Untuk mendukung berjalannya kegiatan operasional perusahaan secara lancar, sering kali perusahaan menggunakan utang untuk mencapai hal tersebut. Dalam akuntansi, terdapat sebuah rasio keuangan yang dapat mengukur komposisi utang perusahaan. Rasio keuangan ini familiar dengan istilah Debt to Equity Ratio (DER). Tanpa adanya rasio keuangan tersebut, perusahaan tidak akan mendapatkan informasi untuk bahan pertimbangan pengambilan keputusan strategis.
Resiko keuangan akan selalu menghantui setiap perusahaan. Hal inilah yang menjadikan setiap perusahaan harus memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan software akuntansi. Software tersebut mampu mengoptimalkan pengelolaan keuangan secara akurat dan real-time.
Artikel ini akan memberikan informasi kepada para pembaca mengenai pengertian hingga cara dalam menghitung DER. Simak penjelasannya selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang terhadap ekuitas yang membandingkan antara jumlah utang dengan ekuitas. Sering kali, DER digunakan untuk operasional perusahaan dan harus mempunyai jumlah yang proporsional. DER familiar dengan sebutan ratio leverage atau rasio pengungkit. Dalam hal ini, rasio seringkali digunakan untuk melakukan pengukuran atas suatu investasi yang ada pada perusahaan.
Para ahli turut menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian dari DER, salah satunya adalah Kasmir (2014:157) yang mengatakan bahwa DER adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Baca juga: Apa Saja Manfaat Software Akuntansi bagi Bisnis Anda?
Fungsi Debt to Equity Ratio (DER)
Setelah mengetahui pengertiannya, tentu Anda bertanya-tanya mengenai fungsi dari DER. DER memiliki fungsi utama sebagai metode untuk dapat mengetahui bagaimana komposisi utang dan ekuitas dari suatu perusahaan. Informasi mengenai komposisi ini sangat perusahaan butuhkan dalam mengambil keputusan. Tidak hanya itu, DER juga dapat mengidentifikasi sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar tagihan atau kredit. DER juga berfungsi sebagai bahan pertimbangan atas pemberian kredit bagi kreditur serta bahan pertimbangan bagi investor ketika mengambil keputusan untuk melakukan investasi saham.
Baca juga: 5 Tips Mengoptimalkan Akurasi Sales Forecasting
Rumus dan Cara Menghitung DER
Rumus dalam menghitung debt to equity ratio yakni sebagai berikut:
DER = Total Hutang : Ekuitas x 100%
Adapun penjelasan dari rumus DER sebagai berikut:
- Utang merupakan kewajiban yang harus perusahaan bayar kepada pemberi utang.
- Ekuitas merupakan hak atas aset yang perusahaan miliki. Ekuitas terdiri atas modal dan sisa laba yang tertahan.
Sebagai informasi, utang berdasarkan jangka waktu pelunasannya dapat menjadi beberapa jenis. Adapun beberapa jenis tersebut adalah utang lancar dan utang jangka panjang. Utang lancar merupakan kewajiban yang sifatnya jangka pendek. Contohnya adalah yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yaitu gaji karyawan dan utang kepada pihak pemasok. Jenis utang yang kedua adalah utang jangka panjang. Dalam hal ini utang jangka panjang merupakan jenis yang harus perusahaan hindari. Hal ini karena utang jangka panjang memiliki nominal dan bunga yang besar. Contohnya adalah pinjaman dari bank.
Perhitungan DER tentu merupakan hal yang cukup rumit untuk dilakukan dan akan memakan waktu yang lama. Hal ini dapat dibantu dengan menggunakan sistem akuntansi terintegrasi yang membantu akuntan menghitung DER. Selain itu, sistem ini akan akan memberikan laporan keuangan secara real-time dan akurat untuk mengetahui performa perusahaan.
Contoh Perhitungan DER
PT Makmur Sejahtera pada laporan keuangan tahunan tahun 2018 mempunyai jumlah liabilitas sejumlah Rp 2.500.000.000 dan jumlah modal sebesar Rp 1.200.000.000. Adapun nilai DER dari PT Makmur Sejahtera sebagai berikut:
DER = 2.500.000.000 / 1.200.000.000 x 100%
DER = 2,083 kali atau 208,3%
Oleh karena itu, nilai DER dari PT Makmur Sejahtera adalah 2,083 kali atau 208,3%.
Keterbatasan DER
- Debt to equity ratio 1 dianggap sama, yaitu total kewajiban = ekuitas pemegang saham. Rasio ini tergantung pada proporsi aset lancar dan tidak lancar karena sangat spesifik industri. Dikatakan perusahaan dengan modal intensif akan memiliki DER lebih tinggi dari perusahaan jasa.
- Debt to equity ratio maksimum yang dapat diterima untuk lebih banyak perusahaan adalah antara 1,5-2 atau kurang. Perusahaan besar yang memiliki nilai lebih tinggi dari 2 DER dapat diterima.
- Debt to equity ratio menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak dapat menghasilkan cukup uang untuk memenuhi kewajiban hutangnya. Namun, perusahaan dengan DER yang rendah berarti bahwa perusahaan memperoleh keuntungan dari peningkatan laba yang dapat dihasilkan oleh leverage keuangan.
Kesimpulan
Informasi yang telah tersampaikan kami harap dapat menambah wawasan baru mengenai Debt to Equity Ratio (DER) bagi para pembaca. DER adalah rasio utang terhadap ekuitas yang membandingkan antara jumlah utang dengan ekuitas. Dengan DER, suatu perusahaan dapat mengetahui komposisi utang dan ekuitas perusahaan. Tidak hanya itu, DER berfungsi sebagai bahan pertimbangan bagi pihak kreditur untuk untuk pemberian kredit dan pihak investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.
Berbicara mengenai akuntansi, HashMicro sebagai perusahaan penyedia Software ERP terdepan memberikan solusi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencatatan transaksi hingga pembuatan laporan keuangan secara akurat menggunakan Software Akuntansi. Software ini hadir dengan beragam fitur terdepan seperti financial dashboard, cash flow forecasting, hingga fast bank reconciliation. Segera hubungi kami untuk mendapatkan penawaran terbaik dan demo gratis!