Dalam bisnis, ada istilah conflict of interest atau konflik kepentingan. Hal tersebut berhubungan dengan sifat atau sikap sumber daya dalam sebuah perusahaan seperti karyawan, manajer, dan jabatan lainnya. Konflik kepentingan sangat umum terjadi dalam sebuah bisnis karena masing-masing memiliki sifat dan pendapat yang berbeda. Kondisi ini memicu suasana kerja menjadi buruk yang akan berdampak pada menurunnya semangat karyawan. Oleh karena itu, pemilik bisnis atau manajer perlu tahu cara menyelesaikan konflik tersebut demi kepentingan perusahaan.
Namun, akan lebih baik jika perusahaan meminimalisir terjadinya konflik. Adanya konflik berkaitan dengan kualitas karyawan yang dinilai belum cukup baik. Untuk mengurangi terjadinya konflik, perusahaan perlu berkompeten untuk selalu meningkatkan kualitas karyawan, salah satunya dengan Manajemen Kompetensi dan Training terbaik dari HashMicro. Karena bagaimanapun, konflik harus dihindari atau diselesaikan jika sudah terjadi.
Daftar Isi
- Apa itu Conflict of Interest?
- Kategori Conflict of Interest
- Mengapa Conflict of Interest Terjadi?
- Dampak Dari Conflict of Interest
- Kesimpulan
Apa itu Conflict of Interest?
Konflik kepentingan atau conflict of interest adalah suatu situasi di mana seseorang dalam organisasi mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan publik tanpa mempertimbangkan nilai kejujuran dan keadilan. Dalam pengertian lain, konflik kepentingan terjadi antara dua aktor, yang dikenal sebagai prinsipal dan agen. Prinsipal adalah seseorang yang memberikan tanggung jawab atau kewajiban kepada agen. Hubungan ini bisa terjadi antara manajer dengan karyawan, komisaris dengan jajaran direksi, pemimpin dengan anggota, dan lainnya.
Dalam konteks sebuah organisasi, konflik terjadi ketika seseorang melakukan sesuatu tanpa kepentingan dan tujuan organisasi dan mengabaikan kode etik. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang memegang posisi atau jabatan yang sangat penting di perusahaan dan menggunakan posisi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang tidak adil bagi karyawan perusahaan lainnya. Selain itu, konflik kepentingan dapat menyebabkan karyawan bertindak di luar kepentingan perusahaan. Kemunculan konflik ini merupakan hal buruk bagi reputasi dan citra sebuah perusahaan.
Baca juga: 4 Alasan Perusahaan Harus Menggunakan Aplikasi HRIS
Mengapa Conflict of Interest Terjadi?
Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, menyebutkan faktor-faktor pemicu conflict of interest adalah:
- Adanya kepentingan pribadi atau bisnis
- Hubungan dengan kerabat dan keluarga
- Hubungan dengan wakil pihak yang terlibat
- Relasi dengan pihak yang bekerja dan mendapat gaji dari pihak yang terlibat
- Hubungan dengan pihak yang memberikan rekomendasi terhadap pihak yang terlibat
- Hubungan dengan pihak-pihak lain yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan
Sedangkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan faktor pemicu dari conflict of interest adalah:
- Rangkap Jabatan
- Kekuasaan dan kewenangan
- Hubungan afiliasi
- Kepentingan pribadi
- Kelemahan sistem organisasi
- Gratifikasi
Dampak Dari Conflict of Interest
Konflik kepentingan di tempat kerja dapat menyebabkan karyawan mendapatkan reputasi yang buruk, hubungan yang buruk dengan rekan kerja, dan pada akhirnya potensi pemecatan. Setelah itu, dampak yang terjadi adalah masyarakat menjadi tidak percaya lagi dengan bisnis Anda yang menyebabkan reputasi serta pendapatan perusahaan menurun. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan suasana kerja menjadi tidak nyaman yang berdampak pada hilangnya semangat dan motivasi karyawan untuk bekerja.
Kategori Conflict of Interest
Terdapat beberapa kategori conflict of interest yang biasa terjadi dalam sebuah bisnis. Anda mungkin pernah menemukan satu dari empat kategori di bawah. Berikut beberapa kategori tersebut:
1. Kepentingan keluarga
Kategori konflik ini terjadi ketika anggota keluarga menerima sebuah perlakuan khusus berdasarkan hubungan keluarga dengan orang lain dalam sebuah bisnis. Istilah umum untuk kategori ini adalah nepotisme.
2. Kepentingan asmara
Kategori konflik ini terjadi ketika sebuah asmara seseorang mempengaruhi sebuah perlakuan dalam perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena rasa suka seorang dengan karyawan yang nantinya berdampak pada kenaikan gaji atau perlakuan khusus. Maka dari itu, pemilik perusahaan harus sadar dan selektif atas kejadian ini karena dapat merusak citra perusahaan.
3. Konflik kepentingan keuangan
Konflik ini terjadi ketika karyawan atau jabatan lainnya mendapat manfaat dari pembayaran uang. Maksud dari mendapat manfaat seperti mempengaruhi keputusan atau tindakan memberikan sebuah perlakuan yang menguntungkan karyawan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena tidak mempunyai gaji yang cukup sehingga melakukan kecurangan terhadap perusahaan.
4. Konflik kepentingan yang tersembunyi
Rahasia dan kepentingan sebuah perusahaan harus terjaga agar tidak diketahui publik. Ketika karyawan sengaja menyebarkan sebuah informasi rahasia perusahaan dengan perusahaan lain, hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada suatu organisasi atau perusahaan. Untuk menjaga aset perusahaan dengan keamanan tinggi, Anda dapat menggunakan Software Manajemen Aset.
Baca juga: Pitching adalah: Kenali Strategi Ampuh Meningkatkan Jumlah Pelanggan
Kesimpulan
Conflict of interest atau konflik kepentingan wajib Anda ketahui ketika sudah masuk ke dunia kerja. Hal ini penting agar Anda tidak menggunakan jabatan atau hubungan dengan semena-mena untuk kepentingan pribadi. Anda juga perlu mengetahui faktor-faktor mengapa konflik kepentingan dapat terjadi sehingga kedepannya Anda dapat menghindari hal tersebut.
Konflik yang terjadi antar karyawan tentu akan sangat menggangu kinerja. Bahkan akan sangat menghambat progress operasional bisnis. Jika Anda tidak segera mengambil tindakan, hal ini jelas merusak citra perusahaan atau reputasi dan keadaan internal perusahaan. Untuk itu, Software Management Talent dari HashMicro membantu Anda memantau aktivitas dan kinerja karyawan. Sehingga semua progress karyawan dapat Anda lacak dengan mudah. Lebih dari itu, Anda dapat melakukan evaluasi kerja sehingga sistem akan secara otomatis mendeteksi karyawan-karyawan potensial yang dapat Anda pertahankan.