Chapter Selanjutnya

Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Jadwalkan Demo Sekarang!

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×
close button
Violet

Nadia

Active Now

Violet

Nadia

Active Now

CNBC Awards

Daftar Isi

plus minus

    Artikel Terkait:

    plus minus

    Artikel Terkait

    Average Inventory: Rumus, Cara Hitung, dan Manfaatnya di 2025

    Diterbitkan:

    Mengelola inventaris secara efektif adalah tantangan konstan bagi bisnis ritel, manufaktur, dan distribusi. Di satu sisi, stok yang terlalu sedikit berisiko kehilangan penjualan dan mengecewakan pelanggan, sementara di sisi lain, stok yang berlebihan justru membekukan modal kerja dan meningkatkan biaya penyimpanan. Untuk menemukan keseimbangan yang tepat, perusahaan memerlukan metrik yang andal, dan salah satu yang paling fundamental adalah average inventory.

    Memahami nilai persediaan rata-rata bukan sekadar tugas akuntansi, melainkan sebuah langkah strategis untuk mengukur kesehatan operasional. Metrik ini memberikan gambaran yang lebih stabil dan akurat tentang tingkat stok dari waktu ke waktu, menghilangkan bias dari fluktuasi musiman atau pembelian sporadis. Dengan wawasan ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, mengoptimalkan arus kas, dan meningkatkan efisiensi rantai pasok secara keseluruhan.

    Key Takeaways

    • Average inventory adalah metrik krusial untuk mengukur efisiensi stok dan kesehatan arus kas
    • Menghitungnya secara akurat menjadi dasar penting untuk rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio).
    • Software Manajemen Inventaris HashMicro hadir untuk mengotomatiskan proses ini demi pengambilan keputusan yang lebih strategis.
    Klik untuk Demo Gratis!

    Daftar Isi:

      Daftar Isi

        DemoGratis

        Apa Itu Average Inventory (Persediaan Rata-Rata)?

        Average inventory adalah nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam satu bulan, kuartal, atau tahun. Metrik ini memberikan gambaran yang lebih stabil mengenai tingkat stok daripada hanya melihat nilai pada satu titik waktu. Dengan kata lain, ini adalah angka tengah yang merepresentasikan jumlah stok yang Anda pegang secara konsisten.

        Bayangkan Anda mencoba mengukur ketinggian air laut yang terus bergelombang, mengukur pada satu titik puncak atau lembah tidak akan akurat. Persediaan rata-rata berfungsi seperti menemukan level rata-rata air tersebut, menormalkan fluktuasi yang mungkin terjadi karena pesanan musiman atau pembelian dalam jumlah besar. Angka ini menjadi dasar yang lebih representatif untuk analisis kinerja inventaris dan perhitungan rasio keuangan penting lainnya.

        Mengapa Average Inventory Penting untuk Bisnis Anda?

        Menghitung average inventory sangat penting karena membantu bisnis mengukur efisiensi manajemen stok, mengoptimalkan arus kas, dan menjadi dasar pengambilan keputusan strategis yang lebih akurat. Tanpa metrik ini, analisis kinerja inventaris bisa menjadi bias dan tidak akurat, sehingga berpotensi merugikan keuangan perusahaan.

        Memahami nilai persediaan rata-rata memungkinkan manajer untuk melihat gambaran besar dari kesehatan inventaris mereka. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang wawasan strategis yang dihasilkannya. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas beberapa manfaat utamanya di bawah ini.

        1. Mengukur efisiensi manajemen inventaris

        Average inventory merupakan komponen kunci dalam menghitung inventory turnover ratio (rasio perputaran persediaan), sebuah metrik yang menunjukkan seberapa cepat perusahaan menjual dan mengisi kembali stoknya dalam satu periode. Rasio perputaran yang tinggi seringkali menandakan efisiensi penjualan yang baik dan permintaan produk yang kuat. Sebaliknya, rasio yang rendah bisa menjadi sinyal adanya stok yang bergerak lambat (slow-moving) atau bahkan usang, yang pada akhirnya memakan biaya penyimpanan tanpa menghasilkan pendapatan. Dengan data persediaan rata-rata yang akurat, analisis ini menjadi jauh lebih andal.

        2. Mengoptimalkan arus kas perusahaan

        Setiap unit barang yang tersimpan di gudang merepresentasikan modal kerja yang tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain. Persediaan yang berlebihan (overstock) berarti sejumlah besar uang tertahan dalam bentuk barang yang belum terjual, yang dapat menekan arus kas. Dengan memantau persediaan rata-rata dari waktu ke waktu, Anda dapat mengidentifikasi tren penumpukan stok dan mengambil tindakan korektif. Hal ini membantu Anda membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas, mengurangi biaya penyimpanan, dan membebaskan arus kas untuk investasi atau operasional lainnya.

        3. Dasar pengambilan keputusan strategis

        Data historis mengenai average inventory adalah aset yang sangat berharga untuk peramalan permintaan (demand forecasting) di masa depan. Dengan menganalisis data ini, Anda dapat mengidentifikasi pola musiman, tren penjualan jangka panjang, dan dampak dari kampanye pemasaran sebelumnya. Wawasan ini memungkinkan tim perencanaan untuk membuat proyeksi permintaan yang lebih akurat. Hasilnya, Anda dapat merencanakan pembelian bahan baku atau produk jadi dengan lebih tepat, sehingga risiko kehabisan stok (stockout) atau kelebihan stok dapat diminimalisir secara signifikan.

        4. Meningkatkan akurasi laporan keuangan

        Dalam akuntansi, nilai persediaan adalah komponen penting dari aset lancar perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Menggunakan nilai persediaan rata-rata memberikan gambaran yang lebih stabil dan representatif tentang aset perusahaan dibandingkan hanya mengandalkan nilai persediaan akhir yang bisa sangat fluktuatif. Angka yang lebih seimbang ini sangat penting bagi investor, kreditur, dan analis eksternal untuk menilai kesehatan finansial dan efisiensi operasional perusahaan Anda dengan lebih objektif.

        Rumus dan Cara Menghitung Average Inventory

        Rumus dasar untuk menghitung average inventory adalah dengan menjumlahkan nilai persediaan awal dan nilai persediaan akhir suatu periode, lalu membaginya dua. Formula sederhana ini memberikan nilai tengah dari tingkat stok selama periode akuntansi tersebut.

        Meskipun terlihat sederhana, akurasi perhitungan ini sangat bergantung pada keakuratan data yang Anda gunakan. Kesalahan dalam melakukan pencatatan atau penilaian persediaan awal dan akhir akan menghasilkan angka yang tidak valid dan menyesatkan. Berikut adalah rincian komponen dan langkah-langkahnya.

        A. Komponen rumus average inventory

        Rumus yang paling umum dan mendasar adalah sebagai berikut:

        Average Inventory = (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2

        • Persediaan Awal (Beginning Inventory) adalah nilai total inventaris yang Anda miliki pada awal periode akuntansi (misalnya, 1 Januari). Penting untuk diingat bahwa nilai ini harus sama persis dengan nilai persediaan akhir dari periode akuntansi sebelumnya.
        • Persediaan Akhir (Ending Inventory) adalah nilai total inventaris yang tercatat pada akhir periode akuntansi (misalnya, 31 Maret untuk periode kuartalan). Nilai ini didapatkan melalui proses stock opname atau pencatatan stok fisik.

        B. Langkah-langkah perhitungan yang akurat

        Untuk bisnis yang mengalami fluktuasi stok yang signifikan, seperti karena penjualan musiman atau promosi besar, menggunakan rumus dasar mungkin kurang representatif. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, Anda dapat menggunakan data dari beberapa titik waktu dalam satu periode.

        Sebagai contoh, untuk menghitung rata-rata tahunan, Anda bisa menjumlahkan nilai persediaan akhir setiap bulan (12 bulan) dan menambahkannya dengan nilai persediaan awal tahun, lalu membaginya dengan 13. Metode ini memberikan gambaran yang jauh lebih detail dan seimbang mengenai dinamika stok Anda sepanjang tahun.

        Memahami rumus average inventory penting, namun penerapannya juga harus selaras dengan strategi biaya. Perusahaan perlu menyesuaikan metode pencatatan dan analisis persediaan dengan anggaran serta skema harga solusi yang digunakan, agar perhitungan stok tetap akurat sekaligus mendukung efisiensi investasi sistem manajemen inventaris.

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Contoh Praktis Perhitungan Average Inventory (Studi Kasus)

        Jika sebuah toko ritel memiliki persediaan awal kuartal senilai Rp200 juta dan persediaan akhir senilai Rp240 juta, maka average inventory untuk kuartal tersebut adalah (Rp200 juta + Rp240 juta) / 2 = Rp220 juta.

        Untuk memahami bagaimana metrik ini diterapkan dalam praktik bisnis, mari kita gunakan studi kasus sederhana. Bayangkan sebuah perusahaan distributor bernama “PT Sukses Ritel” yang ingin menganalisis kinerja inventarisnya untuk Kuartal Pertama (Januari – Maret) tahun 2025. Berikut adalah langkah-langkah yang mereka ambil.

        1. Langkah 1: Identifikasi data persediaan

        Tim akuntansi dan gudang PT Sukses Ritel bekerja sama untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Dari laporan keuangan akhir tahun sebelumnya, mereka menemukan bahwa nilai persediaan pada tanggal 1 Januari 2025 (persediaan awal) adalah sebesar Rp500.000.000. Setelah melakukan stock opname fisik pada tanggal 31 Maret 2025, nilai persediaan akhir kuartal tercatat sebesar Rp580.000.000. Kenaikan ini disebabkan oleh pembelian stok baru untuk persiapan musim liburan.

        2. Langkah 2: Terapkan rumus

        Dengan data yang telah valid, manajer operasional kemudian menerapkan rumus dasar untuk menghitung persediaan rata-rata. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

        Average Inventory = (Nilai Persediaan Awal + Nilai Persediaan Akhir) / 2

        Average Inventory = (Rp500.000.000 + Rp580.000.000) / 2

        Average Inventory = Rp1.080.000.000 / 2

        Average Inventory = Rp540.000.000

        3. Langkah 3: Interpretasi hasil dan tindak lanjut

        Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persediaan rata-rata PT Sukses Ritel selama Kuartal I adalah Rp540.000.000. Angka ini kini menjadi dasar untuk analisis lebih lanjut. Jika total Harga Pokok Penjualan (HPP) selama kuartal yang sama adalah Rp2.160.000.000, maka rasio perputaran inventarisnya adalah 4 (Rp2.160.000.000 / Rp540.000.000). Ini berarti PT Sukses Ritel berhasil menjual dan mengganti seluruh nilai rata-rata inventarisnya sebanyak 4 kali dalam satu kuartal, sebuah indikator yang menunjukkan efisiensi penjualan yang sehat.

        Cara Mengoptimalkan Average Inventory dengan Sistem ERP

        Sistem ERP - HashMicro

        Sistem ERP HashMicro mengotomatiskan pelacakan stok secara real-time, menyederhanakan perhitungan average inventory, dan menyediakan alat analisis canggih untuk peramalan dan optimalisasi. Ini mengubah manajemen inventaris dari proses reaktif menjadi proaktif.

        Mengandalkan perhitungan manual untuk mengelola inventaris tidak hanya memakan waktu, tetapi juga sangat rentan terhadap kesalahan manusia. Di era digital, teknologi seperti Enterprise Resource Planning (ERP) menawarkan solusi yang jauh lebih efisien dan akurat. Berikut adalah beberapa cara sistem ERP membantu Anda mengoptimalkan persediaan rata-rata.

        A. Otomatisasi perhitungan real-time

        Dengan software manajemen inventaris yang terintegrasi dalam ERP, setiap transaksi yang mempengaruhi stok, seperti penjualan, pembelian, dan transfer antar gudang, akan tercatat secara otomatis. Sistem dapat menarik data nilai stok awal dan akhir periode secara instan tanpa perlu input manual. Lebih dari itu, sistem dapat dikonfigurasi untuk menghasilkan laporan average inventory secara periodik, baik bulanan, kuartalan, maupun tahunan. Otomatisasi ini secara drastis mengurangi risiko human error dan membebaskan waktu tim Anda untuk fokus pada analisis strategis.

        B. Analisis tren untuk peramalan yang lebih baik

        Salah satu keunggulan utama sistem ERP adalah kemampuannya untuk mengumpulkan dan menganalisis data historis dalam jumlah besar. Modul analitik canggih dapat mengidentifikasi tren permintaan, pola musiman, dan anomali penjualan dengan cepat. Berbekal fitur peramalan (forecasting), sistem dapat memberikan rekomendasi tingkat stok optimal (reorder point dan safety stock) untuk setiap produk. Ini memastikan tingkat persediaan rata-rata Anda selalu berada pada level yang sehat, tidak terlalu tinggi yang menyebabkan biaya penyimpanan membengkak, atau terlalu rendah yang berisiko kehilangan penjualan.

        C. Integrasi dengan pembelian dan penjualan

        Kekuatan ERP terletak pada integrasinya yang mulus antar modul. Ketika tim penjualan mencatat pesanan baru, sistem secara otomatis memeriksa ketersediaan stok. Jika stok menipis, sistem dapat secara otomatis membuat permintaan pembelian kepada pemasok. Integrasi ini menciptakan visibilitas penuh atas seluruh siklus inventaris, mulai dari pengadaan hingga pengiriman. Dengan data yang selalu sinkron dan terpusat, Anda dapat menjaga tingkat average inventory yang sehat dan responsif terhadap dinamika rantai pasok.

        Kesimpulan

        Average inventory adalah metrik yang sederhana namun memiliki dampak strategis yang sangat kuat untuk mengukur dan meningkatkan kesehatan operasional bisnis Anda. Dengan memahami, menghitung, dan menganalisisnya secara rutin, Anda dapat membuat keputusan yang lebih cerdas terkait manajemen stok, optimalisasi arus kas, dan strategi bisnis secara keseluruhan.

        Di tahun 2025 dan seterusnya, mengadopsi teknologi seperti sistem ERP HashMicro akan menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi metrik ini, mengubah data inventaris yang statis menjadi wawasan dinamis yang dapat ditindaklanjuti untuk keunggulan kompetitif.

        Jika Anda ingin melihat langsung bagaimana sistem ERP dapat membantu bisnis Anda mengelola average inventory dengan lebih efektif, Anda bisa mencoba demo gratis dari HashMicro. Dengan demo ini, Anda akan memahami secara praktis bagaimana sistem ini bekerja untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan memperkuat strategi manajemen inventaris Anda.

        ERP

        Pertanyaan Umum (FAQ)

        Apa perbedaan antara average inventory dan persediaan akhir?
        Persediaan akhir (ending inventory) adalah nilai stok pada satu titik waktu tertentu, yaitu di akhir periode akuntansi. Sebaliknya, average inventory adalah nilai rata-rata stok selama satu periode penuh, yang memberikan gambaran lebih seimbang tentang tingkat persediaan secara keseluruhan.
        Seberapa sering perusahaan harus menghitung average inventory?
        Frekuensi perhitungan tergantung pada kebutuhan bisnis. Perusahaan ritel dengan perputaran cepat mungkin menghitungnya setiap bulan untuk analisis operasional, sementara perusahaan lain mungkin cukup menghitungnya setiap kuartal atau tahunan untuk keperluan pelaporan keuangan.
        Berapa nilai average inventory yang dianggap baik?
        Tidak ada satu angka pasti yang dianggap 'baik' karena nilainya sangat bervariasi antar industri. Nilai yang baik adalah yang mendukung rasio perputaran inventaris (inventory turnover ratio) yang sehat, yaitu tidak terlalu tinggi (risiko kehabisan stok) atau terlalu rendah (biaya penyimpanan tinggi).
        Apakah average inventory bisa dihitung untuk satu produk spesifik?
        Ya, rumus yang sama dapat diterapkan untuk menghitung persediaan rata-rata untuk satu SKU (Stock Keeping Unit) atau kategori produk tertentu. Ini sangat berguna untuk menganalisis performa produk secara individual dan membuat keputusan pembelian yang lebih spesifik.
        Hendra Gunawan

        Hendra Gunawan - Senior Content Writer - ERP Specialist

        Saya telah menjadi seorang spesialis dalam industri SaaS yang mengangkat topik terkait ERP dalam penulisan artikel. Berbekal pengalaman selama 6 tahun, saya secara konsisten membahas implementasi dan integrasi modul bisnis, sistem ERP untuk manajemen operasional, dan otomatisasi proses bisnis. Saya mengutamakan informasi artikel yang berdasar pada riset dan permasalahan operasional bisnis secara nyata agar dapat membantu para pelaku bisnis dalam meningkatkan efisiensi operasionalnya.

        William, B.Sc.

        Senior Technical Lead

        Expert Reviewer

        Saya adalah seorang pakar sistem ERP dengan pengalaman 10 tahun di bidang Enterprise Resource Planning. Saat ini, saya menjabat sebagai Senior Technical Lead di HashMicro. Saya meraih gelar Bachelor of Computer Science (BSc) dari Nanyang Technological University Singapore.



        HashMicro berpegang pada standar editorial yang ketat dan menggunakan sumber utama seperti regulasi pemerintah, pedoman industri, serta publikasi terpercaya untuk memastikan konten yang akurat dan relevan. Pelajari lebih lanjut tentang cara kami menjaga ketepatan, kelengkapan, dan objektivitas konten dengan membaca Panduan Editorial kami.


        TINGGALKAN KOMENTAR

        Silakan masukkan komentar anda!
        Silakan masukkan nama Anda di sini

        ERP

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!