Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Buku Induk Inventaris: Panduan Lengkap Pengelolaan Aset Bisnis 2025

Diterbitkan:

Setiap aset yang dimiliki perusahaan, mulai dari laptop hingga gedung perkantoran, adalah bagian dari kekayaan yang harus dikelola dengan cermat. Sayangnya, banyak bisnis masih kesulitan melacak aset secara akurat, yang berujung pada pemborosan anggaran, risiko kehilangan, hingga kendala saat proses audit. Pengelolaan aset yang tidak terstruktur dapat menghambat pengambilan keputusan strategis dan merugikan kesehatan finansial perusahaan dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan sebuah dokumen fundamental yang disebut buku induk inventaris. Dokumen ini bukan sekadar daftar barang, melainkan sebuah pusat data terpadu yang merangkum seluruh riwayat aset perusahaan secara sistematis. Dengan memiliki catatan yang akurat dan terperinci, Anda dapat memperoleh visibilitas penuh atas semua aset, memastikan kepatuhan, dan mengoptimalkan penggunaannya untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

DemoGratis

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      Key Takeaways

      Klik untuk Demo Gratis!

      Apa Itu Buku Induk Inventaris?

      Buku induk inventaris adalah sebuah catatan komprehensif yang berisi daftar lengkap semua barang atau aset yang dimiliki perusahaan, mencakup detail seperti kode, nama, tanggal perolehan, harga, lokasi, dan kondisi.

      Buku induk inventaris juga berfungsi sebagai sumber utama informasi yang memuat seluruh data barang milik perusahaan atau organisasi.

      Setiap data di dalamnya perlu disusun berdasarkan tanggal penerimaan barang, agar pencatatan tetap teratur dan mudah dilacak.

      Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga konsistensi dan memperbarui data inventaris secara berkala, guna mencegah terjadinya kesalahan atau miskomunikasi dalam pengelolaan aset.

      Barang yang Dicatat dalam Buku Induk Barang Inventaris

      Kira-kira, barang apa saja yang harus dicantumkan di buku induk inventaris?

      Buku induk barang inventaris berfungsi untuk mencatat seluruh aset atau perlengkapan yang dimiliki oleh perusahaan Anda. Artinya, barang-barang yang tercantum di dalamnya bukan milik pribadi, melainkan barang yang dibeli dan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional bisnis.

      Dalam perusahaan, umumnya terdapat dua kategori barang utama, yaitu barang bergerak dan barang tidak bergerak.

      1. Barang Bergerak

      Barang bergerak terbagi menjadi dua jenis:

      • Barang habis pakai, yakni barang yang hanya dapat digunakan sekali, seperti kertas, tinta printer, atau pulpen.
      • Barang tidak habis pakai, yaitu barang yang dapat digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan lama, misalnya meja kerja, mesin printer, atau laptop.

      2. Barang Tidak Bergerak

      Barang tidak bergerak adalah barang yang sulit dipindahkan dan biasanya digunakan dalam jangka panjang. Contohnya meliputi tanah, gedung, pabrik, atau gudang. Barang jenis ini bahkan dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit.

      Dengan demikian, hanya barang bergerak yang tidak habis pakai dan barang tidak bergerak yang perlu dicatat dalam buku induk inventaris perusahaan.

      Mengapa Buku Induk Inventaris Penting untuk Bisnis?

      Berikut adalah empat fungsi utama buku induk inventaris yang perlu Anda ketahui.

      1. Dasar pengambilan keputusan strategis

      Buku induk menyediakan data jumlah, lokasi, kondisi, dan nilai aset. Informasi ini menopang keputusan pembelian/penjualan aset dan alokasi sumber daya yang efisien.

      Tanpa data valid, keputusan menjadi spekulatif dan berisiko bagi kinerja keuangan.

      2. Sebagai dokumentasi aset perusahaan

      Auditor membutuhkan daftar aset yang rapi dan traceable. Pencatatan yang selaras PSAK 16 mempercepat verifikasi dan meningkatkan kredibilitas pelaporan.

      Catat pula bahwa penyusutan aset fiskal mengikuti aturan pajak dan perlu rekonsiliasi dengan pembukuan PSAK.

      3. Optimalisasi aset dan efisiensi anggaran

      Visibilitas lokasi, status, dan penanggung jawab aset mencegah pembelian ganda. Riwayat pemeliharaan mendukung preventive maintenance, memperpanjang umur manfaat, dan menekan biaya perbaikan.

      4. Pencegahan kehilangan dan penyalahgunaan

      Kode aset unik, asset tagging (misalnya barcode/RFID), dan penanggung jawab yang jelas membuat stock opname lebih cepat dan selisih mudah ditelusuri. Temuan anomali bisa segera diinvestigasi sehingga keamanan aset lebih terjamin.

      Komponen Wajib dalam Buku Induk Inventaris

      Buku induk inventaris difokuskan pada barang tidak habis pakai yang digunakan jangka panjang. Berikut adalah komponen yang biasanya tercantum di dalamnya.

      1. Data identitas barang: Gunakan kode inventaris unik (tag/barcode/RFID), nama, merek/tipe, spesifikasi, nomor seri, dan asset class agar pelacakan sepanjang umur pakai konsisten.
      2. Data perolehan aset: Catat tanggal perolehan, nilai perolehan, sumber dana (tunai/kredit/hibah), vendor, serta referensi PO/Invoice untuk keperluan audit dan rekonsiliasi laporan keuangan.
      3. Data kondisi, lokasi, dan akuntabilitas: Sertakan kondisi terkini, lokasi detail (gedung/lantai/ruang), cost center/departemen, dan PIC agar kontrol fisik, distribusi penggunaan, dan stock opname efisien.
      4. Metadata depresiasi (bila diterapkan di buku induk): Cantumkan tanggal mulai depresiasi (in-service), metode, masa manfaat, nilai residu, perbedaan buku vs fiskal, dan akun GL. Akumulasi depresiasi biasanya dikelola di subledger Fixed Asset dan direkonsiliasi secara berkala.
      download skema harga software erp
      download skema harga software erp

      Cara Membuat Buku Induk Inventaris: Manual vs Digital

      Pembuatan dan pengelolaan buku induk inventaris dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu manual dan digital.

      Pilihan metode sering kali bergantung pada skala bisnis, jumlah aset yang dimiliki, dan tingkat kompleksitas operasional yang dihadapi oleh perusahaan Anda.

      1. Metode manual (menggunakan spreadsheet)

      Untuk bisnis skala kecil dengan jumlah aset yang masih terbatas, penggunaan spreadsheet mungkin lebih cepat. Cara membuatnya pun sederhana, seperti berikut.

      1. No (Nomor Urut): Isi berurutan sesuai entri. Praktik bagus: gunakan auto-number di sheet, jangan manual.
      2. Tanggal Pembukuan: Tanggal pencatatan di buku induk (bisa beda dengan tanggal barang diterima). Jika berbeda, tulis tanggal penyerahan di kolom dokumen.
      3. Kode Barang: Pakai kode inventaris unik (barcode/RFID kalau ada). Konsisten dengan pola perusahaan (mis. LAB-001, IT-LTP-023).
      4. Nama Barang: Gunakan nama baku dan ringkas, misalnya ‘Mikroskop Digital’, ‘Laptop 14-inch’.
      5. Keterangan (Merek/Ukuran): Tulis merek/tipe/ukuran atau spesifikasi singkat yang membedakan unit (contohnya Nikon Eclipse E200; 2 PK; 1 TB SSD).
      6. Kuantitas: Jumlah unit dengan spesifikasi identik. Jika ada unit berbeda spesifikasi, maka buat baris terpisah.
      7. Tahun Pembuatan: Tahun produksi/diadakan di dokumen (boleh isi ‘—’ jika tidak tersedia dan jelaskan di Ket.).
      8. Asal Barang: Pilih: Anggaran/Pembelian, Hibah, Sewa/Guna pakai, Produksi internal. Tambahkan vendor di kolom dokumen bila perlu.
      9. Kelengkapan Dokumen & Tanggal Penyerahan: Cantumkan PO/Invoice/BAST/garansi/manual + tanggal penyerahan/diterima. Contoh: PO#1142; Invoice#INV-88; BAST 12/10/2025; Garansi s.d. 12/10/2027.
      10. Keadaan Barang: Anda bisa menulis ‘Baik / Rusak ringan / Rusak berat / Baru diterima’ dengan catatan singkat dari inspeksi.
      11. Harga (Rp): Nilai perolehan per item (atau total jika 1 baris = beberapa unit identik). Jika total, beri catatan di Ket.
      12. Ket. (Keterangan): Catat hal khusus: penanggung jawab (PIC), lokasi spesifik, garansi, atau catatan selisih.

      2. Menggunakan software inventaris

      Bisnis yang sedang berkembang atau berskala besar sangat disarankan untuk beralih ke metode digital seperti software manajemen inventaris. Secara umum, begini langkahnya.

      1. Siapkan master data dan kebijakan perusahaan

      Tetapkan format kode aset (misalnya LAB-001 atau IT-LTP-023), kategori aset (asset class), ambang kapitalisasi (capitalization threshold), serta umur manfaat untuk tiap kategori. Sertakan juga struktur lokasi (gedung, lantai, ruang) dan cost center atau departemen terkait.

      2. Atur pengguna dan peran akses (role)

      Buat akun dengan hak akses berbeda, seperti Admin, Petugas Inventaris, dan Auditor/Viewer. Aktifkan alur persetujuan (approval workflow) untuk perubahan data penting, seperti nilai, lokasi, atau penghapusan aset.

      3. Registrasi atau impor data aset

      Impor data menggunakan file CSV atau Excel yang berisi kode, nama, merek/tipe, spesifikasi atau nomor seri, tanggal dan nilai perolehan, vendor, nomor PO/Invoice, lokasi, dan penanggung jawab (PIC).

      Gunakan template impor bawaan software agar kolom sesuai sistem.

      4. Lakukan penandaan fisik aset (tagging)

      Cetak dan pasang tag barcode, QR code, atau RFID pada setiap aset. Lalu, pindai tag tersebut untuk menghubungkan fisik barang dengan kartu aset digital di sistem.

      5. Lengkapi dokumen dan metadata pendukung

      Unggah dokumen seperti BAST, PO/Invoice, kartu garansi, manual, atau sertifikat. Lengkapi pula tanggal penyerahan (in-service date) serta kondisi awal aset pada saat diterima.

      6. Atur metode penyusutan (jika sistem memiliki modul Fixed Asset)

      Tentukan metode penyusutan (garis lurus atau saldo menurun), masa manfaat, nilai residu, serta akun buku besar (GL) yang relevan. Tentukan tanggal mulai penyusutan, dan jika perlu, pisahkan antara perhitungan akuntansi (book value) dan fiskal.

      7. Jadwalkan perawatan dan inspeksi aset

      Buat jadwal preventive maintenance untuk setiap aset atau kategori. Catat seluruh riwayat perawatan dan biaya yang dikeluarkan, lalu atur pengingat otomatis agar inspeksi berikutnya tidak terlewat.

      8. Lakukan stock opname secara berkala

      Jalankan cycle count per lokasi menggunakan pemindaian barcode atau RFID. Rekonsiliasi hasil fisik dengan data sistem untuk menemukan selisih.

      Jika ada aset hilang, berpindah, atau rusak, segera perbarui data lokasi, PIC, atau kondisinya dengan mencatat audit trail.

      9. Pantau laporan dan kontrol aset

      Buat laporan lengkap seperti daftar aset, pergerakan barang, kondisi fisik, umur manfaat, aset yang akan dihapus (disposal), serta rekonsiliasi nilai buku dengan fiskal. Setelah dilakukan pemeriksaan, kunci periode akuntansi (bulanan atau kuartalan).

      Contoh Praktis Buku Induk Inventaris

      contoh buku induk inventaris excel

      Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah contoh format dasar buku induk inventaris yang bisa Anda adaptasi. Perlu diingat, format ini dapat disesuaikan dengan menambahkan kolom lain sesuai kebutuhan spesifik industri atau perusahaan Anda, seperti penanggung jawab atau jadwal pemeliharaan berikutnya.

      Kode Inventaris Nama Barang Spesifikasi Tanggal Perolehan Harga Perolehan (Rp) Lokasi Kondisi Masa Manfaat
      LP-001 Laptop Kerja Dell Latitude 5420, Core i5, 16GB RAM 15/01/2025 15.000.000 Departemen IT Baik 4 Tahun
      KD-012 Kendaraan Operasional Toyota Avanza 1.5 G 20/02/2025 250.000.000 Parkir Kantor Pusat Baik 8 Tahun
      MK-050 Mesin Fotokopi Canon imageRUNNER 2525 05/03/2025 45.000.000 Lantai 2, Ruang Umum Baik 5 Tahun
      AC-110 Unit AC Daikin 2 PK 10/01/2025 8.000.000 Ruang Meeting A Rusak Ringan 5 Tahun

      Jika Anda ingin mendownload contoh template, berikut kami sediakan buku induk inventaris kosong yang bisa Anda gunakan.

      Contoh Buku Induk Inventaris

      Contoh Kartu Inventaris Barang

      Kelola Buku Induk Lebih Efisien dengan Sistem Inventaris

      inventaris hashmicro

      Seiring bertambahnya jumlah aset dan meningkatnya kompleksitas operasional, bisnis membutuhkan sistem inventaris yang mampu bekerja lebih cepat, akurat, dan terintegrasi. HashMicro hadir sebagai solusi digital yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan dari berbagai skala mengelola aset dan stok dengan lebih mudah.

      Dengan sistem inventaris HashMicro, Anda bisa memantau seluruh data inventaris secara real-time, mulai dari stok barang, kondisi aset, hingga penyusutan. Proses yang biasanya memakan banyak waktu dan rentan human error dapat diotomatisasi sepenuhnya. Coba demo gratis sekarang juga.

      Berikut adalah fitur utama sistem inventaris HashMicro:

      • Stock management: Mencatat setiap item dengan kode inventaris unik sehingga stok masuk dan keluar tercatat secara akurat.
      • Order management: Menghubungkan kode inventaris dengan pesanan, memudahkan pelacakan barang yang terjual.
      • Analisis fast & slow moving stock: Memantau pergerakan produk berdasarkan kode inventaris untuk keputusan pengadaan yang lebih tepat.
      • Stock reservations & reporting: Menyediakan laporan lengkap stok dan alokasi barang per kode inventaris.
      • Stock optimizer per warehouse: Menyusun barang sesuai kode inventaris agar penempatan di gudang lebih efisien.
      • Demand forecasting: Membantu merencanakan kebutuhan stok berdasarkan data kode inventaris dan riwayat penjualan.

      Kesimpulan

      Pengelolaan buku induk inventaris bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan fondasi penting untuk menjaga kesehatan operasional dan finansial bisnis. Dengan catatan yang rapi, akurat, dan terstruktur, perusahaan dapat melacak aset secara menyeluruh, mulai dari nilai, kondisi, hingga masa pakainya.

      Selain itu, keberadaan buku induk inventaris yang terkelola dengan baik akan mempercepat proses audit hingga memperkuat kepercayaan stakeholder. Data yang valid juga menjadi dasar utama bagi manajemen untuk merumuskan strategi pengembangan yang tepat, baik dalam hal pembelian aset baru maupun optimalisasi aset yang sudah ada.

      Untuk mempermudah semua proses tersebut, penggunaan sistem inventaris HashMicro menjadi langkah cerdas bagi bisnis masa kini. Dengan teknologi yang terintegrasi dan otomatis, Anda bisa mengelola inventaris lebih efisien, akurat, dan bebas dari kerumitan manual. Coba demo gratis sekarang juga!

      InventoryManagement

      FAQ Seputar Buku Induk Inventaris

      Jessica Wijaya

      Senior Content Writer

      Selama lebih dari 5 tahun sebagai Senior Content Writer, Jessica telah menulis topik yang mengulas tentang bidang inventory dan warehouse management. Keahliannya mencakup penulisan artikel manajemen stok dan persediaan, perencanaan kebutuhan, multi-warehouse management, dan integrasi sistem digital untuk pengelolaan barang.

      Anandia Denisha, MBA

      Regional Manager

      Expert Reviewer

      Anandia adalah seorang praktisi dengan gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara, serta memiliki kemampuan kuat dalam strategi bisnis dan manajemen pemasaran. Pengalaman lebih dari lima tahun di bidang marketing telah membentuk keahliannya dalam pengembangan strategi pemasaran, analisis pasar, dan pengelolaan tim lintas wilayah. Perjalanan karirnya di industri teknologi dan software enterprise memperkuat kemampuannya dalam memahami kebutuhan pelanggan B2B, mengelola kampanye pemasaran digital, serta mengoptimalkan performa tim untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      TINGGALKAN KOMENTAR

      Silakan masukkan komentar anda!
      Silakan masukkan nama Anda di sini

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!