Ketika musim liburan tiba, perusahaan dengan basis operasional gudang kerap menghadapi tantangan besar yang umum pebisnis kenal sebagai peak season. Divisi gudang menjadi sibuk karena harus menyiapkan stok produk guna memenuhi permintaan pelanggan yang meningkat.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat seperti lonjakan penjualan saat peak season, perusahaan perlu memastikan bahwa operasi gudangnya siap dengan memanfaatkan strategi yang efektif.
Penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis, terutama dalam pengelolaan gudang dan logistik mengingat adanya peningkatan jumlah pesanan. Temukan solusi untuk menghadapi peak season dan meningkatkan kinerja gudang dalam artikel berikut.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Apa Itu Peak Season?
Peak season adalah periode dengan permintaan tinggi untuk produk atau layanan, biasanya terjadi pada momen liburan, festival, atau akhir tahun. Bisnis mengalami lonjakan penjualan, produksi, atau pengunjung karena peningkatan aktivitas pelanggan.
Periode ini menuntut persiapan lebih, seperti peningkatan stok, tenaga kerja, dan strategi pemasaran yang efektif. Manajemen yang baik selama peak season dapat meningkatkan pendapatan dan kepuasan pelanggan.
Perbedaan Peak Season, Low Season, dan High Season
Sebagai seorang pebisnis andal di Indonesia, peak season bukanlah satu-satunya istilah yang umum Anda ketahui. Di sampingnya terdapat istilah low season dan high season. Apa sajakah perbedaan di antara ketiganya? Berikut adalah penjelasannya.
1. Peak season
Peak season adalah periode dengan permintaan tertinggi, sering terjadi saat momen besar seperti Natal, Tahun Baru, atau Lebaran. Bisnis ritel, pariwisata, dan transportasi mengalami lonjakan pelanggan, sehingga menyebabkan harga meningkat dan stok cepat habis.
Contohnya, industri e-commerce mengalami peningkatan penjualan besar-besaran saat Harbolnas atau Black Friday. Sementara itu, bisnis hotel dan penerbangan mendapat lonjakan pemesanan saat liburan panjang, yang membuat harga kamar dan tiket pesawat lebih mahal.
2. High season
High season memiliki permintaan tinggi tetapi tidak setinggi peak season, sehingga bisnis tetap ramai meski tidak terlalu padat. Periode ini biasanya terjadi selama musim liburan sekolah atau saat cuaca mendukung aktivitas belanja, seperti menjelang tahun ajaran baru atau saat promosi tengah tahun di mal.
Misalnya, di Jakarta, high season terjadi saat pertengahan tahun ketika banyak keluarga berbelanja perlengkapan sekolah. Pusat perbelanjaan dan toko ritel mengalami peningkatan pengunjung, tetapi tidak sepadat periode akhir tahun saat diskon besar-besaran menjelang Natal dan Tahun Baru.
3. Low season
Low season adalah waktu dengan permintaan paling rendah, biasanya terjadi di luar musim liburan atau saat kondisi cuaca kurang ideal. Bisnis di sektor pariwisata, perhotelan, dan penerbangan sering mengalami penurunan pelanggan, sehingga harga lebih murah untuk menarik minat konsumen.
Contohnya, di Eropa, low season terjadi saat musim dingin di luar liburan Natal, karena cuaca ekstrem membuat wisatawan berkurang. Restoran, hotel, dan maskapai penerbangan menawarkan promo khusus melalui aplikasi gudang agar tetap mendapatkan pemasukan selama periode sepi ini.
Cara Meningkatkan Penjualan pada Peak Season
Ribuan pesanan yang membanjiri perusahaan dapat Anda asumsikan sebagai pedang bermata dua. Perusahaan akan untung besar karena perputaran produk berjalan cepat. Namun, kondisi peak season juga dapat merugikan Anda sekira ratusan juta rupiah jika Anda tidak mampu memenuhi pesanan.
Kontrol akan kualitas produk, ketepatan delivery kepada pelanggan, dan manajemen stok adalah hal yang harus berjalan optimal dan beriringan. Bagaimanakah caranya? Di bawah ini kami berikan tips cara meningkatkan penjualan pada peak season untuk Anda.
1. Optimalkan strategi pemasaran
Gunakan promosi menarik seperti diskon, bundling produk, atau cashback untuk menarik lebih banyak pelanggan. Manfaatkan media sosial, email marketing, dan iklan digital agar jangkauan pemasaran lebih luas dan efektif.
2. Tingkatkan kualitas layanan pelanggan
Pastikan tim customer service siap menghadapi lonjakan pertanyaan dan pesanan selama peak season. Respon cepat dan layanan yang ramah dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta mendorong repeat order.
3. Persiapkan tenaga kerja tambahan
Jika bisnis mengalami peningkatan transaksi yang signifikan, pertimbangkan untuk merekrut karyawan sementara. Dengan tenaga kerja tambahan, operasional tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan kualitas layanan.
4. Gunakan teknologi untuk mempermudah transaksi
Gunakan sistem POS, e-commerce, atau software manajemen pesanan untuk menghindari kesalahan transaksi. Teknologi ini membantu mempercepat proses pembayaran, mengurangi antrian, dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
5. Menyiapkan persediaan stok dengan baik
Pastikan stok mencukupi agar bisnis tidak kehabisan produk saat permintaan melonjak. Gunakan data penjualan sebelumnya untuk memperkirakan kebutuhan stok dan menghindari kelebihan atau kekurangan barang.
Mengelola stok dengan baik tidak hanya menjaga kelancaran penjualan tetapi juga meminimalkan risiko kehilangan pelanggan akibat kehabisan produk. Meskipun demikian, mengelola stok produk bukanlah hal yang mudah, sekalipun ini adalah hal yang penting dan krusial.
Sehubungan dengan hal itu, ketahui mengapa warehouse management system saat peak season penting Anda terapkan melalui pembahasan berikut ini. Akses pula pengetahuan mengenai sistem manajemen warehouse terbaik dan skema harganya di Indonesia melalui banner terlampir!
Pentingnya Manajemen Warehouse saat Peak Season
Staf pergudangan memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran operasi selama peak season, karena mereka bertanggung jawab untuk mengelola inventaris, memproses pesanan, dan memastikan pengiriman tepat waktu.
Perusahaan mungkin menerapkan strategi pergudangan khusus, seperti pengaturan ulang tata letak gudang, forecasting, optimasi sistem inventaris, atau penerapan teknologi otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas penyimpanan.
Selama musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru, permintaan terhadap berbagai jenis produk meningkat secara signifikan karena konsumen melakukan pembelian untuk hadiah dan perayaan.
Pentingnya manajemen stok yang efektif juga harus diperhatikan, karena perusahaan perlu memprediksi permintaan, mengatur pengadaan, dan menerapkan strategi pengendalian stok untuk menjaga keseimbangan stok.
Baca juga: Manfaat Warehouse Management System bagi Perusahaan dan Perbedaannya dengan SCM
Tantangan pada Pengelolaan Warehouse saat Peak Season
Peak season membawa tantangan bagi divisi pergudangan, yang mana harus beradaptasi dengan peningkatan aktivitas operasional yang signifikan agar operasional perusahaan berjalan lancar. Berikut tantangan yang warehouse selama peak season:
1. Fluktuasi permintaan dalam bisnis
Naik turunnya permintaan terhadap suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu merupakan hal yang umum terjadi di pasar. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti musim, hari raya, tren, perubahan ekonomi, dan lain sebagainya.
Akibatnya, terdapat potensi kehabisan stok saat permintaan tinggi atau penumpukan stok saat permintaan rendah. Dengan memahami ini, Anda dapat menyusun strategi yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan.
Beberapa strategi peak season tersebut seperti melakukan promosi saat permintaan tinggi, menawarkan diskon saat permintaan rendah, atau mengembangkan produk baru yang sesuai dengan tren pasar.
Baca juga: Pentingnya Kehadiran Gudang Pabrik Dalam Industri Manufaktur
2. Keterbatasan ruang penyimpanan
Keterbatasan ruang penyimpanan adalah sebuah tantangan yang dihadapi oleh banyak perusahaan, terutama di era modern saat ini dimana jumlah barang yang perlu disimpan terus meningkat.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan teknologi cloud storage atau sistem manajemen dokumen digital yang dapat terintegrasi dengan software warehouse untuk mengoptimalkan ruang penyimpanan fisik yang terbatas.
Selain itu, Anda harus mengevaluasi dan menyortir barang secara berkala sehingga ruang penyimpanan dapat dimanfaatkan dengan efektif. Letakkan barang-barang yang high demand sehingga mudah diakses. Ini bertujuan untuk mengefisiensikan waktu sortir dan pengepakan.
3. Tekanan untuk meningkatkan efisiensi
Saat peak season, perusahaan dihadapkan pada tekanan untuk meningkatkan efisiensi operasional guna memenuhi permintaan yang meningkat. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mengelola volume pekerjaan yang lebih tinggi sambil mempertahankan kualitas layanan.
Untuk mencapai hal ini, Anda perlu merencanakan dan mempersiapkan tenaga kerja, inventaris, dan kapasitas produksi. Selain itu, Anda juga dapat memanfaatkan software gudang untuk membantu menangani beban kerja yang meningkat dan memastikan bahwa operasi berjalan dengan lancar.
4. Keterlambatan pengiriman produk
Keterlambatan pengiriman produk adalah masalah yang sering perusahaan hadapi. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor, seperti operasional produksi yang memperlambat rantai pasokan, hingga masalah logistik seperti kesalahan dalam proses pengiriman dan keterlambatan pengiriman.
Untuk menghindari keterlambatan pengiriman, perusahaan perlu mengidentifikasi penyebab potensial dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai. Ini termasuk meningkatkan visibilitas dan koordinasi dalam rantai pasokan, pengurangan waktu produksi, dan lain-lain.
5. Pengambilan dan pengiriman barang
Pengambilan dan pengiriman barang perusahaan menghadapi tantangan yang signifikan selama peak season. Peningkatan permintaan yang tiba-tiba dapat menyebabkan tekanan pada rantai pasokan, mulai dari ketersediaan bahan baku hingga kemampuan logistik untuk memenuhi pesanan.
Manajer gudang harus memastikan bahwa proses pengambilan barang berjalan efisien dan akurat untuk mencegah kesalahan dan keterlambatan pengiriman. Jika Anda mengalami permasalahan barang mungkin Anda perlu menerapkan strategi pengambilan barang yang berbeda melalui aplikasi stok barang.
Contoh strateginya adalah dengan menerapkan batch picking yaitu pengambilan barang dalam beberapa pesanan yang pekerja kumpulkan secara bersamaan dalam satu waktu. Dengan ini, pesanan akan tiba kepada pelanggan tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Tips Mengatasi Peak Season dalam Warehouse
Melakukan pengelolaan warehouse pada saat peak season merupakan tantangan bagi perusahaan. Namun, hal tersebut bukan berarti peak season menjadi mustahil untuk dihadapi. Berikut tips yang bisa digunakan perusahaan dalam menghadapi peak season.
1. Menganalisis permintaan pasar
Dalam menganalisis permintaan, perusahaan dapat mengidentifikasi tren konsumen dan pola pembelian selama peak season. Data analisis ini mengantisipasi masalah understock dan overstock, mengatur alur kerja yang efisien, dan mengoptimalkan penggunaan ruang gudang.
Dengan memahami dinamika permintaan pasar, perusahaan dapat meningkatkan responsivitas mereka terhadap perubahan permintaan dan mengurangi risiko keterlambatan pengiriman atau kekurangan stok.
Oleh sebab itu, analisis permintaan pasar menjadi instrumen penting bagi perusahaan dalam mengelola peak season dengan sukses di gudang mereka. Untuk mempermudah analisis kebutuhan pasar Anda bisa memanfaatkan software forecasting terbaik.
2. Mempersiapkan sumber daya manusia
Dalam sebuah perusahaan, sumber daya manusia adalah aspek penting dalam menjalankan operasional. Tidak terkecuali dalam proses operasional gudang, hal ini dikarenakan staff gudang juga nantinya yang akan membantu operasional gudang seperti melakukan opname stock dan mencetak label barcode.
Penting untuk memperhatikan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) di warehouse, terutama saat peak season. Dengan memberikan pelatihan yang memadai dan menciptakan lingkungan kerja yang aman, karyawan dapat bekerja secara efisien dan efektif untuk menghadapi peningkatan volume kerja.
3. Memanfaatkan sistem warehouse
Sistem warehouse tidak hanya mencakup perangkat lunak manajemen gudang yang canggih, tetapi juga teknologi penggunaan identifikasi otomatis seperti barcode dan RFID (Radio-Frequency Identification) untuk melacak inventaris secara real-time.
Keunggulan utama dari memanfaatkan sistem warehouse adalah adanya peningkatan efisiensi operasional. Dengan proses yang lebih terstruktur dan terotomatisasi, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya operasional, dan mempercepat waktu siklus pengiriman barang.
Maka dari itu dengan adanya software warehouse, mulai dari analisis riwayat data, pelacakan stok barang hingga memantau proses pengiriman dan penerimaan stok dapat dilakukan secara akurat.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan di masa depan. Dengan proses ini, Anda dapat melakukan strategi seperti apa yang selanjutnya akan perusahaan ambil guna memenuhi permintaan pasar.
Dengan memanfaatkan teknologi dan sistem yang tepat, perusahaan dapat mengakses data secara instan, memperoleh visibilitas yang lebih besar terhadap operasi gudang, dan mengambil tindakan yang cepat dalam menanggapi perubahan atau masalah yang mungkin muncul.
Optimalkan Penanganan Peak Season Anda dengan Software WMS HashMicro
Anda telah memahami pentingnya mengelola pesanan selama peak season di Indonesia. Anda juga menyadari bahwa optimalisasi pesanan dan stok gudang akan sulit terjadi secara manual. Untuk itu, mengapa Anda tidak mempertimbangkan penggunaan WMS dari HashMicro?
WMS atau Warehouse Management System merupakan tools canggih yang umum pengusaha kenal guna mengefisiensikan proses bisnis, terutama kontrol stok. Sebagai penyedia sistem terbaiknya, HashMicro unggul sebagai pilihan 2.000+ pebisnis di Indonesia.
Melalui demo gratis dan fitur-fitur unggulnya, vendor ini memberikan penawaran terbaik bagi Anda. Berikut adalah daftar fitur warehouse HashMicro yang perlu Anda ketahui:
- Stock forecasting: Sistem yang menganalisis data historis penjualan, tren musiman, dan faktor lainnya untuk memprediksi permintaan barang di masa depan.
- RFID warehouse: Penggunaan teknologi RFID untuk mengotomatisasi proses pelacakan pergerakan stok yang masuk dan keluar dari rak gudang.
- Fast, slow, and non-moving stocks analysis: Mengidentifikasi produk yang memiliki tingkat pergantian tinggi dan rendah sehingga memungkinkan perencanaan pengadaan stok, membuat promosi penjualan, penghapusan barang yang kurang laku, dsb.
- Run rate reordering rules: Sistem memberikan informasi rata-rata pengeluaran barang harian berdasarkan permintaan stok terkini. Kemudian, sistem menetapkan aturan pemesanan ulang yang mempertimbangkan fluktuasi musiman seperti peningkatan permintaan selama liburan.
- Stock optimizer per warehouse: Memberikan informasi tentang status kesehatan okupansi gudang untuk mengoptimalkan kapasitas penyimpanan rak antar gudang.
Kesimpulan
Memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi peak season di gudang sangatlah penting untuk memastikan operasi gudang berjalan lancar dan efisien. Selain itu, pertimbangkan untuk memanfaatkan teknologi untuk membantu mempermudah dan mempercepat proses.
Solusi dari Warehouse Management System HashMicro adalah pilihan yang tepat bagi perusahaan Anda. Dengan fitur-fitur lengkap yang mendukung operasional gudang, perusahaan Anda dapat berjalan lebih lancar. Untuk melihat demo dari WMS HashMicro, silakan klik di sini.
Pertanyaan Seputar Peak Season
-
Apa perbedaan peak season dan high season?
Peak season adalah periode dengan permintaan tertinggi, biasanya saat liburan besar atau acara spesial. High season juga memiliki permintaan tinggi, tetapi tidak sepadat peak season. Harga dan jumlah pelanggan meningkat di keduanya, tetapi lonjakan di peak season lebih drastis.
-
Apa tantangan utama yang dihadapi ekspedisi saat peak season?
Ekspedisi menghadapi lonjakan permintaan, keterlambatan pengiriman, kekurangan armada, dan kenaikan biaya operasional. Solusi mencakup optimalisasi rute, penambahan armada sementara, kolaborasi dengan mitra logistik, dan pemanfaatan data untuk perkiraan permintaan yang lebih akurat.
-
Bagaimana cara bisnis mengelola persediaan dengan baik selama peak season?
Bisnis dapat menggunakan teknik demand forecasting, safety stock, dan reorder point agar stok tetap stabil. Sistem otomatisasi seperti ERP dan WMS membantu mengelola persediaan, mengurangi risiko overstock atau kehabisan barang selama peak season.