bukanlah sekadar aktivitas rutin bagian akuntansi, melainkan sebuah langkah strategis yang fundamental untuk kesehatan dan pertumbuhan bisnis. Dengan memiliki data yang akurat mengenai biaya ini, jajaran manajemen dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan berbasis data, mulai dari operasional harian hingga perencanaan jangka panjang. Tanpa pemahaman ini, perusahaan beroperasi dalam “kegelapan”, tidak menyadari adanya kebocoran finansial yang dapat menghambat potensi profitabilitas secara masif. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa penghitungan holding cost menjadi krusial untuk kesuksesan bisnis Anda.

      Penghitungan holding cost yang akurat berfungsi sebagai fondasi untuk berbagai inisiatif optimalisasi di seluruh departemen, mulai dari pengadaan, manajemen gudang, hingga penjualan. Ketika Anda dapat mengukur biaya ini secara presisi, Anda memiliki data konkret untuk mengevaluasi kinerja manajemen inventaris, mengidentifikasi inefisiensi, dan menetapkan target perbaikan yang terukur. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk beralih dari pengambilan keputusan berdasarkan asumsi menjadi strategi yang didukung oleh angka nyata, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing dan ketahanan bisnis di tengah dinamika pasar yang terus berubah.

      A. Mengoptimalkan profitabilitas

      Setiap rupiah yang berhasil dihemat dari holding cost akan langsung menambah margin keuntungan bersih perusahaan tanpa perlu meningkatkan penjualan. Dengan memahami komponen mana yang paling membebani, Anda bisa fokus pada area perbaikan yang paling berdampak, misalnya menegosiasikan asuransi yang lebih baik, mengoptimalkan tata letak gudang untuk mengurangi biaya penanganan, atau mempercepat perputaran stok untuk meminimalkan biaya modal. Pada akhirnya, kontrol yang ketat terhadap holding cost adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan bahwa pendapatan yang dihasilkan tidak habis terkikis oleh biaya operasional yang tidak perlu.

      B. Meningkatkan efisiensi cash flow

      Inventaris yang tidak terjual adalah aset yang tidak likuid, yang berarti modal kerja perusahaan terjebak di dalamnya dan tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak. Dengan menghitung holding cost, Anda akan menyadari betapa mahalnya “memarkir” uang dalam bentuk barang fisik yang tidak bergerak, yang pada gilirannya mendorong Anda untuk menjaga tingkat persediaan pada level optimal. Ketika holding cost berhasil ditekan, lebih banyak kas yang tersedia untuk investasi, ekspansi bisnis, inovasi produk, atau sekadar untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan di masa-masa sulit.

      C. Dasar pengambilan keputusan strategis

      Data holding cost adalah input yang sangat berharga untuk berbagai keputusan strategis, seperti menentukan kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity/EOQ) untuk meminimalkan total biaya persediaan. Informasi ini juga membantu tim pengadaan dalam bernegosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan jadwal pengiriman yang lebih fleksibel atau kuantitas pesanan minimum yang lebih rendah. Selain itu, tim penjualan dan pemasaran dapat menggunakan data ini untuk merancang program promosi yang bertujuan mempercepat penjualan produk yang perputarannya lambat (slow-moving), sebelum biaya penyimpanannya menjadi terlalu besar.

      D. Mitigasi risiko kerusakan dan keusangan

      Semakin lama barang disimpan di gudang, semakin tinggi pula risiko barang tersebut mengalami kerusakan, kedaluwarsa (untuk produk dengan masa simpan terbatas), atau menjadi usang karena perubahan tren dan teknologi. Holding cost secara eksplisit memasukkan biaya risiko ini ke dalam perhitungan, sehingga memberikan insentif finansial yang kuat bagi perusahaan untuk menerapkan strategi manajemen inventaris yang lebih baik, seperti metode First-In, First-Out (FIFO). Dengan demikian, perusahaan dapat secara proaktif mengurangi kerugian akibat penyusutan nilai inventaris dan memastikan produk yang sampai ke tangan pelanggan selalu dalam kondisi terbaik.

      Komponen Utama dalam Holding Cost

      Banyak yang keliru menganggap holding cost hanya sebatas biaya sewa gudang, padahal kenyataannya jauh lebih kompleks. Biaya ini merupakan akumulasi dari berbagai elemen pengeluaran yang sering kali tidak terlihat secara langsung namun memiliki dampak signifikan terhadap total biaya. Memahami setiap komponen ini secara mendalam adalah langkah pertama yang paling penting sebelum Anda dapat merancang strategi yang efektif untuk mengendalikannya. Untuk memahaminya secara menyeluruh, mari kita bedah satu per satu komponen utama yang membentuk holding cost.

      Dengan memecah holding cost ke dalam beberapa kategori utama, Anda dapat melakukan analisis yang lebih terperinci untuk mengidentifikasi pos pengeluaran mana yang paling dominan dan memiliki potensi terbesar untuk dioptimalkan. Analisis ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang di mana letak inefisiensi dalam operasional Anda, apakah itu pada manajemen modal, pemanfaatan ruang gudang, mitigasi risiko, atau proses administrasi. Pemahaman yang komprehensif ini akan menjadi dasar yang kuat untuk implementasi perbaikan yang terarah dan berdampak positif bagi profitabilitas perusahaan.

      A. Biaya modal (Capital costs)

      Ini adalah komponen terbesar dan yang paling sering diabaikan dalam holding cost, mencakup semua biaya yang terkait dengan modal yang terinvestasi dalam inventaris. Biaya modal terdiri dari biaya peluang (opportunity cost), yaitu potensi keuntungan yang hilang karena uang tersebut tidak diinvestasikan di tempat lain yang lebih produktif, seperti pengembangan produk baru atau investasi keuangan. Selain itu, jika pembelian inventaris dibiayai melalui pinjaman, maka bunga pinjaman yang harus dibayarkan juga termasuk dalam komponen biaya modal ini.

      B. Biaya layanan & ruang penyimpanan (Storage space & service costs)

      Komponen ini mencakup semua biaya yang secara langsung berkaitan dengan fasilitas fisik tempat inventaris disimpan. Biaya utamanya adalah sewa atau depresiasi gudang, namun juga termasuk berbagai pengeluaran pendukung seperti biaya utilitas (listrik untuk penerangan dan pendingin udara), pajak properti, serta biaya asuransi untuk melindungi aset dari kebakaran atau bencana lainnya. Selain itu, biaya tenaga kerja untuk staf gudang, seperti petugas keamanan, operator forklift, dan staf administrasi, juga merupakan bagian integral dari komponen biaya penyimpanan ini.

      C. Biaya risiko persediaan (Inventory risk costs)

      Komponen ini mencakup semua potensi kerugian finansial yang timbul dari penyimpanan inventaris dalam jangka waktu tertentu. Salah satu risiko terbesar adalah keusangan (obsolescence), di mana produk menjadi tidak relevan atau ketinggalan zaman, sehingga nilainya menurun drastis atau bahkan tidak bisa dijual sama sekali. Selain itu, ada pula risiko penyusutan (shrinkage) yang disebabkan oleh pencurian, penipuan administratif, atau kerusakan fisik barang selama proses penyimpanan dan penanganan di dalam gudang.

      D. Biaya administrasi dan operasional

      Ini adalah biaya yang terkait dengan pengelolaan dan pemantauan inventaris, yang sering kali melibatkan baik tenaga kerja maupun teknologi. Biaya ini mencakup gaji staf yang bertanggung jawab untuk melakukan penghitungan stok fisik (stock opname) secara berkala, serta biaya yang terkait dengan penggunaan perangkat lunak manajemen inventaris atau sistem ERP. Proses audit internal dan eksternal yang berkaitan dengan verifikasi nilai persediaan juga menambah beban biaya administrasi yang harus diperhitungkan dalam total holding cost.

      Rumus dan Cara Menghitung Holding Cost dengan Akurat

      Setelah memahami berbagai komponen yang membentuk holding cost, langkah selanjutnya adalah menerjemahkan konsep tersebut ke dalam angka yang dapat diukur. Meskipun terlihat rumit, perhitungan holding cost dapat distandarisasi menggunakan formula yang relatif sederhana, memungkinkan Anda untuk mendapatkan gambaran kuantitatif tentang seberapa besar biaya yang Anda tanggung. Ada dua pendekatan umum yang bisa digunakan, yaitu menghitung total biaya dalam nilai mata uang atau menyatakannya sebagai persentase dari nilai total inventaris Anda. Berikut adalah rumus dasar beserta contoh praktis untuk menghitungnya.

      Menerapkan rumus ini secara rutin, misalnya setiap kuartal atau setiap tahun, akan memberikan Anda tolok ukur yang konsisten untuk mengevaluasi efektivitas strategi manajemen inventaris Anda dari waktu ke waktu. Dengan data historis yang terkumpul, Anda dapat melacak tren, mengidentifikasi anomali, dan membuat proyeksi yang lebih akurat untuk perencanaan di masa depan. Perhitungan yang akurat dan konsisten adalah fondasi dari manajemen biaya yang proaktif, memungkinkan Anda untuk mengambil tindakan korektif sebelum masalah kecil berkembang menjadi beban finansial yang besar.

      A. Rumus dasar holding cost

      Secara umum, holding cost dihitung dengan menjumlahkan semua komponen biaya yang telah kita bahas sebelumnya, kemudian hasilnya dapat dinyatakan sebagai persentase dari nilai rata-rata inventaris. Formula ini memberikan gambaran yang jelas tentang berapa biaya yang Anda keluarkan untuk setiap rupiah nilai inventaris yang Anda simpan. Menurut Investopedia, rumus ini merupakan standar dalam akuntansi biaya.

      Holding Cost (%) = (Total Biaya Komponen / Nilai Rata-rata Inventaris) x 100%

      di mana:

      • Total Biaya Komponen = Biaya Modal + Biaya Penyimpanan + Biaya Risiko + Biaya Administrasi.
      • Nilai Rata-rata Inventaris = (Nilai Inventaris Awal + Nilai Inventaris Akhir) / 2.

      B. Contoh studi kasus perhitungan

      Mari kita ambil contoh sebuah perusahaan retail, “PT Mode Abadi,” untuk mempraktikkan perhitungan ini. PT Mode Abadi ingin menghitung holding cost tahunannya dengan data sebagai berikut:

      • Biaya Modal (bunga pinjaman + opportunity cost): Rp150.000.000
      • Biaya Penyimpanan (sewa gudang, gaji, utilitas): Rp200.000.000
      • Biaya Risiko (kerusakan, keusangan): Rp50.000.000
      • Biaya Administrasi (software, audit): Rp25.000.000
      • Nilai Inventaris Awal Tahun: Rp1.800.000.000
      • Nilai Inventaris Akhir Tahun: Rp2.200.000.000

      Langkah 1: Hitung Total Biaya Komponen
      Total Biaya = 150.000.000 + 200.000.000 + 50.000.000 + 25.000.000 = Rp425.000.000

      Langkah 2: Hitung Nilai Rata-rata Inventaris
      Nilai Rata-rata = (1.800.000.000 + 2.200.000.000) / 2 = Rp2.000.000.000

      Langkah 3: Hitung Holding Cost Percentage
      Holding Cost (%) = (425.000.000 / 2.000.000.000) x 100% = 21.25%

      Ini berarti PT Mode Abadi menghabiskan 21.25% dari nilai inventarisnya hanya untuk biaya penyimpanan selama setahun.

      Strategi Efektif untuk Mengurangi Holding Cost

      Mengetahui angka holding cost Anda adalah langkah pertama, namun tindakan nyata terletak pada bagaimana Anda menguranginya. Tujuannya bukanlah untuk menghilangkan inventaris sama sekali, karena itu tidak realistis, melainkan untuk mengoptimalkan levelnya agar biaya penyimpanan menjadi seminimal mungkin tanpa mengorbankan ketersediaan produk dan kepuasan pelanggan. Implementasi strategi yang tepat dapat secara dramatis mengurangi beban biaya ini dan secara langsung meningkatkan profitabilitas. Berikut adalah beberapa strategi konkret yang dapat diimplementasikan, mulai dari perubahan proses hingga pemanfaatan teknologi canggih.

      Setiap strategi ini memiliki potensi untuk memberikan dampak positif, namun kekuatan terbesar terletak pada pendekatan yang terintegrasi. Menggabungkan beberapa metode secara bersamaan akan menciptakan efek sinergis yang jauh lebih kuat daripada menjalankannya secara terpisah. Kunci utamanya adalah visibilitas data yang akurat dan real-time di seluruh rantai pasok, yang memungkinkan setiap keputusan, mulai dari pembelian hingga penjualan, dibuat berdasarkan informasi yang paling mutakhir. Penggunaan software stok barang modern menjadi sangat krusial dalam hal ini.

      A. Implementasi manajemen inventaris Just-in-Time (JIT)

      Metode JIT bertujuan untuk meminimalkan inventaris dengan cara memesan dan menerima barang dari pemasok hanya pada saat barang tersebut dibutuhkan untuk proses produksi atau untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dengan mengurangi jumlah stok yang disimpan di gudang, perusahaan dapat secara signifikan memangkas biaya modal, biaya sewa gudang, dan risiko kerusakan. Meskipun demikian, strategi ini memerlukan koordinasi yang sangat erat dengan pemasok dan sistem logistik yang andal untuk menghindari risiko kehabisan stok (stockout).

      B. Optimalisasi demand forecasting

      Salah satu penyebab utama tingginya holding cost adalah kelebihan stok (overstocking) yang timbul dari perkiraan permintaan yang tidak akurat. Dengan menggunakan data penjualan historis, tren pasar, dan analisis prediktif, perusahaan dapat membuat peramalan permintaan yang jauh lebih akurat. Hal ini memungkinkan tim pengadaan untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat, menghindari penumpukan barang yang tidak perlu di gudang dan mengurangi modal yang terikat.

      C. Manfaatkan teknologi automasi gudang

      Teknologi seperti Warehouse Management System (WMS) dapat membantu mengoptimalkan tata letak gudang dan alur kerja, sehingga mempercepat proses put-away (penyimpanan) dan picking (pengambilan) barang. Efisiensi ini tidak hanya mengurangi biaya tenaga kerja per unit, tetapi juga mempercepat perputaran inventaris secara keseluruhan. Penggunaan barcode atau RFID juga dapat meningkatkan akurasi data stok secara real-time, mengurangi kebutuhan akan penghitungan manual yang memakan waktu dan biaya.

      D. Mengintegrasikan sistem dengan Software ERP Terpusat

      Strategi yang paling fundamental dan berdampak luas adalah mengintegrasikan semua proses manajemen inventaris ke dalam satu platform terpusat seperti Software ERP dari HashMicro. Sistem ERP menyediakan visibilitas 360 derajat atas seluruh rantai pasok, menghubungkan data penjualan, tingkat persediaan di berbagai lokasi, dan proses pengadaan secara real-time. Dengan data yang terintegrasi, fitur demand forecasting menjadi lebih akurat, proses pemesanan ulang dapat diotomatisasi, dan manajer dapat membuat keputusan berbasis data untuk menjaga tingkat stok pada level paling efisien, yang pada akhirnya secara drastis menekan holding cost.

      download skema harga software erp
      download skema harga software erp

      Dampak Holding Cost yang Tinggi terhadap Kesehatan Finansial Perusahaan

      Holding cost yang tinggi bukanlah sekadar angka dalam laporan keuangan, melainkan sebuah sinyal bahaya yang menunjukkan adanya inefisiensi fundamental dalam operasional perusahaan. Dampaknya merambat ke berbagai aspek bisnis, secara langsung menggerus profitabilitas dan secara tidak langsung melemahkan kemampuan perusahaan untuk bersaing dan bertumbuh. Mengabaikan dampak ini dapat menyebabkan masalah finansial yang serius dalam jangka panjang, bahkan ketika angka penjualan terlihat sehat. Hal ini sejalan dengan analisis dari Harvard Business Review yang menyoroti bagaimana kelebihan inventaris dapat menyembunyikan masalah operasional lainnya.

      Lebih jauh lagi, dampak negatif ini bersifat siklikal, di mana arus kas yang lemah akibat holding cost tinggi akan menghambat investasi pada teknologi atau proses yang sebenarnya dapat mengurangi biaya tersebut. Ini menciptakan sebuah lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan tanpa adanya intervensi strategis yang sadar dan terencana. Oleh karena itu, memandang holding cost sebagai prioritas utama dalam manajemen operasional adalah langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan dan kesehatan finansial perusahaan di masa depan.

      Optimalkan Manajemen Inventaris Anda dengan Solusi dari HashMicro

      HashMicro menyediakan sistem ERP terintegrasi yang dirancang khusus untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan proses bisnis, termasuk pengelolaan inventaris yang kompleks. Dengan solusi yang komprehensif, perusahaan dapat mengatasi tantangan seperti holding cost yang tinggi, kesalahan data manual akibat proses yang tidak terintegrasi, dan kesulitan dalam melacak pergerakan stok secara real-time.

      Melalui software inventory yang canggih, perusahaan dapat memproses data persediaan lebih cepat, mengurangi human error, serta mendapatkan visibilitas data yang akurat di berbagai lokasi gudang. Sistem ini dilengkapi dengan fitur otomasi untuk peramalan permintaan, manajemen stok minimum, dan pelacakan barang dengan RFID atau barcode, memastikan setiap item inventaris dikelola secara optimal.

      Sistem HashMicro dirancang dengan integrasi penuh antar modul, sehingga data dari departemen inventaris, akuntansi, pembelian, dan penjualan dapat saling terhubung. Hal ini memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh operasional bisnis dan memastikan setiap keputusan terkait manajemen stok didasarkan pada informasi yang akurat dan terkini, yang pada akhirnya menekan biaya dan meningkatkan profit.

      Fitur Software Inventory HashMicro:

      • Stock Forecasting: Membantu merencanakan persediaan secara lebih akurat berdasarkan analisis data permintaan historis untuk menghindari overstock dan stockout.
      • Fast Moving, Slow Moving Stocks Analysis: Menyediakan analisis mendalam untuk mengidentifikasi produk dengan perputaran cepat dan lambat, memungkinkan pengambilan keputusan strategis untuk promosi atau likuidasi.
      • RFID Warehouse Rack Stock In-Out Automation: Mengotomatiskan proses pelacakan pergerakan stok masuk dan keluar di gudang menggunakan teknologi RFID, meningkatkan akurasi dan efisiensi operasional.
      • Stock Reservations and Reporting: Memungkinkan alokasi stok sementara untuk pesanan pelanggan dan menyediakan laporan terperinci untuk manajemen inventaris yang lebih efisien.
      • Multi-UOM Management: Mendukung penggunaan beberapa satuan ukuran untuk satu produk, memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan stok, penjualan, dan pembelian.

      Dengan HashMicro, perusahaan Anda dapat meningkatkan efisiensi operasional, transparansi data, dan otomatisasi proses manajemen inventaris. Untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda secara nyata, jangan ragu untuk mencoba demo gratisnya sekarang juga.

      Kesimpulan

      Holding cost bukan sekadar biaya operasional, melainkan cerminan efisiensi rantai pasok dan kesehatan finansial bisnis. Memahaminya membantu perusahaan mengendalikan pengeluaran, meningkatkan likuiditas, dan memperkuat profitabilitas jangka panjang.

      Mengelola holding cost secara manual di era bisnis modern sangat berisiko dan memakan waktu. Di sinilah Software Inventory HashMicro hadir untuk memberikan visibilitas, akurasi, dan otomatisasi penuh dalam pengelolaan stok.

      Dengan sistem terintegrasi ini, Anda dapat menekan biaya penyimpanan, mempercepat perputaran stok, dan mengoptimalkan keputusan berbasis data. Coba demo gratisnya sekarang dan rasakan bagaimana HashMicro membantu bisnis Anda menjadi lebih efisien dan menguntungkan.

      DemoGratis

      Pertanyaan Seputar Holding Cost

      • Berapa persentase holding cost yang dianggap ideal?

        Persentase holding cost yang ideal sangat bervariasi tergantung pada industri, namun umumnya berada di kisaran 15% hingga 30% dari nilai inventaris tahunan. Industri dengan produk yang cepat usang atau mudah rusak cenderung memiliki persentase yang lebih tinggi.

      • Apa perbedaan utama antara holding cost dan ordering cost?

        Holding cost adalah biaya untuk menyimpan inventaris, sementara ordering cost adalah biaya yang terkait dengan proses pemesanan dan penerimaan inventaris. Keduanya memiliki hubungan terbalik, di mana memesan dalam jumlah besar untuk mengurangi ordering cost akan meningkatkan holding cost.

      • Departemen mana yang paling bertanggung jawab atas pengelolaan holding cost?

        Pengelolaan holding cost adalah tanggung jawab lintas fungsional yang melibatkan departemen gudang, pengadaan (procurement), dan keuangan. Kolaborasi antar departemen ini sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

      • Apakah mungkin untuk menekan holding cost hingga nol?

        Secara teoretis, tidak mungkin menekan holding cost hingga nol karena itu berarti tidak memiliki inventaris sama sekali. Memiliki stok pengaman (safety stock) tetap penting untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan. Tujuannya adalah mencapai level inventaris yang paling optimal

      • Apakah mungkin untuk menekan holding cost hingga nol?

        Secara teoretis, tidak mungkin menekan holding cost hingga nol karena itu berarti tidak memiliki inventaris sama sekali. Memiliki stok pengaman (safety stock) tetap penting untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan. Tujuannya adalah mencapai level inventaris yang paling optimal

      • Seberapa sering perusahaan harus menghitung holding cost?

        Frekuensi ideal untuk menghitung holding cost adalah setidaknya setahun sekali untuk pelaporan keuangan. Namun, untuk pemantauan operasional, banyak perusahaan meninjaunya setiap kuartal atau bulan agar dapat lebih cepat mengambil tindakan korektif

         

      Jessica Wijaya

      Senior Content Writer

      Selama lebih dari 5 tahun sebagai Senior Content Writer, Jessica telah menulis topik yang mengulas tentang bidang inventory dan warehouse management. Keahliannya mencakup penulisan artikel manajemen stok dan persediaan, perencanaan kebutuhan, multi-warehouse management, dan integrasi sistem digital untuk pengelolaan barang.

      Anandia Denisha, MBA

      Regional Manager

      Expert Reviewer

      Anandia adalah seorang praktisi dengan gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara, serta memiliki kemampuan kuat dalam strategi bisnis dan manajemen pemasaran. Pengalaman lebih dari lima tahun di bidang marketing telah membentuk keahliannya dalam pengembangan strategi pemasaran, analisis pasar, dan pengelolaan tim lintas wilayah. Perjalanan karirnya di industri teknologi dan software enterprise memperkuat kemampuannya dalam memahami kebutuhan pelanggan B2B, mengelola kampanye pemasaran digital, serta mengoptimalkan performa tim untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      TINGGALKAN KOMENTAR

      Silakan masukkan komentar anda!
      Silakan masukkan nama Anda di sini

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!