Metode LIFO, FIFO, FEFO, dan Average Cost – Inventaris mewakili sebagian besar dari aset bisnis dagang. Dengan demikian, inventaris merupakan komponen yang sangat penting dalam laporan neraca perusahaan. Pemilik bisnis ritel dan grosir umumnya menggunakan empat cara untuk mengatur sistem penjualan dan mengetahui nilai barang persediaan mereka, yaitu metode LIFO, FIFO, FEFO, dan Average Cost. Pencatatan dan perhitungan keuangan bisnis dapat dilakukan secara otomatis dengan hasil yang akurat melalui bantuan sistem akuntansi yang komprehensif. Dengan sistem ini otomatiskan pengelolaan arus kas, buat laporan keuangan, rekonsiliasi bank, jurnal penyesuaian, pembuatan faktur, dan lain-lainnya dengan Sistem Akuntansi HashMicro.
Metode LIFO, FIFO, FEFO, dan Average Cost merupakan metode yang umum pada siklus akuntansi. Seorang akuntan sering menggunakan metode ini. Namun, penggunaan metode ini cukup rumit dan membutuhkan waktu lama. Hal ini yang membuat seorang akuntan membutuhkan sistem manajemen akuntansi dengan fitur unggulan yang mampu mempermudah pekerjaan mereka. Untuk mengetahui gambaran harga sistem akuntansi, unduh skema perhitungan harga software akuntansi berikut ini. Untuk itu, Bagaimana masing-masing metode ini bekerja dan apa yang membedakan keempatnya? Berikut ini penjelasannya secara detail.
Baca juga: Sistem Akuntansi: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya dalam Bisnis
Metode LIFO
Metode LIFO (Last In, First Out) merupakan metode yang berbanding terbalik dengan metode FIFO. Menurut metode ini, barang yang terakhir masuk akan keluar terlebih dahulu, sementara barang yang pertama kali masuk ke gudang justru di kemudian hari. Metode ini bertujuan untuk memudahkan proses penataan barang, baik itu pemasukkan maupun pengambilan barang persediaan.
Metode LIFO memungkinkan perusahaan untuk dapat menghemat pajak ketika inflasi terjadi karena kecilnya laba dari metode ini. Selain itu, laba operasi pada perusahaan tidak akan berpengaruh terhadap laba atau rugi fluktuasi harga yang terjadi. Meskipun demikian, penggunaan metode ini terbilang lebih rumit daripada metode lainnya dan biaya pembukuannya lebih mahal serta laba/rugi dari metode ini lebih rendah.
Metode LIFO sudah tidak lagi masuk standar sistem akuntansi internasional. Begitupun oleh penerapan standar akuntansi di Indonesia. PSAK yang menjadi acuan akuntan Indonesia dalam pembukuan telah menyesuaikan dengan IFRS yang merupakan acuan secara global.
Ada tiga alasan mengapa metode LIFO sudah tidak efektif untuk digunakan dalam menilai persediaan. Alasan-alasan inilah yang menjadikan sebuah sistem akuntansi berbasis web yang berfungsi untuk menggantikan metode LIFO.
Alasan pertama mengapa metode LIFO sudah tidak efektif adalah karena adanya perbedaan laba yang cukup signifikan. Jika kita membandingkan metode LIFO dengan metode FIFO dan FEFO, terdapat selisih yang cukup jauh dalam penghasilan laba operasi jika menggunakan metode LIFO dalam menaksir persediaan. Seorang akuntan dapat memanfaatkan penggunaan sistem manajemen akuntansi terlengkap agar dapat mempermudah pengelolaan keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Kedua, metode LIFO juga tidak merepresentasikan tingkat biaya persediaan terkini. Hal ini membuat nilai persediaan tidak memiliki nilai yang relevan atau keadaan yang sebenarnya. Pada akhirnya hal ini mengurangi kualitas dari laporan keuangan itu sendiri. Terakhir, metode ini juga dapat Anda gunakan untuk memanipulasi pajak. Dapatkan skema perhitungan harga software akuntansi disini untuk mengetahui perkiraan budget yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Baca juga: Apa Itu PPIC (Production Planning & Inventory Control)?
Metode FIFO
Dalam metode FIFO (First In, First Out), barang yang pertama kali masuk akan dijual atau dikeluarkan terlebih dahulu, sementara barang yang terakhir kali masuk akan dijual atau dikeluarkan di kemudian hari. Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penilaian persediaan. Dasar metode FIFO adalah asumsi aliran biaya masuk persediaan harus bertemu dengan hasil penjualannya. Sebagai akibatnya, biaya per unit persediaan yang masuk terakhir memiliki fungsi sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir).
Sebagai contoh, sebuah toko roti menghasilkan 200 roti pada hari Senin dengan harga satuan Rp. 10,000, dan 200 roti lagi pada hari Selasa dengan harga satuan Rp. 15,000. FIFO menyatakan bahwa jika toko roti tersebut menjual 200 roti pada hari Rabu, maka HPP nya (pada laporan laba rugi) adalah Rp. 10,000 per roti, karena ini adalah harga satuan roti pertama dalam persediaan.
Baca juga artikel terkait: 6 Cara Terbaik Menjaga Inventaris & Mengelola Tingkat Persediaan
Metode FEFO
Metode First Expired First Out atau FEFO merupakan metode di mana barang dengan masa kedaluwarsa yang terdekat harus dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu, tanpa mempedulikan apakah barang tersebut datang terlebih dahulu atau belakangan.
Contoh toko yang biasa menerapkan metode ini adalah toko ritel makanan dan apotek. Biasanya, produk dengan masa expired terpendek akan ditempatkan di posisi paling depan agar dapat diambil terlebih dahulu oleh pelanggan. Produk yang memiliki masa expired yang masih lama biasanya akan disimpan di dalam gudang terlebih dahulu.
Metode FEFO memang agak mirip dengan Metode FIFO karena terdapat beberapa jenis usaha yang bisa menggunakannya. Namun, metode FEFO lebih efisien, karena dapat mengurangi kerugian dalam bisnis.
Baca juga: Mengapa Anda Harus Beralih ke Inventaris Cloud?
Metode Average Cost
Metode Average Cost merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Dalam metode ini, pencatatan barang yang akan keluar berdasarkan harga rata-rata barangnya. Penggunaan metode average memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi daripada metode FIFO, FEFO ataupun LIFO.
Untuk mendapatkan harga pokok average (rata-rata tertimbang), jumlah saldo awal barang yang akan dijual atau barang dagangan ditambah dengan keseluruhan total pembelian barang dagangan, kemudian dibagi dengan total kuantitas barang dagangan yang dibeli, lalu ditambah dengan kuantitas saldo awal barang dagangan.
Menghitung Nilai Stok Secara Otomatis
Menghitung nilai stok membutuhkan ketelitian tinggi. Karena kesalahan penghitungan bisa menyebabkan kerugian pada bisnis Anda, sebaiknya Anda menggunakan perangkat lunak manajemen inventaris terlengkap yang memungkinkan Anda untuk menghitung nilai stok secara otomatis. Ketahui perkiraan harga untuk penggunaan sistem manajemen inventaris melalui perhitungan skema harga software manajemen inventaris berikut ini. Alat ini memudahkan Anda untuk melakukan penilaian inventaris dengan menggunakan metode yang berbeda termasuk FIFO, FEFO, dan Average Cost, tentunya dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Kesimpulan
Metode LIFO, FIFO, FEFO, dan Average Cost merupakan metode yang umum bagi seorang akuntan. Akuntan sering menggunakan metode ini untuk menentukan dan mengatur sistem penjualan pada perusahaan. Namun, metode ini merupakan metode yang sulit dan memakan banyak waktu untuk mengerjakannya. Hal inilah yang menjadikan seorang akuntan membutuhkan software akuntansi yang terintegrasi dari HashMicro. HashMicro menyediakan software akuntansi yang mampu mengatur dan mengelola perusahaan secara real-time dan akurat. Dapatkan Demo Gratis dari HashMicro Dapatkan gambaran harga software melalui skema perhitungan harga software dari HashMicro.