Tingginya permintaan kelapa sawit menjadikannya pilihan bisnis yang tepat. Selain karena dapat menjadi salah satu sumber devisa terbesar, tentunya kelapa sawit juga dapat meningkatkan pendapatan petani. Namun, ini bukan berarti bisnis kelapa sawit terlepas dari segala resiko. Kebun sawit yang luas membuat produksi kelapa sawit membludak. Secara tidak langsung, perusahaan akan kesulitan untuk mengontrol pengelolaan produk agar sesuai dengan kualitas dan permintaan pasar. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan supply chain management yang baik.
Di Indonesia sendiri, sudah banyak perusahaan yang beralih menggunakan sistem SCM karena pengelolaan bisnis kebun sawit yang cukup kompleks.Tentu saja hal ini sejalan dengan peran Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia. Lantas, daerah mana saja yang menjadi penghasil komoditas ini? Berikut telah HashMicro rangkum lima daerah dengan kebun sawit terbesar di Indonesia, beserta dengan penjelasan manfaat software SCM pada setiap daerah. Jika Anda tertarik menggunakan sistem SCM untuk pengelolaan bisnis kebun sawit, Anda dapat mengunduh skema perhitungan harga berikut untuk mendapatkan gambaran lengkapnya.
Baca juga: Supply Chain Management HashMicro Solusi Terbaik untuk Industri Sawit
Daftar Isi
1. Kebun Sawit Daerah Riau
Siapa sangka bahwa Riau ternyata memiliki lahan kebun sawit terbesar di Indonesia? Kebun sawit Riau diperkirakan mempunyai luas sekitar 2.806.349 hektar. Tentunya, hal ini tidak disia-siakan oleh para petani maupun pelaku usaha karena dengan lahan seluas itu, Riau berhasil menghasilkan sebanyak 9,5 juta ton kelapa sawit setiap tahunnya. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku usaha karena kondisi pasar yang terus berubah membuatnya sulit untuk memprediksi jumlah permintaan barang. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena software SCM dapat menghasilkan perkiraan penjualan untuk bisa mengikuti pasar yang berubah-ubah. Dengan begitu, perusahaan akan terhindar dari resiko kerugian.
2. Kebun Sawit Daerah Sumatera Utara
Sumatera Utara menduduki peringkat ke-2 sebagai provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Dengan luas lahan yang mencapai 1.773.049 hektar, perkebunan sawit di Sumatera Utara dapat menghasilkan lebih dari 5,6 juta ton kelapa sawit per tahunnya. Lagi-lagi, pemanfaatan software SCM mempunyai peran yang krusial dalam hal ini. Bagaimana tidak? Bayangkan jika perusahaan Anda masih harus mengelola rantai pasokan di berbagai gudang secara manual, belum lagi jika terjadi human-error. Kini, dengan adanya software SCM, manajemen rantai pasokan di dalam gudang dapat perusahaan lakukan secara otomatis yang akan membuat kinerjanya meningkat.
3. Daerah Kalimantan Barat
Sekiranya, luas lahan kebun sawit Kalimantan Barat mencapai 1.570.675 hektar di tahun 2019 dan menghasilkan 5,2 juta ton kelapa sawit per tahunnya. Jumlah produksi kelapa sawit yang tinggi membuat perusahaan seringkali kesulitan untuk mengontrol rantai pasokannya. Maka dari itu, banyak perusahaan yang beralih menggunakan software SCM untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya. Dengan begitu, kendala rantai pasokan akan berkurang dan permintaan pelanggan terpenuhi secara maksimal.
4. Daerah Kalimantan Tengah
Sebagai provinsi terluas ke-2 di Indonesia, Kalimantan Tengah mempunyai luas lahan perkebunan sawit hingga 2.049.790 hektar. Perkebunan ini menghasilkan minyak kelapa sawit sebanyak 7,6 Juta ton di tahun 2019. Meskipun identik dengan daerah yang sulit dijangkau dan mempunyai biaya ongkos kirim yang mahal, tetapi Kalimantan berhasil menjadi salah satu distributor kelapa sawit terbesar di Indonesia. Dengan bantuan software SCM, Anda dapat melacak lokasi kurir untuk memastikan bahwa semua pesanan pelanggan telah terkirim tepat waktu meski di daerah terpencil sekali pun. Tentunya, pemanfaatan software ini akan menjadi titik balik bisnis kebun sawit Anda untuk menuju kesuksesan.
5. Daerah Sumatera Selatan
Sumatera Selatan memiliki luas perkebunan kelapa sawit hingga 1.215.476 dengan berat total kelapa sawit mencapai 4 juta ton. Bahkan, sangkin banyaknya jumlah produksi, pabrik sawit di Sumatera Selatan tidak hanya mengelolanya menjadi minyak tetapi juga memanfaatkan limbah sawit untuk menghasilkan tenaga listrik sebanyak 17,04 megawatt. Hal ini membuktikan bagaimana kelapa sawit telah menjadi sumber daya dan penghasilan bagi para masyarakat di sana. Namun, bisnis ini tidak akan berjalan dengan baik jika perusahaan tidak bisa mengelola kelapa sawit secara akurat untuk mengikuti cepatnya perubahan pasar, maka dari itu perusahaan memerlukan sebuah inovasi terbaru berupa software SCM untuk mendapatkan visibilitas dan analisis lengkap terhadap kondisi pasar.
Keuntungan Mengelola Bisnis Kebun Sawit
Kenaikan harga bahan baku kelapa sawit membuat daya tarik masyarakat terhadap sektor tanaman ini meningkat. Keuntungan dari perdagangan sawit yang sangat tinggi juga membuat para pelaku usaha berbondong-bondong mengelola bisnis ini. Adapun keuntungan dalam mengelola bisnis kebun sawit, sebagai berikut:
- Keuntungan laba tembus dua kali lipat. Jika dibandingkan dengan nilai jual TBS (Tandan Buah Segar) sekitar Rp1.597 per kg, biaya produksi sawit yang hanya sebesar Rp500 per kg menawarkan keuntungan hingga dua kali lipat dan bahkan lebih jika harga TBS naik.
- Modal investasinya cepat balik. Secara umum, modal investasi bisnis kebun sawit akan kembali 4 tahun setelah panen pertama karena kelapa sawit akan terus menghasilkan TBS selama 25 tahun ke depan.
- Rentang harganya bersifat stabil. Grafik kenaikan harga per tahun minyak sawit cenderung memperlihatkan rentang harga yang stabil. Mulai dari Rp1.300 per kg, kemudian Rp1.600 per kg dan Rp1.395 per kg.
- Semuanya dilakukan oleh pekerja. Sebagai pemilik perkebunan kelapa sawit, Anda dapat memperoleh passive income melalui bisnis ini karena semua biaya pekerja dapat tertutup melalui keuntungan yang Anda dapat.
- Harga kebun sawit selalu naik. Selain menghasilkan keuntungan dari produksi kelapa sawit, ternyata berbisnis di sektor ini juga dapat menghasilkan keuntungan dengan jual beli lahan kebun sawit.
Kesimpulan
Keuntungan bisnis kebun sawit memang menggiurkan, terlebih dengan alternatif bisnis yang ditawarkannya. Mulai dari produksi bahan baku kelapa sawit itu sendiri, minyak sawit hingga kebun sawit yang dapat diperjualbelikan. Namun, sebagai pelaku usaha kebun sawit, Anda harus bisa mengelola produk dengan baik agar nantinya dapat menghasilkan kualitas yang tinggi. Dalam hal ini, perusahaan harus bisa mendapatkan visibilitas dan analisis lengkap untuk mengelola produk secara akurat.
Sistem SCM HashMicro kini hadir untuk menjawab segala kekhawatiran Anda. Melalui fitur canggih dan modul integrasi pilihan yang ada di dalamnya, pemanfaatan sistem SCM ini akan sangat membantu perusahaan dalam beradaptasi untuk mengikuti cepatnya perubahan pasar. Segera beralih ke HashMicro dan dapatkan skema perhitungan harga Sistem SCM terlengkap dari HashMicro sekarang!
Baca juga: Tips Mengatasi Permasalahan Rantai Pasok pada Industri Sawit
