Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Lihat Artikel Lainnya

BerandaIndustryERPMengenal Traditional ERP Life Cycle dan Perbedaannya dengan Cloud-based ERP

Mengenal Traditional ERP Life Cycle dan Perbedaannya dengan Cloud-based ERP

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah software yang terintegrasi dan digunakan oleh perusahaan untuk mengelola berbagai aspek operasional mereka. ERP mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, seperti keuangan, sumber daya manusia, produksi, logistik, dan juga penjualan, menjadi satu platform yang terpusat. Penting untuk mengetahui tahapan traditional ERP life cycle dengan pendekatan ERP modern.

Di samping itu, pendekatan ERP modern yaitu cloud-based, karena ini membawa sejumlah manfaat yang signifikan. Namun, ada juga pendekatan modern seperti cloud-based atau SaaS yang lebih responsif dan fleksibel.

Meskipun demikian, implementasi ERP tetap rumit dan membutuhkan perencanaan yang matang serta pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan bisnis perusahaan. Dengan menggunakan pendekatan cloud-based, perusahaan tidak perlu mengelola infrastruktur IT yang kompleks secara internal, sehingga menghemat biaya dan waktu. 

DemoGratis

Apa itu Traditional ERP Life Cycle?

Traditional ERP life cycle adalah pendekatan yang melibatkan serangkaian tahapan yang terjadi dalam implementasi dan pengelolaan sistem ERP secara tradisional. Traditional ERP life cycle adalah serangkaian tahap yang harus melalui penerapan ERP, dan mirip dengan siklus pengembangan perangkat lunak (SDLC). 

Setiap tahap dalam siklus ini akan ditinjau oleh manajemen agar bisa menentukan apakah proyek dapat dilanjutkan atau tidak. Selain itu, fokus utama dalam implementasi ERP adalah menyesuaikan perangkat lunak standar ERP dengan proses bisnis dan kebutuhan pengguna di perusahaan.

download skema harga software erp
download skema harga software erp

Perbedaan Traditional ERP Life Cycle vs Cloud ERP

traditional erp life cycle

Berikut adalah tabel penjelasan mengenai Perbedaan utama antara Traditional ERP life cycle dan cloud ERP terletak pada infrastruktur dan cara implementasinya. 

Perbedaan Traditional ERP life cycle Cloud ERP
  1. Implementasi
Implementasi melibatkan proses yang panjang dan kompleks, karena masih menggunakan sistem manual. Proses implementasi yang lebih cepat dan sederhana. 
2. Biaya  Biaya cenderung memiliki biaya awal yang tinggi. Memiliki model biaya berlangganan, jadi lebih terjangkau.
3. Skalabilitas  Sulit untuk diskalakan, (diperlukan investasi tambahan agar bisa meningkatkan kapasitas dan juga kemampuan sistem). Lebih mudah untuk diskalakan. Karena penyedia biasanya memiliki infrastruktur yang fleksibel dan dapat menyesuaikan diri.
4. Pembaruan dan pemeliharaan  hal ini menjadi sistem tanggung jawab internal, melibatkan pengaturan waktu, sumber daya serta dukungan teknis. pemeliharaan akan secara otomatis mendapatkan akses ke versi terbaru tanpa perlu melibatkan sumber daya internal.
5. Aksesbilitas dan kolaborasi Aksesbilitas masih menggunakan sistem manual Memberikan aksesbilitas yang lebih baik melalui internet. Dan juga pengguna dapat mengakses secara real-time

perbedaan utama antara siklus hidup ERP tradisional dan ERP cloud adalah dalam hal implementasi, biaya, skalabilitas, pembaruan dan pemeliharaan, serta aksesibilitas dan kolaborasi. Terlebih lagi, ERP cloud menawarkan keunggulan dalam hal kecepatan implementasi, biaya yang lebih terjangkau, kemampuan skalabilitas, pembaruan otomatis, serta aksesibilitas yang lebih baik melalui internet.

5 Tahapan dalam Traditional ERP Life Cycle

traditional erp life cycle

Tahapan implementasi ERP melalui traditional ERP life cycle melibatkan lima tahapan penting yang membentuk kerangka kerja keseluruhan. Tahapan ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan operasional bisnis mereka. Berikut tahapan dalam traditional ERP life cycle

1. Tahap scope and commitment 

Tahap pertama, dalam mengembangkan ruang lingkup implementasi ERP adalah dengan mempertimbangkan kebutuhan sumber daya dan waktu serta menentukan karakteristik ERP yang akan diimplementasikan. Pada tahap ini, perlu perushaan tentukan komposisi dan struktur tim implementasi, termasuk peran dan tanggung jawab anggota tim. 

Selain itu, penting untuk menentukan peran konsultan eksternal dan keterlibatannya dalam hal waktu dan ruang lingkup. Selanjutnya, karyawan internal dan ahli subjek akan berperan penting dalam memberikan arahan terkait aturan bisnis dan menciptakan antarmuka yang baik. Mereka akan membantu memastikan bahwa implementasi ERP dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan. 

Pada tahap ini, perusahaan akan membuat laporan terkait dengan proses implementasi ERP dan pelaksanaan instalasi, konfigurasi, dan pengujian sistem secara menyeluruh. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, implementasi ERP dapat perusahaan lakukan dengan lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Tahap analysis and design 

Pada tahap kedua, untuk menganalisis kebutuhan pengguna ERP, tim harus membuat keputusan tentang perangkat lunak yang perusahaan perlukan berdasarkan hasil konsultasi dan diskusi dengan para ahli subjek (SMEs). Pada tahap ini, tim implementasi perlu menentukan analisis kesenjangan (gap analysis) software ERP dalam jangka panjang. 

Dengan menggunakan gap analysis, tim akan melakukan pengembangan desain yang mencakup rencana manajemen perubahan, daftar proses perusahaan, antarmuka pengguna, dan laporan yang akan digunakan dalam implementasi. Selain itu, pada tahap ini tim juga harus mengatur konversi data, sistem konversi, dan pelatihan untuk pengguna.

3. Tahap acquisition and development 

Tahap ketiga, akuisisi dan pengembangan merupakan salah satu tahapan dalam ERP life cycle. Tahapan ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan organisasi terkait sistem ERP yang akan diimplementasikan. Tim proyek akan melakukan analisis mendalam terhadap proses bisnis yang ada, identifikasi kelemahan dan kebutuhan yang perlu teratasi dengan sistem ERP, serta mengumpulkan persyaratan yang jelas agar dapat pengembangan sistem. 

4. Tahap implementation 

Setelah sistem ERP dikembangkan, tahap keempat, melibatkan pelaksanaan sistem dalam lingkungan operasional organisasi. Tahap implementasi membutuhkan perencanaan yang cermat, koordinasi yang baik, dan keterlibatan semua pemangku kepentingan terkait. Pada tahap ini, beberapa kegiatan kunci akan perusahaan lakukan. 

Tahap ini terdiri dari beberapa step. Pertama, perusahaan melakukan pengujian sistem untuk memastikan bahwa semua fungsi dan fitur berjalan dengan baik dan sesuai dengan persyaratan yang telah perusahaan tetapkan. Pengujian ini mencakup pengujian integrasi, pengujian fungsional, dan pengujian kinerja. 

5. Tahap operation 

Tahap yang terakhir setelah implementasi, tahap berikutnya dalam rangkaian ERP Life Cycle adalah tahap operation. Pada tahap ini, sistem ERP secara resmi diluncurkan dan digunakan dalam lingkungan operasional organisasi. Tujuan dari tahap operation adalah agar dapat menjaga sistem berjalan dengan baik, mendukung operasi bisnis sehari-hari, dan memastikan bahwa sistem memenuhi kebutuhan organisasi.

Selain itu, pemeliharaan rutin juga dilakukan pada tahap operasi. Adapun pemeliharaan yang dimaksud meliputi pembaruan sistem, perbaikan bug, dan peningkatan fitur sesuai dengan perkembangan organisasi atau kebutuhan bisnis. Pemeliharaan ini penting agar dapat memastikan bahwa sistem ERP tetap relevan, aman, serta dapat menunjang pertumbuhan dan perubahan organisasi.

Kesimpulan 

Secara keseluruhan, tahap implementasi dan operasi dalam ERP life cycle sangat penting dalam mengadopsi dan menggunakan sistem ERP, seperti software HashCore ERP. Tahap implementasi melibatkan pengujian, migrasi data, dan pelatihan pengguna, sementara tahap operasi melibatkan pemantauan kinerja sistem, dukungan pengguna, dan juga pemeliharaan rutin.

Terlebih lagi, Software HashCore ERP adalah salah satu solusi yang dapat digunakan dalam traditional ERP life cycle ERP. Dengan menggunakan software ini, organisasi dapat mengoptimalkan proses bisnis mereka, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan pengambilan keputusan berdasarkan data yang akurat.

Terakhir, tahap implementasi HashCore ERP akan melibatkan konfigurasi sistem, migrasi data, dan pelatihan pengguna agar dapat memastikan keberhasilan implementasi. Jadwalkan demo gratis dari HashMicro sekarang!

ERP
Apakah artikel Ini bermanfaat?
YaTidak

Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda?

Hendra Gunawan
Hendra Gunawanhttps://www.hashmicro.com/id/
Dengan lebih dari sepuluh tahun pengalaman di industri teknologi dan ERP, Hendra telah membangun reputasi sebagai ahli dalam mengeksplorasi, menjelaskan, dan menyajikan konsep-konsep ERP secara terperinci melalui tulisannya. Hendra Gunawan adalah sosok yang komitmen dalam menjaga kualitas kontennya dan selalu up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam teknologi ERP.
ERP

Highlight

Artikel Populer