Menjadi seorang pebisnis memang membutuhkan waktu dan energi yang ekstra untuk menjalankan bisnis dari perusahaan yang Anda kelola. Namun, sampai sejauh manakah Anda telah memberikan waktu dan energi tersebut untuk pekerjaan? Workaholic adalah sebutan untuk orang yang memiliki kecanduan untuk terus bekerja (workaholism).
Sedangkan pekerja keras adalah seseorang yang memiliki semangat yang berkobar serta memiliki kemauan yang sangat kuat untuk mencapai suatu target dari pekerjaan. Simak artikel di bawah ini yang akan membahas tentang apa itu workaholic dan pekerja keras!
Perbedaan Workaholic dan Pekerja Keras
Ada banyak tipe pekerja dalam dunia ini. Ada yang bekerja dengan penuh semangat, ada yang bekerja dengan santai, ada yang bekerja seperti pion, bahkan ada yang bekerja dengan berlebihan yang disebut dengan workaholic atau pecandu kerja.
Banyak sekali orang yang salah paham tentang istilah dari workaholic. Sering sekali terjadi kesalah pahaman antara workaholic dengan pekerja keras, padahal dari pengertiannya saja sudah jauh berbeda. Salah satu menjurus pada sesuatu hal yang negatif, sedangkan yang lebih bermakna positif. Lalu, Anda termasuk dalam tipe workaholic atau pekerja keras?
Perilaku kerja workaholic dan pekerja keras
Makna adalah hal yang utama sebagai pembeda workaholic dan pekerja keras, hal ini yang mendorong perilaku dalam bekerja itu sendiri. Secara harfiah, workaholic adalah seseorang yang menjadi pecandu kerja, bekerja sudah sangat menjadi candu baginya. Workaholic atau workaholism lebih mengarah pada hal negatif dalam bekerja, dimana ia sudah tidak bisa lagi mengontrol dirinya sendiri.
Budaya workaholic di Amerika sangat kuat, padahal banyak penelitian yang menyebutkan bahwa workaholic dapat merusak produktivitas, melahirkan stres, hingga menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental. Karyawan yang terlalu memaksakan diri melahirkan budaya workaholic di tempat kerja.
The Vision Council, sebuah survei di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 48% karyawan di Amerika percaya bahwa mereka adalah workaholic. Time Off dan GfK, sebuah survei lain, menjelaskan bahwa generasi Milenial berpotensi menjadi workaholic dari pekerja generasi yang lebih tua. Banyak karyawan Milenial yang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja daripada berlibur.
Dikutip dari Harvard Business Review bahwa adanya dorongan kompulsif batin dari seorang workaholic untuk bekerja, berpikir untuk bekerja terus menerus, dan merasa gelisah saat tidak bekerja hingga merasa bersalah pada diri sendiri. Dampaknya menurut penelitian bahwa workaholic akan lebih cenderung mengalami beberapa keluhan, terutama pada kesehatan, Meningkatkan risiko sindrom metabolik, insomnia, sinisme, emosional tidak stabil, bahkan sampai depresi.
Sedangkan pekerja keras bekerja untuk menghasilkan kualitas sebaik mungkin secara serius dengan tetap mengontrol diri untuk kapan bekerja dan beristirahat. Hal ini menjadikan pekerja keras tidak memiliki dampak yang terlalu berpengaruh pada kesehatan. Peneliti menjelaskan bahwa tidak ada masalah kesehatan seorang pekerja keras yang bekerja berjam-jam, memiliki waktu tidur yang cukup dan kualitas tidur yang cukup baik dan merasa segar saat pagi hari.
Baca Juga : Kerja Cerdas adalah: Tipe Pekerjaan yang Hasilnya Berkualitas
Efektifitas dan efisiensi workaholic dan pekerja keras
Workaholic dan pekerja keras mungkin kualitas kerjanya hampir sama baiknya, hal yang akan membedakan yaitu dalam kemampuannya melakukan efektifitas kerja dan efisiensi waktu dalam bekerja. Hal ini dapat terlihat pada jam kerja perhari yang dibutuhkan oleh pekerja keras dan workaholic, pekerja keras bisa menyelesaikan pekerjaan hanya dengan jam kerja normal delapan jam per harinya.
Sedangkan workaholic membutuhkan lebih dari jam kerja normal per hari. Berdasarkan kualitas hasil kerja yang sama, efektifitas kerja dan efisiensi waktu jelas lebih unggul seorang pekerja keras terlihat dari pengoptimalan yang ada.
Motivasi workaholic dan pekerja keras
Dalam bekerja tentunya memiliki motivasi sendiri, namun bagi seorang workaholic dalam bekerja cenderung hanya untuk kepuasan pribadi dengan tak sadar dilakukan olehnya. Ambisi dan ketidakpedulian mereka yang berlebih tak memikirkan apakah pekerjaan itu bisa memperbaiki karir atau tidak.
Hal ini berbeda dengan pekerja keras yang bekerja karena alasan tertentu. Oleh karena itu mereka dapat membatasi diri. Ketika sudah tercapainya motivasi, perpindahan dari satu pekerjaan yang sudah selesai dapat memulai pekerjaan baru dengan motivasi sendiri. Pekerja keras dapat lebih realistis dalam menentukan motivasi dalam bekerja.
Sosialisasi dari workaholic dan pekerja keras
Kearifan dalam membagi waktu kapan bekerja dan kapan berinteraksi dengan teman atau keluarga merupakan maksud dari kemampuan bersosialisasi, terlepas dari sifat introvert atau extrovert. Dalam hal ini seorang workaholic hampir tidak pernah bersosialisasi dengan orang-orang sekitarnya, hidupnya hanya untuk bekerja dan tidak ada lagi hal lain yang lebih penting dari itu.
Beda halnya dengan seorang pekerja keras, selain bisa kerja dengan begitu fokus tetapi tetap bisa meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Berkaitan dengan kemampuannya mengelola waktu sehingga pekerjaannya dapat sesuai dengan porsinya.
Baca Juga: Work Life Balance, Sudahkah Anda Mencapainya?
Perfeksionisme dari workaholic dan pekerja keras
Terlintas sebuah pertanyaan manakah yang lebih perfeksionis dalam bekerja antara workaholic dan pekerja keras, jawabannya adalah workaholic. Karena karakter yang dimiliki workaholic yang terlalu ambisius dan tidak mau salah dalam mengerjakan tugas, menjadikan pekerjaannya begitu mendetail. Bukan berarti pekerja keras tidak bisa perfeksionis, karakternya yang realistis menggambarkan pekerja keras paham akan tanggung jawabnya.
Berdasarkan beberapa perbedaan mendasar di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa workaholic dan pekerja keras sangat berbeda. Jika Anda memiliki karakter workaholic, sebaiknya lakukan perubahan agar kebiasaan tersebut tidak berdampak buruk pada kehidupan. Kesehatan dan interaksi sosial sangat penting untuk kehidupan yang imbang.
HashMicro mempunyai solusi untuk mengelola seluruh aktivitas dan kinerja karyawan agar lebih mudah dan praktis dengan EVA Talent Management System berbasis cloud untuk segala jenis bisnis dari berbagai industri. Temukan solusinya sekarang!
Apa Workaholic dapat Sembuh?
Di bawah ini beberapa tips untuk menyeimbangkan kehidupan Anda, karena menjadi workaholic akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Tips tersebut yaitu sebagai berikut:
Ubah prioritas Anda
Jangan buat hal terpenting dalam hidup Anda hancur. Mulailah untuk memprioritaskan hal-hal penting seperti keluarga, sahabat, dan kesehatan.Buat hidup anda menjadi lebih seimbang dengan sesegera mungkin mengubah pola pikir Anda. Ingat, pekerjaan tidak akan memperpanjang hidup Anda!
Batasi pekerjaan pertimbangkan yang lebih penting
Semua hal tidak harus selesai dengan sempurna, ingat bahwa Anda bukan robot. Mulai fokus pada beberapa hal penting, pertimbangkam sejauh mana dampak dan pengaruh dari proyek yang Anda ambil. Jika proyek tersebut hanya memberi dampak dan pengaruh yang sedikit, belajar untuk menolaknya atau mendelegasikan pada orang lain.
Belajar untuk percaya diri
Belajar untuk memaksimalkan pekerjaan dan menyukai hasilnya, jika merasa telah memberikan yang terbaik maka hasilnya akan sesuai dengan harapan. Berhenti membuat harapan yang tidak realistis, tidak ada pekerjaan yang sempurna. Anda tidak dapat menjadi acuan tingkat kepuasan semua orang dengan hasil pekerjaan Anda.
Luangkan waktu untuk istirahat tanpa memikirkan pekerjaan
Beristirahat akan membangkitkan fokus dan energi yang sempat terkuras saat Anda bekerja, istirahat juga sangat penting bagi kesehatan tubuh Anda. Jangan membawa pekerjaan Anda ke rumah jika memungkinkan, karena hal itu akan mengurangi waktu istirahat Anda. Setiap hari sediakan waktu untuk beristirahat dan melakukan hal yang membuat Anda santai seperti tidur siang, bermain game, dan kegiatan lainnya.
Pergi ke psikiater
Jika beberapa tips di atas sudah tidak dapat memberikan manfaat, cobalah untuk sesekali pergi ke psikiater untuk berkonsultasi. Mengunjungi psikiater tidak akan membuat Anda malu atau dipandang negatif. Sebaliknya, dengan obat, saran, dan olahraga, Anda akan sembuh lebih cepat jika Anda rajin melakukannya.
Manfaatkan teknologi
Tips terakhir, yaitu pertimbangkan untuk menggunakan teknologi dalam menyelesaikan pekerjaan Anda. Teknologi cloud yang kian kemari semakin canggih, serta keamanan yang sangat terjaga, Anda dapat mengakses pekerjaan Anda tanpa terbatas ruang dan waktu, di manapun dan kapanpun. Selain itu, dengan menggunakan teknologi tersebut, Anda dapat lebih produktif dan mengurangi waktu kerja yang panjang.
HashMicro memiliki teknologi cloud yang sangat populer digunakan di Indonesia untuk berbisnis. Salah satunya adalah Aplikasi software akuntansi yang digunakan beberapa perusahaan besar.
Kesimpulan
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa workaholic merupakan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain, terutama ketika Anda pemimpin perusahaan. Oleh karena itu, hilangkanlah kebiasaan tersebut dan beralih menjadi lebih baik dengan mengelola waktu Anda dengan bijak.
Ingat, hidup ini sangat singkat maka dari itu nikmati sebaik mungkin. Pekerjaan yang Anda lakukan akan terasa lebih ringan dengan bantuan software yang tepat, HashMicro hadir memberi solusi. Dapatkan demonya sekarang!
Artikel terkait :