Pada artikel sebelumnya, kami telah menjelaskan mengapa manajemen rantai pasokan membutuhkan transformasi digital. Sekarang, mari kita lanjut ke salah satu aspek vital dari supply chain, yaitu proses produksi manufaktur.
Dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi, perusahaan di industri manufaktur kini dihadapkan pada keharusan untuk mendigitalisasi proses produksi mereka. Perubahan ini perlu dilakukan tidak hanya dalam aspek produksi, tetapi juga dalam bisnis, untuk menjaga daya saing di pasar yang semakin ketat.
Apakah Anda tahu bahwa lebih dari 80% perusahaan berencana untuk mempercepat transformasi digital perusahaan mereka?
Jika perusahaan tidak mengikuti arus digital, mereka berisiko tertinggal dan kehilangan pangsa pasar. Studi dari L2L juga menyebutkan bahwa 75% responden percaya bahwa kompetitor mereka jauh di depan dalam digitalisasi perusahaan mereka. Oleh karena itu, penting untuk segera mengambil langkah-langkah menuju transformasi digital demi menjaga kelangsungan dan kesuksesan bisnis di masa depan.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Manfaat Transformasi Digital bagi Industri Manufaktur
Meskipun hanya 24% dari produsen yang disurvei memiliki strategi transformasi digital saat ini, sebanyak 30% menyatakan niat untuk meningkatkan investasi secara signifikan setelah tahun 2022. Selain itu, Asia Pasifik juga mendominasi transformasi digital dalam industri manufaktur.
Data ini menegaskan pergeseran penting dalam lingkup industri: persaingan akan semakin berat dengan adanya transformasi digital, dan perusahaan yang tidak menerapkan akan tertinggal jauh.
Tidak hanya untuk tetap bertahan di pasaran, transformasi digital juga memberi banyak manfaat bagi perusahaan manufaktur, yaitu:
1. Menghemat biaya
Transformasi digital membantu menghemat biaya operasional pabrik. Statistik menunjukkan bahwa penggunaan augmented reality (AR) untuk troubleshooting mengurangi biaya keseluruhan sebesar 11%.
Misalnya, penggunaan AR mempercepat proses troubleshooting, sekaligus menghemat biaya. Pasalnya, troubleshooting dapat dilakukan di mana saja, tanpa perlu datang ke lokasi.
2. Mengurangi waktu downtime
Downtime adalah kontributor utama dalam kerugian di sektor manufaktur. Studi menemukan bahwa downtime selama satu jam merugikan perusahaan hingga 300.000 US dollar. Dengan teknologi digital, downtime dapat dikurangi secara signifikan, hingga 30-50%.
3. Meningkatkan visibilitas data
Perusahaan dapat memiliki akses yang lebih baik dan lebih transparan terhadap data produksi mereka. Dengan visibilitas data yang meningkat, perusahaan dapat dengan mudah memantau setiap aspek dari proses manufaktur.
Sebuah studi menunjukkan bahwa perusahaan yang mengimplementasikan solusi ERP, yang meningkatkan visibilitas data, dapat mengalami peningkatan efisiensi operasional hingga 35%. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan dan memastikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
4. Kualitas produksi lebih baik
Produksi manual seringkali mengalami banyak kesalahan. Selain itu, kualitas dari setiap produk tidak konsisten karena koordinasi kurang dan proses yang tidak terstandardisasi. Dengan sistem yang terintegrasi, proses produksi menjadi lebih terkoordinasi dan kesalahan yang sering terjadi dalam produksi manual dapat diminimalisir.
Hasilnya, perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas tinggi dan konsisten. Dengan transformasi digital, kualitas produksi meningkat hingga 34%. Digitalisasi menyediakan alat-alat yang mendukung pengendalian kualitas, sehingga setiap produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Perbedaan Proses Produksi Konvensional dengan Digital
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan proses produksi konvensional dan digital dalam manufaktur.
Aspek | Manufaktur Konvensional | Manufaktur Digital |
Downtime dalam produksi | 82% perusahaan mengalami downtime tak terduga yang menyebabkan kerugian hingga USD 2 juta. | Perusahaan manufaktur dengan transformasi digital dapat mengurangi downtime tak terduga hingga 30-50%. |
Pengelolaan inventaris | Biaya penyimpanan inventaris mencakup 20 hingga 30% dari total biaya inventaris. | Pengelolaan inventaris otomatis mengurangi biaya penyimpanan hingga 20% |
Pendapatan | Pendapatan manufaktur konvensional bervariasi tergantung jenis industri, tetapi tidak tumbuh secepat manufaktur digital. | Industri manufaktur diperkirakan akan mencapai pendapatan USD 367,60 miliar pada tahun 2024 dan tumbuh dengan CAGR 19,40%. |
Penggunaan bahan baku dan energi | Menurut pernyataan dari Badan Energi Internasional (2020), industri manufaktur menyumbang 26% emisi CO2 global dan 38% konsumsi energi global. | 80% perusahaan menerapkan keberlanjutan dengan mengurangi penggunaan energi dan bahan baku. |
Efisiensi produksi | 9% manufaktur yang tidak mendigitalisasi pabriknya berisiko tertinggal dari pesaing karena produksi tidak efisien. | Efisiensi produksi diperkirakan meningkat sebanyak 10% hingga 15% |
Proses produksi konvensional dalam manufaktur seringkali melibatkan langkah-langkah manual dalam setiap tahap produksi. Hal ini mencakup pengoperasian mesin, pemantauan produksi oleh operator, dan pemrosesan data secara manual. Meskipun telah menjadi praktik umum selama bertahun-tahun, proses ini lebih lambat, kurang efisien, dan rentan terhadap kesalahan manusia.
Di sisi lain, dalam proses produksi digital, teknologi digunakan secara luas untuk otomatisasi dan optimasi. Hal ini mencakup penggunaan sensor untuk memantau dan mengendalikan mesin, analisis data real-time untuk pemantauan dan peramalan yang akurat, serta implementasi sistem manufaktur yang terhubung secara digital untuk koordinasi yang lebih baik antara berbagai tahap produksi.
Risiko yang Dihadapi jika Perusahaan Manufaktur Menunda Transformasi Digital
Hanya 24% perusahaan manufaktur yang telah menjalani transformasi digital menyeluruh, meskipun manufaktur memegang peran sentral dalam rantai pasokan. Keterbatasan ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut terpapar pada berbagai risiko dan kerugian.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang risiko yang terjadi jika perusahaan manufaktur memilih untuk tetap beroperasi secara manual:
1. Kesulitan memantau seluruh proses produksi
Salah satu kelemahan utama dari sistem manufaktur konvensional adalah kesulitan dalam memantau seluruh proses produksi secara efektif. Dalam banyak kasus, pemantauan manual yang sering tidak konsisten menyulitkan tim produksi memperoleh gambaran akurat dan terkini tentang status produksi.
Ketidakmampuan untuk memantau proses produksi dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk penumpukan inventaris yang tidak terduga, penundaan produksi, dan penurunan kualitas produk.
2. Biaya operasional yang tinggi
Manufaktur yang belum beralih ke transformasi digital sering menghadapi biaya operasional yang lebih tinggi, terutama akibat dari downtime yang tidak terencana. Kegagalan peralatan atau inefisiensi sistem bisa sangat merugikan, dengan kerugian industri secara keseluruhan diperkirakan mencapai $50 miliar per tahun.
Tanpa kemampuan untuk memantau kondisi peralatan secara real-time, perusahaan sering terlambat menyadari masalah, yang mengakibatkan gangguan dalam produksi dan biaya perawatan mendadak.
3. Efisiensi proses produksi rendah
Dalam sistem tradisional, banyak operasi yang dilakukan secara manual atau dengan peralatan yang sudah usang, yang seringkali berkontribusi pada penggunaan waktu dan sumber daya yang tidak efisien. Kekurangan ini mengarah pada peningkatan waktu siklus produksi dan tingginya tingkat limbah atau cacat produksi.
Selain itu, kurangnya integrasi antar departemen dalam pengaturan konvensional sering menyebabkan hambatan komunikasi dan kesalahan dalam pemindahan informasi, memperburuk masalah efisiensi.
4. Tertinggal dari pesaing
Perusahaan konvensional lambat dalam mengidentifikasi tren dan menerapkan perubahan yang diperlukan, sehingga memberi kesempatan kepada pesaing yang lebih agile untuk menangkap peluang pasar dan mengembangkan pangsa pasar mereka.
Hasilnya, perusahaan konvensional mungkin mengalami penurunan dalam penjualan dan keuntungan. Mereka berisiko kehilangan relevansi di mata konsumen yang semakin mengharapkan produk dan layanan yang inovatif dan responsif.
Atasi Masalah Produksi dan Manufaktur dengan Sistem Digital
Masalah-masalah yang terjadi dalam produksi dan manufaktur dapat diatasi dengan menerapkan sistem digital. Selain bermanfaat untuk mengotomatisasi, studi dari L2L menyatakan bahwa mengurangi biaya (50% responden) dan meningkatkan visibilitas data (39%) adalah manfaat paling berguna ketika manajemen pabrik mendigitalisasi proses produksi mereka.
Implementasi transformasi digital akan lebih mudah jika didukung oleh sistem digital yang kuat dan terpercaya. Salah satu sistem tersebut adalah sistem manufaktur HashMicro. Dengan fitur-fiturnya yang lengkap, manufaktur dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan menyederhanakan seluruh proses produksi.
Berikut adalah fitur-fitur unggulan sistem manufaktur HashMicro yang membantu perusahaan mengoptimalkan proses produksi mereka:
- Perencanaan produksi yang akurat untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa kelebihan atau kekurangan produk.
- Pengendalian kualitas supaya setiap produk yang dihasilkan berkualitas tinggi serta konsisten.
- Bill of materials sebagai acuan jumlah bahan baku untuk setiap proses produksi.
- Integrasi dengan Internet of Things (IoT) untuk membantu manajemen rantai pasokan, termasuk manajemen inventaris, hubungan dengan vendor, dan pemeliharaan terjadwal.
- Manajemen biaya overhead, material, dan pegawai untuk visibilitas total biaya produksi dalam perusahaan manufaktur.
Strategi untuk Keberhasilan Implementasi Transformasi Digital
Sejauh ini, Anda sudah memahami bahwa transformasi digital penting untuk masa depan pabrik Anda. Namun, persiapan untuk mendigitalisasi proses produksi juga tidak boleh dianggap sepele. Konsekuensinya, Anda gagal untuk memetik manfaat yang ditawarkan transformasi digital. Studi dari Boston Consulting Group pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa hanya 30% perusahaan sukses mencapai tujuan transformasi digital mereka.
Akan tetapi, bukan berarti Anda harus menolak transformasi digital, melainkan mencari strategi yang efektif untuk memastikan kesuksesan bisnis manufaktur Anda. Pasalnya, perusahaan yang menerapkan transformasi digital mencapai pertumbuhan 1,8 kali lebih tinggi, dan lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan total nilai perusahaan.
Maka dari itu, strategi untuk mengimplementasi teknologi digital, terutama di bidang manufaktur, harus disusun dengan cermat. Berikut adalah beberapa strategi implementasi untuk mendukung keberhasilan transformasi digital perusahaan manufaktur:
- Identifikasi kebutuhan dan tujuan perusahaan sebelum menentukan eksekusi transformasi digital.
- Bersiap untuk peralihan dari sistem manual ke digital dengan mengedukasi seluruh jajaran tim perusahaan.
- Berinvestasi dalam skalabilitas untuk mengakomodasi pertumbuhan di masa depan dan terus beradaptasi dengan kemajuan Industri 4.0. Hal ini juga termasuk mencari sistem digital yang mendukung pertumbuhan perusahaan ke depannya.
- Menerapkan strategi manajemen data yang kuat yang mengatasi masalah keamanan dan privasi.
- Gunakan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada proses manual.
- Prioritaskan pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan keterampilan, pastikan tenaga kerja Anda dilengkapi dengan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan.
Studi Kasus: Pengaruh Transformasi Digital terhadap Kesuksesan Perusahaan Manufaktur
Transformasi digital membawa banyak manfaat terhadap produksi manufaktur. Banyak contoh perusahaan manufaktur yang berhasil karena mereka telah menerapkan transformasi digital dalam kegiatan operasional mereka. Berikut adalah contoh kesuksesan dua perusahaan terkemuka dengan transformasi digital:
Marimas: mendominasi pasar dengan prediksi permintaan akurat
Marimas adalah salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang telah memproduksi minuman kemasan sejak tahun 1995. Sekarang, Marimas pun telah mengembangkan produksinya hingga makanan dan snack.
Sebagai salah satu perusahaan FMCG terbesar di Indonesia, Marimas mengerti pentingnya memenuhi permintaan konsumen dengan cepat dan tepat. Marimas juga paham bahwa teknologi semakin berkembang dan penggunaannya sangat membantu kegiatan operasional perusahaan.
Maka dari itu, Marimas mempercayai HashMicro untuk membantu mengotomatisasi setiap lini produksi dalam perusahaannya. HashMicro memiliki reputasi yang baik di bidang FMCG, serta paham seluk beluk proses manufaktur dari awal hingga akhir.
Implementasi sistem manufaktur dari HashMicro berjalan cepat, fitur-fiturnya lengkap, dan sistem ini dapat terintegrasi dengan tools yang ada di pabrik. Dengan sistem ini, Marimas dapat memproduksi lebih banyak produk, mengirimkan produk tepat waktu, dan mempercepat pekerjaan secara signifikan.
Selain itu, sistem manufaktur HashMicro dapat memprediksi tren penjualan, sekaligus merencanakan produksi untuk dua bulan ke depan. Hasilnya, Marimas dapat mengurangi pemborosan, sekaligus mengelola inventaris perusahaan dengan detail. Sistem alert dalam software tersebut memberi pengingat ketika stok bahan baku hampir habis, sehingga Marimas dapat segera membeli bahan yang diperlukan.
Sistem manufaktur ini juga terintegrasi dengan sistem akuntansi, sehingga penghitungan harga pokok produksi dan pembayaran invoice berjalan dengan lancar. Manajemen pembelian juga 100% terotomatisasi, sehingga Marimas mendapatkan produk dan pelayanan terbaik. Dengan sistem HashMicro, kondisi finansial Marimas menjadi lebih sehat.
Marimas percaya bahwa mereka dapat menjawab tantangan masa depan dengan baik dengan sistem terpercaya di sisinya. Dukungan komprehensif sistem HashMicro memperkuat posisi Marimas dalam industri, memastikan daya saing dan relevansi mereka di tengah persaingan yang ketat.
Unilever: inovasi berkelanjutan dengan adopsi teknologi
Laporan tahunan kedua ARC Industrial Digital Transformation Top 25 menyoroti perusahaan-perusahaan yang berhasil mengintegrasikan teknologi digital ke dalam semua area bisnis mereka. Unilever, perusahaan barang konsumen global, memasuki peringkat 19 dalam laporan tahun 2022, dengan transformasi digital memainkan peran kunci dalam kesuksesannya.
Unilever telah mengambil pendekatan proaktif untuk mendigitalkan semua aspek bisnisnya. Perusahaan telah mengadopsi berbagai macam teknologi digital, termasuk IoT, kecerdasan buatan, virtual reality (VR), dan teknologi digital twin, untuk mengotomatisasi dan mengoptimalkan proses produksi. Unilever memperoleh visibilitas dan wawasan yang lebih baik dalam data produksi, sehingga pengambilan keputusan lebih menguntungkan.
Unilever berinvestasi dalam Sistem Eksekusi Manufaktur (MES) berbasis cloud untuk memfasilitasi pemantauan dan pengendalian jarak jauh dari garis produksi. Hal ini memfasilitasi kolaborasi dan berbagi data di berbagai situs manufaktur.
Kemampuan digital Unilever tidak bisa diragukan lagi untuk mencapai efisiensi tinggi dalam waktu singkat. Unilever dapat mengevaluasi lebih dari 600.000 data tentang bahan dan resep dari semua produknya secara global. Terlebih lagi, kemampuan teknologi Unilever membuat mereka mampu untuk menciptakan inovasi produk secara massal.
Salah satu inovasi terbaru Unilever adalah Hourglass Red 0. Ini adalah alternatif vegan pertama untuk pigmen merah yang paling umum digunakan dalam kosmetik warna, yaitu carmine merah. Pigmen ini berasal dari kumbang betina dan bisa membutuhkan 1.000 ekor untuk satu lipstik. Unilever mereformulasikan seluruhnya menggunakan model komputasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Unilever telah mengembangkan lebih dari 40 teknologi untuk bisnis Prestige Beauty-nya, yang tumbuh pesat dengan omset mencapai €1.2 miliar pada tahun 2022. Besarnya omzet dan kemampuan inovasi Unilever yang mumpuni ini merupakan hasil dari transformasi digital pada proses produksinya.
Kesimpulan
Transformasi digital dalam produksi manufaktur memegang peranan krusial dalam mencapai kegiatan operasional yang lebih efisien. Dengan adopsi teknologi yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan setiap tahap dari produksi mereka dengan meningkatkan efisiensi, menghemat biaya, dan menambah keuntungan.
Salah satu sistem manufaktur terbaik untuk perusahaan Anda adalah HashMicro. Dengan fitur-fiturnya yang lengkap dan skalabilitas tinggi, Anda tidak perlu khawatir lagi akan proses produksi yang memakan waktu dan biaya.
Selain mengotomatisasi proses produksi, sistem manufaktur HashMicro juga dilengkapi dengan berbagai modul lain yang menunjang kebutuhan perusahaan Anda secara end-to-end, dari purchasing, akuntansi, hingga inventory dan warehouse.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, Anda bisa daftar demo gratis di sini.
Artikel ini merupakan edisi ketiga dari seri artikel Pentingnya Transformasi Digital dalam Bisnis. Selanjutnya, Anda bisa melanjutkan untuk membaca tentang manajemen keuangan bisnis, dan maintenance asset.