Proses produksi adalah serangkaian tahap yang harus Anda lalui dalam memproduksi barang atau jasa. Perusahaan dapat menyederhanakan segala proses produksi dengan menggunakan Manufacturing Software untuk hasil yang lebih efektif.
Dalam melangsungkan proses produksi, kerap bisa terjadi human error yang dapat mengganggu efisiensi dan kualitas produk. Salah satu permasalahan utama yang kerap terjadi dalam tahapan produksi adalah gangguan mesin yang dapat mengakibatkan downtime produksi.
Mesin yang rusak dapat menyebabkan penundaan dalam produksi dan menurunkan produktivitas keseluruhan. Selain itu, faktor lain seperti manajemen persediaan yang kurang efisien, atau keterbatasan sumber daya juga dapat menjadi hambatan yang sering dihadapi dalam menjalankan proses yang lancar.
Namun, untuk melakukan production process pastinya memerlukan kerjasama tim yang baik. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengetahui proses produksi, dan langkah produksi yang disertai dengan penggunaan software manufaktur unggulan.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa itu Proses Produksi
Proses produksi adalah serangkaian langkah untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi melalui penggunaan tenaga kerja, mesin, dan metode terstruktur. Proses ini dilakukan dengan memadukan sumber daya dan teknologi untuk mencapai hasil yang efisien.
Dalam konteks industri, tahapan produksi bisa dilakukan secara manual atau menggunakan mesin otomatis. Setiap tahap dalam proses produksi saling berhubungan dan memengaruhi kualitas akhir dari produk yang dihasilkan.
Setiap industri memiliki proses produksi yang berbeda-beda tergantung pada jenis produk yang dihasilkan dan teknologi yang digunakan. Misalnya, dalam industri manufaktur, proses produksi melibatkan transformasi fisik bahan mentah menjadi produk jadi.
Tujuan Proses Produksi
Proses produksi adalah serangkaian tahap yang harus Anda lalui dalam memproduksi barang atau jasa. Tujuan dari proses produksi adalah untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi melalui berbagai tahapan operasional yang efisien.
Beberapa tujuan dari tahapan produksi antara lain:
- Mencapai efisiensi biaya dengan meminimalkan penggunaan sumber daya yang berlebihan.
- Menghasilkan produk berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar dan kebutuhan konsumen.
- Memaksimalkan produktivitas melalui optimalisasi tenaga kerja dan teknologi.
- Memenuhi permintaan pasar dengan memastikan ketersediaan produk tepat waktu dan dalam jumlah yang cukup.
- Mengurangi pemborosan dan limbah selama proses produksi untuk meningkatkan efisiensi.
- Memastikan keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku di industri.
- Mendorong inovasi dan peningkatan berkelanjutan dalam tiap tahapan produksi.
Proses ini dirancang untuk memaksimalkan produktivitas dan efisiensi sambil mengurangi biaya dan limbah, memastikan kualitas produk yang tinggi, dan memenuhi permintaan pasar.
Proses produksi yang efektif juga bertujuan untuk menjamin keberlanjutan dengan memperhatikan penggunaan sumber daya yang bertanggung jawab dan praktik lingkungan yang baik.
Baca juga: 5 Tahapan Perencanaan Produksi
Karakteristik Proses Produksi
1. Berdasarkan proses
Terdapat dua jenis karakteristik tahapan produksi berdasarkan prosesnya, yaitu:
- Produksi langsung: Meliputi produksi primer dan sekunder. Produksi primer merupakan kegiatan produksi yang bahannya berasal dari alam secara langsung. Misalnya pertanian, pertambangan dan sebagainya. Sedangkan, produksi secara sekunder merupakan kegiatan produksi yang dengan menambahkan nilai lebih pada suatu barang yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk membuat jembatan dan sebagainya.
- Produksi tidak langsung: Kegiatan produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau produk dalam bentuk jasa. Misalnya layanan mekanik, layanan kesehatan, layanan konsultasi, dan lain-lain.
Baca juga: 5 Tips Memangkas Biaya Produksi Perusahaan Manufaktur
2. Berdasarkan sifat proses produksi
Berdasarkan sifat prosesnya, terdapat empat jenis karakteristik tahapan produksi, yaitu:
- Ekstraktif: Kegiatan produksi dengan mengambil produk secara langsung dari alam.
- Analitik : Kegiatan produksi yang melakukan pemisahan suatu produk menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip seperti aslinya.
- Fabrikasi : Proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk produk baru.
- Sintetik : Proses menggabungkan beberapa bahan menjadi suatu bentuk produk. Proses sintetik juga sering disebut sebagai proses perakitan.
3. Berdasarkan jangka waktu produksi
Terdapat dua jenis karakteristik tahapan production process berdasarkan jangka waktu produksinya, yaitu:
- Produksi terus menerus: Produksi yang memakai berbagai fasilitas untuk menciptakan produk secara terus menerus. Sifat produknya hanya beberapa jenis dan produksinya dalam skala besar tanpa terpengaruh kondisi musim atau cuaca dan waktu.
- Produksi terputus-putus: Produksi yang kegiatannya berjalan tidak setiap saat. Biasanya terpengaruhi oleh perubahan musim, pesanan dan berbagai faktor lainnya.
Baca juga: Apa Itu PPIC (Production Planning & Inventory Control)?
Jenis Proses Produksi
Berdasarkan jangka waktunya, tahapan produksi dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Proses produksi jangka waktu pendek
Kegiatan produksi berlangsung dengan cepat dan langsung menghasilkan produk baik barang atau jasa bagi konsumen. Misalnya produksi makanan seperti roti bakar, gorengan, dan lain-lain. Dalam proses ini, konsumen cenderung cepat mendapatkan barang dengan waktu singkat dan hitungan menit setiap produksinya.
2. Produksi dengan jangka waktu panjang
Jenis tahapan produksi ini merupakan kegiatan produksi yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Contoh dari proses ini adalah saat kamu menanam padi ataupun membuat rumah. Pembuatannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
3. Produksi secara terus-menerus
Merupakan kegiatan produksi yang melakukan pengolahan bahan-bahan secara berurutan dengan beberapa tahapan dalam pengerjaan hingga menjadi sebuah barang jadi. Contohnya pabrik yang memproduksi kertas, gula, dan lainnya.
4. Proses produksi selingan
Merupakan kegiatan produksi yang mengolah bahan-bahan baku dengan cara menggabungkannya menjadi suatu barang jadi. Contohnya proses atau tahapan dalam memproduksi mobil, saat bagian-bagian mobil dibuat secara terpisah, mulai dari setir, kerangka, mesin, ban dan yang lainnya. Setelah seluruh bagian dari mobil lengkap, maka selanjutnya yaitu menggabungkan bagian-bagian mobil tersebut menjadi suatu mobil.
Baca juga: Optimalkan Manajemen Produksi dengan 8 Cara Ini
Tahapan Proses Produksi
Tahapan produksi tentu perusahaan lalui secara bertahap dan lama kurun waktunya. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur dan pabrik banyak yang menggunakan Software Manufaktur untuk memudahkan tahapan produksi. Namun, secara umum production process dapat dibagi menjadi empat tahapan produksi, yaitu sebagai berikut :
1. Planning atau perencanaan
Segala jenis proses tentu memerlukan perencanaan. Mulai dari kegiatan produksi yang sangat sederhana sampai keputusan untuk melakukan hal yang sangat besar dan berpengaruh untuk hidup Anda.
Begitu juga dalam urutan proses produksi, yang mana Anda memerlukan suatu rencana agar produksi tersebut tidak kehilangan arah atau tujuan. Untuk dapat mempermudah proses perencanaan produksi, Anda dapat memanfaatkan penggunaan Software ERP.
Tahap planning ini merupakan tahapan dalam menentukan beberapa hal dalam proses ini. Seperti produk apa yang akan Anda buat, berapa jumlah bahan baku, berapa biaya yang Anda butuhkan, dan berapa jumlah tenaga kerja yang Anda perlukan dalam melakukan produksi.
Dalam tahapan produksi ini, perusahaan juga akan melakukan perancangan produksi terhadap bentuk barang. Karena, perusahaan membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai jenis barang yang akan terproduksi. Beserta dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu perencanaan yang baik.
Baca juga : 5 Manfaat Sistem Automation Bagi Industri Manufaktur
2. Routing atau penentuan alur
Routing atau penentuan alur merupakan suatu kegiatan untuk menentukan dan menetapkan urutan kegiatan dari proses ini. Mulai dari pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, penjagaan dan pengawasan mutu, hingga pendistribusian barang hasil produksi menjadi fokus pada tahap ini.
Dalam tahapan pembuatan produk ini, Anda harus menentukan alur secara tepat dan efisien agar produksi dapat berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan yang seharusnya.
3. Scheduling atau penjadwalan
Scheduling atau penjadwalan merupakan salah satu tahapan produksi untuk menentukan dan menetapkan kapan alur produksi harus Anda lakukan setelah menetapkan alur. Dalam pelaksanaannya, penjadwalan mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi.
Dalam praktiknya, dalam tahapan ini terdapat jadwal utama (master schedule) yang kemudian akan terbagi atau terpecah menjadi beberapa jadwal yang lebih terperinci.
4. Dispatching atau perintah untuk memulai produksi
Dispatching atau perintah untuk memulai proses produksi adalah suatu kegiatan untuk menentukan dan menetapkan suatu proses pemberian perintah untuk memulai alur produksi setelah jadwal produksi Anda tetapkan.
Dalam dispatching, akan tercantum hasil tahapan-tahapan sebelumnya. Mulai dari bahan baku, alur produksi, hingga waktu produksi. Jika tahapan produksi ini dapat berjalan dengan baik, maka proses memproduksi juga pasti akan berhasil.
5. Follow Up atau pengawasan
Fase follow up adalah tahap setelah dispatching untuk memastikan bahwa semua proses produksi berjalan sesuai rencana dan jadwal yang telah ditetapkan. Pada tahap ini, pengawasan dilakukan untuk memantau kemajuan produksi, mengidentifikasi masalah atau hambatan yang muncul, dan memastikan kualitas produk tetap terjaga.
Follow up juga mencakup evaluasi kinerja mesin dan tenaga kerja, serta mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan, guna memastikan kelancaran dan efisiensi produksi.
Baca juga: Sistem Manufaktur: Cara Memilih serta Manfaatnya bagi Perusahaan Anda
Indikator Proses Produksi
Dengan indikator yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah, mengoptimalkan operasi, dan meningkatkan hasil produksi. Beberapa indikator penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan proses produksi antara lain:
1. Tingkat efisiensi produksi
Indikator ini mengukur seberapa efektif proses produksi dalam mengubah input menjadi output. Efisiensi produksi yang tinggi berarti perusahaan dapat memproduksi barang dengan biaya dan waktu yang lebih rendah.
2. Waktu siklus produksi
Waktu siklus produksi adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk dari awal hingga akhir proses produksi. Indikator ini penting untuk mengetahui kecepatan produksi dan memastikan bahwa produk dapat diselesaikan tepat waktu.
3. Tingkat kualitas produk
Indikator ini mengukur sejauh mana produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Tingkat cacat atau reject dalam produksi dapat memberikan gambaran tentang kualitas produk. Semakin rendah tingkat cacat, semakin tinggi kualitas produk yang dihasilkan.
4. Utilisasi mesin dan peralatan
Utilisasi mesin menunjukkan sejauh mana mesin atau peralatan yang digunakan dalam produksi berfungsi secara optimal. Jika mesin hanya digunakan sedikit waktu atau sering mengalami downtime, maka tingkat produktivitas akan rendah.
5. Biaya produksi
Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Mengukur biaya produksi membantu perusahaan untuk mengidentifikasi area yang bisa dihemat dan memastikan harga produk tetap kompetitif di pasar.
Dengan menggunakan indikator-indikator ini secara rutin, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi, meminimalkan pemborosan, dan meningkatkan kualitas produk.
Strategi Memaksimalkan Proses Produksi
Untuk menjalankan proses produksi, strategi yang tepat sangat dibutuhkan, agar alur produksi dapat terkelola dengan maksimal. Terdapat berbagai strategi yang dapat perusahaan terapkan untuk dapat mengoptimalkan perencanaannya.
Berikut beberapa strategi yang dapat Anda terapkan beserta dengan penggunaan sistem manufaktur yang tepat, yakni:
1. Melakukan pemeliharaan preventif
Untuk memastikan barang yang perusahaan produksi memiliki kualitas yang terbaik, salah satu kunci utama berada pada mesin yang mereka gunakan.
Ketika perusahaan memiliki mesin produksi yang baik, tentu mesin bisa menghasilkan barang-barang dengan kualitas yang tinggi.
Untuk itu, perusahaan harus memastikan kualitas dari alat yang mereka miliki. Dengan bantuan fitur OEE analysis, sistem manufaktur bisa membantu dalam mengidentifikasi peralatan mana yang memerlukan pemeliharaan lebih lanjut.
Dengan ini, perusahaan dapat melihat peralatan yang sering mengalami gangguan atau kinerjanya menurun, memungkinkan mereka untuk merencanakan pemeliharaan sebelum terjadi kerusakan serius. Alat maupun mesin berkualitas baik tentu akan membantu segala jenis proses produksi yang ada.
2. Melakukan prediksi terkait permintaan konsumen
Memprediksi permintaan konsumen adalah langkah awal dalam strategi perencanaan produksi perusahaan. Dengan memprediksi permintaan konsumen, Anda dapat mengetahui banyaknya barang yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Adapun cara termudah yang dapat Anda lakukan adalah dengan meninjau ulang permintaan apa saja yang pernah ada pada periode sebelumnya. Untuk itu, Anda membutuhkan alat pelaporan canggih agar dapat memudahkan proses estimasi.
Dengan bantuan fitur timeline dengan Gantt chart management, sistem manufaktur bisa membantu perusahaan memprediksi permintaan konsumen dengan mengintegrasikan data produksi dan permintaan pelanggan dalam format visual yang mudah dipahami.
Dengan pemahaman yang baik tentang pola permintaan, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi, mengurangi waktu lead, dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih efisien. Demikian, perusahaan bisa melangsungkan urutan proses produksi dengan efektif.
3. Melakukan pengelolaan inventaris dengan tepat
Ketika menjalankan suatu bisnis, sangat penting untuk mengatur pengelolaan inventaris sehingga dapat menghindari pengadaan stok yang tidak dibutuhkan. Perusahaan harus memastikan jika persediaan selalu berada pada tingkat yang memadai serta stok tersimpan pada posisi yang tepat.
Dengan bantuan fitur multilevel BoM, perusahaan bisa merincikan struktur produk dengan tingkat kebutuhan bahan yang berbeda, sehingga memudahkan pengelolaan inventaris dengan tepat.
Dengan adanya BoM multilevel, perusahaan dapat mengidentifikasi komponen yang diperlukan untuk setiap tingkat perakitan produk, memperkirakan kebutuhan bahan baku secara lebih akurat untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok.
4. Mengatur waktu serta tahapan pada strategi produksi
Dalam menjalankan suatu produksi, Anda dapat memetakan proses tersebut secara urutan proses produksi yang ada. Untuk selanjutnya, dibutuhkan penyesuaian waktu untuk menyelesaikan produksi barang tersebut. Dalam hal ini, sangat penting untuk mengurutkan tugas mana yang harus Anda selesaikan secara independen maupun bersamaan.
Pastikan Anda melakukan dokumentasi pada kegiatan berulang dalam proses manufaktur untuk penggunaan selanjutnya. Dengan dokumentasi, Anda dapat menentukan rute maupun waktu pada proses manufaktur di masa mendatang.
Dengan fitur COGM Report, perusahaan mampu mengatur waktu dan tahapan produksi dengan memberikan visibilitas terhadap biaya produksi yang telah dikeluarkan dalam proses.
Laporan COGM mencakup detail biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi.
5. Menggunakan teknologi untuk mengoptimalkan proses produksi
Salah satu strategi utama untuk memaksimalkan langkah produksi adalah dengan mengadopsi teknologi ke seluruh rantai produksi. Ini mencakup penggunaan otomatisasi, IoT, AI, dan sistem manufaktur.
Perusahaan yang memiliki pabrik dalam jumlah yang banyak tentu akan mengalami kesulitan untuk mengawasi proses secara manual. Jika tidak dilakukan pemantauan, kemungkinan untuk terjadinya human error sangatlah tinggi.
Untuk itu, dengan menggunakan teknologi seperti sistem manufaktur yang memiliki fitur kiosk akan membantu perusahaan dalam memantau proses produksi secara real-time.
Mode Kiosk memungkinkan pekerja mengelola secara otomatis dan bisa mengakses informasi penting, seperti jadwal produksi, panduan kerja, melalui antarmuka yang ramah pengguna.
Ini tidak hanya meningkatkan akurasi pekerjaan, tetapi memungkinkan respons cepat terhadap perubahan kondisi produksi, serta meminimalkan kesalahan manusia. Dengan demikian, tahap pembuatan produk dapat berlangsung secara efektif.
Jika Anda mempertimbangkan untuk menggunakan sistem manufaktur, bisa Anda sesuaikan harga dengan kebutuhan bisnis yang ada
Baca juga artikel lain yang membahas aplikasi PPIC terbaik untuk meningkatkan perencanaan produksi dan pengelolaan persediaan, sehingga operasional perusahaan lebih efektif.
Dengan informasi ini, perusahaan dapat mengelola sumber daya dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam perencanaan produksi, memungkinkan untuk mengoptimalkan waktu produksi guna menjadi lebih efisien. Seperti yang terjadi pada Marimas. Baca selengkapnya di sini!
Pengendalian Proses Produksi
Dalam manajemen, pengendalian merupakan elemen yang sangat penting untuk dilakukan agar proses bisnis yang terjadi sesuai dengan perencanaan yang telah disusun di awal, sehingga proses bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pengendalian dalam proses produksi meliputi kapan dimulai dan kapan diakhiri. Terdapat pula beberapa fungsi pengendalian didalamnya, yakni perencanaan, penentuan urutan pekerjaan, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, serta tindak lanjut dalam pelaksanaan.
Masalah-masalah yang Sering Muncul dalam Pengelolaan Produksi
Pengelolaan produksi adalah aspek vital dalam operasional bisnis, terutama di sektor manufaktur. Namun, tidak jarang berbagai masalah muncul, yang dapat menghambat efisiensi dan kualitas produksi. Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi dalam pengelolaan produksi:
1. Kurangnya perencanaan produksi yang efektif
Masalah ini sering muncul akibat data yang tidak akurat atau kurangnya koordinasi antar departemen. Perencanaan yang buruk dapat menyebabkan penjadwalan produksi yang tidak realistis, penumpukan stok, atau keterlambatan dalam pengiriman.
2. Gangguan dalam rantai pasokan
Gangguan dalam rantai pasokan, seperti keterlambatan bahan baku atau kenaikan harga bahan, dapat memengaruhi kelancaran proses produksi. Perusahaan yang tidak memiliki cadangan bahan baku atau tidak mengantisipasi gangguan ini sering kali mengalami keterlambatan produksi, sehingga sulit memenuhi target yang telah ditetapkan.
3. Ketidakcocokan kapasitas produksi
Ketidakseimbangan antara permintaan pasar dan kapasitas produksi adalah masalah yang sering terjadi. Jika kapasitas produksi terlalu rendah, perusahaan akan kewalahan memenuhi permintaan. Sebaliknya, kapasitas produksi yang berlebihan menyebabkan pemborosan sumber daya dan biaya operasional.
4. Kendala dalam pengelolaan sumber daya manusia
Tenaga kerja yang tidak terampil atau kurangnya pelatihan menjadi hambatan besar dalam pengelolaan produksi. Kesalahan manusia dalam proses produksi sering kali menyebabkan produk cacat atau pengerjaan ulang, yang mengurangi efisiensi.
5. Kurangnya pemantauan dan pengawasan
Ketidakmampuan untuk memantau setiap tahap produksi secara real-time dapat menyebabkan masalah seperti ketidaksesuaian spesifikasi produk, pemborosan bahan baku, atau downtime mesin yang tidak terdeteksi.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini, perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat, termasuk meningkatkan pemanfaatan teknologi, memberikan pelatihan bagi tenaga kerja, serta merancang perencanaan produksi yang lebih matang.
Kesimpulan
Hal yang perlu Anda ingat, bahwa penting untuk mengetahui proses produksi ini secara mendalam. Dengan mengetahui strategi tepat dalam melakukan proses produksi, hal ini akan meningkatkan nilai dan kualitas dari produk yang perusahaan Anda hasilkan.
Kelola proses produksi secara mudah dengan Software Manufaktur HashMicro, yang telah dipercaya lebih dari 1750 perusahaan di Indonesia seperti Marimas yang sukses mengoptimalkan proses produksinya dengan menggunakan software ini. Selain itu, Anda juga dapat melacak work in progress, sumber daya, rencana produksi, serta total penggunaan biaya secara otomatis.
Dapatkan demo gratis software dari HashMicro untuk ketahui lebih lanjut bagaimana solusi kami bisa membantu bisnis manufaktur Anda.
Pertanyaan Seputar Proses Produksi
-
Kendala apa saja yang sering dihadapi dalam proses produksi?
Beberapa masalah umum yang sering muncul dalam sistem produksi mencakup kendala dalam mengelola persediaan barang, ketidak-efisienan dalam proses, kekurangan tenaga kerja berkualitas, ketidaksesuaian dengan perkembangan teknologi, dan kurangnya integrasi data dalam sistem produksi.
Baca selengkapnya di sini!
-
Mengapa alur proses produksi itu penting?
Tanpa langkah-langkah dalam proses produksi tersebut, akan sulit bagi kita sebagai konsumen untuk mengakses atau menggunakan produk tertentu. Tahapan ini membentuk dasar bagi proses distribusi hingga produk tersebut dapat digunakan oleh konsumen.
-
Siapa yang melakukan proses produksi?
Individu atau entitas yang terlibat dalam proses produksi disebut sebagai produsen.
-
Apa fungsi dari proses produksi?
Kegiatan produksi berperan dalam menciptakan atau meningkatkan nilai dari suatu produk, termasuk barang atau jasa. Proses produksi mengubah bahan baku yang awalnya tidak memiliki nilai menjadi produk yang memiliki nilai.
Baca selengkapnya di sini!
-
Apa contoh proses produksi?
Suatu contoh nyata dari kegiatan produksi dalam lingkungan sehari-hari adalah pabrik yang memproduksi tahu dan tempe yang menjadi bahan makanan sehari-hari. Selain itu, pabrik gula juga merupakan contoh kegiatan produksi yang menghasilkan gula pasir.