Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Other Articles

Daftar Isi:

    Chapter Berikutnya:

      7 Tips Mengelola Dana Funding Startup Secara Efektif

      Setelah memperoleh pendanaan, salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah funding startup tersebut akan digunakan untuk apa. Banyak startup di Indonesia yang gagal meski telah mendapat pendanaan karena keputusan investasi yang salah. 

      Salah satu kunci sukses dalam pengelolaan funding startup adalah investasi cerdas pada sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Oleh karena itu, memilih sistem ERP yang tepat bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

      Dalam artikel ini, kita akan bahas lebih dalam tentang apa itu funding startup, tahapan-tahapan startup funding, mengapa Anda harus investasi dana Anda ke sistem ERP, dan bagaimana memilih sistem ERP yang tepat.

      DemoGratis

      Daftar Isi:

        Key Takeaways

        • Funding startup adalah proses mendapatkan modal untuk mendukung operasi dan pertumbuhan startup.
        • Ada 6 tahapan pendanaan bagi startup, mulai dari bootstrapping hingga initial public offering (IPO).
        • Startup harus memperhatikan 7 hal penting dalam mengelola funding, khususnya terkait penyusunan, pengelolaan, dan pelaporan anggaran.
        • Investasi ke sistem ERP dapat mempercepat pertumbuhan bisnis dan membantu startup menghadapi tantangan bisnis dengan percaya diri.
        • Smart Startup ERP Software dari HashMicro adalah solusi lengkap bagi startup yang ingin mengembangkan bisnis dan bergerak secara cepat.

        Klik di Sini untuk Demo Gratisnya!

        Definisi dan Pentingnya Funding bagi Perkembangan Startup​

        Funding startup merujuk pada proses penggalangan modal yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional dan pertumbuhan sebuah startup. Pendanaan ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk dana pribadi, dana investor individu (angel investor), modal ventura (venture capital), hingga pendanaan publik.

        Di masa-masa awal, startup biasanya memiliki sumber daya terbatas namun memiliki kebutuhan yang besar untuk mengembangkan produk, melakukan riset pasar, dan membangun tim. Oleh karena itu, mendapatkan funding yang cukup menjadi kunci untuk memastikan bahwa startup dapat berjalan dan bertumbuh sesuai dengan rencana.

        Selain itu, pendanaan yang tepat memungkinkan startup untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mengambil risiko yang mungkin tidak bisa dilakukan tanpa modal tambahan. Dengan funding, startup dapat memperluas operasi, memasuki pasar baru, atau mengembangkan produk yang lebih inovatif. Dalam konteks yang lebih luas, pendanaan juga berperan dalam menarik talenta terbaik, karena banyak profesional yang lebih memilih bekerja di startup yang memiliki stabilitas finansial.

        Pentingnya startup funding juga dapat dilihat dalam konteks persaingan pasar. Startup yang memiliki akses ke modal yang memadai memiliki keuntungan kompetitif karena mereka bisa lebih agresif dalam strategi pemasaran dan ekspansi. Ini berarti startup dapat dengan cepat mengambil pangsa pasar dan menjadi pemimpin di industri mereka.

        Namun, penting juga untuk diingat bahwa funding startup harus dikelola dengan bijak. Banyak startup yang gagal meskipun mendapatkan pendanaan karena kurangnya manajemen keuangan yang baik. Oleh karena itu, memiliki rencana bisnis yang solid dan strategi pengelolaan dana yang matang sangat penting untuk memastikan bahwa funding yang diterima digunakan secara efektif untuk pertumbuhan jangka panjang.

        Pada akhirnya, funding startup adalah fondasi bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Tanpa pendanaan yang cukup, startup akan kesulitan untuk berkembang dan bersaing di pasar yang kompetitif. Jadi, penting bagi para pendiri startup untuk memahami berbagai sumber pendanaan dan bagaimana cara mengelolanya agar dapat mencapai target kesuksesan yang diinginkan.

        Tahapan Pendanaan (Funding) Startup​

        funding startup

        Startup umumnya melalui berbagai tahapan pendanaan untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan agar bisa tumbuh dan berkembang. Setiap tahapan pendanaan memiliki karakteristik, persyaratan, dan tujuan yang berbeda.

        Berikut ini adalah beberapa tahapan startup funding yang umum dilalui perusahaan startup di Indonesia.

        1. Bootstrapping

        Tahapan pertama ini sering kali disebut sebagai fase “self-funding“, di mana startup financing-nya menggunakan dana pribadi pendiri (founder) atau dana yang didapat dari keluarga dan teman untuk mendanai bisnis mereka.

        Bootstrapping mencerminkan komitmen para pendiri terhadap ide mereka dan sering kali dianggap sebagai tanda bahwa pendiri serius dalam menjalankan startup. Pada tahap ini, sumber daya mungkin terbatas, dan startup cenderung fokus pada pengembangan produk dasar serta validasi pasar.

        2. Angel Investment

        Setelah melewati fase bootstrapping, startup mungkin mulai mencari dana dari angel investors. Angel investors adalah individu yang bersedia menginvestasikan modal mereka ke startup dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.

        Biasanya, startup investment yang dilakukan oleh angel investors tidak hanya memberikan dana, tetapi juga pengalaman dan jaringan yang bermanfaat bagi pertumbuhan startup. Pada tahap ini, startup sudah memiliki produk yang lebih matang dan mungkin telah mendapatkan pelanggan pertama mereka.

        3. Seed Funding

        Seed funding adalah tahap pendanaan di mana startup mencari modal dari investor yang lebih besar, seperti perusahaan modal ventura kecil atau kelompok investor. Dana ini digunakan untuk membiayai ekspansi awal, pengembangan produk lebih lanjut, dan upaya pemasaran yang lebih luas.

        Di tahap ini, startup mungkin sudah memiliki bukti konsep dan rencana bisnis yang jelas untuk menarik investor.

        4. Series A

        Series A adalah tahap pendanaan di mana startup menerima investasi yang lebih besar dari perusahaan modal ventura atau investor institusional lainnya. Dana ini biasanya digunakan untuk memperluas tim, mengembangkan produk lebih lanjut, dan memasuki pasar baru.

        Startup yang berada di tahap Series A biasanya telah membuktikan model bisnis mereka dan memiliki basis pelanggan yang signifikan.

        5. Series B, C, dan seterusnya

        Setelah Series A, startup dapat melanjutkan ke tahap pendanaan Series B, C, dan seterusnya. Pada tahap ini, startup biasanya sedang dalam proses ekspansi besar-besaran dan mungkin telah memasuki pasar internasional

        Pendanaan pada tahap ini digunakan untuk memperkuat posisi pasar, memperluas produk dan layanan, serta mengakuisisi perusahaan lain. Investor pada tahap ini sering kali mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi karena risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan tahap awal.

        6. Initial Public Offering (IPO)

        Tahap terakhir dalam pendanaan startup adalah IPO, di mana startup menjadi perusahaan publik dengan menjual saham kepada investor publik. IPO adalah langkah besar bagi startup, karena menandakan bahwa perusahaan telah mencapai tingkat stabilitas dan profitabilitas yang signifikan. Hasil dari IPO biasanya digunakan untuk ekspansi lebih lanjut dan memberikan likuiditas bagi investor awal.

        Dengan memahami tahapan pendanaan startup, para founder dapat merencanakan strategi pendanaan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi bisnis mereka. Setiap tahap membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam hal persiapan, presentasi kepada investor, dan penggunaan dana yang diterima.

        Strategi Mengelola Dana Funding bagi Startup yang Efektif

        funding startup

        Pengelolaan dana merupakan aspek penting dalam keberhasilan startup. Startup, terutama dalam tahap awal, sering kali memiliki sumber daya yang terbatas sehingga membutuhkan strategi pengelolaan dana yang bijak dan efisien.

        Berikut ini beberapa strategi untuk kelola funding startup Anda secara optimal dan tepat guna.

        1. Menetapkan prioritas pengeluaran

        Langkah pertama dalam pengelolaan dana adalah menetapkan prioritas pengeluaran. Startup harus fokus pada investasi yang menghasilkan nilai tinggi dan mendukung tujuan bisnis utama. Ini berarti mengalokasikan dana untuk pengembangan produk, pemasaran, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Menghindari pengeluaran yang tidak perlu dapat membantu startup mempertahankan arus kas yang sehat.

        2. Menyusun anggaran yang jelas

        Startup harus menyusun anggaran yang jelas dan realistis. Anggaran ini harus mencakup semua pengeluaran yang diperkirakan, seperti biaya operasional, gaji karyawan, pemasaran, dan lainnya. Dengan anggaran yang baik, startup dapat mengontrol pengeluaran dan menghindari defisit yang tidak perlu. Anggaran juga membantu dalam melacak kinerja keuangan dan mengidentifikasi area yang membutuhkan penyesuaian.

        3. Memonitor arus kas

        Arus kas adalah aliran masuk dan keluar uang dari bisnis. Penting bagi startup untuk memonitor arus kas secara teratur untuk memastikan likuiditas yang cukup. Startup harus menghindari masalah arus kas yang dapat menghambat operasi bisnis. Alat seperti sistem ERP dapat membantu dalam pelacakan arus kas dan memberikan laporan keuangan yang akurat.

        4. Menggunakan teknologi untuk manajemen keuangan

        Penggunaan teknologi dalam manajemen keuangan dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi. Teknologi juga memudahkan akses ke informasi keuangan untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. 

        Sistem ERP, misalnya, memungkinkan startup untuk mengintegrasikan berbagai fungsi keuangan, seperti akuntansi, pembayaran, dan pelaporan. Sistem ini membantu startup mengelola dana dengan lebih baik dan memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan tepat.

        Sebagai contoh, salah satu modul dalam sistem ERP dari HashMicro yaitu modul akuntansi. Dengan modul tersebut, perusahaan bisa menyimpan, mengelola, dan menganalisis data pembukuan secara cepat, akurat, otomatis, dan real-time. Tidak hanya itu, integrasi antara modul satu dengan modul yang lain memastikan bahwa data antar departemen sama dan merupakan versi paling up-to-date.

        5. Melakukan pelaporan keuangan yang transparan

        Pelaporan keuangan yang transparan adalah kunci untuk menjaga kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya. Startup harus memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan benar dan laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Laporan keuangan yang transparan juga membantu startup dalam menarik investasi tambahan dan membangun reputasi yang baik di industri.

        6. Menjaga kepatuhan hukum dan pajak

        Pengelolaan dana yang baik juga mencakup kepatuhan terhadap hukum dan regulasi pajak. Startup harus memastikan bahwa mereka mematuhi semua persyaratan hukum terkait dengan pengelolaan dana dan pelaporan keuangan.

        Ini mencakup pembayaran pajak yang tepat waktu, kepatuhan terhadap peraturan perburuhan, dan aturan lainnya. Kegagalan untuk mematuhi regulasi dapat mengakibatkan denda dan masalah hukum yang dapat merugikan bisnis.

        7. Menyusun rencana keuangan jangka panjang

        Pengelolaan dana yang efektif juga membutuhkan rencana keuangan jangka panjang. Startup harus memiliki visi yang jelas tentang bagaimana dana akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

        Rencana ini harus mencakup tujuan finansial, strategi ekspansi, dan langkah-langkah untuk mencapai profitabilitas. Dengan rencana keuangan yang matang, startup dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelolaan dana dan investasi.

        Dengan pengelolaan dana yang baik, startup dapat memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan mencapai tujuan bisnis mereka. Pendekatan yang bijak terhadap pengelolaan dana juga membantu startup menghindari masalah keuangan dan membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang.

        Mengapa Startup Harus Investasi di Sistem ERP?

        Secara umum, sistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah perangkat lunak manajemen bisnis yang memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi dan mengelola proses bisnis dalam satu sistem terpusat. Termasuk di dalamnya yaitu manajemen sumber daya manusia, keuangan, rantai pasokan, produksi, penjualan, dan operasi lainnya.

        Dengan cakupan fungsi yang luas dan operasional yang otomatis, sistem ERP dapat membantu startup menjalankan berbagai operasi bisnisnya sehingga mereka bisa fokus terhadap aspek-aspek strategis bisnis. Menggunakan sistem ERP tidak hanya tentang meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga tentang membantu startup menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan bisnis.

        Berikut adalah beberapa cara di mana sistem ERP dapat membantu startup mengatasi tantangan bisnis.

        1. Menarik dan mempertahankan investor

        Startup sering menghadapi tantangan dalam menarik dan mempertahankan investor. Sistem ERP dapat membantu dengan memberikan transparansi yang lebih baik dalam pengelolaan bisnis.

        Dengan laporan keuangan yang akurat dan pelacakan data yang teratur, startup dapat menunjukkan kepada investor bahwa mereka memiliki sistem yang andal dan dapat dipercaya. Transparansi ini juga membantu dalam membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti mitra bisnis dan pelanggan.

        2. Pengambilan keputusan yang cepat dan akurat

        Dalam lingkungan bisnis yang dinamis, startup harus dapat membuat keputusan dengan cepat dan berdasarkan informasi yang akurat. Sistem ERP menyediakan akses real-time ke data bisnis, seperti laporan keuangan, inventaris, dan penjualan.

        Dengan akses ini, para pemimpin startup dapat membuat keputusan yang tepat waktu dan berdasarkan data, mengurangi risiko kesalahan dan penundaan. Sistem ERP juga memungkinkan analisis data yang lebih mendalam, yang dapat membantu dalam strategi bisnis dan perencanaan jangka panjang.

        3. Mengelola kompleksitas operasional

        Seiring pertumbuhan startup, kompleksitas operasional cenderung meningkat. Sistem ERP membantu startup mengelola kompleksitas ini dengan mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, seperti akuntansi, produksi, dan sumber daya manusia.

        Integrasi ini mengurangi risiko kesalahan manusia, meningkatkan kolaborasi antar departemen, dan memastikan bahwa semua operasi berjalan dengan lancar. Dengan ERP, startup dapat menyederhanakan proses dan fokus pada pertumbuhan bisnis.

        4. Skalabilitas dan adaptabilitas

        Startup perlu bersiap untuk pertumbuhan dan perubahan pasar. Sistem ERP dirancang untuk skalabilitas, memungkinkan startup untuk menambah modul baru atau meningkatkan kapasitas seiring dengan pertumbuhan bisnis.

        Fleksibilitas ini sangat penting dalam menghadapi tantangan yang muncul karena pertumbuhan atau perubahan kondisi pasar. Dengan ERP, startup dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan dan tetap kompetitif.

        5. Mengelola risiko dan kepatuhan terhadap regulasi

        Risiko bisnis dan kepatuhan terhadap regulasi adalah tantangan umum bagi startup. Sistem ERP membantu startup mengelola risiko dengan menyediakan alat untuk pelacakan dan pelaporan keuangan yang akurat. Ini membantu startup memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan hukum dan pajak yang berlaku.

        Dengan ERP, startup dapat mengidentifikasi risiko lebih awal dan mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari masalah hukum atau keuangan di masa depan.

        6. Meningkatkan efisiensi operasional

        Startup sering kali berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasional untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas. Sistem ERP membantu dengan mengotomatisasi proses bisnis dan mengurangi beban kerja manual. Ini memungkinkan tim untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih penting dan meningkatkan output.

        Dengan efisiensi yang lebih tinggi, startup dapat menghadapi tantangan biaya operasional yang meningkat dan mencapai tujuan bisnis dengan lebih baik.

        7. Mengatasi tantangan manajemen data

        Startup sering menghadapi tantangan dalam mengelola dan mengamankan data bisnis. Sistem ERP menyediakan platform yang aman untuk penyimpanan dan pengelolaan data. Dengan sistem ERP, startup dapat memastikan bahwa data mereka terlindungi dan hanya diakses oleh orang yang berwenang.

        Ini juga membantu dalam menjaga konsistensi data dan menghindari duplikasi, yang sering menjadi masalah ketika bisnis berkembang.

        Dengan bantuan sistem ERP, startup dapat mengatasi berbagai tantangan yang mungkin mereka hadapi saat mereka tumbuh dan berkembang. Sistem ERP bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menyediakan alat yang tepat untuk membantu startup tetap kompetitif dan adaptif dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah.

        Tips Memilih Sistem ERP yang Tepat sebagai Investasi Terbaik Funding Startup Anda

        Setelah mendapatkan funding, salah satu strategi terbaik untuk memanfaatkan dana tersebut adalah dengan investasi ke sistem ERP. Namun, perlu diingat bahwa Investasi sistem ERP adalah keputusan jangka panjang. Pastikan sistem yang Anda pilih dapat mendukung pertumbuhan startup dan memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.

        Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda memilih sistem ERP yang sesuai dengan kebutuhan startup Anda.

        1. Identifikasi kebutuhan bisnis

        Sebelum memilih sistem ERP, startup harus mengidentifikasi kebutuhan bisnis mereka. Hal ini mencakup pemahaman tentang fungsi-fungsi bisnis yang memerlukan integrasi, seperti akuntansi, penjualan, inventaris, dan lainnya.

        Misalnya, sebuah startup e-commerce yang baru mendapatkan pendanaan mungkin membutuhkan fitur pengelolaan inventaris dan penjualan yang terintegrasi untuk memastikan pengiriman yang lancar dan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

        2. Perhatikan skalabilitas

        Skalabilitas adalah aspek penting bagi startup yang ingin tumbuh. Dengan berkembangnya perusahaan, maka besar tim yang dimiliki juga akan terus bertambah. Sistem ERP yang tepat harus mampu mendukung ekspansi bisnis dan peningkatan volume data.

        Misalnya, startup teknologi yang baru mendapatkan pendanaan untuk ekspansi mungkin membutuhkan sistem ERP yang dapat diskalakan seiring dengan pertumbuhan tim dan peningkatan kompleksitas operasional.

        Apabila sistem ERP yang dipilih tidak mampu memberikan keleluasaan ini, bisa jadi akan muncul biaya tambahan untuk menambah lisensi atau jumlah user yang bisa menggunakan sistem tersebut. Oleh karena itu, pilihlah sistem ERP yang mendukung skalabilitas perusahaan Anda dengan modal seminimal mungkin dan tanpa biaya tersembunyi lainnya, seperti sistem ERP dari HashMicro.

        3. Evaluasi fitur yang ditawarkan

        Setiap sistem ERP menawarkan fitur yang berbeda-beda. Startup harus mengevaluasi fitur-fitur yang ditawarkan dan memastikan bahwa fitur tersebut sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka. Jangan sampai dana yang diinvestasikan tidak menghasilkan apa-apa karena salah pilih fitur atau fitur yang ada tidak bekerja secara optimal.

        Sebuah startup yang bergerak di bidang manufaktur, misalnya, mungkin membutuhkan fitur produksi dan manajemen bahan baku. Sebelum memutuskan untuk implementasi sistem, pastikan fitur-fitur yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan unik startup Anda tersebut.

        4. Uji coba dan demo gratis

        Sebelum mengambil keputusan, manfaatkan uji coba dan demo gratis yang ditawarkan oleh penyedia sistem ERP. Hal ini memberikan kesempatan kepada Anda untuk menguji fitur-fitur sistem dan melihat bagaimana sistem tersebut berfungsi dalam konteks bisnis Anda.

        Misalnya, startup yang baru mendapatkan pendanaan dapat menggunakan periode uji coba untuk memastikan sistem ERP yang dipilih sesuai dengan alur kerja mereka dan mudah digunakan oleh tim. Selama periode uji coba, pastikan untuk melibatkan tim Anda dalam pengujian untuk mendapatkan umpan balik mereka.

        Dengan memanfaatkan fitur uji coba, pihak startup bisa mempelajari dan mengevaluasi kinerja sistem ERP yang akan digunakan tanpa harus mengeluarkan dana dan waktu untuk implementasi sistem terlebih dahulu. Meski ternyata sistem yang dipilih tidak memenuhi ekspektasi, pihak startup tidak akan rugi secara finansial karena uji coba dan demonya gratis. 

        5. Pertimbangkan integrasi dengan aplikasi lain

        Banyak startup menggunakan berbagai aplikasi untuk mendukung operasi mereka. Sistem ERP yang tepat harus dapat diintegrasikan dengan aplikasi lain, seperti perangkat lunak CRM, alat manajemen proyek, atau sistem akuntansi.

        Misalnya, startup yang sudah memiliki sistem akuntansi yang berjalan mungkin membutuhkan sistem ERP yang dapat diintegrasikan dengan aplikasi tersebut untuk menghindari duplikasi data dan memastikan aliran informasi yang lancar.

        Apabila sistem ERP tersebut ternyata tidak mampu diintegrasikan dengan aplikasi atau modul lain yang sudah ada, tentunya data tidak bisa sinkronisasi dalam satu tempat. Selain itu, ada kemungkinan pihak startup harus rombak dan implementasi ulang sistem yang seluruhnya baru, yang tentunya akan makan banyak biaya dan menghamburkan investasi ke sistem yang sudah ada.

        6. Perhatikan biaya dan model harga

        Sistem ERP dapat menjadi investasi besar bagi startup yang sedang berkembang. Startup yang baru mendapatkan pendanaan mungkin memiliki anggaran terbatas, sehingga mereka harus memilih model harga yang sesuai dengan anggaran tersebut.

        Pastikan untuk memahami biaya yang terlibat dalam mengimplementasikan dan memelihara sistem ERP. Pertimbangkan model harga yang ditawarkan, apakah itu biaya satu kali, berlangganan bulanan, atau berdasarkan penggunaan. Jangan lupa untuk memperhitungkan biaya tambahan, seperti biaya pelatihan, dukungan teknis, dan pemeliharaan.

        HashMicro, sebagai salah satu penyedia sistem ERP terbaik di Indonesia, menyediakan akses bagi Anda untuk mengunduh skema harga dari produk-produk yang ditawarkan. Silakan akses skema harganya di sini sekarang.

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        7. Tinjau dukungan teknis dan layanan pelanggan

        Dukungan teknis dan layanan pelanggan yang baik sangat penting dalam memilih sistem ERP. Startup yang masih berkembang sering membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah teknis dan mempelajari cara menggunakan sistem ERP secara optimal.

        Pastikan penyedia sistem ERP menawarkan dukungan teknis yang responsif dan layanan pelanggan yang dapat diandalkan. Tinjau ulasan dan testimoni dari pelanggan lain untuk memastikan kualitas layanan penyedia sistem ERP. 

        Misalnya, startup yang sedang berkembang mungkin membutuhkan dukungan teknis 24/7. Apabila tim expert sulit dihubungi saat terjadi gangguan sistem atau saat pihak startup membutuhkan panduan, tentunya operasi bisnis jadi terhambat. Hal ini bisa membuat startup kehilangan kepercayaan klien, waktu produktif, dan peluang bisnis lainnya.

        8. Tinjau reputasi penyedia sistem ERP

        Terakhir, pastikan untuk meninjau reputasi penyedia sistem ERP sebelum membuat keputusan akhir. Cari tahu berapa lama mereka telah beroperasi, siapa klien mereka, dan apakah mereka memiliki pengalaman dalam industri Anda. Reputasi yang baik menunjukkan bahwa penyedia sistem ERP dapat dipercaya dan memiliki rekam jejak yang baik dalam menyediakan solusi yang efektif.

        Misalnya, startup yang berfokus pada sektor keuangan mungkin ingin memilih penyedia ERP yang memiliki pengalaman dalam menangani bisnis di industri keuangan. Memilih penyedia ERP yang berpengalaman di bidangnya membuat proses belajar dan implementasi akan jauh lebih cepat, efisien, dan minim error. Sehingga, dana yang diinvestasikan untuk sistem tersebut benar-benar dipergunakan secara optimal.

        Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk menggunakan sistem ERP untuk startup Anda, Anda bisa cek rekomendasi software ERP terbaik yang telah kami rangkum untuk Anda.

        Salah satu penyedia sistem ERP yang direkomendasikan adalah HashMicro. Dengan lebih dari 1750 klien, HashMicro terbukti memberikan pelayanan dan produk terbaik untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan, khususnya dalam hal ini yaitu startup.

        Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat memilih sistem ERP yang sesuai dengan kebutuhan startup Anda. Pemilihan yang tepat akan membantu meningkatkan efisiensi operasional, mendukung pertumbuhan bisnis, dan memberikan fondasi yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang.

        Kembangkan Startup Anda dengan Smart Startup ERP Software dari HashMicro

        funding startup

        Sebagai startup yang ingin tumbuh dan berkembang, Anda memerlukan alat yang dapat membantu mengelola berbagai aspek bisnis secara efisien. HashMicro menawarkan Smart Startup ERP Software yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan startup. Mulai dari meningkatkan efisiensi operasional, mengotomatisasi proses, hingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. 

        Berikut ini beberapa fitur utama yang ditawarkan oleh Smart Startup Software ERP HashMicro.

        • RoI tracker: Fitur ini membantu startup menghitung dan melacak pengembalian investasi mereka. Dengan fitur ini, startup dapat menganalisis keuntungan yang diperoleh dari investasi tertentu, seperti kampanye pemasaran atau proyek baru. 
        • Sales forecasting: Fitur ini memungkinkan startup untuk memperkirakan penjualan berdasarkan data historis, tren pasar, dan faktor-faktor lain yang relevan. Fitur ini membantu startup merencanakan strategi penjualan, mengatur target, dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih baik.
        • Financial ratio analysis: Fitur ini memungkinkan startup untuk menghitung dan menganalisis berbagai rasio keuangan, seperti rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Dengan analisis rasio keuangan yang tepat, startup dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan merencanakan strategi keuangan yang lebih baik
        • Perencanaan budget yang akurat: Smart Startup Software ERP HashMicro menyediakan alat untuk membuat rencana anggaran yang rinci dan realistis. Fitur ini memungkinkan Anda menetapkan batas pengeluaran, merencanakan alokasi dana, dan melacak realisasi anggaran. 
        • Real-time dashboard: Smart Startup Software ERP HashMicro menyediakan real-time dashboard yang memungkinkan startup untuk melihat data bisnis dalam satu tampilan yang mudah dibaca. Fitur ini mencakup informasi tentang penjualan, keuangan, inventaris, dan sumber daya manusia. 
        • Asset Management System: Smart Startup Software ERP HashMicro menawarkan fitur asset management system yang memungkinkan startup untuk mencatat, melacak, dan mengelola aset fisik seperti peralatan, mesin, atau kendaraan. Fitur ini juga mencakup pelacakan amortisasi dan depresiasi aset, membantu startup mengelola nilai aset mereka dengan lebih baik. 
        • Sistem manajemen prospek: Fitur ini memungkinkan Anda menyimpan informasi kontak, mencatat interaksi, dan mengelola proses penjualan. Dengan sistem manajemen prospek yang baik, startup dapat meningkatkan efisiensi tim penjualan dan meningkatkan peluang konversi prospek menjadi pelanggan.

        Tidak hanya itu, Smart Startup Software ERP dari HashMicro sangat cocok untuk startup karena software tersebut dapat diintegrasikan dengan berbagai modul software lainnya seperti modul akuntansi, penjualan, inventaris, dan sebagainya. Anda juga bisa tentukan modul apa saja yang ingin Anda integrasikan sesuai kebutuhan startup Anda.

        Kesimpulan

        Startup funding merupakan elemen krusial yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis. Tanpa pendanaan yang cukup, startup mungkin kesulitan untuk berkembang dan bersaing dalam pasar yang kompetitif. Oleh karena itu, pemahaman tentang berbagai tahapan pendanaan dan cara mengelola dana dengan bijak sangat penting.

        Sistem Smart Startup ERP dari HashMicro dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu startup mengelola sumber daya dengan lebih efisien dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Sistem ini tidak hanya membantu dalam mengotomatisasi proses bisnis, tetapi juga memberikan fleksibilitas dan skalabilitas yang diperlukan bagi pertumbuhan startup.

        Dengan manfaat seperti integrasi fungsi bisnis, peningkatan efisiensi operasional, dan dukungan untuk pengambilan keputusan, sistem ERP dapat membantu startup mengatasi berbagai tantangan bisnis. 

        Oleh karena itu, segera konsultasikan kebutuhan startup Anda dengan tim expert kami dan coba demo gratis kami sekarang juga.

        SmartStartupSoftware

        Pertanyaan Seputar Funding Startup

        • Bagaimana cara efektif menggunakan funding startup untuk investasi ERP?

          Menggunakan funding startup untuk investasi ERP secara efektif melibatkan langkah-langkah seperti menentukan kebutuhan bisnis secara spesifik, melakukan analisis biaya-manfaat, memilih solusi ERP yang scalable, dan memastikan pelatihan serta dukungan teknis yang memadai untuk memaksimalkan manfaat dari sistem ERP.

        • Apa saja manfaat jangka panjang dari investasi ERP bagi startup?

          Manfaat jangka panjang dari investasi ERP bagi startup meliputi peningkatan efisiensi operasional, integrasi data yang lebih baik, peningkatan produktivitas karyawan, kemampuan untuk mengelola pertumbuhan bisnis secara lebih efektif, serta penyediaan wawasan bisnis yang mendalam untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

        • Bagaimana cara startup memilih vendor ERP yang tepat?

          Startup dapat memilih vendor ERP yang tepat dengan melakukan riset mendalam tentang berbagai vendor, meminta demo atau uji coba sistem, membaca ulasan dan testimoni dari pelanggan lain, memastikan vendor memiliki pengalaman dan keahlian dalam industri yang sama, dan mengevaluasi layanan dukungan serta keberlanjutan sistem yang ditawarkan oleh vendor tersebut.

        • Apa saja tantangan yang dihadapi startup saat mengimplementasikan ERP menggunakan dana investor?

          Tantangan yang dihadapi startup saat mengimplementasikan ERP menggunakan dana investor meliputi alokasi anggaran yang tepat, memastikan semua karyawan menerima dan menggunakan sistem baru, mengintegrasikan ERP dengan sistem yang sudah ada, mengelola perubahan organisasi, dan memastikan return on investment (ROI) yang diharapkan tercapai dalam waktu yang wajar.

        • Berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan ERP di startup?

          Biaya implementasi ERP di startup bervariasi tergantung pada ukuran bisnis, kompleksitas kebutuhan, jenis solusi ERP yang dipilih (cloud-based atau on-premise), dan penyedia layanan. Secara umum, biaya dapat berkisar dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah, termasuk biaya lisensi, implementasi, pelatihan, dan dukungan teknis.

        Apakah artikel Ini bermanfaat?
        YaTidak
        Business Insight

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 1,750+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!

        Dipercaya oleh 1,750+ klien