Perkebunan kelapa sawit merupakan industri yang menjanjikan di Indonesia. Kondisi geografis yang strategis membuat perkembangan dari industri perkebunan ini menjanjikan. Akan tetapi, Mielke, analis dari Oil World mengatakan akan ada tantangan pada industri ini, yaitu tantangan produktivitas.
Menurunnya produktivitas dan rendahnya pembukaan kebun baru menjadi faktor utama yang mempengaruhi kegiatan operasional dari industri perkebunan kelapa sawit ini. Faktor-faktor yang membatasi produktivitas dapat diminimalisir dengan menggunakan sistem yang membantu Anda, yaitu Software Agriculture. Keunggulan lain dari software Agriculture dapat Anda simak di bawah ini.
Pertumbuhan Industri Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia
Pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat Anda lihat dari peningkatan luas perkebunan kelapa sawit yang semakin luas setiap tahunnya. Pada tahun 2021, luas perkebunan kelapa sawit mencapai 14,67 juta hektar, meningkat 5,5% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, industri kelapa sawit juga telah berkembang menjadi industri yang terintegrasi, dari hulu ke hilir, dengan memanfaatkan berbagai teknologi modern dalam proses produksi dan pengolahan. Pada tahun 2021, produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 49,5 juta ton atau sekitar 60% dari produksi global.
Produksi kelapa sawit di Indonesia juga menjadi andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara. Pemerintah pun berharap pembangunan perkebunan akan meningkat secara menyeluruh agar memperkuat perekonomian nasional.
Namun, di balik pertumbuhannya yang pesat, industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah ketersediaan tenaga kerja yang memadai. Seiring dengan peningkatan produksi dan pengolahan, industri ini juga sangat membutuhkan jumlah tenaga kerja yang besar dan terampil.
Tahap ini meliputi pemilihan lahan yang sesuai untuk perkebunan kelapa sawit, dengan memperhatikan kondisi tanah. Industri perkebunan kelapa sawit juga dapat melanjutkan dengan membersihkan lahan dari vegetasi, membuat saluran irigasi, dan memasang infrastruktur seperti jalan dan bangunan.
Pembibitan pada industri perkebunan kelapa sawit
Setelah lahan siap untuk ditanam, selanjutnya bibit kelapa sawit ditanam di bedengan khusus untuk memastikan kualitas bibit yang dihasilkan. Proses pembibitan ini meliputi persiapan media tanam, penyemaian bibit, perawatan dan pemeliharaan bibit hingga siap untuk pindah ke lahan.
Penanaman tanaman kacangan
Sebelum penanaman kelapa sawit, tanaman kacangan seperti kacang tanah atau kacang hijau ditanam terlebih dahulu untuk memperbaiki kualitas tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah, dan mengurangi pertumbuhan gulma (tanaman yang tidak diinginkan).
Kastrasi pada industri perkebunan kelapa sawit
Kemudian dilanjutkan ke proses kastrasi atau pemotongan bunga atau buah muda dari pohon kelapa sawit yang telah berusia satu tahun atau lebih setelah ditanam. Hal ini untuk memastikan produksi buah yang optimal, memperpanjang umur produktif tanaman, serta menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang memperkuat batang pohon.
Pengendalian gulma
Selanjutnya industri ini melakukan pengendalian gulma untuk mengurangi persaingan dengan tanaman kelapa sawit dan mengurangi risiko kerusakan pada tanaman. Cara mengendalikannya adalah dengan mengolah tanah menggunakan cangkul, garu, bajak, hingga traktor. Gulma juga dapat Anda babat atau bakar.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dengan cara pencegahan, pemantauan, dan pengendalian menggunakan pestisida yang aman dan efektif. Tujuan dari pengendalian hama adalah mencegah kerugian atau melindungi tanaman dari kerusakan. Selain itu, pengendalian hama juga dapat meningkatkan kualitas dan jumlah produksi tanaman. Di samping itu, dengan penggunaan pestisida yang aman dan efektif, dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dapat dihindari atau dikurangi.
Panen
Selanjutnya adalah proses panen, buah kelapa sawit matang secara berkala dan biasanya panen setiap 10-14 hari sekali. Proses panen dengan menggunakan mesin pemotong dan panen secara manual oleh tenaga kerja. Pihak perkebunan harus menggunakan teknik tertentu dan mengikuti standar industri agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas.
Standar panen umumnya adalah buah yang telah matang langsung dipanen pada jangka waktu yang pendek karena buah akan membrondol. Apabila interval panennya lama, maka akan menimbulkan buah busuk dan jumlah brondolan yang banyak. Oleh karena itu, perlu untuk mengisi administrasi panen dengan teliti dan tepat waktu.
Sensus buah dan sensus pokok
Setelah panen, buah dan pokok disensus untuk mengetahui produktivitas tanaman dan memastikan jumlah produksi yang sesuai. Industri perkebunan kelapa sawit melakukan sensus pokok dengan menghitung seluruh jumlah pokok kelapa sawit dengan menyeluruh (seluruh areal kebun sawit). Hampir sama dengan sensus pokok, sensus buah dilakukan dengan penghitungan produksi berdasarkan sampel yang telah ditetapkan.
Penunasan (Pruning) pada industri perkebunan kelapa sawit
Penunasan pelepah kelapa sawit terlaksana secara berkala setidaknya satu kali dalam setahun. Pruning pada kelapa sawit adalah proses pemangkasan daun atau buah-buahan yang telah tua atau rusak. Tujuannya untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dan menjaga kesehatan tanaman. Proses ini juga dapat menggunakan tangan atau alat khusus sepeti mesin pemangkas.
Proses kerja industri perkebunan kelapa sawit sangatlah kompleks. Oleh karena itu, perkebunan kelapa sawit memerlukan sistem yang efektif untuk mengatur setiap kegiatan operasional. Salah satunya adalah dengan menggunakan software agriculture yang dapat memantau dan mengatur mulai dari penanaman, panen, hingga pemeliharaan tanaman.
4 Keunggulan Software Agriculture untuk Industri Perkebunan Kelapa Sawit
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam industri perkebunan kelapa sawit adalah dengan menggunakan software agriculture. Berikut adalah empat keunggulan sistem ini untuk industri tersebut:
1. Meningkatkan produktivitas perkebunan
Dengan software agriculture, hal-hal seperti pengelolaan inventaris, pengelolaan pemeliharaan tanaman, pelacakan biaya produksi, dan analisis biaya, serta pengambilan keputusan dilakukan secara cepat dan akurat. Maka dari itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit tentu dapat lebih produktif mencapai tujuan.
2. Mengoptimalkan perencanaan bisnis kelapa sawit
Perusahaan dapat mengatur jadwal pemeliharaan tanaman dengan lebih mudah dan teratur. Software agriculture akan memberikan notifikasi saat waktunya untuk melakukan pemeliharaan tanaman seperti pemupukan, penyemprotan pestisida, atau pemangkasan. Oleh karena itu, perencanaan bisnis kelapa sawit pun akan berjalan lebih optimal sesuai rencana.
3. Pelaporan yang lengkap dan akurat
Dalam industri perkebunan kelapa sawit, keputusan yang cepat dan akurat sangat penting untuk menjaga efisiensi dan produktivitas. Software agriculture memberikan data yang akurat dan real-time tentang inventaris, pemeliharaan tanaman, dan biaya produksi. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat berdasarkan data yang terkini dan akurat. Dengan demikian, produktivitas dan efisiensi perusahaan dapat ditingkatkan secara signifikan
4. Kendali penuh atas usaha perkebunan
Pihak perkebunan juga dapat memantau kondisi operasional kelapa sawit di mana saja dan kapan saja. Dengan begitu, laporan yang didapatkan pun secara real-time, sehingga dipastikan bahwa setiap pihak memiliki kendali penuh atas perkembangan perkebunan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, dalam era digitalisasi, industri perkebunan kelapa sawit perlu untuk terus beradaptasi dengan teknologi. Apalagi, dengan kompleksnya sistem operasional dari industri ini, Anda dapat memaksimumkan penggunaan sumber daya dan mempercepat proses operasional dari industri perkebunan kelapa sawit. Dengan berbagai keunggulan software agriculture, tidak ada salahnya untuk mencoba teknologi yang satu ini. Anda dapat mencoba pengaplikasian dari software agriculture secara gratis di sini.