Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Perlu bantuan atau mau lihat demo singkat dari kami? 😊

Chat di sini, akan langsung terhubung ke WhatsApp tim kami.
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

CNBC Awards

Service Level Agreement (SLA): Kunci Sukses Kemitraan Bisnis

Diterbitkan:

Service Level Agreement menjadi krusial ketika ekspektasi klien tidak terpenuhi dan berpotensi menimbulkan konflik. Tanpa standar layanan yang jelas, hubungan bisnis mudah terganggu dan kepercayaan cepat hilang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Software Procurement HashMicro membantu menyelaraskan harapan kedua pihak melalui pemantauan layanan yang terukur. Teknologi ini membuat proses pengawasan SLA lebih efisien dan transparan.

Artikel ini akan memandu Anda memahami konsep dasar hingga praktik penyusunan SLA yang efektif. Dengan pendekatan yang tepat, SLA dapat menjadi fondasi kemitraan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Key Takeaways

  • Service Level Agreement (SLA) adalah kontrak yang menetapkan standar layanan terukur untuk memastikan kejelasan, akuntabilitas, dan kinerja yang konsisten antara penyedia dan pelanggan.
  • SLA penting karena menetapkan standar layanan yang jelas, meningkatkan kualitas dan akuntabilitas, melindungi kedua pihak, serta memberikan dasar evaluasi kinerja yang objektif.
  • Software Procurement HashMicro membantu mempermudah pemantauan SLA dengan proses yang terpusat, terukur, dan otomatis sehingga standar layanan selalu terpenuhi.

Klik untuk Demo Gratis!

Daftar Isi:

    Daftar Isi

      DemoGratis

      Apa Itu Service Level Agreement (SLA)?

      Pada intinya, Service Level Agreement (SLA) adalah sebuah kontrak yang mendefinisikan tingkat layanan yang diharapkan oleh pelanggan dari penyedia jasa. Dokumen ini mengubah janji-janji abstrak menjadi komitmen yang konkret dan terukur. SLA berfungsi untuk mengukur kinerja, menetapkan tanggung jawab, dan menentukan konsekuensi jika standar tidak terpenuhi.

      Anggap saja SLA sebagai peta jalan untuk hubungan kerja, di mana setiap pihak tahu persis rute yang harus ditempuh. Dokumen ini menghilangkan area abu-abu yang sering menjadi sumber konflik dan kekecewaan. Dengan adanya SLA, diskusi tidak lagi berkisar pada asumsi, tetapi beralih ke data dan fakta yang objektif.

      Mengapa SLA Menjadi Elemen Krusial bagi Bisnis Modern?

      Di era persaingan bisnis yang ketat, SLA bukan lagi sekadar dokumen tambahan, melainkan sebuah kebutuhan mutlak. Tanpa SLA, bisnis beroperasi dalam ketidakpastian yang berisiko tinggi dan dapat merusak reputasi. Mari kita bedah lebih dalam manfaat strategisnya bagi operasional bisnis Anda di tahun 2025.

      SLA berfungsi sebagai tulang punggung operasional yang memastikan semua roda penggerak bisnis berputar sesuai ritme yang diharapkan. Ini adalah instrumen strategis yang fundamental untuk menyelaraskan harapan antara penyedia layanan dan klien. Dengan begitu, kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama tentang standar kinerja dan hasil yang diharapkan.

      1. Menetapkan ekspektasi yang jelas dan terukur

      SLA mengubah janji kualitatif menjadi target kuantitatif yang tidak ambigu, seperti uptime server 99,9% atau waktu respons tiket dukungan maksimal 30 menit. Kejelasan ini memastikan kedua pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai apa yang dianggap layanan yang berhasil. Hal ini secara drastis mengurangi potensi kesalahpahaman dan frustrasi dari ekspektasi yang tidak selaras.

      2. Meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan

      Dengan target kinerja yang jelas, tim internal memiliki standar konkret yang harus mereka penuhi secara konsisten. SLA mendorong budaya keunggulan dan akuntabilitas karena kinerja dapat diukur secara objektif. Ketika kualitas layanan terjaga, hal ini berdampak langsung pada peningkatan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

      3. Melindungi kedua belah pihak secara hukum

      SLA berfungsi sebagai dokumen hukum yang mengikat dan memberikan perlindungan formal bagi semua pihak. Bagi pelanggan, SLA memastikan adanya jalan untuk kompensasi jika layanan di bawah standar yang dijanjikan. Di sisi lain, dokumen ini juga melindungi penyedia layanan dari klaim yang tidak wajar dan di luar lingkup tanggung jawab.

      4. Menjadi dasar evaluasi kinerja vendor

      Bagi perusahaan yang menggunakan jasa dari berbagai vendor, SLA menyediakan alat ukur yang objektif untuk evaluasi kinerja. Data dari pemantauan SLA memungkinkan manajer membuat keputusan berbasis data, seperti melanjutkan kontrak atau mencari penyedia alternatif. Tanpa SLA, evaluasi kinerja vendor seringkali menjadi subjektif dan tidak konsisten.

      5. Meningkatkan komunikasi dan transparansi internal

      Selain untuk hubungan eksternal, SLA juga sangat efektif bila diterapkan secara internal antar departemen, dikenal sebagai Operational Level Agreement (OLA). Misalnya, OLA antara tim pemasaran dan penjualan mendefinisikan kualitas dan kuantitas prospek yang harus diserahkan. Hal ini mendorong transparansi, meningkatkan kolaborasi, dan memastikan setiap departemen bertanggung jawab.

      Komponen Utama yang Wajib Ada dalam Service Level Agreement

      Efektivitas sebuah SLA sangat bergantung pada kelengkapan dan kejelasan komponen di dalamnya. Sebuah SLA yang efektif haruslah komprehensif, merinci setiap aspek penting dari hubungan layanan. Melewatkan salah satu komponen kunci dapat menciptakan celah untuk ambiguitas dan potensi konflik di masa depan.

      Menurut laporan dari Gartner, kejelasan metrik dan konsekuensi adalah dua faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah SLA. Oleh karena itu, penting untuk memastikan setiap elemen disusun dengan cermat. Berikut adalah komponen-komponen esensial yang tidak boleh terlewatkan saat Anda menyusun sebuah dokumen SLA.

      1. Deskripsi layanan (Service Description)

      Bagian ini harus secara spesifik menjelaskan layanan apa yang akan disediakan, termasuk semua fitur dan cakupannya. Penting juga untuk mendefinisikan apa saja yang tidak termasuk dalam layanan untuk menghindari asumsi yang salah. Semakin rinci deskripsi layanan, semakin kecil kemungkinan terjadinya perselisihan mengenai ruang lingkup pekerjaan.

      2. Metrik kinerja dan KPI (Key Performance Indicators)

      Ini adalah jantung dari setiap SLA karena membuat layanan menjadi terukur secara objektif. Metrik yang umum digunakan meliputi ketersediaan layanan (uptime), waktu respons (response time), dan tingkat penyelesaian masalah. Setiap metrik harus memiliki target yang jelas, realistis, dan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

      3. Periode dan waktu layanan

      Komponen ini mendefinisikan durasi kontrak, jam operasional layanan, serta hari-hari di mana layanan tersedia. Kejelasan dalam hal ini sangat penting, terutama untuk layanan dukungan teknis atau pelanggan. Pelanggan perlu tahu kapan mereka dapat mengharapkan respons dan bantuan dari penyedia layanan.

      4. Tanggung jawab pihak terkait

      SLA harus dengan jelas menguraikan kewajiban dari masing-masing pihak, baik penyedia layanan maupun pelanggan. Misalnya, penyedia layanan bertanggung jawab menjaga uptime server, sementara pelanggan bertanggung jawab melaporkan masalah melalui saluran yang ditentukan. Mendefinisikan peran masing-masing akan mendorong kolaborasi yang lebih lancar dan efisien.

      5. Prosedur pelaporan dan eskalasi

      Bagian ini menjelaskan bagaimana kinerja layanan akan dipantau dan dilaporkan, termasuk format dan frekuensi laporan. Selain itu, harus ada jalur eskalasi yang jelas untuk menangani masalah yang tidak terselesaikan. Ini menetapkan siapa yang harus dihubungi dan dalam jangka waktu berapa lama respons harus diberikan.

      6. Klausul penalti dan kompensasi

      Untuk memberikan kekuatan pada SLA, harus ada konsekuensi yang jelas jika penyedia layanan gagal memenuhi metrik. Ini bisa berupa kredit layanan, potongan harga, atau bentuk kompensasi finansial lainnya. Klausul ini memastikan penyedia layanan memiliki insentif kuat untuk menjaga kualitas layanannya.

      7. Ketentuan pembatalan (Termination Clause)

      Komponen ini merinci kondisi di mana salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian sebelum masa kontrak berakhir. Ini biasanya mencakup pelanggaran berat yang berulang atau kegagalan terus-menerus untuk memenuhi standar. Adanya klausul ini memberikan jalan keluar yang jelas dan terstruktur jika kemitraan tidak lagi dapat dipertahankan.

      Mengenal Berbagai Jenis Service Level Agreement

      SLA bukanlah dokumen satu ukuran untuk semua, karena terdapat beberapa jenis yang dirancang untuk skenario bisnis yang berbeda. Memahami jenis-jenis ini akan membantu perusahaan memilih struktur perjanjian yang paling sesuai dengan model bisnis mereka. Berikut adalah tiga jenis utama SLA yang paling umum digunakan di dunia industri saat ini.

      Pemilihan jenis SLA yang tepat sangat bergantung pada sifat layanan, keragaman pelanggan, dan kompleksitas organisasi. Memahami perbedaan di antara ketiganya memungkinkan perusahaan merancang perjanjian yang paling relevan dan efisien. Mari kita lihat lebih dekat masing-masing jenisnya.

      1. Customer-based SLA (SLA Berbasis Pelanggan)

      Jenis SLA ini adalah perjanjian yang dibuat khusus untuk satu pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu. Ini mencakup semua layanan yang mereka gunakan, sehingga sangat personal dan dapat disesuaikan sepenuhnya. Namun, jenis ini menjadi kurang efisien jika penyedia layanan memiliki banyak pelanggan dengan kebutuhan berbeda.

      2. Service-based SLA (SLA Berbasis Layanan)

      Dalam model ini, satu SLA standar berlaku untuk semua pelanggan yang menggunakan layanan yang sama. Misalnya, perusahaan penyedia internet mungkin memiliki satu SLA untuk paket bisnis mereka. Pendekatan ini sangat menyederhanakan proses karena hanya satu dokumen yang perlu dikelola untuk satu jenis layanan.

      3. Multi-level SLA (SLA Multi-Tingkat)

      Jenis ini adalah yang paling kompleks, menggabungkan beberapa tingkatan perjanjian ke dalam satu kerangka kerja. Biasanya terdiri dari tiga tingkatan: Level Korporat (berlaku untuk semua pelanggan), Level Pelanggan (untuk kelompok pelanggan tertentu), dan Level Layanan (untuk layanan spesifik). Ini memberikan fleksibilitas dan detail dalam satu dokumen terpadu.

      4. Internal SLA (Operational Level Agreement – OLA)

      Meskipun sering disebut OLA, ini adalah bentuk SLA yang berlaku di dalam sebuah organisasi antar departemen. OLA menetapkan komitmen layanan dari satu departemen ke departemen lainnya. Tujuannya adalah memastikan setiap bagian dari organisasi bekerja secara sinergis untuk memenuhi SLA eksternal.

      Panduan Praktis Menyusun SLA yang Efektif (Step-by-Step)

      Menyusun SLA dari awal bisa terasa menakutkan, terutama bagi mereka yang belum pernah melakukannya. Namun, dengan pendekatan yang sistematis, prosesnya dapat menjadi jauh lebih mudah dikelola. Panduan ini akan memecah proses penyusunan SLA menjadi langkah-langkah praktis yang dapat diikuti oleh setiap manajer.

      Mengikuti panduan langkah demi langkah berikut akan membantu Anda menciptakan dokumen SLA yang kuat, adil, dan fungsional. Pastikan untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam setiap tahapannya. Dengan begitu, hasil akhirnya akan benar-benar mencerminkan kesepakatan bersama.

      1. Langkah 1: Definisikan tujuan dan ruang lingkup layananLangkah pertama adalah mengadakan pertemuan dengan pemangku kepentingan untuk memahami tujuan dari layanan ini. Buat daftar semua layanan yang akan diberikan, dan yang lebih penting, buat daftar apa saja yang tidak termasuk. Kejelasan di tahap awal ini akan mencegah penambahan lingkup pekerjaan yang tidak terkendali di masa depan.
      2. Langkah 2: Tentukan metrik (KPI) yang relevan dan realistisPilih metrik yang paling mencerminkan kualitas layanan dari sudut pandang pelanggan. Pastikan metrik tersebut dapat diukur secara konsisten dan akurat. Hindari melacak terlalu banyak metrik yang tidak relevan, dan fokus pada 3-5 KPI utama yang benar-benar penting.
      3. Langkah 3: Tetapkan baseline kinerja awalSebelum berkomitmen pada target tertentu, penting untuk mengukur kinerja saat ini untuk menetapkan sebuah baseline. Jika ini adalah layanan baru, jalankan periode uji coba untuk mengumpulkan data kinerja awal. Baseline ini akan menjadi dasar yang realistis untuk menetapkan target KPI dalam SLA.
      4. Langkah 4: Rancang struktur pelaporan dan komunikasiTentukan bagaimana kinerja akan dipantau dan dilaporkan kepada pelanggan, termasuk siapa yang bertanggung jawab dan seberapa sering. Rancang juga alur komunikasi dan eskalasi yang jelas untuk menangani masalah. Pastikan semua pihak tahu siapa yang harus dihubungi ketika terjadi insiden.
      5. Langkah 5: Negosiasikan klausul penalti dan insentifDiskusikan dan sepakati konsekuensi yang adil jika layanan tidak memenuhi standar, seperti kredit layanan atau diskon. Di sisi lain, pertimbangkan juga untuk menambahkan klausul insentif jika penyedia layanan secara konsisten melebihi target. Sistem penghargaan dan konsekuensi akan memotivasi kinerja yang lebih baik.
      6. Langkah 6: Lakukan review dan dapatkan persetujuan hukumSetelah draf SLA selesai, sebarkan kepada semua pemangku kepentingan untuk ditinjau. Setelah semua pihak internal setuju, sangat penting untuk meminta tim hukum meninjau dokumen tersebut. Langkah ini memastikan bahwa perjanjian tersebut kuat secara hukum dan tidak memiliki celah yang merugikan.

      Optimalkan Manajemen SLA dengan Teknologi

      Menyusun SLA hanyalah setengah dari pekerjaan, karena tantangan sebenarnya terletak pada pemantauan dan pengelolaannya. Mengandalkan proses manual dengan spreadsheet sangat tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan. Di sinilah peran teknologi, khususnya sistem manajemen bisnis terpusat, menjadi sangat krusial.

      Mengelola SLA secara manual dapat menyebabkan pelanggaran yang tidak terdeteksi dan merusak hubungan dengan pelanggan. Untuk mengatasi ini, perusahaan modern beralih ke solusi teknologi terintegrasi yang mengotomatiskan pemantauan SLA. Ini memberikan visibilitas penuh dan memastikan akuntabilitas di seluruh proses.

      Sistem terpusat seperti Enterprise Resource Planning (ERP) memainkan peran transformatif dalam manajemen SLA. Sebagai contoh, Sistem ERP dari HashMicro menyediakan modul yang saling terhubung untuk melacak kinerja layanan. Dengan mengotomatiskan pengumpulan data, sistem ini dapat secara proaktif menghasilkan laporan SLA dan memberikan notifikasi otomatis.

      Dalam konteks vendor, penggunaan software procurement yang andal dapat membantu memantau kepatuhan pemasok terhadap SLA yang disepakati. Selain itu, platform seperti software e-procurement memungkinkan transparansi penuh dalam setiap tahapan pengadaan. Ini memastikan setiap metrik kinerja vendor tercatat dengan akurat dan dapat dievaluasi secara objektif.

      Optimalkan Manajemen Bisnis Anda dengan Solusi dari HashMicro

      procurement life cycle

      HashMicro menyediakan sistem ERP terintegrasi yang dirancang khusus untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan proses bisnis, termasuk pemantauan Service Level Agreement. Dengan solusi yang komprehensif, perusahaan dapat mengatasi tantangan seperti pelacakan kinerja manual, kurangnya visibilitas data, dan kesulitan dalam menegakkan komitmen layanan secara konsisten.

      Melalui modul yang relevan seperti Sistem Manajemen Penjualan dan Pembelian, HashMicro membantu bisnis memastikan setiap aspek SLA terpenuhi. Fitur-fitur canggih yang tersedia memungkinkan perusahaan untuk melacak waktu respons, mengukur kinerja vendor, dan menghasilkan laporan akurat secara real-time, sehingga mengurangi risiko pelanggaran SLA dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

      Sistem HashMicro dirancang dengan integrasi penuh antar modul, sehingga data dari berbagai departemen seperti akuntansi, inventaris, pembelian, dan penjualan dapat saling terhubung. Hal ini memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh operasional bisnis dan memastikan setiap keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan terkini.

      Fitur Unggulan HashMicro untuk Manajemen SLA:

      • Sales Order Management: Membantu melacak waktu pemrosesan pesanan dari penerimaan hingga pengiriman, memastikan target waktu yang ditetapkan dalam SLA terpenuhi.
      • Vendor Management System: Mengelola dan mengevaluasi kinerja vendor berdasarkan metrik SLA seperti ketepatan waktu pengiriman dan kualitas produk.
      • Help Desk & Ticketing Management: Mengotomatiskan pelacakan tiket dukungan pelanggan, memantau waktu respons dan penyelesaian sesuai dengan komitmen SLA.
      • Real-Time Analytics Dashboard: Menyediakan dasbor analitik yang menyajikan data kinerja SLA secara visual, memudahkan manajer untuk memantau kepatuhan.
      • Automated Reporting: Menghasilkan laporan kinerja SLA secara otomatis, mengurangi beban kerja manual dan memastikan data selalu akurat.

      Dengan HashMicro, perusahaan Anda dapat meningkatkan efisiensi operasional, transparansi data, dan otomatisasi proses bisnis yang lebih baik. Untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda secara nyata, jangan ragu untuk mencoba demo gratisnya sekarang juga.

      Kesimpulan

      Service Level Agreement (SLA) adalah fondasi penting untuk memastikan kualitas layanan tetap terukur dan konsisten. Kerangka ini membantu menciptakan transparansi dan akuntabilitas di antara semua pihak.

      Dengan dukungan Software Procurement HashMicro, pemantauan SLA menjadi lebih terpusat dan efisien. Teknologi ini memudahkan tim memastikan standar layanan dipenuhi tanpa proses manual yang rumit.

      Untuk melihat bagaimana sistem ini bekerja secara langsung, Anda dapat mencoba demo gratis. Sesi tersebut memberi gambaran jelas tentang cara sistem membantu menjaga kepatuhan SLA dan memperkuat kemitraan bisnis Anda.

      Pertanyaan Seputar Service Level Agreement

      • Apa perbedaan utama antara SLA dan Kontrak?|Apa perbedaan antara SLA, KPI, dan OLA?

        SLA adalah jenis kontrak yang spesifik, berfokus pada pengukuran standar kinerja layanan secara kuantitatif, sementara kontrak biasa mungkin hanya mencakup syarat umum.

      • Siapa yang bertanggung jawab untuk membuat SLA di perusahaan?

        KPI adalah metrik untuk mengukur kinerja. SLA adalah perjanjian eksternal dengan pelanggan yang berisi KPI. OLA adalah perjanjian internal antar departemen untuk mendukung pencapaian SLA.

      • Bisakah SLA diterapkan untuk tim internal?

        SLA sebaiknya ditinjau setidaknya setahun sekali, atau setiap kali ada perubahan signifikan pada layanan untuk memastikan relevansinya.|Ya, ini disebut OLA. Contohnya, OLA antara departemen HR dan Keuangan, di mana HR berkomitmen menyerahkan data penggajian paling lambat tanggal 25 setiap bulan.

      • Seberapa sering sebuah SLA harus ditinjau (review)?

        Pembuatan SLA adalah upaya kolaboratif, biasanya dipimpin oleh manajer layanan atau operasional, namun melibatkan masukan dari tim penjualan, teknis, hukum, dan negosiasi dengan pelanggan.

      Jonathan Kurniawan

      Senior Content Writer

      Jonathan adalah seorang praktisi dalam bidang procurement, TMS, dan supply chain dengan pengalaman 5 tahun. Spesialis dalam mengulas topik seputar manajemen vendor, budget control procurement, otomatisasi proses pengadaan barang, dan analisis procurement. Tulisannya secara konsisten mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih strategis.

      Anandia Denisha, MBA

      Regional Manager

      Expert Reviewer

      Anandia adalah seorang praktisi dengan gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara, serta memiliki kemampuan kuat dalam strategi bisnis dan manajemen pemasaran. Pengalaman lebih dari lima tahun di bidang marketing telah membentuk keahliannya dalam pengembangan strategi pemasaran, analisis pasar, dan pengelolaan tim lintas wilayah. Perjalanan karirnya di industri teknologi dan software enterprise memperkuat kemampuannya dalam memahami kebutuhan pelanggan B2B, mengelola kampanye pemasaran digital, serta mengoptimalkan performa tim untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.



      HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


      TINGGALKAN KOMENTAR

      Silakan masukkan komentar anda!
      Silakan masukkan nama Anda di sini

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

      Dipercaya oleh 2,000+ klien

      Rasakan Keajaibannya Sendiri

      Saya Mau Coba Dulu!