Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Lihat Artikel Lainnya

BerandaProductsSupply Chain7 Cara Efektif Mengurangi Bullwhip Effect dengan Software Supply Chain

7 Cara Efektif Mengurangi Bullwhip Effect dengan Software Supply Chain

Supply chain adalah salah satu komponen terpenting dalam model bisnis organisasi mana pun. Rantai pasokan menjadi lebih kompleks karena perusahaan memperluas operasi mereka ke luar negeri dan mencari pasar baru untuk produk mereka. Namun, seiring dengan meningkatnya kompleksitas, muncul tantangan seperti peningkatan biaya, masalah tenaga kerja, dan pola permintaan yang tidak menentu yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Bullwhip effect adalah salah satu tantangannya. Fenomena ini terjadi karena perubahan permintaan dalam rantai pasokan dari retailer, distributor, produsen, serta supplier bahan baku yang dapat menyebabkan jumlah pesanan mungkin lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan penjualan.

Bullwhip effect terjadi ketika produsen mengalami lonjakan permintaan karena kurangnya informasi tentang tingkat permintaan konsumen yang sebenarnya, karena mereka tidak berkomunikasi langsung dengan konsumen atau pesaing. Untungnya, ada cara untuk mengurangi fenomena bullwhip effect dengan mengidentifikasi tantangan sejak dini melalui Software Supply Chain Management. Dengan menggunakan software supply chain, Anda akan mendapatkan visibilitas dan analisis lengkap untuk kelola produk dan material secara akurat dan didesain untuk mengikuti cepatnya perubahan pasar. Anda dapat melihat skema harga mengenai perancangan sistem supply chain disini. Simak artikel berikut ini mengenai tujuh cara efektif mengurangi terjadinya fenomena bullwhip effect.

Baca juga: Apa Itu Sistem ERP dan Kegunaannya untuk Bisnis Anda?

DemoGratis

Apa Saja yang Menyebabkan Bullwhip Effect?

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bullwhip effect. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui penyebab dari fenomena bullwhip effect untuk mengantisipasi kerugian akibat dari efek ini. Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya bullwhip effect yang perlu Anda ketahui.

1. Kesalahan forecast

Penyebab pertama terjadinya bullwhip effect adalah perkiraan angka permintaan yang kurang tepat. Seperti yang dapat Anda ketahui, keputusan pada setiap supply chain dibuat berdasarkan forecast permintaan untuk bisnis. Maka, jika angka permintaan yang diperkirakan salah, produsen tidak dapat memenuhi permintaan.

2. Order batching

Selanjutnya yaitu order batching, order batching atau akumulasi permintaan terbagi menjadi dua macam yaitu periodic ordering dan push ordering. Biasanya perusahaan memesan kepada supplier pada tempo waktu mingguan atau bulanan. Hal ini yang membuat supplier terkadang menghadapi situasi dimana pesanan dari perusahaan dengan tingkat permintaan yang tinggi untuk bulan ini, namun disusul dengan kekosongan pada bulan berikutnya. Akibat dari pemesanan secara periodik inilah yang mengakibatkan terjadinya bullwhip effect yang menciptakan permintaan tidak konsisten kepada supplier dari waktu ke waktu.

3. Lead time

Penyebab bullwhip effect yang selanjutnya yaitu problem pada lead time. Apa itu lead time? Lead time merupakan rentang waktu ketika pesanan dibuat dan saat pesanan diterima. Masalah ini biasanya paling sering terjadi akibat perhitungan pada lead time yang kurang atau tidak sesuai, sehingga menyebabkan kerugian besar pada bisnis. Bila lead time tidak dapat terkelola dengan baik maka supply chain tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan.

Tidak dapat mempertimbangkan lead time ketika mengelola gudang juga dapat menyebabkan kelebihan pada stok produk. Akibat kelebihan stok produk inilah yang nantinya akan menyebabkan penumpukan stok barang yang kedepannya berpotensi menimbulkan kerusakan pada barang serta barang kedaluwarsa.

4. Fluktuasi Harga

Fluktuasi harga merupakan proses turun naiknya nilai harga pada suatu barang ataupun jasa. Biasanya distributor membuat promosi pada periode waktu tertentu yang mengakibatkan terjadinya lonjakan permintaan dari pembeli menjadi lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan. Kegiatan promosi seperti ini dapat mengakibatkan supply chain menjadi terancam. Ketika adanya promosi, pembeli akan memesan lebih banyak dari yang dibutuhkan dan saat harga kembali menjadi normal setelah promosi menyebabkan tidak adanya pembelian. Hal ini disebabkan karena pembeli masih memiliki stok barang dari pembelian ketika adanya promosi.

download skema harga software erp
download skema harga software erp

Apa yang Terjadi Ketika Bullwhip Effect Menyentuh Supply Chain?

Sama halnya dengan terjadinya turun atau naik suatu harga sehingga banyak permintaan di seluruh supply chain, bullwhip effect juga mempunyai konsekuensi serius di semua aspek bisnis. Konsekuensi yang pertama yaitu, terlalu banyak inventory, akan mengakibatkan peningkatan biaya penyimpanan pada inventory. Jadi ketika persediaan stok barang terlalu banyak, tentu perusahaan perlu menggelontorkan dana yang lebih besar. Hal ini, mengakibatkan peningkatan biaya pada operasinal toko, penyimpanan, termasuk juga meningkatkan resiko pada kerusakan stok barang.

Bullwhip effect juga dapat menimbulkan konsekuensi lain, seperti pesanan yang tidak dapat terpenuhi, layanan terhadap customer menjadi buruk, forecast permintaan yang salah arah, dan jadwal produksi yang terlewat.

Baca juga: Ketahui Manfaat Sistem Supply Chain Management (SCM) bagi Bisnis Anda!

7 Cara Efektif Mengurangi Bullwhip Effect

Meningkatkan akurasi forecast dapat mengurangi fenomena bullwhip effect. Setelah memahami mengenai apa itu bullwhip effect serta hal-hal yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Berikut ini merupakan tujuh cara efektif untuk mengurangi bullwhip effect:

1. Terima dan pahami bullwhip effect

Cara pertama serta paling penting untuk menuju perbaikan adalah pengakuan adanya bullwhip effect. Kebanyakan perusahaan gagal mengakui jika penyangga yang tinggi ada pada seluruh supply chain mereka. Untuk mengetahui serta membantu Anda dalam mengungkap kelebihan pada inventory yang menganggur, analisis stok terperinci titik inventory dari toko ke supplier bahan baku merupakan hal yang penting.

2. Buat rantai pasok Anda lebih ramping dan pendek

Cara berikutnya, Anda dapat mengurangi jumlah supplier serta jumlah tingkatan dalam supply chain Anda. Kemudian Anda juga bisa untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik antar tim dan mengurangi ancaman yang dapat menciptakan terjadinya bullwhip effect. Anda juga dapat memanfaatkan perangkat lunak supply chain untuk menghubungkan semua aspek supply chain.

Tujuan penggunaan Sistem Supply Chain adalah untuk meningkatkan visibilitas rantai pasokan dengan memberi pengguna akses mudah ke semua informasi yang relevan dari pemasok dan pelanggan, serta proses internal dalam organisasi mereka sendiri. Hal ini memungkinkan mereka untuk merencanakan produksi dengan lebih baik, memprediksi permintaan, dan menghindari produksi berlebih yang semuanya mengurangi tingkat persediaan, yang secara langsung mengarah pada pengurangan pemborosan dalam proses manufaktur dan biaya lain yang terkait dengan praktik manajemen persediaan yang buruk.

3. Tingkatkan akurasi forecast Anda

Selanjutnya, Anda dapat meningkatkan sistem pada perangkat lunak Anda. Anda juga dapat menampung masukan kritik serta saran dari tim marketing dan customer pada perusahaan atau bisnis Anda. Melakukan evaluasi pada algoritma serta traffic juga penting untuk melihat apakah yang sedang perusahaan Anda sedang jalankan sudah tepat dalam memilih target pasar. 

Seperti yang dapat diketahui, forecast tidak dapat sempurna untuk setiap saat. Biasanya kebanyakan perusahaan menjaga safety stock mereka untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah praktik yang dapat menimbulkan bullwhip effect. Oleh karena itu, Anda dapat memperkirakan permintaan serta mengkolaborasikan perencanaan dan forecasting dengan setiap orang yang memegang peran di supply chain.

4. Menciptakan stabilitas harga

Anda dapat menciptakan stabilitas harga dengan cara saat memberikan diskon pada barang oleh penyalur ritel harus mengarahkan pengurangan harga secara berlanjut. Pihak dari supply chain saat kegiatan promosi berjalan juga harus dipastikan mengetahui situasi tersebut.

Baca juga: Cara Meningkatkan Efisiensi Proses Supply Chain Management untuk Bisnis Anda

5. Optimalkan manajemen inventory

Dengan menggunakan Software Manajemen Inventory, Anda dapat memaksimalkan inventory control, optimasi tingkat stok, dan memonitor perpindahan stok barang yang dapat meminimalisir terjadinya bullwhip effect. Pengelolaan inventory secara manual akan menyulitkan perusahaan. Hal itulah mengapa perusahaan memerlukan aplikasi inventory

Aplikasi Inventory dapat memudahkan perusahaan untuk mengelola inventory menjadi lebih efektif dan efisien dan dapat mengotomatiskan proses stock opname. Tentunya, hal ini akan membantu perusahaan Anda dari kesalahan pencatatan dan perhitungan sebelum produk Anda terjual.

6. Pengurangan lead time

Anda dapat memperpendek lead time dengan mengubah struktur supply chain mode transportasi atau dengan cara-cara inovatif seperti cross docking serta perbaikan pada manajemen penanganan order, reschedule ulang produksi, dan perbaikan pada proses shipping barang yang lebih baik.

7. Gunakan software supply chain management

Dengan bantuan Software Supply Chain Management, Anda dapat melacak ketersediaan barang di gudang sekaligus melakukan penyesuaian inventaris dengan resiko yang minimal, Anda juga dapat mengatur jadwal notifikasi persediaan stok, melacak dan memenuhi pesanan pelanggan, shipment tracking, serta mendapatkan fitur planning dan forecasting management yang dapat menganalisis data jumlah stok yang akurat. Oleh karena itu, gunakanlah Sistem Supply Chain untuk membantu perusahaan Anda dalam mengurangi bullwhip effect.

Kesimpulan

SupplyChainManagement

Itulah tadi beberapa penjelasan informasi mengenai bullwhip effect. Bullwhip effect adalah fenomena yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi suatu perusahaan. Dengan memahami penyebab masalah ini dan menerapkan solusi efektif untuk memitigasinya, perusahaan dapat menghindari dampak negatif pada rantai pasokan mereka. Software Supply Chain Management dari HashMicro dapat membantu perusahaan Anda untuk membuat perencanaan yang lebih baik, pendistribusian yang tepat waktu, hingga mengendalikan manajemen gudang secara lebih efektif dan efisien yang dapat mencegah terjadinya fenomena bullwhip effect.

Bila tertarik Anda dapat mengunduh skema perhitungan harga untuk mengetahui lebih detail mengenai Software Supply Chain Management kami. Segera daftar dan dapatkan demo gratis dari HashMicro.

Apakah artikel Ini bermanfaat?
YaTidak

Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda?

Jessica Wijaya
Jessica Wijayahttps://www.hashmicro.com/id/
Jessica Wijaya adalah seorang content writer berpengalaman yang telah membangun reputasi dalam industri penulisan artikel mengenai software manajemen persediaan (inventory management software). Artikel-artikel Jessica mencakup berbagai aspek, mulai dari pengenalan dasar tentang manajemen stok hingga panduan implementasi perangkat lunak manajemen persediaan yang canggih.
Supply Chain

Highlight

Artikel Populer