Dalam kegiatan memproduksi sebuah barang, perusahaan tidak jarang mengalami kasus dimana terjadi perbedaan signifikan antara biaya produksi dan harga jual produknya. Kasus ini memiliki istilah yang bernama mark up. Istilah ini memiliki arti bahwa terjadi kenaikan harga jual produk guna menyamakan jumlahnya dengan biaya produksi.
Mark up memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan. Dengan ini, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan usaha dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya perang harga dengan kompetitor lain. Artikel ini akan membahas mark up secara detail dan cara mengaplikasikannya.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa itu Mark Up?
Mark up adalah kondisi dimana terjadi perbedaan antara biaya produksi dengan harga jual aslinya. Perusahaan melakukan hal ini untuk menutupi kesenjangan antara kedua biaya tersebut untuk menghasilkan keuntungan bagi mereka. Selain memberi banyak keuntungan, banyak perusahaan menggunakan hal ini karena penerapannya yang mudah.
Penetapan kegiatan ini dapat memberikan pengaruh langsung terhadap margin. Dengan adanya hal ini, maka margin akan meningkat. Margin merupakan tingkat keuntungan awal dari penjualan barang atau jasa. Perusahaan harus dapat memanfaatkan adanya 2 hal ini untuk meningkatkan kesuksesan kegiatannya.
Metode Penetapan Mark Up dalam Bisnis
Penetapan mark up dapat mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dengan peningkatan harga jualnya. Agar dapat melakukan hal ini dengan baik, maka perusahaan harus dapat melakukan beberapa kegiatan penting. Berikut merupakan penjelasan dari setiap kegiatan tersebut:
Melihat kompetitor
Metode pertama yang dapat perusahaan lakukan sebelum melakukan mark up adalah dengan memantau harga dari kompetitor lain. Perusahaan perlu melakukan hal ini sebelum menentukan harga jual barang atau produk yang mereka miliki. Dengan ini, perusahaan dapat mengetahui tingkat harga yang cocok bagi produknya agar dapat bersaing di pasar dengan baik.
Namun, adanya aktivitas ini juga memiliki dampak buruk terhadap pengimplementasian kegiatan ini. Kelemahannya adalah kegiatan ini hanya berlaku pada barang standar saja sehingga perusahaan memiliki suatu batasan terkait hal ini.
Menentukan target penjualan
Kedua, perusahaan tidak boleh melupakan untuk melakukan hal penting yaitu untuk menentukan target penjualan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak produk yang harus dijual oleh perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Selain itu, perusahaan perlu menentukan target penjualan untuk mengetahui berapa durasi produk disimpan di dalam gudang.
Selain memberikan keuntungan bagi operasional, penentuan target penjualan juga dapat memberikan keuntungan di sektor lain, seperti sumber daya manusia. Dengan penentuan target, maka motivasi karyawan untuk bekerja akan meningkat guna mencapai tujuan mereka. Selain itu, sektor pemasaran juga akan mengalami perkembangan karena penentuan target penjualan dapat memicu terciptanya strategi baru dalam menjual produk mereka ke pelanggan.
Menghitung biaya operasional
Ketiga, setelah perusahaan menentukan sasaran untuk menjual produk-produknya, mereka dapat melakukan penghitungan biaya operasional. Perusahaan lebih baik melakukan aktivitas ini sebelum mengimplementasikan mark up pada barang. Dalam biaya operasional, terdapat beberapa komponen yang termasuk dalam proses penghitungan, seperti transportasi, komunikasi, dan pengemasan.
Setelah melakukan penghitungan, perusahaan dapat menjumlahkan keseluruhan biaya pembelian barang dengan biaya operasional yang telah terhitung. Dari hal tersebut, perusahaan baru dapat melakukan penentuan terkait seberapa besar kenaikan biaya yang ditetapkan pada barang.
Menentukan target pengembangan
Terakhir, agar perusahaan dapat terus maju ke arah yang lebih maju, perusahaan perlu menentukan sasaran untuk melakukan pengembangan. Perusahaan harus melakukan hal ini agar dapat terus mendapatkan keuntungan yang terus berjalan dengan baik dan lancar ke depannya.
Setelah melakukan semua langkah tersebut, perusahaan baru dapat mengimplementasikan mark up pada produk-produk yang mereka rasa perlu mendapatkannya. Ke depannya melalui penerapan ini, perusahaan dapat menutup biaya produksi dengan keuntungan yang lebih besar lagi.
Cara Menghitung
Pada umumnya, penentuan biaya mark up yang ditentukan oleh produsen memiliki dasar keuntungan yang mereka ingin peroleh. Untuk dapat menentukan biaya ini, perusahaan perlu menggunakan dan mengimplementasikan beberapa rumus. Berikut merupakan penjelasan cara dalam menghitung biaya mark up.
Rumus
Berdasarkan penjelasan di atas, biaya mark up merupakan suatu kesenjangan atau selisih antara harga pokok dan harga jual dari suatu produk. Terdapat beberapa cara guna menghitung mark up, seperti dengan meninjau persamaan, menentukan dan membaginya dengan biaya serta mengubahnya ke bentuk persentase. Berikut merupakan rumus mark up (MU):
Persentase MU = (MU / Biaya) x 100%
MU = Harga Jual – Biaya
Setelah menggunakan rumus tersebut, perusahaan juga dapat mengetahui persentase dari mark up yang telah mereka terapkan dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Persentase MU = MU / Biaya x 100
Contoh
Donald merupakan seorang yang memiliki toko makanan. Pada awal melaksanakan usaha, kegiatan usahanya berjalan dengan lancar karena memiliki pendapatan yang tinggi. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, penjualan Donald mengalami penurunan. Agar dapat meningkatkan penjualannya, ia harus menerapkan mark up pada usaha penjualan makanannya.
Donald menghabiskan Rp30.000 untuk melaksanakan produksi burger kejunya, mulai dari membeli, menyiapkan dan melakukan penyimpanan. Sekarang, ia menjual paket lengkap burger kejunya yang sudah jadi dan aman untuk konsumsi seharga Rp40.000. Untuk menentukan persentasenya, Donald menggunakan rumus:
Persentase MU = (Harga Jual – Biaya / Biaya) x 100
=((40.000 – 30.000) / 30.000) x 100
=(10.000/30.000) x 100
=(1/3) x 100
=33
Maka dari itu, persentase mark up pada toko makanan Donald adalah sebesar 33%.
Baca juga: Memilih Software Akuntansi yang Tepat bagi Perusahaan Anda
Perbedaan Mark Up dan Margin Laba Kotor
Dalam sebuah perusahaan, istilah mark up dan margin laba kotor sering digunakan secara bergantian. Tidak sedikit pihak yang menganggap bahwa kedua istilah ini merupakan hal yang sama. Namun, pada nyatanya, kedua hal ini merupakan konsep dan fungsi yang berbeda bagi sebuah perusahaan.
Mark up merupakan hasil pengurangan antara biaya produksi dan harga jual produk aslinya yang berbentuk persentase. Dasar dari melakukan perhitungan ini adalah biaya. Sedangkan di sisi lain, margin laba kotor adalah selisih antara harga jual produk dan biaya sebagai persentase dari harga jual barang tersebut.
Maksimalkan Perhitungan Harga Mark Up dan Laporan Keuangan Secara Akuratdengan HashMicro Accounting Software
Setiap perusahaan pasti sudah tidak asing dengan istilah mark up. Penentuan istilah ini dapat mendatangkan perubahan bagi perusahaan. Apabila suatu perusahaan sedang mengalami penurunan penjualan, maka mereka dapat menerapkan hal ini guna meningkatkan pendapatan mereka.
Penentuan biaya dapat dipermudah dengan menggunakan HashMicro Accounting Software. Pengguna dapat mengerjakan pencatatan mereka dengan menggunakan software ini dengan mudah. Selain itu, para pengguna juga dapat memperoleh keuntungan dari perangkat ini, seperti biaya rasional, integrasi antar cabang perusahaan, dan lain-lain.
Kesimpulan
Mark up adalah sebuah istilah yang menggambarkan terjadinya perbedaan antara harga jual produk dan biaya produksi. Istilah ini memiliki fungsi untuk meningkatkan penjualan atau pendapatan dari sebuah perusahaan. Agar dapat menetapkan hal ini, perusahaan perlu mengetahui beberapa metode penetapan, seperti melihat kompetitor.
Agar dapat melakukan penetapan dengan baik dan lancar, Anda dapat menggunakan HashMicro Accounting Software. Dengan software ini, Anda dapat melakukan pencatatan dengan cepat dan otomatis. Terdapat banyak keuntungan dari software ini. Daftar sekarang dan dapatkan demo gratis guna memperlancar aktivitas perusahaan Anda!