Penyebaran virus corona tak pandang bulu. Dari negara tertinggal, berkembang, hingga negara super power seperti Amerika Serikat pun takluk terhadap COVID-19. Tak hanya menyerang aspek kesehatan, namun virus corona juga berdampak pada perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia. Akibatnya, banyak negara kini berada di tepi jurang resesi ekonomi.
Sebagai pebisnis, sudah sewajarnya Anda merasa tak siap dalam menghadapi resesi ekonomi yang sudah di depan mata, karena memang tak ada yang siap menghadapi situasi seperti ini. Sebelum resesi benar-benar terjadi, tak ada salahnya Anda melakukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut ini:
Perhatikan arus kas bisnis Anda sebelum resesi ekonomi menerpa
Arus kas, atau cash flow, adalah jantung dari bisnis Anda. Namun di tepi jurang resesi seperti sekarang, perhatian Anda terhadap arus kas haruslah lebih intens dibandingkan di saat-saat normal. Menurut survey yang diadakan oleh JP Morgan Chase, bisnis ukuran kecil atau UMK haruslah memiliki dana cadangan agar bisa bertahan 20 hari lamanya tanpa ada pemasukan sepeserpun. Masalahnya, tak semua bisnis bisa melakukan ini.
Jika Anda kesulitan untuk menyeimbangkan arus kas dan ingin usaha Anda bisa melewati cobaan maha berat ini, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menambah pemasukan Anda, di luar dari penjualan:
Tarik piutang
Jika sebelumnya Anda bisa menetapkan tenggat waktu pembayaran sampai 30 hari hingga 60 hari, mulai sekarang keringanan ini tak berlaku lagi. Follow up lagi semua piutang Anda. Jika perlu, terapkan denda keterlambatan untuk membuat piutang cepat dilunasi.
Cek lagi utang-utang Anda
Teliti lagi mana utang-utang bisnis Anda yang harus dibayar sekarang, atau bisa ditunda pembayarannya. Jika ada utang yang sudah mendekati tenggat waktu pembayaran, bayar sekarang. Namun jika masih panjang tenggatnya, tunda pembayaran sampai mendekati tenggatnya.
Kurangi pengeluaran
Potong pengeluaran yang tidak perlu sehingga timbangan arus kas Anda tak lagi condong ke arah negative cash flow. Biaya langganan stock photo, tv berbayar di restoran, dan pengeluaran non esensial lainnya bisa Anda hentikan dulu sementara waktu.
Baca juga: Tips Mengelola Cash Flow (Arus Kas) Perusahaan Secara Efisien
Tingkatkan kreativitas untuk kurangi dampak resesi ekonomi
Dampak corona virus paling terasa untuk lini bisnis retail, restoran, hingga jasa seperti tempat olahraga atau pangkas rambut. Turunnya jumlah pengunjung sudah pasti akan memengaruhi pendapatan bisnis tersebut. Namun situasi ini justru menghasilkan ide-ide baru buat pebisnis yang kreatif.
Jika Anda pemilik coffee shop, Anda bisa menawarkan layanan antar ke rumah untuk pelanggan setia Anda. Cukup tarik data dari sistem manajemen membership, lalu kirimkan pesan lewat email atau WhatsApp pada pelanggan Anda. Dengan cara ini, pelanggan pun bisa tetap menikmati kopi favorit tanpa harus keluar rumah.
Contoh lainnya, jika Anda pengusaha restoran, Anda bisa menjual bahan makanan yang proses pengolahannya mudah seperti salad, sup, atau ayam potong berbumbu. Anda pemilik tempat fitness? Tawarkan sesi online lewat video call untuk latihan sendiri di rumah. Tawarkan beberapa sesi secara gratis, dan terapkan biaya berlangganan untuk selanjutnya.
Manfaatkan dana bantuan bencana selama resesi ekonomi
Di saat ini, pemerintah Indonesia sudah menganggarkan berbagai dana bantuan pada masyarakat dan pelaku bisnis. Jika perlu, Anda bisa mengajukan permintaan pada pemerintah untuk mendapatkan bantuan atau keringanan biaya untuk bisnis Anda.
Dana bantuan bencana ini berguna untuk pengeluaran-pengeluaran yang esensial. Seperti misalnya gaji karyawan, pembelian inventaris, hingga biaya operasional perusahaan seperti listrik, air, gas, atau koneksi internet.
Baca juga: Mengapa Enterpreneur Berbeda dengan Pengusaha? Simak Penjelasan Berikut!
