Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Jadwalkan Demo Sekarang!

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

Daftar Isi

    Artikel Terkait:

    Artikel Terkait

    Apa Itu GHG Protocol? Pengertian, Tujuan, dan Jenis Emisi

    Di era bisnis yang makin menuntut transparansi lingkungan, GHG Protocol menjadi acuan penting bagi perusahaan yang ingin bertanggung jawab atas jejak karbon mereka. Standar ini berperan strategis dalam menjaga kredibilitas perusahaan sekaligus mendorong penerapan praktik bisnis yang berkelanjutan.

    Banyak organisasi mulai menyadari bahwa pelaporan emisi tidak hanya menyangkut kepatuhan regulasi, tapi juga merupakan bagian dari reputasi perusahaan di mata investor, konsumen, dan mitra bisnis. Semakin akurat data emisi yang disampaikan, semakin kuat posisi perusahaan dalam peta bisnis global.

    Karena itu, memahami GHG Protocol secara menyeluruh menjadi langkah awal yang penting. Bukan hanya untuk memenuhi kewajiban, tetapi juga untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih sadar lingkungan.

    Mari pahami lebih dalam tentang GHG Protocol, jenis-jenis emisinya, dan bagaimana sistem ERP HashMicro dapat membantu Anda mengelolanya secara efisien.

    Key Takeaways

    • GHG Protocol adalah standar global untuk menghitung dan melaporkan emisi gas rumah kaca secara sistematis.
    • GHG Protocol bertujuan membantu organisasi mengukur, melaporkan, dan mengelola emisi secara akurat untuk mendukung aksi iklim global.
    • GHG Protocol terdiri dari berbagai standar yang membantu organisasi, kota, dan pemerintah menghitung, melaporkan, serta mengelola emisi gas rumah kaca sesuai konteks dan tujuan masing-masing.
    • HashMicro ERP memudahkan pelaporan emisi sesuai GHG Protocol dengan sistem terintegrasi dan otomatis.
      Klik untuk Demo Gratis!

    DemoGratis

    Daftar Isi:

      Daftar Isi

        Apa itu GHG Protocol?

        GHG Protocol atau Greenhouse Gas Protocol adalah standar internasional yang digunakan untuk menghitung dan melaporkan emisi gas rumah kaca dari berbagai aktivitas organisasi. Standar ini dikembangkan oleh World Resources Institute (WRI) dan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).

        GHG Protocol menyediakan kerangka kerja terstruktur agar perusahaan dapat mengidentifikasi, mengelompokkan, dan mengukur emisi mereka secara akurat. Standar ini telah diadopsi secara luas oleh berbagai sektor industri dan menjadi acuan utama dalam pelaporan keberlanjutan dan pelaksanaan target net-zero.

        Selain itu, protokol ini juga berperan penting dalam membentuk ESG strategy perusahaan, khususnya dalam aspek lingkungan. Dengan data emisi yang terstandarisasi, perusahaan dapat membangun strategi yang lebih terukur dan kredibel untuk meningkatkan kinerja lingkungan mereka secara keseluruhan.

        Tujuan GHG Protocol

        GHG Protocol bertujuan untuk menyediakan pedoman standar yang dapat digunakan organisasi dalam mengukur dan melaporkan emisi gas rumah kaca secara akurat. Standar ini membuat proses pelaporan menjadi lebih konsisten, kredibel, dan dapat dibandingkan secara global.

        Protokol ini membantu perusahaan memahami sumber utama emisinya dan menyusun strategi mitigasi yang lebih tepat sasaran. Tujuan akhirnya adalah mendorong praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan serta mendukung upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

        Jenis Emisi dalam GHG Protocol

        Dalam GHG Protocol, emisi gas rumah kaca dikategorikan ke dalam tiga kelompok utama yang disebut scope. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan sumber emisi berdasarkan tingkat kendali dan hubungan organisasi terhadap aktivitas penyebab emisi tersebut. Berikut adalah tiga jenis emisi dalam GHG Protocol:

        Scope 1: Emisi langsung

        Emisi yang berasal langsung dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan. Contohnya termasuk pembakaran bahan bakar di kendaraan operasional, emisi dari proses industri, atau penggunaan generator berbahan bakar fosil di lokasi perusahaan.

        Scope 2: Emisi tidak langsung dari energi yang perusahaan beli

        Scope ini mencakup emisi tidak langsung yang berasal dari produksi energi listrik, panas, atau pendingin yang perusahaan beli. Meskipun emisi ini terjadi di fasilitas pihak ketiga (penyedia energi), penggunaannya tetap menjadi tanggung jawab pelapor.

        Scope 3: Emisi tidak langsung lainnya

        Scope 3 mencakup semua emisi tidak langsung lainnya yang terjadi di sepanjang rantai nilai perusahaan. Contohnya termasuk emisi dari transportasi barang, perjalanan bisnis, penggunaan produk oleh konsumen, hingga limbah yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan namun tidak secara langsung dikendalikan.

        Pemantauan emisi Scope 3 secara cermat dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan ESG score perusahaan dan reputasi keberlanjutan jangka panjang.

        Standar dalam GHG Protocol

        standar dalam GHG ProtocolGHG Protocol menyediakan serangkaian standar yang yang mendukung organisasi, kota, dan pemerintah dalam menghitung, melaporkan, dan mengelola emisi gas rumah kaca secara sistematis. Setiap standar memiliki fokus dan tujuan spesifik, mulai dari pelaporan korporat hingga jejak karbon produk dan rantai pasok.

        Berikut adalah standar dalam GHG Protocol:

        1. Corporate standard

        Perusahaan menggunakan standar ini untuk menghitung dan melaporkan total emisi GHG dari seluruh operasional mereka. Mencakup emisi langsung (Scope 1) dari sumber milik atau yang dikendalikan, serta emisi tidak langsung dari konsumsi listrik, uap, panas, atau pendingin yang perusahaan beli (Scope 2).

        Standar ini membentuk fondasi utama dalam pelaporan lingkungan korporat karena kompatibel dengan berbagai kerangka kerja seperti CDP, ISO 14064, dan GRI. Banyak perusahaan multinasional menjadikannya sebagai acuan utama dalam strategi keberlanjutan mereka.

        2. GHG protocol for cities

        Pemerintah kota dan otoritas daerah memakai standar ini untuk menyusun inventarisasi emisi berbasis komunitas. Mereka menghitung emisi dari berbagai sektor, seperti energi bangunan, transportasi, limbah, air limbah, dan industri lokal.

        Standar ini memungkinkan kota membangun data emisi yang akurat, membandingkan performa antarkota, dan menyusun kebijakan berbasis bukti untuk mendukung target pembangunan rendah karbon atau net-zero.

        3. Mitigation goal standard

        Pemerintah atau organisasi yang menetapkan target pengurangan emisi memakai standar ini untuk merancang, melacak, dan melaporkan kemajuan terhadap target tersebut. Melalui standar ini, pemerintah atau organisasi bisa memantau apakah strategi mitigasi berjalan sesuai rencana dan berdampak nyata.

        Standar ini memberikan panduan untuk membandingkan capaian aktual dengan target secara transparan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

        4. Corporate value chain (scope 3) standard

        Berfokus pada emisi tidak langsung dalam rantai pasok dan distribusi, seperti dari aktivitas pemasok, pelanggan, hingga limbah produk. Scope 3 sering kali menyumbang porsi terbesar dari total emisi organisasi. Standar ini membantu perusahaan menemukan area tersembunyi dengan potensi pengurangan emisi yang signifikan.

        Penggunaan ESG software juga dapat membantu perusahaan mengumpulkan, melacak, dan menganalisis data Scope 3 secara lebih efisien dan terstruktur.

        5. Policy and action standard

        Pemerintah atau organisasi menggunakan standar ini untuk mengukur dampak spesifik dari kebijakan atau aksi terhadap penurunan emisi GHG. Organisasi dapat menganalisis regulasi, insentif, program efisiensi energi, atau tindakan lainnya secara kuantitatif.

        Lembaga publik dan swasta dapat mengevaluasi efektivitas kebijakan sebelum dan sesudah pelaksanaan, serta menyusun laporan dampak kebijakan yang kredibel dan terukur.

        6. Product standard

        Perusahaan yang ingin menilai emisi dari produk mereka secara menyeluruh menerapkan standar ini. Perusahaan menghitung jejak karbon produk dari tahap ekstraksi bahan baku, produksi, distribusi, penggunaan oleh konsumen, hingga akhir masa pakai.

        Standar ini memungkinkan perusahaan merancang produk yang lebih ramah lingkungan, mengkomunikasikan performa lingkungan produk secara transparan, dan memberikan nilai tambah pada aspek keberlanjutan.

        7. Project protocol

        Organisasi yang menjalankan proyek mitigasi iklim, seperti instalasi energi terbarukan atau efisiensi energi di gedung, menggunakan standar ini untuk menghitung dampak pengurangan emisinya.

        Standar ini memungkinkan mereka membuktikan bahwa proyek yang dilakukan memberikan manfaat iklim yang nyata, terukur, dan dapat diverifikasi, serta menjadi dasar dalam kredit karbon dan perdagangan emisi.

        Kelola Pelaporan Emisi Lebih Mudah dengan ERP Software dari HashMicro

        erp dashboard hashmicro

        Mengikuti standar GHG Protocol berarti perusahaan Anda perlu mengelola data emisi secara terstruktur, transparan, dan akurat. Namun, tantangan terbesar biasanya terletak pada konsistensi pencatatan, integrasi data dari berbagai divisi, dan kecepatan pelaporan.

        Untuk menjawab kebutuhan ini, HashMicro menyediakan ERP berbasis cloud yang membantu perusahaan menjalankan pelaporan emisi secara lebih efisien. Sistem ini memudahkan pencatatan dan pemantauan emisi, sekaligus menggabungkan data dari operasional, logistik, dan keuangan dalam satu platform.

        Agar Anda dapat memahami manfaat konkretnya, berikut adalah fitur-fitur ERP HashMicro yang mendukung pelaporan emisi dan pengelolaan sumber daya secara lebih efisien:

        • Pelaporan real-time: Dapatkan akses laporan operasional dan keuangan secara cepat dan akurat untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data.
        • Otomatisasi proses bisnis: Permudah alur kerja harian seperti pencatatan transaksi, pelacakan aset, dan pengelolaan stok secara otomatis.
        • Manajemen dokumen digital: Simpan, kelola, dan akses dokumen penting dengan mudah untuk mendukung proses audit dan pelaporan yang transparan.
        • Pemantauan multi-cabang: Pantau operasional seluruh cabang bisnis secara terpusat tanpa kehilangan visibilitas atas masing-masing lokasi.
        • Kustomisasi sistem: Sesuaikan sistem ERP sesuai dengan kebutuhan spesifik industri dan proses bisnis Anda.
        • Keamanan data tingkat lanjut: Lindungi data perusahaan dengan sistem keamanan yang andal dan kontrol akses yang ketat.

        Ingin memastikan strategi pelaporan emisi Anda lebih efektif dan sesuai standar? Coba demo gratis sekarang dan rasakan kemudahan mengelola pelaporan GHG Protocol secara profesional dan terintegrasi.

        Kesimpulan

        GHG Protocol menjadi acuan global yang membantu perusahaan memahami, mengukur, dan melaporkan emisi gas rumah kaca mereka secara terstruktur. Dengan menerapkan standar ini, perusahaan dapat lebih transparan dalam tanggung jawab lingkungannya dan merancang strategi keberlanjutan yang lebih efektif.

        Untuk mendukung pelaporan emisi yang akurat dan efisien, HashMicro menghadirkan solusi ERP berbasis cloud yang terintegrasi dan mudah Anda sesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Sistem ini membantu perusahaan mengelola data emisi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

        Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meningkatkan efisiensi bisnis Anda. Coba demo gratis dan temukan solusi terbaik untuk kebutuhan perusahaan Anda.

        ERP

        Pertanyaan Seputar GHG Protocol

        • Apa perbedaan antara GHG Protocol dan standar pelaporan lainnya seperti ISO 14064 atau SBTi?

          GHG Protocol adalah kerangka dasar global untuk menghitung dan melaporkan emisi, sementara ISO 14064 fokus pada spesifikasi teknis untuk kuantifikasi, verifikasi, dan pelaporan emisi, dan SBTi membimbing perusahaan menetapkan target pengurangan emisi yang konsisten dengan ilmu iklim.

        • Bagaimana cara memulai pelaporan emisi menggunakan GHG Protocol?

          Mulailah dengan mengidentifikasi semua sumber emisi dalam tiga cakupan (Scope 1, 2, dan 3), kumpulkan data aktivitas terkait seperti konsumsi bahan bakar dan listrik, pilih metode perhitungan yang sesuai, lalu susun laporan yang mencakup total emisi dan analisisnya sesuai panduan GHG Protocol.

        • Apa manfaat menggunakan GHG Protocol secara strategis?

          GHG Protocol meningkatkan transparansi, memudahkan kepatuhan regulasi, membangun reputasi keberlanjutan, serta mendukung pengambilan keputusan dan strategi pengurangan emisi yang lebih efektif. 

        ERP

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!