Chapter Selanjutnya

Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Jadwalkan Demo Sekarang!

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

CNBC Awards

Daftar Isi

plus minus

    Artikel Terkait:

    plus minus

    Artikel Terkait

    ERP untuk Industri Keramik: Panduan Lengkap Optimalkan Produksi 2025

    Diterbitkan:

    Industri keramik memiliki proses yang kompleks, mulai dari resep bahan baku, pembakaran, hingga kontrol kualitas. Kesalahan kecil saja bisa menimbulkan pemborosan dan kerugian besar. Karena itu, ERP bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis.

    Namun, banyak perusahaan masih memakai spreadsheet atau sistem terpisah. Akibatnya data tidak sinkron, koordinasi sulit, dan keputusan sering terlambat. Hal ini menghambat efisiensi dan pertumbuhan.

    Dengan ERP, seluruh proses dapat terintegrasi, data transparan, dan keputusan bisnis lebih cepat serta akurat. Sistem ini membantu industri keramik menjadi lebih lincah, efisien, dan profitabel di era persaingan 2025.

    Daftar Isi:

      Daftar Isi
        DemoGratis

        Key Takeaways

        • Terdapat beberapa tantangan dalam industri keramik, seperti manajemen BOM yang kompleks, pelacakan biaya produksi, dan fluktuasi permintaan.
        • Modul dan fitur wajib dalam sistem ERP untuk industri keramik antara lain, manajemen manufaktur, manajemen inventaris, dan kontrol kualitas.
        • HashMicro Manufacturing Software merupakan solusi all-in-one bagi perusahaan keramik di Indonesia yang ingin mengelola proses produksi dan operasional secara lebih terstruktur.

        Klik untuk Demo Gratis!

        Apa Saja Tantangan Unik dalam Industri Keramik?

        Industri keramik menghadapi tantangan spesifik seperti manajemen resep (BOM) yang kompleks, kontrol kualitas multi-tahap, pelacakkan biaya produksi yang akurat, dan manajemen rantai pasok yang fluktuatif.

        Berdasarkan pengalaman saya, tantangan ini memerlukan solusi sistematis yang mampu mengintegrasikan seluruh proses dari hulu ke hilir. Tanpa sistem yang terpusat, perusahaan akan kesulitan menjaga konsistensi dan efisiensi.

        Untuk memahami lebih dalam, mari kita bedah satu per satu tantangan utama yang sering menjadi penghambat pertumbuhan di industri ini.

        1. Manajemen Bill of Materials (BOM) yang kompleks

        Dalam industri keramik, satu produk bisa memiliki puluhan variasi resep atau formula. Komposisi bahan baku seperti tanah liat, feldspar, kaolin, dan pigmen warna harus diukur dengan presisi tinggi.

        Perubahan kecil pada proporsi dapat mengubah warna, tekstur, dan kekuatan produk akhir. Mengelola BOM secara manual sangat rentan terhadap kesalahan manusia, yang dapat menyebabkan satu batch produksi gagal total dan mengakibatkan kerugian material yang signifikan.

        2. Kontrol kualitas multi-tahap yang ketat

        Kualitas adalah segalanya dalam industri keramik. Proses kontrol kualitas (QC) tidak hanya dilakukan di akhir, tetapi di setiap tahapan kritis, mulai dari pengujian bahan baku, konsistensi adonan, proses pencetakan, suhu dan durasi pembakaran.

        Dengan mencatat dan menganalisis data QC dari setiap tahap secara manual. tentu akan sangat tidak efisien dan menyulitkan pelacakan sumber masalah jika ditemukan produk cacat.

        3. Pelacakan biaya produksi yang akurat

        Menghitung harga pokok produksi (HPP) keramik sangatlah rumit. Biaya tidak hanya mencakup bahan baku, tetapi juga biaya energi yang besar untuk mesin pembakaran (kiln), biaya tenaga kerja di setiap stasiun kerja, dan biaya overhead pabrik.

        Menurut sebuah studi tentang efisiensi energi, biaya energi dapat mencakup porsi signifikan dari total biaya produksi. Tanpa sistem yang mampu melacak semua biaya secara akurat ke setiap batch produksi, perusahaan akan kesulitan menentukan harga jual yang profitabel.

        4. Manajemen inventaris bahan baku dan barang jadi

        Industri keramik seringkali berurusan dengan bahan baku yang memiliki umur simpan atau kondisi penyimpanan tertentu. Di sisi lain, barang jadi yang menumpuk di gudang juga merupakan biaya.

        Menjaga keseimbangan antara ketersediaan bahan baku agar produksi tidak terhenti dan level stok barang jadi agar tidak berlebih (overstock) adalah tantangan konstan. Manajemen inventaris yang buruk dapat membekukan modal kerja.

        5. Fluktuasi permintaan dan manajemen rantai pasok

        Permintaan produk keramik, terutama untuk ubin dan saniter, sangat dipengaruhi oleh tren pasar properti dan konstruksi. Fluktuasi ini menuntut perusahaan untuk bisa merespons dengan cepat, baik dalam meningkatkan maupun mengurangi produksi.

        Hal ini berdampak langsung pada manajemen rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk jadi. Rantai pasok yang tidak fleksibel dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman atau penumpukan stok yang tidak perlu.

        Mengapa ERP Menjadi Solusi Krusial bagi Industri Keramik?

        Mengapa ERP Menjadi Solusi Krusial bagi Industri Keramik?

        ERP menjadi solusi krusial karena mampu meningkatkan efisiensi produksi, menjamin konsistensi kualitas produk, mengoptimalkan level inventaris, memberikan visibilitas biaya yang transparan, serta meningkatkan ketertelusuran produk.

        Dalam praktiknya, implementasi ERP membantu perusahaan keramik yang saya dampingi untuk beroperasi lebih lincah dan profitabel. Sistem ini bertindak sebagai tulang punggung digital yang menghubungkan semua departemen.

        Berikut adalah penjabaran bagaimana ERP secara nyata menjawab tantangan-tantangan yang telah kita bahas sebelumnya.

        1. Meningkatkan efisiensi dan otomatisasi produksi

        Dengan ERP, seluruh alur kerja produksi dapat distandarisasi dan diotomatisasi. Perencanaan produksi dapat dibuat berdasarkan data permintaan aktual dan perkiraan penjualan, sehingga jadwal penggunaan mesin (terutama kiln) menjadi lebih optimal.

        Perintah kerja dapat dikirimkan secara digital ke setiap stasiun, mengurangi penggunaan kertas dan potensi kesalahan komunikasi. Hasilnya adalah siklus produksi yang lebih cepat, waktu henti mesin yang berkurang, dan produktivitas yang meningkat secara keseluruhan.

        2. Menjamin konsistensi kualitas produk

        Sistem ERP memungkinkan perusahaan untuk menyimpan resep (BOM) standar dalam database terpusat. Setiap kali produksi dimulai, sistem akan secara otomatis memberikan formula yang tepat, meminimalisir deviasi.

        Selain itu, parameter dan hasil pengujian QC di setiap tahap dapat dicatat langsung ke dalam sistem. Jika terjadi penyimpangan dari standar, sistem dapat memberikan peringatan dini, memungkinkan tim untuk segera melakukan tindakan korektif.

        3. Optimalisasi manajemen inventaris

        Modul ERP menyediakan visibilitas real-time terhadap seluruh stok, baik bahan baku, barang setengah jadi, maupun produk jadi. Sistem dapat secara otomatis memberikan notifikasi ketika stok bahan baku mencapai titik pemesanan ulang (reorder point).

        Di sisi lain, dengan data penjualan yang akurat, perusahaan dapat melakukan optimalisasi manajemen inventaris barang jadi, mengurangi biaya penyimpanan dan risiko barang usang.

        4. Visibilitas biaya dan profitabilitas yang lebih baik

        Salah satu manfaat terbesar ERP adalah kemampuannya untuk melacak biaya secara detail. Setiap material yang digunakan, jam kerja yang dihabiskan, dan energi yang dikonsumsi untuk satu batch produksi dapat dicatat dan dialokasikan secara akurat.

        Dengan data ini, manajemen dapat dengan mudah menganalisis profitabilitas setiap produk atau pesanan, membuat keputusan harga yang lebih strategis, dan mengidentifikasi inefisiensi untuk ditekan.

        5. Meningkatkan kepatuhan dan ketertelusuran (traceability)

        Untuk perusahaan yang mengekspor produk, kepatuhan terhadap standar internasional sangatlah penting. ERP membantu dengan menyediakan fitur ketertelusuran (traceability) yang kuat.

        Jika terjadi keluhan atau klaim kualitas, perusahaan dapat dengan cepat menelusuri kembali riwayat produksi batch tersebut untuk mengidentifikasi akar masalah, sebuah kapabilitas yang sangat dihargai dalam standar manajemen mutu seperti ISO 9001.

        Modul dan Fitur Wajib dalam ERP untuk Industri Keramik

        Sistem ERP untuk industri keramik wajib memiliki modul inti seperti manajemen manufaktur, inventaris, kontrol kualitas (QC), pembelian, akuntansi, serta penjualan dan distribusi. Penting untuk dipahami bahwa tidak semua ERP diciptakan sama.

        Fitur-fitur dalam modul ini harus secara spesifik dirancang untuk menangani proses unik seperti pengelolaan resep, pelacakan batch, dan kontrol biaya energi. Mari kita lihat lebih dekat modul-modul esensial yang harus menjadi prioritas Anda saat memilih solusi ERP.

        1. Manajemen manufaktur (production management)

        Ini adalah jantung dari ERP untuk industri keramik. Modul ini harus memiliki fitur untuk manajemen Bill of Materials (BOM) yang multi-level dan fleksibel untuk mengakomodasi variasi resep.

        Fitur perencanaan dan penjadwalan produksi sangat penting untuk mengoptimalkan kapasitas pabrik. Selain itu, fitur pelacakan Work-in-Progress (WIP) dan pelaporan produksi real-time akan memberikan visibilitas penuh atas apa yang terjadi di lantai produksi.

        2. Manajemen inventaris (inventory management)

        Modul ini harus mampu melacak stok di berbagai lokasi gudang, mulai dari bahan baku hingga barang jadi. Fitur penting lainnya adalah manajemen batch atau lot, yang memungkinkan pelacakan setiap kelompok bahan baku yang masuk dan setiap batch produk yang dihasilkan.

        Hal ini krusial untuk proses traceability dan kontrol kualitas. Sistem juga harus mendukung metode valuasi inventaris yang sesuai dengan standar akuntansi.

        3. Kontrol kualitas (quality control)

        Modul QC yang terintegrasi memungkinkan Anda untuk menetapkan parameter kualitas di setiap tahapan proses produksi. Tim QC dapat menginput hasil pengujian langsung ke sistem, dan sistem dapat secara otomatis menandai atau mengkarantina batch yang tidak memenuhi standar.

        Laporan analisis kualitas membantu manajemen mengidentifikasi tren masalah dan mengambil tindakan perbaikan berkelanjutan. Fitur ini merupakan bagian integral dari sistem manufaktur modern.

        4. Manajemen pembelian (procurement management)

        Modul ini mengelola seluruh siklus pengadaan, dari permintaan pembelian, pembuatan Purchase Order (PO), hingga penerimaan barang. Untuk industri keramik, fitur manajemen vendor sangat penting untuk melacak kinerja pemasok bahan baku berdasarkan harga, kualitas, dan ketepatan waktu pengiriman.

        5. Akuntansi dan keuangan (accounting & finance)

        Semua transaksi dari modul lain, seperti pembelian, penjualan, dan biaya produksi, harus secara otomatis mengalir ke modul akuntansi. Ini memastikan data keuangan selalu akurat dan terkini.

        Modul ini harus mampu menghasilkan laporan keuangan standar seperti Laba Rugi, Neraca, dan Arus Kas. Fitur manajemen biaya yang kuat sangat penting untuk melacak HPP dan menganalisis profitabilitas secara mendalam.

        6. Penjualan dan distribusi (sales & distribution)

        Modul ini menangani proses dari pembuatan penawaran (quotation), pesanan penjualan (sales order), hingga pengiriman dan penagihan. Integrasi dengan modul inventaris memberikan informasi real-time kepada tim penjualan mengenai ketersediaan stok saat menerima pesanan.

        Panduan Implementasi ERP di Industri Keramik secara Bertahap

        Implementasi ERP yang sukses di industri keramik melibatkan enam tahap utama: analisis kebutuhan, pemilihan vendor, kustomisasi sistem, migrasi data, pelatihan pengguna, dan dukungan pasca-implementasi.

        Berdasarkan pengalaman, saya selalu menekankan bahwa implementasi ERP adalah sebuah perjalanan, bukan sprint. Setiap tahap memerlukan perencanaan yang matang untuk memastikan transisi berjalan lancar dan sistem diadopsi sepenuhnya oleh tim.

        Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang dapat Anda ikuti untuk memastikan proyek implementasi Anda berhasil.

        1. Fase 1: Analisis kebutuhan dan perencanaan

        Langkah pertama adalah membentuk tim proyek internal dan melakukan analisis mendalam terhadap proses bisnis Anda saat ini. Identifikasi titik-titik lemah, inefisiensi, dan tantangan yang ingin Anda selesaikan dengan ERP.

        Buat daftar kebutuhan fungsional yang spesifik untuk setiap departemen, dari produksi hingga keuangan. Tahap ini sangat krusial untuk mendefinisikan ruang lingkup proyek dan menetapkan tujuan yang jelas dan terukur.

        2. Fase 2: Pemilihan vendor dan software ERP

        Setelah Anda memiliki daftar kebutuhan yang jelas, mulailah mencari vendor ERP yang memiliki pengalaman di industri manufaktur, khususnya proses manufaktur seperti keramik.

        Evaluasi tidak hanya fitur software, tetapi juga reputasi vendor, kualitas tim implementasi, dan layanan dukungan purna jual. Referensi dari sumber industri terpercaya bisa menjadi panduan yang baik dalam tahap ini.

        3. Fase 3: Kustomisasi dan konfigurasi sistem

        Setelah vendor terpilih, proses kustomisasi dimulai. Pada tahap ini, tim implementasi vendor akan bekerja sama dengan tim Anda untuk mengkonfigurasi sistem sesuai dengan alur kerja perusahaan Anda.

        Ini mungkin melibatkan penyesuaian formulir, alur persetujuan (approval workflow), dan pembuatan laporan khusus. Komunikasi yang intensif dan jelas antara tim Anda dan vendor adalah kunci keberhasilan di fase ini agar sistem benar-benar sesuai dengan kebutuhan operasional.

        4. Fase 4: Migrasi data dan pengujian

        Memindahkan data dari sistem lama ke sistem ERP baru adalah salah satu tahap paling kritis. Data master seperti data produk, BOM, pelanggan, dan vendor harus dibersihkan dan diformat sebelum dimigrasikan.

        Setelah data masuk, lakukan pengujian menyeluruh (User Acceptance Test – UAT) yang melibatkan pengguna dari setiap departemen. Pastikan semua fungsi berjalan sesuai harapan dan data yang dihasilkan akurat.

        5. Fase 5: Pelatihan pengguna dan go-live

        Sebelum sistem resmi digunakan (go-live), semua pengguna harus mendapatkan pelatihan yang komprehensif. Pelatihan harus disesuaikan dengan peran masing-masing pengguna di dalam sistem.

        Pastikan mereka tidak hanya tahu cara mengoperasikan software, tetapi juga memahami bagaimana peran mereka terhubung dengan alur kerja keseluruhan. Dukungan penuh dari manajemen puncak sangat penting untuk mendorong adopsi pengguna.

        6. Fase 6: Dukungan pasca-implementasi dan optimalisasi

        Pekerjaan tidak berhenti setelah go-live. Sediakan tim dukungan (internal atau dari vendor) untuk membantu pengguna mengatasi masalah yang mungkin muncul. Setelah sistem stabil, lakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur apakah tujuan awal proyek telah tercapai.

        Terus cari cara untuk mengoptimalkan penggunaan sistem, mungkin dengan mengaktifkan fitur baru atau menyempurnakan alur kerja, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari investasi ERP Anda.

        Studi Kasus: Keberhasilan Implementasi ERP di Perusahaan Keramik

        Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata, mari kita lihat contoh bagaimana sebuah perusahaan keramik fiktif, sebut saja PT Keramika Unggul, berhasil mentransformasi bisnisnya.

        Sebelumnya, PT Keramika Unggul menghadapi masalah serius dengan pemborosan bahan baku karena ketidakkonsistenan resep dan kesulitan melacak HPP secara akurat, yang menggerus margin keuntungan mereka.

        Setelah melalui evaluasi, mereka memutuskan untuk mengimplementasikan sistem ERP yang dirancang khusus untuk manufaktur. Hasilnya sungguh signifikan. Dengan standarisasi BOM di dalam sistem, mereka berhasil menurunkan pemborosan bahan baku sebesar 15% dalam enam bulan pertama.

        Fitur pelacakan biaya real-time juga memberikan visibilitas penuh atas HPP, memungkinkan mereka menyesuaikan harga jual dan meningkatkan margin keuntungan rata-rata sebesar 10%.

        Lebih jauh lagi, penjadwalan produksi yang lebih optimal membuat kapasitas produksi mereka meningkat hingga 20% tanpa perlu menambah mesin baru.

        Optimalkan Operasional Industri Keramik Anda dengan Software Manufaktur HashMicro

        Kelola Bisnis Manufaktur Farmasi Lebih Mudah dengan Software Manufaktur HashMicro

        HashMicro Manufacturing Software merupakan solusi all-in-one bagi perusahaan keramik di Indonesia yang ingin mengelola proses produksi dan operasional secara lebih terstruktur sekaligus meningkatkan efisiensi.

        Dengan antarmuka yang intuitif dan dukungan AI, HashMicro membantu tim produksi memantau seluruh proses manufaktur dari bahan baku hingga produk jadi. Beberapa fitur unggulan yang meningkatkan efisiensi operasional industri keramik meliputi:

        • Material Tracking: Memantau penggunaan bahan baku secara real-time untuk mengurangi pemborosan dan memastikan ketersediaan stok.
        • Production Scheduling: Menyusun jadwal produksi secara otomatis agar proses manufaktur lebih efisien dan tepat waktu.
        • Quality Control Monitoring: Memeriksa kualitas produk di setiap tahap produksi untuk menjaga standar keramik yang konsisten.
        • Inventory Management: Mengelola stok bahan baku dan produk jadi dengan akurat untuk mencegah kekurangan atau kelebihan persediaan.
        • Cost Analysis: Menganalisis biaya produksi per batch untuk membantu perusahaan mengoptimalkan margin keuntungan.
        • Performance Reporting: Menyajikan laporan real-time terkait output produksi, efisiensi, dan kinerja tim produksi.

        Ingin melihat bagaimana HashMicro dapat membantu mengoptimalkan operasi produksi industri keramik Anda? Jadwalkan demo gratis sekarang atau klik banner di bawah untuk informasi harga dan solusi yang sesuai kebutuhan perusahaan.

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Kesimpulan

        Software manufaktur memiliki peran strategis dalam memastikan keakuratan pencatatan produksi dan persediaan, terutama dalam mengatasi tantangan seperti ketidaksesuaian data secara manual dan keterlambatan deteksi kesalahan.

        Software Manufaktur HashMicro memungkinkan pemantauan real-time terhadap bahan baku, tahapan produksi, dan stok, sehingga membantu bisnis menjaga catatan operasional yang akurat.

        Untuk melihat manfaat nyata dari sistem manufaktur terintegrasi ini, Anda dapat menjadwalkan demo gratis dan merasakan langsung bagaimana HashMicro mendukung akurasi serta efisiensi dalam proses produksi keramik.

        Pertanyaan Seputar ERP untuk Industri Keramik 

        Berapa estimasi biaya implementasi ERP untuk pabrik keramik skala menengah?
        Biaya implementasi ERP sangat bervariasi tergantung pada kompleksitas, jumlah pengguna, dan tingkat kustomisasi. Untuk pabrik skala menengah, biayanya bisa berkisar dari ratusan juta hingga beberapa miliar rupiah. Faktor utama yang mempengaruhi biaya adalah lisensi software, biaya jasa implementasi, kustomisasi, pelatihan, dan dukungan teknis.
        Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk implementasi ERP di industri keramik?
        Waktu implementasi juga bervariasi. Untuk proyek skala menengah, prosesnya biasanya memakan waktu antara 6 hingga 12 bulan. Durasi ini mencakup semua fase, mulai dari analisis kebutuhan, kustomisasi, migrasi data, pengujian, hingga pelatihan pengguna dan go-live. Perencanaan yang matang adalah kunci untuk menjaga proyek tetap sesuai jadwal.
        Apakah sistem ERP dapat menangani variasi produk keramik yang sangat beragam?
        Tentu saja. Sistem ERP modern yang dirancang untuk manufaktur memiliki modul Bill of Materials (BOM) dan manajemen produk yang sangat fleksibel. Anda dapat membuat resep yang berbeda untuk setiap variasi warna, ukuran, atau kualitas produk. Fitur ini memungkinkan pelacakan biaya dan inventaris yang akurat untuk setiap varian produk yang Anda hasilkan.
        Apa perbedaan utama antara ERP berbasis cloud dan on-premise untuk industri keramik?
        ERP berbasis cloud di-hosting oleh penyedia layanan dan diakses melalui internet dengan model berlangganan (SaaS), menawarkan biaya awal yang lebih rendah dan fleksibilitas skala. Sementara itu, ERP on-premise diinstal di server internal perusahaan, memberikan kontrol penuh atas data dan sistem namun memerlukan investasi awal yang lebih besar untuk perangkat keras dan pemeliharaan. Pemilihan tergantung pada kebutuhan keamanan, anggaran, dan sumber daya IT perusahaan.
        Kinan Eliana

        Content Writer

        Saya adalah seorang spesialis yang berfokus pada penulisan artikel terkait industri bisnis profesional. Saya telah berkecimpung selama 3 tahun dan konsisten menyajikan artikel dengan spesialisasi topik seperti proses operasional bisnis manufaktur, manajemen omnichannel, manajemen proyek, serta implementasi teknologi digital untuk proses bisnis. Melalui artikel yang saya tulis, saya mengedepankan kebutuhan para pelaku bisnis agar dapat membantu dalam mengatasi masalah operasional.

        Anandia Denisha, MBA

        Regional Manager

        Expert Reviewer

        Saya adalah seorang profesional dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dalam bidang Marketing. Saat ini saya memegang jabatan sebagai Regional Manager untuk Marketing Teams di HashMicro. Saya telah meraih gelar Master of Business Administration dari Universitas Bina Nusantara.



        HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


        TINGGALKAN KOMENTAR

        Silakan masukkan komentar anda!
        Silakan masukkan nama Anda di sini

        Hash Manufacturing Automation

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!